Anda di halaman 1dari 3

Fokus Penghapusan Hukuman Mati (Bagian II)

Pro dan kontra mengenai hukuman mati sudah berlangsung sejak lama baik di Indonesia maupun di forum internasional. Hingga kini perdebatan mengenai hukuman mati tersebut masih berjalan terus. Di satu pihak menghendaki penghapusan hukuman mati, di lain pihak menghendaki hukuman mati tetap dipertahankan. Reaksi masyarakat internasional yang pro dan kontra terhadap pelaksanaan hukuman mati ini semakin terasa menyusul kesadaran masyarakat dunia akan penghargaan dan perlindungan terhadap Hak Asasi Manusia. Seperti telah kita ketahui bahwa masyarakat di belahan dunia kini dapat digolongkan ke dalam dua kelompok besar, yaitu Abolitionist dan Retentionist. Abolitionist merupakan orang-orang yang menentang dan menghendaki penghapusan hukuman mati, sedangkan Retentionist adalah orang-orang yang tetap menghendaki penerapan dan pelaksanaan hukuman mati. Negara-negara di dunia juga ada yang sudah secara resmi menghapuskan hukuman mati bagi semua jenis kejahatan dari sistem hukumnya, ada yang menghapuskan hukuman mati kecuali bagi kejahatan-kejahatan tertentu dan masih ada negara-negara yang mempertahankan hukuman mati dalam sistem hukumnya. Namun ada juga negara yang masih mencantumkan hukuman mati dalam sistem hukumnya tetapi tidak pernah diterapkan dalam prakteknya. Lebih dari setengah jumlah negara-negara di dunia telah menghapuskan hukuman mati baik dalam peraturan perundang-undangannya maupun dalam praktek pengadilannya. Berdasarkan data Amnesty International sekitar 92 negara dari seluruh wilayah di dunia telah menghapuskan hukuman mati bagi semua jenis tindak kejahatan. Sementara itu, 10 negara juga telah menghapuskan hukuman mati kecuali bagi tindak kejahatan tertentu. Sementara itu masih terdapat sekitar 33 negara lainnya yang dianggap sebagai kelompok abolisionist de facto, karena meskipun masih mempertahankan hukuman mati dalam peraturan perundang-undangannya namun sejak 10 tahun terakhir atau lebih tidak pernah melaksanakan hukuman mati tersebut dalam peradilannya. Dengan demikian, jumlah keseluruhan negara yang menghapuskan hukuman mati baik dalam peraturan perundang-undangannya atau dalam prakteknya menjadi sekitar 135 negara. Sedangkan jumlah negara-negara yang masih menganut hukuman mati sampai saat ini tercatat sebanyak 62 negara[1]. Negara-negara yang telah menghapuskan hukuman mati bagi semua jenis tindak kejahatan yaitu Albania, Andorra, Angola, Armenia, Australia, Austria, Azerbaijan, Belgium, Bhutan, Bosnia-Herzegovina, Bulgaria, Cambodia, Canada, Cape Verde, Colombia, Cook Islands, Costa Rica, Cote D'Ivoire, Croatia, Cyprus, Czech Republic, Denmark, Djibouti, Dominican Republic, Ecuador, Estonia, Finland, France, Georgia, Germany, Greece, Guinea-Bissau,

Haiti, Honduras, Hungary, Iceland, Ireland, Italy, Kiribati, Liberia, Liechtenstein, Lithuania, Luxembourg, Macedonia (Former Yugoslav Republic), Malta, Marshall Islands, Mauritius, Mexico, Micronesia (Federated States), Moldova, Monaco, Montenegro, Mozambique, Namibia, Nepal, Netherlands, New Zealand, Nicaragua, Niue, Norway, Palau, Panama, Paraguay, Philippines, Poland, Portugal, Romania, Rwanda, Samoa, San Marino, Sao Tome And Principe, Senegal, Serbia, Seychelles, Slovakia, Slovenia, Solomon Islands, South Africa, Spain, Sweden, Switzerland, TimorLeste, Turkey, Turkmenistan, Tuvalu, Ukraine, United Kingdom, Uruguay, Uzbekistan, Vanuatu, Vatican City State, Venezuela[2]. Sedangkan negara-negara yang menghapuskan hukuman mati kecuali bagi kejahatan-kejahatan tertentu yaitu Argentina, Bolivia, Brazil, Chile, El Salvador, Fiji, Israel, Kyrgyzstan, Latvia, Peru [3]. Negara-negara yang masih mencantumkan hukuman mati dalam sistem hukumnya tetapi tidak pernah dipergunakan dalam praktek peradilan di negaranya yaitu Algeria, Benin, Brunei Darussalam, Burkina Faso, Central African Republic, Congo (Republic), Eritrea, Gabon, Gambia, Ghana, Grenada, Kenya, Korea (South), Laos, Madagascar, Malawi, Maldives, Mali, Mauritania, Morocco, Myanmar, Nauru, Niger, Papua New Guinea, Russian Federation, Sri Lanka, Suriname, Swaziland, Tanzania, Togo, Tonga, Tunisia, Zambia [4]. Negara-negara yang masih mempertahankan dan melaksanakan hukuman mati adalah Afghanistan, Antigua and Barbuda, Bahamas, Bahrain, Bangladesh, Barbados, Belarus, Belize, Botswana, Burundi, Cameroon, Chad, China, Comoros, Congo (Democratic Republic), Cuba, Dominica, Egypt, Equatorial Guinea, Ethiopia, Guatemala, Guinea, Guyana, India, Indonesia, Iran, Iraq, Jamaica, Japan, Jordan, Kazakhstan, Korea (North), Kuwait, Lebanon, Lesotho, Libya, Malaysia, Mongolia, Nigeria, Oman, Pakistan, Palestinian Authority, Qatar, Saint Christopher & Nevis, Saint Lucia, Saint Vincent & Grenadines, Saudi Arabia, Sierra Leone, Singapore, Somalia, Sudan, Syria, Taiwan, Tajikistan, Thailand, Trinidad And Tobago, Uganda, United Arab Emirates, United States Of America, Viet Nam, Yemen, Zimbabwe [5]. [1] Death Penalty: Abolitionist and Retentionist Countries, From Amnesty International, London-United Kingdom, http://www.amnesty.org/en/deathpenalty/abolitionist-and-retentionist-countries, Last updated: 20 February 2008. [2] Death Penalty: Countries Abolitionist For All Crimes, From Amnesty International, London-United Kingdom, http://www.amnesty.org/en/deathpenalty/countries-abolitionist-for-all-crimes, Last updated: 20 February 2008. [3] Death Penalty: Countries Abolitionist For Ordinary Crimes Only, From Amnesty International, London-United Kingdom,

http://www.amnesty.org/en/death-penalty/countries-abolitionist-for-ordinarycrimes-only, Last update: 20 February 2008. [4] Death Penalty: Countries Abolitionist In Practice, From Amnesty International, London-United Kingdom, http://www.amnesty.org/en/deathpenalty/countries-abolitionist-in-practice, Last update: 20 February 2008. [5] Death Penalty: Abolitionist and Retentionist Countries, From Amnesty International, op cit, London-United Kingdom, http://www.amnesty.org/en/death-penalty/abolitionist-and-retentionistcountries, Last updated: 20 February 2008.

Anda mungkin juga menyukai