Anda di halaman 1dari 1

Tujuh Pedagang Pasar Simpang Limun Divonis Sebulan Penjara

Medan, (Analisa). Hakim tunggal Joner Damanik, Kamis (22/9) menjatuhkan vonis masing-masing penjara satu bulan dengan masa percobaan dua bulan, kepada tujuh terdakwa yang merupakan pedagang ikan di Pasar Simpang Limun, Medan, pada persidangan dugaan penyerobotan lahan di Pengadilan Negeri (PN) Medan. Ketujuh terdakwa tersebut yakni Hasril (52), Syafrizal (45), Turasno (49), Syahril (49), Jalaluddin (50), Lian S Arif (49) dan Sulian (58), masing-masing divonis sebulan penjara dengan ketentuan tidak perlu menjalani hukuman itu. Namun mereka selama dua bulan masa percobaan harus selalu taat pada hukum, dan jangan melanggar hukum. Jika melanggar maka hukuman satu bulan tersebut harus dijalankan. Vonis itu dijatuhkan hakim karena ketujuhnya dinyatakan terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah yakni memakai barang tanpa izin yang berhak/kuasanya. Dengan demikian ketujuhnya dinyatakan melanggar Pasal 6 ayat (1) huruf a PRP No.51 tahun 1960. Sementara penasehat hukum ketujuh terdakwa yakni Mangara Manurung menanggapi vonis hakim menyatakan keberatannya. Mereka akan mengajukan banding atas putusan itu. Pasalnya, ucap Mangara usai persidangan, selama ini pedagang mematuhi semua administrasi yang telah ditetapkan oleh PT Inatex selaku pemilik lahan sekarang ini, tempat para pedagang berjualan. Hanya saja dalam ketentuan terakhir, lanjutnya, PT Inatex dalam menetapkan administrasi uang sewa tidak sesuai dengan prosedur dan kesepakatan. Pedagang tetap membayar uang sewa lapak berjualan di pasar tersebut, namun pihak PT Inatex menolak pembayaran uang sewa. PT Inatex mau menerima uang sewa apabila para pedagang tersebut mau menandatangi perjanjian yang isinya tidak diketahui, atau para pedagang disodori blanko kosong untuk ditandatangi. Karena alasan itulah pihaknya mengajukan banding. "Jangan sampai mereka (para pedagang-red) dikebiri dengan halhal seperti itu," cetusnya. Pantauan wartawan, sebelum persidangan dimulai seratusan pedagang dari Persatuan Pedagang Pasar Tradisional (P3T) Sumut perwakilan Simpang Limun, sudah melakukan aksi damai/solidaritas terhadap tujuh rekan mereka tersebut di depan PN Medan. Massa yang rata-rata kaum ibu ini menuntut agar ketujuh rekannya dinyatakan tidak bersalah dan dibebaskan dari segala tuntutan hukum. Namun usai persidangan dan massa mengetahui ketujuhnya tetap dijatuhi hukuman walau masa percobaan selama dua bulan, keberatan dengan putusan hakim tersebut, karena dinilai tidak berkeadilan. Massa yang tadinya tenang dan hanya duduk-duduk di halaman depan gedung PN Medan, bangkit dan berkumpul. Mereka berteriak-teriak menolak putusan hakim tersebut. Meski demikian, para pedagang ini tetap tertib dalam melakukan aksinya, dan tak berapa lama kemudian membubar diri. (dn)

Anda mungkin juga menyukai