Psieks - Chapter 5
Psieks - Chapter 5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur yang setinggi-tingginya kami panjatkan ke hadirat Tuhan
Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan
baik . Ucapan terimakasih juga kami haturkan kepada pembimbing kami Mba Wilis
dan Mba Fitri atas kesempatan yang diberikan untuk menyusun rangkuman dari
Chapter 5 ini. Makalah ini disusun oleh gabungan kelompok 1, 2, 3, 4, dan 5 dalam
mata kuliah Psikologi Eksperimen.
Makalah ini kami susun sebagai tugas rangkuman dari Bab 5 yaitu Ethics.
Makalah ini secara umum berisi penjelasan tentang etika-etika yang harus dilakukan
dan dipatuhi dalam penyelenggaraan suatu penelitian.
Kami sadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh sebab itu,
saran dan kritik sangat diharapkan guna perbaikan tentang makalah ini dan dalam
penyusunan makalah selanjutnya. Besar harapan kami makalah ini dapat digunakan
dengan semestinya. Akhir kata kami ucapakan terimakasih.
Jatinangor, 7 Oktober 2011
Kelompok Penulis
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .........................................................................................
Daftar Isi ....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .........................................................................
BAB II ISI ..................................................................................................
Research Ethics: What Are They? ...........................................................
O Relationship between Society and Science ......................................
O ProIessional Issues ..........................................................................
O Treatment oI Research Participants .................................................
Ethical Dilemmas ......................................................................................
Ethical Guidelines ....................................................................................
O Respect Ior Persons and Their Autonomy ......................................
O BeneIicence and NonmaleIicence ..................................................
O Justice .............................................................................................
O Trust ................................................................................................
O Fidelity and ScientiIic Integrity .........................................................
APA Ethical Standards for Research ......................................................
Ethical Issues to Consider When Conducting Research ......................
O Institutional Approval .......................................................................
O InIormed Consent ............................................................................
O Deception ........................................................................................
O DebrieIing ........................................................................................
O Coercion and Freedom to Decline Participation ...............................
O ConIidentiality, Anonimity, and the Concept oI Privacy ....................
O Ethical Issues in Electronic Research .............................................
O Ethical Issues in Preparing the Research Report ...........................
Ethics of Animal Research .....................................................................
O Animal Rights .................................................................................
O Alternatives to the Use oI Animals .................................................
O SaIeguards in the Use oI Animals ..................................................
Animal Reseacrh Guidelines ..................................................................
BAB III Penutup ......................................................................................
Daftar Pustaka ..........................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
Setelah kita menyusun maslah dari penelitian dan merumuskan hipotesis,
maka kita telah siap untuk mulai mengembangkan maslah. Bentuk dari masalah
tersebut akan menentukan bagaimana kita mengumpulkan data yang sesuai dengan
hipotesis yang kita buat dan memberikan jawaban atas pertanyan penilitian tersebut.
Bagaimanapun pada saat kita mendesain suatu penelitian, kita harus memperhatikan
ethical issue yang terlibat dalam penelitian.
Dalam pencarian pengetahuan berhubungan dengan perilaku, psikolog
membuat survei, manipulasi jenis kejadian yanng akan diterima oleh induvidu, atas
banyaknya stimulus yang disajikan pada individu, dan setelah itu mengobservasi
reaksi dari pertisipan tadi terhadap stimulus yang diberikan. Manipulasi dan observasi
itu dibutuhkan sebagai tujuan untuk mengidentiIikasi pengaruh dari berbagai macam
kejadian atau stimulus.
Pada saat yang bersamaan, ilmuwan menyadari bahwa individu-individu
tersebut memiliki hak atas privasi dan untuk memberikan protes pada pengamatan
yang dilakukan terhadap tingkah laku mereka tanpa persetujuan sebelumnya. Orang-
orang berhak mengetahui apakah tingkah laku mereka dimapulasi, jika iya, kenapa?
Hal ini yang akan selanjutnya dibahas pada makalah ini tetang inIormed consent.
Ilmuwan dihadapkan pada masalah untuk mencoba memuaskan permintaan publik
dalam menemukan solusi terhadap masalah yang ada tanpa melanggar hak manusia.
Dalam memenuhi keuntungan dari pengetahuan dan untuk mendapatkan
jawaban, hal ini sering harus memenuhi pengenalan dalam hak individual. Prinsip-
prinsip ethic penting untuk penelitian karena hal tersebut membantu ilmuwan dalam
mencegah kekerasan yang dapat terjadi dan menggambarkan pertanggungjawaban
investigator.
3
BAB II
ISI
RESEARCH ETHICS : WHAT ARE THEY
Research ethic merupakan seperangkat petunjuk untuk membantu sang
peneliti dalam menjalankan penelitian ethics dalam ilmu sosial dan perilaku.
Perhatian ethical dapat dibagi dalam tiga bagian, yaitu:
1. Relationship between society and science
2. ProIessional issues
3. The treatment oI research participants
Relationship between Society and Science
thical issue memperhatikan hubungan antara masyarakat dan pengetahuan
mengenai luasnya perhatian masyarakat dan nilai budaya yang seharusnya
memerintahkan investigasi yang spesiIik. Pada dasarnya, science disusun untuk
mengungkap hukum alam. Para ilmuan memeriksa Ienomena yang sedang diuji
dengan cara yang objektiI dan tidak bias. Literatur dan peneliti menyatakan bahwa
science tidak bisa benar-benar objektiI. Masyarakat di sekitar ilmuan juga turut
mempengaruhi apa Ienomena yang akan diinvestigasi. Ketika suatu Ienomena
menyebar di masyarakat maka akan mudah mendapatkan dana untuk melakukan
penelitian, sehingga banyak juga yang ingin melakukan penelitian dikarenakan
banyaknya biaya yang tersedia. Sayangnya, perubahan pengaruh pemerintah yang
buruk dan merusak memberi dampak pada science.
Dukungan terhadap penelitian terus meningkat, namun walaupun dukungan
yang meningkat ini sangat berpengaruh tetapi dukungan ini membawa banyak bias
dan gangguan. Sebagai contoh, banyak perusahaan obat membiayai penelitian yang
bertujuan untuk perkembangan dalam menciptakan obat baru, tetapi perusahaan obat
lebih bertujuan untuk meningkatkan penjualan obat tersebut disbandingkan dengan
meningkatkan pertumbuhan obat baru. Banyak perusahaan obat membiayai penelitian
tersebut agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan dari diminatinya obat baru
tersebut.
Perusahaan biasanya membatasi komunikasi mengenai penemuan penelitian.
Hasil penelitian tidak dapat disampaikan apabila tanpa persetujuan dari perusahaan
6
karena mereka ingin mengatur apa yang dapat dan tidak dapat dibicarakan kepada
masyarakat.
Penemuan harus dapat mengidentiIikasi hal yang utama dari sumber
penemuan yang bermacam-macam. Perusahaan mendukung dorongan pada jumlah
yang signiIikan dari penelitian yang dilaksanakan.
Nilai societal dan budaya juga masuk ke dalam pengetahuan, Ienomena yang
dipilih untuk ddiinvestigasi biasanya ditentukan oleh kultur yang dimiliki peneliti
berdasarkan yang disukainya.
Professional Issues
Kategori dari proIessional issues meliputi masalah kelakuan tidak senonoh
dalam penelitian (masalah penyalahgunaan dalam penelitian). OIIice oI Science and
Technology Policy (OSTP) mendeIinisikan research misconduct sebagai Iabrication,
IalsiIication, atau plagiarism (FFP), dalam mengangkat, melakukan, dan meninjau
ulang penelitian, atau dalam melaporkan hasil penelitian (OSTP, 2005). Para ilmuwan
melakukan penelitian dengan bertanya, menjadi skpetis dan menggunakan metoda
ilmiah untuk mencari kebenaran. Pencarian kebenaran inilah yang kemudian dapat
menimbulkan terjadinya sejumlah penipuan. Kejahatan paling serius dalam proIesi
ilmiah ini adalah untuk menipu atau menyajikan hasil penipuan. meskipun aktivitas
penipuan dikutuk di semua Iront, dalam dekade terakhir tampaknya telah peningkatan
jumlah laporan dari ilmuwan yang memalsukan data, memanipulasi hasil untuk
mendukung sebuah teori, atau secara selektiI data laporan.
Meskipun aktivitas penipuan jelas bentuk yang paling parah dari kesalahan
ilmiah, ada lebih luas praktek kurang parah, meskipun masih tidak dapat diterima
yang menerima perhatian. Ini termasuk praktek-praktek tersebut dengan maksud
untuk lebih lanjut mengenai penggunaan data yang salah, gagal untuk menyajikan
data bertentangan dengan pekerjaan sendiri; mengubah desain, metodologi atau hasil
penelitian dalam respon terhadap tekanan dari sumber pendanaan, atau menghindari
aspek kecil dari manusia - persyaratan peserta.
Strategi untuk Mencegah Kesalahan Ilmiah:
7
lain elmont Report (O11ice 1or Protection 1rom Research Risks, 1979) dan American
Psychological Association (APA, 1982). Pedoman APA lebih diarahkan ke riset
psikologi dan isu-isu yang menjadi perhatian saat itu, seperti penipuan dan
kerahasiaan penelitian. Walaupun isu-isu tersebut masih penting, saat ini isu yang
diangkat dalam penelitian sudah lebih beragam dan diperluas kedalam setting dan
konteks biomedis.
Baik isu-isu baru maupun isu-isu yang telah muncul sebelumnya, membuat
pedoman kode etik semakin hilang. Hal inilah yang kemudian ditangani oleh APA
dengan ditentukannya 5 prinsip moral dasar yang harus dipatuhi ketika melakukan
penelitian.
Respect for Persons and Their Autonomy
Orang yang otonom adalah orang yang mampu membuat keputusan dan
menindaklanjuti keputusan tersebut. Dalam konteks penelitian, hal ini berarti bahwa
calon peserta memiliki hak memilih untuk ikut berpartisipasi atau tidak dalam suatu
penelitian. Penolakan peneliti terhadap otonomi partisipan ini menunjukkan
kurangnya rasa hormat terhadap partisipan.
Calon peserta juga harus diberikan inIormasi (in1ormed consent) mengenai
hal-hal yang mungkin mempengaruhi kesediaannya dalam berpartisipasi. Pada
beberapa penelitian, partisipan mungkin kurang mampu untuk memahami
kesepakatan persetujuan penelitian. Contohnya anak-anak, orang dengan
keterbelakangan mental, lansia, dan sebagainya. Pada kasus ini, maka inIormasi
mengenai penelitian harus diberikan kepada orangtua/wali yang berhak memutuskan.
Meskipun in1ormed consent adalah standar yang diikuti dalam kebanyakan
studi, namun ada kalanya persetujuan tidak dibutuhkan. Hal ini terjadi dalam situasi
dimana partisipan dianggap tidak akan menerima bahaya.
Beneficence and Nonmaleficence
ene1icence artinya melakukan sesuatu yang baik, sedangkan nonmale1icence
artinya melakukan sesuatu yang tidak merugikan / membahayakan. Ini berarti bahwa
penelitian yang dilakukan harus meminimalisir kemungkinan yang merugikan dan
memaksimalkan kemungkinan partisipan memperoleh keuntungan.
1
untuk dilakukan. Sehingga hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah tetap sadar dan
mencoba untuk terus mematuhi prinsip keadilan ini sebagai prinsip dasar dari
penelitian.
Trust
Prinsip moral kepercayaan menyatakan bahwa seorang peneliti harus
menetapkan dan memelihara hubungan kepercayaan dengan partisipan penelitian.
Hubungan ini bukan hanya menjadi suatu hubungan yang jelas tetapi juga harus
mudah untuk dicapai. Partisipan memiliki kebutuhan inIormasi tentang apa yang akan
mereka lakukan selama penelitian tersebut dan mereka berhak untuk mengetahuinya.
Namun, dalam masyarakat telah berkembang ketidakpercayaan terhadap ilmu
pengetahuan dan lembaga-lembaga institusinya (Sales & Folkman, 2000).
Kepercayaan juga dapat menurun jika terjadi kesalahan dan kerahasiaan partisipan
tidak terjaga dengan baik. Sehingga pengamanan perlu dilibatkan dalam setiap kasus
untuk mengatasi masalah kepercayaan ini.
Fidelity and Scientific Integrity
Prinsip kesetiaan dan keutuhan mengacu pada tujuan untuk menemukan
pengetahuan yang valid. Misalnya seorang Peneliti ehavioral mempelajari tingkah
laku dengan tujuan agar lebih memahami dan menemukan penyebab munculnya
tingkah laku. Untuk memenuhi tujuan ini, peneliti tidak hanya harus meneliti tingkah
laku dengan baik tapi juga harus melaporkan hasil penelitian yang dia buat dengan
jujur. Kedua kompenen antara penemuan dan pengungkapan hasil penelitian tersebut
harus terintegrasi dengan baik. Laporan hasil penelitian yang jujur turut
menyumbangkan kontribusi pada pengetahuan dasar yang benar dan valid.
APA ETHICAL STANDARDS FOR RESEARCH
Setiap psikolog yang ingin melakukan penelitian harus memastikan bahwa
martabat dan keselamatan partisipan penelitian harus dipertahankan dan penelitian
yang dilakukan harus sesuai dengan peraturan Iederal & negara bagian dan dengan
standar yang ditetapkan APA (American Psychologist Association).
Terdapat 10 prinsip yang dipublikasikan dalam bentuk dokumen, yaitu thical
Principles in the Conduct o1 Research with Human Participant (1973). Dokumen
14
ETHICAL ISSUES TO CONSIDER WHEN CONDUCTING RESEARCH
Bagian 8 dari kode etik diadopsi dari APA sebagai posisi tertinggi pada
penelitian dan pempublikasian, dan oleh karena itu menggambarkan standar yang
harus digunakan oelh psikolog dalam melakukan penelitian denan hewan maupun
manusia. Isu yang dibicarakan adalah penerimaan oleh institusi,in1ormed consent,
deception, debrie1ing. Sebagai tambahan terhadap isu-isu ini adalah isu kebebasan
dari kemunduran untuk berpertisipasi atau penarikan dari studi yang dilakukan serta
kerahasiaan dan ananimitas.
Institutional Approval
Sebagian besar lembaga memiliki program penelitian aktiI yang memiliki
syarat bahwa semua penelitian manusia dapat dilihat dari IRB. Syarat bahwa semua
penelitian manusia dapat dilihat dari IRB terlihat sejak tahun 1966. Pada waktu itu
yang menjadi Iokus perhatian, seperti penelitian medis yang sudah dirancang dan
diselenggarakan. Sebagian hasilnya, lembaga memperlihatkan syarat di %he
Departement o1 Health, ducation, and, Wel1are (DHEW). Kebijaksanaan ini telah
diperluas untuk semua pemeriksaan yang dibiayai oleh %he Public Health Service
yang melibatkan penelitian terhadap manusia, mencakup pengetahuan sosial dan
tingkah laku manusia. Sejak tahun 1973, peraturan DHEW yang mengatur penelitian
manusia membutuhkan tinjauan dari IRB untuk semua penelitian yang masuk ke dana
Public Health Service. Ini artinya bahwa hampir semua lembaga dari pendidikan
tinggi harus mendirikan IRB dan data kepastian kebijaksanaan dengan proteksi dari
penelitian yang beresiko di %he Departement o1 Health and Service. Walaupun %he
Public Health Service mendapat amanat yang dibiayai secara Iederal yang ditinjau
dari IRB, lembaga yang diperluas oleh IRB mencakup semua penelitian termasuk
penelitian tentang manusia. Kebijakaan ini telah disetujui menjadi dokumen yang sah
untuk lembaga dan penelitian yang memenuhi. Jika, lembaga yang telah masuk dan
dibiayai, harus disampaikan dan mendapat persetujuan dari lembaga IRB terlebih
dahulu untuk menyelenggarakan penelitian.
Standar 8.01 dari kode ethic yang spesiIik bahwa lembaga yang disetujui telah
dibutuhkan, psikologi harus menyediakan inIormasi yang akurat tentang penelitian
19
tidak hanya diperlukan karena kode etik, tetapi juga dapat membantu peneliti pada
banyak hal.
Bukti menunjukan bahwa deception tidak hanya menjadi komponen yang
beresiko pada asumsi individual. Ini tidak berarti bahwa eIek potensi resiko dari
deception dapat dilupakan, bagaimanapun. Salah satu mode utama yang digunakan
untuk mengeliminasi eIek yang beresiko dari deception adalah debrieIing. Semua
penelitian yang mengintesvigasi dampak dari deception tergabung pada prosedur
debrieIing dan jika prosedur yang pada Iaktanya mengeliminasi dampak beresioko
deception, ini akan akan menjelaskan hal positiI dari eksperimen.
Milgram(1964) melaporkan bahwa, setelah ekestensiI debrieIing, hanya 1,3
dari partisipan yang melaporkan perasaan negatiI tentang pengalamannya didalam
eksperimen. Bukti menunjukan bahwa debrieIing eIektiI dalam menghilangkan derita
yang extreme yang dialami oleh partisipan. Ring, Wallston, dan Corey pada Quasi-
replication dari eksperimen Milgram's 1963, menemukan bahwa hanya 4 dari
partisipan yang telah debrieIed mengidinkasi penyesalan dalam berpartisipasi pada
eksperimen dan hanya 4 yang percaya bahwa eksperimen tidak seharusnya
dilanjutkan. Pada hal lain, sekitar 50 dari partisipan yang tidak dilakukan debrieIed
merespon pada cara ini. Berscheid, Baron, Dermer, dan Libman(1973) menenmukan
eIek ameliorative yang mirip dari debrieIing pada consent-respon yang berhubungan.
Holmes(1973)dan Holmes dan Barnett(1974) mengambil lebih banyak pendekatan
yang meyakinkan dan melakukan demonstrasi yang debrieIing mengurangi arousal
berhubungan dengan produksi-stress eksperimen untuk prearousal level, sebagai
dinilai oleh kedua psychologist dan pengukuran selI-report.
Smith and richarson menyatakan bahwa mereka meperdaya partisipan
menerima debrieIing yang lebih baik dibandingkan pada partisipan yang tidak
diperdaya dan itu menjadi debrieIing yang lebih eIektiI dapat menjadi Iaktor yang
menyebabkan partisipan deceived untuk memiliki respon yang lebih positiI yang
terjadi patisipan nondeceived.
Ini menyarankan bahwa debrieIing menjadi lebih eIektiI dalam eliminasi
pengadaan stress dengan treatmen kondisi eksperimental. Bagaimanapun, Holmes
(1976a,1976b) telah menyatakan bahwa terdapat dua hasil akhir dari debrieIing dan
keduanya harus ada dengan debrieIing untuk menjadi lebih eIektiI: dehoaxing dan
desentizing. Dehoaxing adalah Wawancara partisipan tentang semua deception yang
3
consent diperoleh, dan bagaimana cara kita untuk meyakinkan partisipan mengenai
in1ormed consent yang diberikan.
Isu mengenai in1ormed consent yang diperoleh tersebut rumit, karena
mengandung sebuah penentuan dari apa itu bublik dan perilaku yang bersiIat pribadi.
Nosek er al (2002) mengatakan bahwa bentuk persetujuan haruslah berdasarkan FAQs
(Irequently asked question) yang dapat mengantisipasi potensi pertanyaan dan
kepentingan.
Privacy and nternet research
Ketika melakukan penelitian melalui internet, kita akan mengalami kesulitan
dalam mengatur con1identiality dan privacy dari inIormasi yang kita kumpulkan.
Con1identiality dan privacy dapat disepakati selama pentransmisian dan penyimpanan
data dalam berbagai cara. Nosek at al, 2002, mengatakan bahwa ada kemungkinan
pengumpulan data melalui internet dapat memiliki tingkat privacy yang lebih tinggi
dibandingkan penelitian penilitian standard yang lainnya. Transmisi data melalui
internet dapat dienkripsi dan jika tidak ada inIormasi data mengenai identitas
partisipan, satu satunya koneksi untuk mendapatkannya adalah melalui IP address
nya.
Sebagian besar data yang dikumpulkan dalam penelitian psikologis akan
mendapat sedikit perhatian dari hacker, maka akan sedikit beresiko dalam menjaga
privacy dan con1identiality nya. Oleh karena itu, peneliti yang melakukan penelitian
melalui internet harus mempertimbangkan hal ini, dan mengambil sebanyak tindakan
yang diperlukan untuk mencegah kemungkinan seperti itu.
Debrie1ing and nternet Research
Untuk membuat penelitian yang sesuai dengan etik, penting sekali untuk
melakukan wawancara terhadap partisipan. Agar penelitian menjadi eIektiI,
wawancara harus harus interaktiI, di mana peneliti memberikan gambaran penelitian
yang dilakukan, termasuk tujuan dan cara cara yang digunakan peneliti untuk
mencapai tujuan penelitian. Peneliti juga harus dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh partisipan, serta dapat membuat mereka nyaman dalam proses
penelitian berlangsung.
Internet dapat menimbulkan sedikit kesulitan dalam melakukan wawancara
dengan alasan alasan tertentu. Di mana, penelitia dapat berhenti sebelum waktunya
6
karena kerusakan server pada computer, putusnya koneksi internet, atau adanya
pemadaman listrik. Karena alasan alasan tersebutlah, partisipan dapat menjadi bosan
dan kesal, sehingga beresiko untuk meninggalkan penelitian di tengah tengah proses
berlangsungnya penelitian. Nosek at al, 2002, memiliki beberapa pilihan cara yang
dapat mengantisipasi masalah masalah tersebut, yaitu :
1. Mengharuskan peserta untuk memberikan alamat e-mail nya, agar
ringkasan pernyataan mengenai penelitian yang dilakukan dapat
dikirimkan kepada mereka;
2. Menyediakan tombol "meninggalkan studi" pada setiap halaman yang
akan mengarahkan dan menghubungkan mereka ke halaman
wawancara;
3. Menggabungkan halaman wawancara dengan suatu program yang
dapat mengarahkan partisipan ke halaman ini jika penelitian ini
dihentikan sebelum menyelesaikan halaman ringkasan.
Harus adanya pertimbangan mengenai hal hal yang bersiIat pribadi,
inIormed consent, dan pertanyaan yang paling baik untuk diajukan agar tujuan
penelitian tercapai. Harus dipikirkan dengan baik pula mengenai kode etik dan data
yang dikumpulkan melalui Internet. Jika data tidak dapat dikodekan atau disamarkan,
data data tersebut berpotensi untuk dikonsumsi oleh siapa pun.
Ethical Issues In Preparing the Research Report
Setelah kita menyelesaikan studi kita, Iase terakhir dari proses penelitian
adalah mengomunikasikan hasil studi itu ke khalayak luas. Mengomunikasikan kerap
terjadi melalui jurnal preoIesional dalam seuatu bidang . Ini berarti kita harus menulis
laporan yang menyebutkan bagaimana penelitian dilakukan dan apa yang ditemukan.
Dalam menulis laporan harus terlibat dua sila keadilan dan ketaatan dan intergritas
ilmiah . Keadilan melibatkan keputusan kepengarangan, atau yang menerima kredit
untuk penelitian. Ketaatan dan intergritas ilmiah dalam persiapan dari laporan
penelitian mengacu pada keakuratan dan kejujuran dalam melaporkan segala aspek
dari studi.
Authorship
Kepengarangan penting karena itu digunakan untuk mengidentiIikasi pihak
yang bertanggung jawab untuk studi tersebut. Itu penting karena menunjukan catatan
7
(ALF). Diawali oleh seseorang yang bernama Henry Spira, beliau melakukan
kampanye-kampanye terkait pembelaannya terhadap hak binatang. Untuk menarik
perhatian publik dan media, beliau menginvestigasi salah satu museum yang terkenal
di Amerika, yaitu, American Museum oI Natural History`s Departement oI Animal
Behavior. Dalam investigasinya ia mnemukan bahwa telah dilakukan penelitian
terkait dasar biologis dari perilaku seksual. Penelitian ini melibatkan pengangkatan
bagian otak pada hewan dan merusak syaraI pada bagian kemaluannya. Penemuannya
ini tentunya akan menarik perhatian bukan saja hanya karena hak-hak binatang
diabaikan tetapi juga museum ini adalah salah satu museum yang cukup terkenal di
Amerika. Setelah menarik perhatian public lewat media, Spira melancarkan
kampanyenya di beberapa daerah, hingga pada akhirnya penelitian terkait dihentikan.
Kemudian semakin banyak organisasi yang bermunculan semenjak kasus
tersebut seperti In DeIense oI Animal (IDA) dan Legal DeIends Fund. Menurut Regan
(1983) manusia dan mamalia adalah serupa dimana mereka mempunyai kebebasan
akan penggunaannya untuk manusia. Para pemimpin perhimpunan pembela hak
hewan juga percaya bahwa hak hewan harusnya disamakan dengan hak yang dimiliki
manusia. Mereka menganggap tidaklah etis menggunakan hewan dengan alasan dan
keuntungan apapun, organisasi ini juga banyak aktiI di daerah penelitian tentang
hewan. Perkumpulan dan organisasi ini menggunakan berbagai cara lewat media
dengan menampilkan gambar hewan yang disiksa`. Mereka juga melakukan beberapa
kekerasan yang dianggap cukup parah hingga termasuk kedalam 10 organisasi yang
berbahaya (ALF).
Menurut Herzog (1995) perhatian pada hak-hak hewan ini banyak karena juga
banyak di ekspos oleh media. Bahkan aktiIitas organisasi pembela hak hewan ini juga
merambah kepada politik.
Alternatives to the use of animals
Dalam penelitian menggunakan hewan, terdapat berberapa etika yang harus
dipatuhi dan tidak boleh melakukannya dengan sembarangan. Oleh karena itu
diperlukan berbagai alternatiI lain sebagai pengganti penggunaan hewan, yakni
tanaman, jaringan kebudayaan, simulasi komputer, observasi naturalistik, dan embrio.
Namun, menurut Gallup dan suarez (1985), alternati-alternatiI pengganti penggunaan
hewan ini lebih bersiIat komplemen atau pelengkap bukan bersiIat substitutiI atau
pengganti. Hal ini menunjukkan bahwa sebuah alternatiI dari penggunaan hewan ini
9
adalah tidak cukup atau tidak tersedia. Terutama pada penelitian psikologi yang
meneliti mengenai berbagai konstruk psikologis seperti depresi, alkoholisme,
penyalahgunaan, tindak kekerasan, dan penurunan kognisi. AlternatiI seperti tanaman
atau jaringan kebudayaan tidak menyediakan inIormasi dan data yang dibutuhkan
mengenai konstruk-konstruk psikologis tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan etika-
etika yang wajib dipatuhi pada penelitian yang menggunakan hewan, dan peneliti
harus meningkatkan kepedulian dan perlakuan terhadap hewan dan meminimalisasi
rasa sakit dan penderitaan pada hewan ketika dilakukan eksperimen.
Safeguards in the use of animals
Dalam penggunaan hewan untuk penelitian, terdapat banyak usaha
perlindungan yang telah diintitusikan untuk menjamin bahwa laboratorium hewan
mendapatkan perlakuan manusiawi dan beretika. %he A3imal Wal1are Act, yang
diselenggarakan oleh Departemen Pertanian, merupakan salah satu pelindung yang
memerintah perlindungan dan penggunaan dari berbagai penelitian hewan dan
mengadakan inspeksi-inspeksi terhadap Iasilitas-Iasilitas penelitian hewan baik yang
bersiIat privat maupun publik. Institusi-institusi yang mengadakan penelitian terhadap
hewan dan dilindungi oleh suatu gerakan (act) diminta untuk mempunyai sebuah
38titu8io3al A3imal Care a3d U8e Committee (IACUC) yang memeriksa setiap
protokol penelitian. Komite ini akan memeriksa tujuan rasional dari peneliti, kondisi
perlindungan hewan selama eksperimen, kerasionalan jumlah hewan yang digunakan,
penilaian terhadap rasa sakit dan penderitaan yang mungkin terjadi selama
eksperimen, dan pendekatan yang peneliti gunakan untuk mengurangi rasa sakit dan
penderitaan.
Lembaga proIesional yang akan mengadakan penelitian hewan juga
mempunyai sebuah set etika standar dan pedoman yang harus dipatuhi. Asosiasi
psikologi Amerika atau America3 P8choloical A88ociatio3 (APA) memiliki kode
etika yang meliputi prinsip-prinsip kemanusiaan dan etika-etika perlakuan yang harus
dipatuhi dalam penelitian hewan.
ANIMAL RESEARCH GUIDELINES
A3imal wel1are berkaitan dengan peningkatan pada kondisi laboratorium dan
pengurangan pada jumlah hewan yang dibutuhkan dalam penelitian (Baldwin,1993).
Sedangkan A3imal riht8 ialah hak yang dimiliki oleh hewan. Hal tersebut
30
memastikan bahwa hewan memiliki hak yang sama dengan manusia untuk tidak
digunakan dalam penelitian. Darimana dipatakannya hewan (acquisition), perhatian,
tempat tinggal, penggunaan, dan penempatan daripada binatang haruslah memenuhi
hukum dan regulasi institusional baik itu dalam wilayah, negara, maupun
pemerintahan juga dengan konvensi internasional.
Panduan yang terdapat dalam Animal Research oleh APA:
u8ti1icatio3 o1 %he Re8earch
Penelitian menggunakan binatang sebaiknya dilakukan hanya jika terdapat tujuan
ilmiah yang jelas serta adanya kemungkinan bahwa dengan dilakukannya
penelitian tersebut dapat menambah pengetahuan mengenai proses yang
mendasari perilaku, menambah pemahaman kita mengenai spesies dalam
penelitian, atau memiliki hasil yang bermanIaat bagi kesehatan dan kesejahterann
manusia dan hewan. Penelitian yang dibangun harus mengetahui pentingnya
keadilan pada penggunaan hewan dan juga prosedur-prosedur yang menghasilkan
rasa sakit pada manusia haruslah disumsikan bahwa akan menimbulkan rasa sakit
pada hewan. Spesies yang dipilih/digunakan dalam penelitian haruslah spesies
yang tepat untuk dapat menjawab pertanyaan yang ada pada penelitian.
Bagaianapun juga, sebelum penelitian dimulai, alternatiI atau posedur yang dapat
meminimalisir penggunaan hewan haruslah ditentukan.
Per8o33el
Semua personil yang terlibat dalam penelitian haruslah memahami panduan.
Prosedur yang digunakan oleh personil penelitian haruslah menyocokkan dengan
peraturan pemerintahan mengenai personil, supervisor, time-keeping, juga dokter
hewan. Baik psikolog dan asistennya harus diberitahukan tentang ciri-ciri
perilaku pada hewan penelitian sehingga jika terdapat perilaku yang menandakan
adanya masalah kesehatan dapat diidenteIikasi.
Care a3d ou8i3 A3imal8
Dalam penelitian dengan menggunakan hewan, kesejahteraan psikologis hewan
haruslah diperhatikan. Salah satu contoh yang baik ialah pada Yerkes Laboratory
and New york University`s LEMPSIP (Laboratory Ior Experimental Medicine
and Surgery in Primates) yang membangun lorong berkawat diantara kandang
hewan untuk menyelenggrakan interaksi sosial. Prosedur penelitian yang
menggunakan hewan dipantau oleh Institutional Animal Care and Use Committee
31
(IACUC) untuk memastikan bahwa hewan itu diperlakukan secara pntas dan
manusiawi.
J Aqui8itio3 o1 A3imal8
Binatang yang dipakai dalam penelitian harus didapat secara legal dari pemasok
yang berkualitas atau dibesarkan di Iasilitas psikologi, binatang harus dibawa
dengan cara yang menyediakan makanan yang memadai, minum, ventilasi, dan
ruangan dan tidak membuat stress binatang. Jika binatang diambil dari habitatnya
langsung, binatang ini harus ditangkap dengan cara yang manusiawi.
J Experime3tal Procedure8
Pola dan tingkah laku dalam penelitian harus memperhatikan kesejahteraan
hewan.
Peneliti harus mematuhi beberapa poin ini:
Penelitian, seperti observasi dan prosedur noninvasiI lain, melibatkan stimulus
yang tidak aversiI dan membuat tanda yang jelas dari kesulitan yang cocok.
Prosedur alternatiI yang mengurangi ketidaknyamanan pada binatang harus
digunakan bila tersedia.
Biasanya diperbolehkan untuk membius binatang sebelum kita melakukan
prosedur yang menyakitkan binatang.
Membuat hewan menjadi sakit dan rasa sakitnya tidak berkurang setelah diberi
obat atau prosedur lain maka hal ini harus dilakukan hanya apabila tujuan dari
penelitian tidak dapat dicapai dengan metode lain.
Prosedur percobaan membutuhkan penjelasan untuk kondisi aversiI yang
lama.
Prosedur dengan menggunakan pengendalian harus sesuai dengan pedoman
dan aturan.
Tidak diperbolehkan menggunakan obat yang melumpuhkan hewan atau
melemaskan otot selama pembedahan tanpa adanya pembiusan.
Prosedur pembedahan harus diawasi secara ketat oleh orang yang ahli dalam
prosedur pembedahan ini.
Cara lain dengan membunuh hewan untuk meringankan penderitaannya harus
dipertimbangkan ketika hewan tidak lagi diperlukan dalam penelitian.
Hewan yang dipelihari di laboratorium tidak harus dilepas karena banyak
kasus dimana hewan tidak dapat bertahan hidup atau mereka mengganggu
ekologi.
3
Euthanasia, ketika harus dilakukan, harus dilakukan dengan cara yang paling
manusiawi dan memastikan langsung kematiannya dan ada persetujuan dari
American Veterianry Medical Association.
J ield Re8earch
Berpotensi merusak ekosistem dan komunitas, harus ada persetujuan dari
IACUC, Psikolog yang melakukan Iield research ini mengganggu populasi
mereka sedikit mungkin dan berupaya untuk mengurangi potensi yang
menimbulkan eIek bahaya dalam populasi. Penelitian dilakukan ditempat tersebut
harus selesai jadi peneliti mengahargai rahasia dan alat dari penduduk setempat.
JEducatio3al U8e o1 A3imal8
Hewan mungkin dipakai untuk tujuan pendidikan setelah memeriksa rancangan
yang ditetapkan oleh komite lembaga yang tepat. Demostrasi di kelas dengan
menggunakan hewan hidup dapat menggunakan instruksi lain seperti video, Iilm,
dan cara lain.
33
BAB III
PENUTUP
Research ethic merupakan seperangkat petunjuk untuk membantu sang
peneliti dalam menjalankan penelitian ethics dalam ilmu sosial dan perilaku. Kategori
dari etika penelitian yang pertama yaitu hubungan antara masyarakat dan sains. Nilai
dalam masyarakat dan budaya termasuk dalam pengetahuan, dan Ienomena yang
dipilih untuk diinvestigasi biasanya ditentukan dengan kultur yang dimiliki peneliti.
Kategori yang kedua, proIessional issues, meliputi masalah kelakuan tidak senonoh
dalam penelitian (masalah penyalahgunaan dalam penelitian). Kategori ketiga yaitu
perlakuan terhadap partisipan. Pelaksanaan penelitian dengan menggunakan manusia
berpotensi untuk menciptakan masalah besar berkenaan dengan kekerasaan Iisik dan
Iisiologis. Sayangnya, beberapa penelitian tidak mungkin menghilangkan kekerasan
Iisik dan psikologis. Maka dari itu, peneliti seringkali menghadapi dilemma. thical
dilemma merupakan konIlik yang dialami seorang peneliti dalam mempertimbangkan
biaya potensial untuk partisipan terhadap potensi keuntungan yang akan diperoleh
dari proyek penelitian.
Ftbicol quiJelines mulai menjaui peihatian masyaiakat luas saat
memasuki peitengahan tahun 9-an. Bal teisebut teijaui kaiena banyaknya
penelitian teiuahulu yang tiuak memeihatikan hak-hak etis manusia. Peuoman
penelitian mulai banyak uikembangkan, sepeiti Belmont Report (0ffice for
Protection from Reseorcb Risks, 99) uan Americon Psycboloqicol Associotion
(APA, 98). Peuoman APA lebih uiaiahkan ke iiset psikologi uan isu-isu sepeiti
penipuan uan keiahasiaan penelitian. APA juga menentukan piinsip moial
uasai yang haius uipatuhi ketika melakukan penelitian. Piinsip moial uasai
teisebut antaia lain () respect for person onJ tbeir outonomy, () beneficence
onJ nonmoleficence, () justice, () trust, uan () fiJelity onJ scientific inteqrity.
APA memiliki piinsip yang uipublikasikan ualam bentuk uokumen, yaitu
Ftbicol Principles in tbe ConJuct of Reseorcb witb Eumon Porticipont {97).
34
DAFTAR PUSTAKA
Christensen, Larry B. 2007. perimental Methodology 10
th
edition. Pearson
Education Inc. : New York.