Anda di halaman 1dari 7

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Prospek pengembangan budidaya wortel di Indonesia amat cerah.

Selain keadaan agroklimatologis wilayah nusantara cocok untuk wortel, juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan petani, perbaikan gizi masyarakat, perluasan kesempatan kerja, pengembangan agribisnis, pengurangan impor sangat membantu petani wortel untuk memasarkan hasil pertaniannya ke pasar, dan mereka tidak bersaing dengan wortel impor (Soewito, 1991). Permintaan pasar dunia pada masa mendatang diperkirakan meningkat terus sejalan dengan pertumbuhan jumlah penduduk, makin membaiknya pendapatan masyarakat dan makin tingginya kesadaran masyarakat akan nilai gizi. Menurut data International Rice Research Institute (IRRI), perkiraan cepatnya laju pertumbuhan penduduk akan berpengaruh terhadap meningkatnya permintaan komoditas sayuran khususnya wortel. Hal ini karena masyarakat telah menyadari akan pentingnya gizi bagi tubuh. Wortel mempunyai kandungan gizi yang sangat tinggi terutama vitamin dan mineral (Kanisius, 1992). Sejalan dengan program peningkatan kesehatan yang dilakukan pemerintah pengetahuan masyarakat kini semakin meningkat pula. Salah satu perhatian masyarakat dengan meningkatnya pengetahuan tentang kesehatan adalah usaha untuk

memanfaatkan lebih banyak lagi sayuran dan buah-buahan. Kedua jenis bahan makanan ini banyak mengandung berbagai vitamin, mineral dan zat diperlukan dalam tubuh manusia (Setiadireja, 1989). lainnya yang sangat

Universitas Sumatera Utara

Dewasa ini wortel termasuk 18 jenis sayuran komersial yang dihasilkan Indonesia. Ditelaah dari luas areal panen sayuran nasional tahun 2000, wortel berada di urutan ke-9 setelah cabai, kubis, kacang merah, tomat, kentang, kangkung, dan bawang putih (Ali dan Rahayu, 2000). Dalam program penelitian pengembangan hortikultura di Indonesia garapan Puslitbang Hortikultura tahun 2000-2005, wortel sudah termasuk komoditi utama yang mendapat perhatian dari pemerintah. Wortel sangat diperlukan tubuh, Karena wortel memiliki kandungan gizi terutama vitamin dan mineral. Untuk itulah sayuran ini baik dikonsumsi dalam menu makanan sehari-hari guna mencukupi kebutuhan vitamin dan mineral yang esensial bagi tubuh (Ali dan Rahayu, 2000). Usahatani wortel secara intensif sistem agribisnis memberikan keuntungan yang memadai. Potensi daya wortel varietas unggul dapat mencapai 20-25 ton/hektar (Mubyarto, 1991). Sistem usahatani merupakan sistem budidaya yang berupaya untuk

memanfaatkan sumberdaya seoptimal mungkin dengan mempertimbangkan berbagai fakjtor antara lain kelestarian lingkungan, diversifikasi dan berkesinambungan produksi, juga diarahkan untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani (Departemen Pertanian, 1990). Pemilihan cabang usaha berhubungan dengan masalah aplikasi sumberdaya kepada cabang usaha atau aktifitas yang akan memaksimumkan pendapatan bersih usahatani. Dalam penerapan kombinasi cabang usaha perlu diperhatikan hubunganhubungan di antara cabang-cabang usaha. Hal ini agar antara cabang usaha saling berhubungan atau berkaitan, supaya mudah untuk mengelolanya (Soekartawi, 1995).

Universitas Sumatera Utara

Ada beberapa cara untuk meningkatkan produksi sayuran sebesar 7% setahun, yakni : a. Meningkatkan luas penanaman ekstensifikasi dan diversifikasi usahatani dengan pengelolaan pola usaha tani yang efisien. Peningkatan produksi dengan cara ini diperkirakan sebesar 5% setahun. b. Meningkatkan produktivitas lahan yang ditanami. Hal ini dapat dilakukan dengan penggunaan cara-cara usahatani yang tepat sesuai dengan keadaan daerah lahan setempat. Perkiraan peningkatan produksi sebesar 2% setahun (Sutarya dan Gerrad Grubben, 1995). Untuk melestarikan produktivitas lahan pertanian yang digunakan dalam produksi pangan tidak boleh dibiarkan memiliki salinitas tinggi, drainase jelek, erosi, dan kontaminasi yang dapat menurunkan hasil. Perlu pula dikembangkan teknik bercocok tanam dan berbagai kebiasaan mengelola tanaman yang dapat melanggengkan penggunaan lahan pertanian untuk produksi pangan.memaksimumkan penggunaan lahan untuk produksi pangan dapat ditempuh dengan pola pertanaman bergilir, yaitu menanam dua jenis tanaman atau lebih secara bergiliran pada lahan yang sama (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998). Penataan tanaman berganda (multiple cropping) cukup beraneka ragam corak dan bentuknya. Berdasarkan cara orang mengatur pertanamannya dapat dikatakan bahwa multiple cropping itu dalam garis besarnya dapat dikelompokkan menjadi dua, yakni : a. Penataan berganda secara tunggal: di atas tanah tertentu dan dalam waktu tertentu (sepanjang umur tanaman) hanya ditanami satu jenis tanaman. Setelah dilakukan

Universitas Sumatera Utara

pemanenan atas tanaman itu, maka tanah yang bersangkutan itu kemudian ditanami lagi jenis tanaman yang sama atau jenis tanaman lain. b. Penataan pertanaman berganda secara campuran: asas daripada penataan pertanaman campuran itu ialah menanam beberapa jenis atau varietas secara bercampur dan bersama-sama di atas suatu bidang tanah. Variasi daripada pertanaman secara campuran itu ialah diantaranya : Penanaman campuran secara acak-acakan: cara penataan pertanaman campuran berbagai jenis tanaman secara bersamaan dan lagipula secara tidak teratur (acakacakan)dan tidak teratur oleh waktu dan karenanya kurang nampak adanya sistem bergiliran. Penataan pertanaman secara tumpang sari: penanaman campuran dari dua atau lebih varietas dari suatu jenis tanaman dan jenis tanamn yang umurnya tidak banyak berbeda ditanam bersama-sama dan di tempat yang sama. Penataan pertanaman sela: penanaman dua atau lebih jenis tanaman yang berlainan dalam sifatnya,umurnya dan sebagainya (Soewito,1991). Kondisi usahatani wortel di desa Merdeka menggunakan pola tanam berganda (multiple cropping) dengan cara pergiliran tanaman (crop rotation),yaitu menanam berbagai jenis tanaman pada lahan yang sama tetapi pada waktu yang berbeda. Pada umumnya petani wortel di desa Merdeka melakukan pergiliran tanaman wortel dengan kentang.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Luas Tanam, Panen, Produksi, dan Produktivitas Tanaman Wortel Per Kabupaten di Propinsi Sumatera Utara Tahun 2005
Kabupaten Luas Tanam (Ha) Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)

1. Simalungun 71 426 6.744 2. Karo 1.540 2.523 65.174 3. Tapanuli Utara 114 80 1.940 4. Dairi 50 54 1.134 5. Humbang Hasundutan 16 32 365 6. Medan 7. Langkat 8. Deli Serdang 9. Asahan 10. Labuhan Batu 11. Tapanuli Tengah 13. Nias 14. Tebing Tinggi 15. Tanjung Balai 16. Binjai 17. Pematang Siantar 18. Tobasa 19. Madina 20. Padang Sidempuan 21. Pak-Pak Bharat 22. Samosir 23. Serdang Bedagai Jumlah 1.791 3.115 75.357 Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, Tahun 2005

1.583,1 2.575 2.425 2.100 1.140,6 9.823

Menurut Dinas Pertanian Tk. I Sumatera Utara, Kabupaten Karo merupakan daerah penghasil wortel terbesar di Sumatera Utara, yaitu dengan luas lahan panen 2.523 Ha dan total produksi 65. 174 ton. Di Kabupaten Karo, Kecamatan yang mengusahakan tanaman wortel ada enam kecamatan. Diantara kecamatan tersebut yang menjadi salah satu sentra produksi wortel di Kabupaten Karo adalah Kecamatan Simpang Empat.

Universitas Sumatera Utara

2.Identifikasi Masalah Berdasarkan pengamatan penulis pada lokasi penelitian maka dapat dirumuskan permasalahan yang patut diteliti: a. Bagaimana pola tanam wortel dan kombinasi cabang usaha yang dilakukan petani di daerah penelitian? b. Apakah ada perbedaan curahan rtenaga kerja usahatani wortel per hektar berdasarkan pola tanam di daerah penelitian? c. Apakah ada perbedaan total biaya produksi usahatani wortel per hektar berdasarkan pola tanam di daerah penelitian? d. Apakah ada perbedaan produktivitas yang diperoleh petani wortel berdasarkan pola tanam di daerah penelitian? e. Apakah ada perbedaan pendapat bersih antara usahatani wortel berdasarkan pola tanam di daerah penelitian?

3.Tujuan Penelitian Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui bagaimana pola tanam wortel dan kombinasi cabang usaha yang dilakukan petani di daerah penelitian. b. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan curahan tenaga kerja usahatani wortel per hektar berdasarkan pola tanam di daerah penelitian. c. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan total biaya produksi usahatani wortel per hektar berdasarkan pola tanam di daerah penelitian. d. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan produktivitas yang diperoleh petani wortel berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

Universitas Sumatera Utara

e. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan pendapatan bersih antara usahatani wortel berdasarkan pola tanam di daerah penelitian.

4. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini antara lain: a. Sebagai bahan informasi bagi petani wortel untuk memperbaiki kelemahan dalam upaya mencapai efisien penggunaan faktor-faktor produksi pada usahataninya. b. Sebagai bahan informasi dan referensi bagi peneliti lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai