Anda di halaman 1dari 16

ASAS MANAJEMEN

PENDAHULUAN
Manusia adalah makluk sosial, sehingga ada kecenderungan dalam dirinya untuk berinteraksi
dan bekerjasama. Sejarah manusia dapat ditelusuri melalui perkembangan organisasi sosial.
Pertama-tama adalah keluarga dan suku nomadik, lalu muncul kampung yang permanen dan
masyarakat berdasarkan suku dengan sistem Ieodal, dan kemudian terbentuk negara sebagai
perkembangan lebih lanjut.
Dalam kehidupannya, manusia adalah anggota suatu organisasi, misalnya anggota organisasi
kemasyarakatan, olah raga, bisnis dan sebagainya. Organisasi-organisasi tersebut mempunyai
rencana dan cara pencapaian tujuan, termasuk di dalamnya adalah tugas mencari dan
mengalokasikan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi, dan mempunyai pemimpin yang
juga disebut manajer yang bertanggung jawab atas keberhasilan organisasi dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan.
MANA1EMEN
Manajemen berasal dari kata management yang berasal dari kata to manage yang secara umum
berarti mengelola. Dalam arti khusus manajemen dipakai bagi pimpinan dan kepemimpinan,
yaitu orang-orang yang memimpin dalam suatu organisasi. Dengan demikian manajer ialah
orang yang memimpin atau mengelola.
Organisasi adalah suatu sistem yang bersiIat sosio-teknis. Sistem adalah suatu keseluruhan
dinamis yang terdiri dari bagian-bagian yang berhubungan. Dinamis berarti bergerak di dalam,
berkembangke arah suatu tujuan. Sosio (sosial) berarti yang bergerak di dalam dan yang
menggerakkan sistem itu adalah manusia. Ekonomis berarti kegiatan dalam sistem bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan manusia.
ORGANISASI

ORGANISASI SOSIAL
Merujuk pada pola-pola interaksi sosial (Irekuensi dan lamanya kontak antara orang-orang); arah
pengaruh antara orang-orang; derajat kerja sama
Contoh: Keaggotaan dalam satu komunitas etnis, klub pendukung sepak bola
Organisasi yang didirikan untuk tujuan-tujuan ttt:
Bisnis: dibentuk untuk menghasilkan barang yang dijual
Serikat pekerja (union) diorganisasikan untuk memperkuat tawar menawar buruh/karyawan pada
majikan
PANDANGAN SISTEM
Dalam pendekatan sistem, organisasi dipandang sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling berhubungan. Jadi dalam pendekatan ini manajer seharusnya memandang
organisasi sebagai suatu kesatuan, yang merupakan bagian dari lingkungan eksternal yang lebih
luas. Dalam teori sistem dijelaskan bahwa kegiatan setiap bagian dalam organisasi akan
mempengaruhi kegiatan bagian lain
Istilah-istilah penting yang digunakan dalam pendekatan sistem
1. Subsistem, yaitu bagian-bagian yang membentuk keseluruhan sistem. Setiap sistem menjadi
subsistem dari kesatuan yang lebih besar
2. Sinergi, yaitu apabila keseluruhan lebih besar daripada penjumlahan bagian-bagian. Sinergi
berarti bagian-bagian terpisah dalam sebuah organisasi yang saling bekerja sama dan
berhubungan, serta menghasilkan kerja yang lebih besar dibandingkan bila bagian-bagian
tersebut bekerja sendiri.
. Sistem terbuka dan tertutup. Suatu sistem dikatakan terbuka
apabila sistem itu berhubungan dengan lingkungan luar organisasi.
Suatu sistem dikatakan tertutup apabila ia tidak berhubungan
dengan lingkungan luar organisasi
4. Umpan balik: umpan balik merupakan kunci pengawasan terhadap
sistem. Dengan adanya umpan balik terhadap sistem maka dapat
dilakukan perbaikan apabila terjadi kesalahan dalam pelaksanaan
tersebut. Teori sistem meramalkan bahwa aktivitas setiap segmen organisasi mempengaruhi
aktivitas segmen lainnya, dengan tingkat pengaruh yang berbeda. Bagi manajer, mereka harus
menghubungkan
departemen mereka dengan perusahaan secara keseluruhan.
PENDEKATAN KONTINGENSI
Pemikiran ini berusaha menyesuaikan antara tanggapan manajerial dengan peluang dan
permasalahan yang ada dalam berbagai macam
situasi.
Struktur yang terbaik : Tergantung pada banyak Iaktor
Pemikiran Kontingensi: Struktur yang tepat suatu organisasi mungkin tidak tepat bagi yang lain.
Pendekatan ini dikembangkan dikembangkan karena sering dijumpai metode-metode yang
eIektiI untuk situasi tertentu yang ternyata tidak dapat diterapkan pada situasi lain. Menurut
pendekatan ini, tugas seorang manajer adalah mengidentiIikasi teknik mana yang akan
digunakari dalam situasi dan waktu mana yang akan digunakan daiam stuasi dan waktu tertentu
dalam membantu pencapaian tujuan. Dalam pendekatan kontingensi, satu jawaban yang
dianggap paling tepat untuk mengatasi masalah manajemen adalah bergantung pada situasi yang
dihadapi oleh manajemen.
MANA1ER
Adalah orang yang bertanggung jawab atas kerja satu atau lebih dalam organisasi
Peran manajer pada organisasi modern:
Mengelola proses transisi dari era industri sederhana ke aera inIormasi yang jauh lebih
kompleks.
Membangun keuletan SDM dan kemampuan organisasi
Melakukan destabilisasi sistem: menjg adanya suasana stress namun tetap dlm batas
kemampuan individu.
Menjaga keseimbangan antara dua kondisi yang saling berlawanan tetapi sama-sama
dibutuhkan
APA YANG DILAKUKAN SEORANG MANA1ER
Manajer yang eIektjI akan memanIaatkan sumber daya organisasi
sehingga membuahkan hasil kerja yang baik dan memberikan
kepuasan bagi mereka yang terlibat dalam pelaksanaan kerja.
MANA1EMEN
Perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian terhadap penggunaan sumber daya
untuk mencapai tujuan.
Alat-alat atau sarana yang dibutuhkan oleh manajemen (Tools oI Management)
1. Men/Tenaga Kerja
2. Materials (bahan-bahan)
. Machines (mesin-mesin)
4. Methods (cara-cara/sistem)
. Money (uang)
6. Markets (pasar)
PROSES MANA1EMEN
Empat Fungsi Manajemen:


Perencanaan / planning
Proses untuk menentukan tujuan yang akan dicapai serta langkah -langkah yang harus diambil
untuk mencapainya. Perencanaan dideIinisikan sebagai suatu proses menetapkan tujuan dan
memutuskan bagaimana hal tersebut dapat dicapai. Rencana meliputi sumber-sumber yang
dibutuhkan, tugas yang diselesaikan, tindakan yang diambil dan jadwal yang diikuti. Para
manajer mungkin membuat rencana untuk stabilitas (plan Ior stability), rencana untuk mampu
beradaptasi (plan Ior adaptibility) atau para manajer mungkin juga membuat rencana untuk
situasi yang berbeda (plan Ior contingency)
BATASAN PERENCANAAN
NEWMAN : Perencanaan adalah penentuan terlebih dahulu apa yang akan dikerjakan
LOUIS A ALLEN : Perencanaan adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan.
CHARLES BETREHEIM : Rencana mengandung 2 tindakan : Tujuan dan alat untuk mencapai
tujuan itu.
PROSES PERENCANAAN

1. Menentukan tujuan perencanaan
2. Menentukan tindakan untuk mencapai tujuan
. Mengembangkan dasar pemikiran kondisi mendatang
4. MengidentiIikasi cara untuk mencapai tujuan
. Mengimplementasi rencana tindakan dan mengevaluasi hasilnya
Pengorganisasian / organizing/staffing
Proses pemberian tugas, pengalokasikan SD serta pengaturan kegiatan secara terkoordinir
Pengarahan / directing/motivating
Prosesuntuk menumbuhkan semangat pada karyawan supaya bekerja dengan giat serta
membimbing mereka melaksanakan rencana dalam mencapai tujuan
Pengendalian / controlling
Proses pengukuran kinerja membandingkan antara hasil sesungguhnya dengan rencana serta
melakukan evaluasi.
ORGANISASI
Organisasi adalah suatu sistem yang terdiri dari unsur yang berkaitan. Bagian produksi dalam
operasinya berkaitan langsung dengan bagian pemasaran dan bagian keuangan dan tergantung
dari sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan dan sebaliknya.
Organisasi tidak berada dalam lingkungan hampa. Keberadaannya sebagai sebuah sistem
dilingkupi sebuah medan yang dinamakan dengan lingkungan organisasi. Lingkungan organisasi
terdiri atas lingkungan umum: lingkungan ekonomi, sosiaibudaya, teknologi, alam dan legal,
sedangkan lingkungan khusus terdiri atas pemasok, konsumen, pesaing dan pembuat aturan.
Lingkungan Umum
1. Lingkungan Ekonomi. misalnya:
- perubahan nilai mata uang
- perubahan perdagangan internasional
- perubahan kebijaksanaan ekonomi
- meningkatnya hutang luar negeri
Akibat: biaya produksi dan perusahaan meningkat
2. Lingkungan Hukum
- undang-undang
- undang-undang perburuhan
- undang-undang perindustrian
- undang-undang no 22, 1999 ttg otonomi daerah
- undang-undang no 2, 1999 perimbangan keuangan pusat daerah
. Lingkungan Politik: Dalam dan Luar Negeri
- situasi politik yang tidak menentu
- disintegrasi bangsa
- euphoria reIormasi (anomali/tanpa hukum)
- dampak: biaya pengelolaan perusahaan meningkatI
4. Lingkungan kependudukan
- pertambahan jumlah penduduk
- pertambahan jumlah rumah tangga
- berubahnya struktur umur penduduk
- meningkatnya perpindahan penduduk
- meningkatnya mobilitas penduduk
- dampak: lahan eksplorasi diduduki penduduk
. Perubahan sosial
- masyarakat berubah dari siIat kolektiI ke individualistik
- meniru gaya hidup masyarakat global
- masyarakat yang serba diburu-buru waktu
- ingin melakukan banyak ha1 sekaligus
- tingkat stress meningkat
- kriminalitas semakin merringkat karena melemahnya norma sosial dan agama
- kekerasan dalam masyarakat meningkat
- emosi mudah tersulut
dampak: biaya kesehatan memingkat, biaya sekuriti meningkat
6. Lingkungan Teknologi
- perubahan bisnis menuntut kecepatan pengambilan keputusan
- eIektivitas organisasi menuntut komunikasi yang cepat
- kompleksitas data yang harus diolah
- banyaknya inIormasi luar yang harus diserap dan diolah
- biaya pendidikan karyawan meningkat
- adanya kemungkinan PHK bagi yang tidak bisa mengikuti teknologi
7. Lingkungan hidup/ alam
- undang-undang lingkungan hidup semakin ketat
- dunia internasional memboikot produk yang merusak lingkungan hidup
- kecaman masyarakat setempat pada masyarakat yang merusak lingkungan
- sertiIikasi lingkungan yang harus dipenuh (ISO)
akibat:
- biaya lingkungan hidup meningkai:
- biaya pendidikan lingkungan hidup
- teknologi dan bahan kimia yang ramah lingkungan memerlukan
- biaya tinggi
8. Lingkungan Birokrasi
- budaya birokrasi akan menyulitkan pengelolaan bisnis, bila birokrasi
- memiliki karakteristik sbb:
- bersiIat Ieodalistik
- peraturan yang berbelit-belit
- kesetiaan pada pimpinan (budaya petunjuk pengarahan)
- lebih banyak minta dilayani
- bekerja lamban
- teknologi yang dipakai dalam bekerja
- terlalu banyak karyawan
- bekerja berdasarkan juklak dan juknis
B. LINGKUNGAN KHUSUS
Pelanggan: Konsumen atau klien khusus, individu dan organisasi yang memberi
barang/menggunakan jasa perusahaan Pemasok: Pihak yang memberikan SDM, inIormasi
keuangan & bahan baku Pesaing : Organisasi Khusus yang menawarkan barang & jasa yang
mirip Pada konsumen dan kelompok klien yang sama Pembuat Aturan : Pihak-pihak pemerintah
, baik tingkat lokal, propinsi & NasionalManajemen proyek sistem inIormasi ditekankan pada
tiga Iaktor, yaitu : manusia,
masalah dan proses. Dalam pekerjaan sistem inIormasi Iaktor manusia sangat berperan
penting dalam suksesnya manajemen proyek. Pentingnya Iaktor manusia dinyatakan
dalam model kematangan kemampuan manajement manusia (
a people management
capability maturity model
/ PM-CMM) yang berIungsi untuk meningkatkan kesiapan
organisasi perangkat lunak (sistem inIormasi) dalam menyelesaikan masalah dengan
melakukan kegiatan menerima, memilih, kinerja manajemen, pelatihan, kompensasi,
pengembangan karier, organisasi dan rancangan kerja serta pengembangan tim.
.1.1. Dasar-Dasar Organisasional
Organisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi dan salaing bekerja sama
antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam suatu kelompok untuk mencapai
suatu tujuan tertentu yang telah disepakati bersama. Organisasi merupakan sistem
maka terdiri dari beberapa elemen yaitu :
1. orang, dalam organisasi harus ada sekelompok orang yang bekerja dan salah
satunya ada yang memimpin organisasi tersebut.
2. tujuan, dalam organisasi harus ada tujuan yang harus dicapai, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang.
. posisi, setiap orang yang ada dalam suatu organisasi akan menempati posisi atau
kedudukannya masing-masing.
4. pekerjaan, setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut mempunyai pekerjaan
(job) masing-masing sesuai dengan posisinya.
. teknologi, untuk mencapai tujuan organisasi membutuhkan teknologi untuk
membantu dalam pengolahan data menjadi suatu inIormasi.
6. struktur, struktur organisasi merupakan pola yang mengatur pelaksanaan pekerjaan
dan hubungan kerja sama antar setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut.
7. lingkungan luar, merupakan elemen yang sangat penting dan akan mempengaruhi
keberhasilan suatu organisasi, misalnya adanya kebijakan pemerintah tentang
organisasi.
Prinsip-prinsip organisasi adalah nilai-nilai yang digunakan sebagai landasan kerja
bagi setiap orang yang ada dalam organisasi tersebut untuk mencapai keberhasilan
tujuan yang telah disepakati. Prinsip-prinsip yang ada dalam organisasi meliputi :
1. tujuan organisasi yang jelas
2. tugas yang dilakukan harus jelas
. pembagian tugas yang adil
4. penempatan posisi yang tepat
. adanya koordinasi dan integrasi
Manajemen dalam organisasi terdiri dari tiga tingkatan pembuat keputusan
manajemen yaitu : manajemen tingkat bawah (operasional), manajemen tingkat
menengah (perencanaan dan kontrol manajerial) dan manajemen tingkat atas
(strategik). Setiap level memiliki tanggung jawabnya sendiri-sendiri dan semuanya
bekerja sama dalam mencapai tujuan dan sasaran.
1. Manajemen tingkat bawah (operasional)
- Manajer operasional membuat keputusan berdasarkan aturan-aturan yang telah
ditetapkan sebelumnya dan menghasilkan hal-hal yang dapat diprediksikan bila
diterapkan dengan benar.
- Manajer operasi adalah pembuat keputusan yang pekerjaannya lebih jelas
sehingga dapat mempengaruhi implementasi dalam jadwal kerja, kontrol
inventaris, penerimaan, dan pengontrolan proses-proses seperti produksi.
- Manajer operasi membutuhkan inIormasi internal yang repetitiI, dan sangat
tergantung pada inIormasi yang memuat tentang kinerja terbaru dan merupakan
pengguna
on-line
terbesar, sumberdaya-sumberdaya inIormasi
real-time
2. Manajemen tingkat menengah (perencanaan dan kontrol manajerial)
- Manajer tingkat menengah membuat perencanaan jangka pendek dan
mengontrol keputusan-keputusan tentang bagaimana sumberdaya bisa
dialokasikan dengan baik untuk memenuhi tujuan-tujuan organisasional, dan
meramalkan kebutuhan-kebutuhan sumberdaya dimasa datang untuk
meminimalkan problem-problem pegawai yang dapat membahayakan
produktivitas.
- Manajer tingkat menengah sangat tergantung pada inIormasi internal dan
membutuhkan sangat besar inIormasi
real- time
agar dapat melakukan
pengontrolan dengan tepat dan inIormasi terbaru atas kinerja yang diukur sesuai
standar.
. Manajemen tingkat atas (strategik)
- Manajer strategik membuat keputusan-keputusan yang akan membimbing
manajer operasional dan manajer tingkat menengah.
- Manajer strategik bekerja di lingkungan pembuat keputusan yang sangat tidak
pasti. Membutuhkan inIormasi yang bersiIat strategis, karena tugas kesehariannya
adalah pengarahan dan perencanaan.
- InIormasi yang strategis diperlukan untuk menilai tingkat keberhasilan organisasi
menjalankan tugas dan tujuan organisasi.
- Membutuhkan inIormasi internal (agar bisa beradaptasi dengan perubahan-
perubahan yang terjadi dengan cepat) dan inIormasi eksternal (untuk mengetahui
peraturan pemerintah,kebijakan perekonomian, kondisi pasar dan strategi
perusahaan-perusahaan pesaing)
Sumber : http://jauari88.wordpress.comManajemen Proyek SI Lima Praktek Dasar
Kepemimpinan
Decision Making and Controlling

Decision Making
Dalam sebuah organisasi, manajer pada seluruh jenjang senantiasa membuat keputusan.
Pengaruh dari keputusan tersebut akan menjangkau masalah dari yang paling 'sepele sampai
pada masalah yang vital bagi kelangsungan hidup organisasi, atau dengan kata lain, semua
keputusan memiliki pengaruh baik besar atau kecil pada kinerja organisasi tersebut.


'Pengambilan keputusan melukiskan proses pemilihan suatu arah tindakan sebagai cara untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Huber membedakan pengambilan keputusan dari
'penentuan pilihan dan 'pemecahan masalah. Menurutnya, penentuan pilihan mengacu pada
rangkaian aktivitas sempit yang terlibat dalam penentuan satu pilihan dari serangkaian alternatiI.
Karenanya penentuan pilihan merupakan bagian dari pengambilan keputusan. Pemecahan
masalah mengacu pada rangkaian aktivitas luas yang terlibat dalam penemuan dan implementasi
suatu cara bertindak untuk memperbaiki suatu keadaan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan

Kualitas keputusan manajer adalah merupakan ukuran eIektivitas mereka dan nilai mereka bagi
organisasi. Suka atau tidak, manajer dinilai atau dihargai atas dasar pentingnya, jumlahnya, dan
hasil-hasil keputusan mereka.

1enis keputusan manajerial
Manajer sebagai pembuat keputusan adalah seorang pemecah masalah, yaitu dengan memilih
salah satu dari alternatiI-alternatiI yang tersedia, atau menemukan alternatiI lain yang berbeda
secara berarti dengan alternatiI sebelumnya. Dalam manajemen keputusan dikategorikan dalam
dua jenis yaitu keputusan terprogram (programmed decisions) dan keputusan tak terprogram
(nonprogrammed decisions).


Keputusan terprogram adalah merupakan 'keputusan yang diambil berdasarkan kebiasaan,
peraturan, atau prosedur tertentu. Setiap organisasi mempunyai kebijakan tertulis atau tidak
tertulis yang mempermudah pengambilan keputusan dalam situasi yang berulang-ulang
dengan membatasi atau meniadakan alternatiI.


Masalah rutin tidaklah selalu sederhana. Keputusan terprogram digunakan untuk mengatasi
masalah yang rumit maupun yang sepele. Bila suatu masalah terjadi lagi dan jika unsur
komponennya dapat ditentukan, diramalkan atau dianalisis, maka masalah tersebut dapat
dipecahkan dengan pengambilan keputusan terprogram.
Sampai tingkat tertentu, keputusan terprogram itu membatasi kebebasan kita, karena organisasi
dan bukan individu yang memutuskan apa yang harus dilakukan. Akan tetapi, keputusan jenis ini
dimaksudkan untuk membebaskan. Kebijakan, peraturan, atau prosedur yang digunakan untuk
mengambil keputusan, akan membebaskan kita dari waktu yang diperlukan untuk memecahkan
setiap masalah, dengan demikian memungkinkan kita mencurahkan perhatian pada kegiatan lain
yang lebih penting.
Sebaliknya, keputusan tidak terprogram adalah keputusan untuk memecahkan masalah yang luar
biasa atau masalah istimewa. Jika suatu masalah jarang sekali muncul sehingga tidak tercakup
oleh suatu kebijakan atau sedemikian penting sehingga memerlukan perlakuan khusus, maka
masalah tersebut harus ditangani dengan suatu keputusan tidak terprogram. Kalau seseorang
berada pada posisi yang lebih tinggi dalam heirarkhi organisasi, kemampuan untuk mengambil
keputusan tidak terprogram menjadi lebih penting karena secara progresiI lebih banyak
keputusan tidak terprogram yang diambil.
Karena alasan tersebut, kebanyakan program pengembangan manajemen berusaha meningkatkan
kemampuan manajer untuk mengambil keputusan tidak terprogram, biasanya dengan mengajar
mereka menganalisis masalah secara sistematik dan membuat keputusan yang nalar.
Proses pengambilan keputusan
Keputusan harus dianggap sebagi 'sarana bukan hasil. Keputusan adalah merupakan
'mekanisme organisasional dengan bentuk usaha untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dengan
kata lain, merupakan respon organisasional terhadap suatu masalah. Setiap keputusan merupakan
hasil dari proses dinamik yang dipengaruhi oleh berbagai kekuatan. Rantai proses pengambilan
keputusan adalah sebagai berikut :

1. Menetapkan sasaran dan tujuan serta mengukur hasil. Penetapan sasaran dan tujuan yang
rasional akan mengarahkan hasil yang akan dicapai dan alat ukur untuk menilai
tercapaitidaknya hasil tersebut.
2. Identifikasi masalah, Situasi yang dibutuhkan oleh suatu keputusan adalah masalah. Jika
tidak ada masalah, berarti tidak akan pernah ada suatu keputusan. IdentiIikasi terhadap
masalah secara tepat bersiIat mutlak, dan harus mencermati Iaktor-Iaktor yang merupakan
kendala yang meliputi : masalah persepsi, masalah diidentiIikasikan sebagai solusi,
identiIikasi gejala sebagai masalah.
. Mengembangkan alternatif, Sebelum suatu keputusan dibuat, alternatiI yang masuk akal
(solusi potensial untuk masalah tersebut) mesti ditelaah serta akibat dari masing-masing
alternatiI juga mesti dikaji. Mengembangkan alternatiI adalah merupakan suatu proses
pencarian untuk meneliti lingkungan internal dan eksternal organisasi guna memperoleh
inIormasi sehingga dapat dikembangkan menjadi alternatiI yang memungkinkan. Kendalanya
adalah Iaktor waktu dan biaya.
4. Mengevaluasi alternatif, Sekali alternatiI telah dilaksanakan, secara temporal haruslah
diikuti dengan evaluasi dan perbandingan. Hubungan antara 'alternatiI dengan hasil
didasarkan atas tiga kondisi yaitu : kepastian, ketidak pastian dan resiko.
. Memilih alternatif, Diperlukan kecermatan berpikir dan bertindak dalam pemilihan
alternatiI, apalagi pada tingkat keputusan manajerial. Solusi yang optimal sangat muskil untuk
diperoleh karena pengambil keputusan tidak mungkin mengetahui semua alternatiI yang ada,
akibat dari setiap alternatiI dan probabilitasnya.
6. Mengimplementasi keputusan, Suatu keputusan yang tidak diimplementasikan tidak lebih
dari sebuah abstraksi belaka. Dengan kata lain, suatu keputusan mesti secara eIektiI
diimplementasikan agar mencapai tujuan yang dikehendaki.
7. Mengendalikan dan mengevaluasi, Manajemen yang eIektiI melibatkan pengukuran
periodik terhadap hasil. Hasil aktual dibandingkan dengan rencana dan perubahan harus
dibuat jika terjadi deviasi. Hal ini menunjukan pentingnya pengukuran hasil, atau dengan kata
lain tanpa adanya pengukuran berarti tidak ada penilaian terhadap prestasi kerja.
Pengambilan keputusan individual
Keputusan individual sangat dipengaruhi oleh Iaktor perilaku individu. Beberapa darinya hanya
mempengaruhi aspek tertentu saja, sedangkan lainnya ada pula yang mempengaruhi seluruh
proses. Meski demikian, masing-masing darinya mempunyai dampak terhadap proses
pengambilan keputusan dalam organisasi. Ada empat Iaktor perilaku individu, yaitu : sistim tata
nilai, kepribadian, resiko dan disonansi.

a) Sistim tata nilai
Sistim tata nilai menjadi pedoman bagi semua orang saat mereka berada pada situasi harus
mengambil keputusan. Sistim tata nilai dibutuhkan pada kehidupan dan menjadi dasar bagi pola
pikir seseorang dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

b) Kepribadian
Kepribadian merupakan salah satu Iaktor psikologis yang turut berpengaruh terhadap
pengambilan keputusan. Variabel kepribadian memiliki kaitan erat dengan variabel situasional
dan interaksional tertentu dalam proses pengambilan keputusan.

c) Resiko
Pengambil keputusan sangan beragam kecenderungannya untjuk mengambil resiko, yang
merupakan aspek khusus dari kepribadian yang mempunyai pengaruh kuat terhadap proses
pengambilan keputusan.

d) Disonansi
Merupakan potensi ketidaksesuaian. Potensi ini muncul dari kekhawatiran setelah keputusan
dibuat.
Pengambilan keputusan kelompok
Dalam banyak organisasi, sejumlah keputusan diambil memalui komite, kelompok, gugus tugas,
maupun bentuk lainnya. Pada masalah yang tidak terprogram, masih baru dan melibatkan banyak
ketidakpastian hasil, para manajer kerap menghadapi situasi dimana mereka mesti mencari dan
menggabungkan berbagai pertimbangan di dalam pertemuan kelompok. Di sebagian besar
organisasi, keputusan atas masalah seperti ini sangat jarang diambil secara perorangan atau
dengan cara biasa.

Komplektisitas yang tinggi atas masalah-masalah seperti ini menuntut pengetahuan spesialisasi
di berbagai lapangan. Kebutuhan, digabungkan dengan kenyataan bahwa keputusan tersebut
akhirnya harus diterima dan diimplementasikan oleh banyak unit di seluruh organisasi, telah
meningkatkan penggunaan pendekatan kolektiI untuk proses pengambilan keputusan.

Dalam pertemuan inter-organisasi, banyak manajer diikutsertakan berpartisipasi dalam upaya
bekerjasama yang melibatkan suatu proses pengambilan keputusan bersama diantara orang di
masing-masing posisi kunci dimana masalah tersebut terjadi. Beberapa kerjasama terkonsentrasi
pada keputusan bersama diantara pihak-pihak yang berkepentingan mengatasi masalah khusus,
dan lainnya diarahkan untuk menghilangkan konIlik diantara pihak-pihak yang berkepentingan.
Controlling
Pengendalian membantu manajer memonitor eIektiIitas perencanaan, pengorganisasian, dan
kepemimpinan, serta mengambil tindakan korektiI sesuai dengan kebutuhan. Organisasi
menggunakan prosedur pengendalian untuk memastikan mereka membuat kemajuan yang
memuaskan ke arah sasaran dan menggunakan sumberdaya mereka secara eIisien.
Pengertian pengendalian
Stoner (199) menyatakan bahwa pengendalian manajemen adalah merupakan proses untuk
memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan yang direncanakan. Sementara Mocker
mendeIinisikan sebagai suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar prestasi kerja dengan
tujuan perencanaan, untuk mendesain sistim umpan balik inIormasi, untuk membandingkan
prestasi yang sesungguhnya dengan standar yang telah ditetapkan terlebih dahulu, untuk
menetapkan apakah ada deviasi dan untuk mengukur signiIikansinya, serta mengambil tindakan-
tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumberdaya perusahaan digunakan
dengan cara yang seeIektiI dan eIisien mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan. DeIinisi dari
Mocker ini sekaligus menggambarkan langkah-langkah yang diperlukan dalam proses
pengendalian manajemen.
Mendesain Sistim Pengendalian
Sejumlah tantangan akan dihadapai oleh manajer dalam mendesain sistim pengendalian yang
menyediakan umpan balik akurat yang tepat waktu, dan ekonomis yang dapat diterima oleh
anggota organisasi. Kebanyakan tantangan ini dapat dilacak sampai pada keputusan mengenai
apa yang perlu dikendalikan dan seberapa sering kemampuan diukur. Masalah-masalah tersebut
pada umumnya dapat dihindari dengan analisis yang menentukan 'bidang prestasi kerja kunci
dan 'titik-titik pengendalian strategis.
a) Mengidentifikasi bidang prestasi kerja kunci
Prestasi kerja kunci merupakan aspek-aspek unit atau organisasi yang harus berIungsi secara
eIektiI agar unit atau organisasi secara keseluruhan dapat berhasil. Pada umumnya bidang-bidang
tersebut mencakup aktivitas utama organisasi atau kelompok aktivitas berkaitan yang terjadi di
seluruh organisasi atau unit.

b) Mengidentifikasi titik-titik pengendalian strategis
Merupakan kegiatan menentukan titik-titk utama dalam sistim yaitu tempat pemantauan atau
pengumpulan inIormasi akan dilaksanakan. Bila titik-titik pengendalian strategis telah dapat
ditentukan letaknya, maka jumlah inIormasi yang harus dikumpulkan dan dievaluasi dapat
banyak dikurangi.

Metode yang paling penting dan bermanIaat untuk menentukan titik-titik pengendalian strategis
adalah dengan memusatkan perhatian pada unsur-unsur yang paling signiIikan dalam suatu
operasi tertentu. Biasanya hanya sebagian kecil saja dari aktivitas, peristiwa, individu, atau
obyek dalam suatu operasi tertentu akan menyebabkan sebagian besar biaya atau masalah yang
harus dihadapi oleh manajer.
Metode pengendalian anggaran
Anggaran adalah merupakan laporan kuantitatiI Iormal mengenai sumberdaya yang disisihkan
untuk melaksanakan aktivitas yang telah direncanakan selama jangka waktu tertentu. Anggaran
menurut pengertian tersebut merupakan sarana yang paling luas digunakan untuk merencanakan
dan mengendalikan aktivitas di setiap tingkat dalam sebuah organisasi.

Disamping sebagai sarana utama untuk pengendalian, anggaran juga merupakan salah satu alat
utama koordinasi aktivitas dalam organisasi. Interaksi antara manajer dan karyawan yang
berlangsung lama selama preses pengembangan anggaran akan membantu menetapkan dan
mengintegrasikan berbagai kegiatan anggota organisasi.

a) Pusat tanggung jawab
Sistim pengendalian dapat dibuat untuk memonitor Iungsi atau proyek organisasi. Pengendalian
atas sebuah Iungsi dimaksudkan untuk memastikan bahwa aktivitas tertentu (seperti produksi
atau penjualan) dilaksanakan dengan benar dan tepat). Pengendalian atas sebuah proyek
bertujuan untuk memastikan tercapainya hasil akhir tertentu (misalnya pengembangan produk
baru atau penyelesaian sebuah gedung).

Unit organisasi atau unit Iungsional yang dikepalai oleh seorang manajer yang
bertanggungjawab atas aktivitas unit tersebut dinamakan 'pusat tanggung jawab. Semua pusat
tanggung jawab menggunakan sumberdaya (input atau biaya) untuk menghasilkan sesuatu yang
lain (output atau penghasilan). Pada umumnya, tanggung jawab diserahkan kepada 'pusat
penerimaan, pusat pengeluaran, pusat laba, dan/atau pusat investasi. Keputusan biasanya
tergantung pada aktiIitas yang dijalankan oleh unit organisasi dan dengan cara input dan output
diukur oleh sistim pengendalian.

Pusat penerimaan merupakan unit organisasi yang outputnya diukur dalam bentuk uang tetapi
tidak dibandingkan secara langsung dengan biaya input. Contohnya misalnya departemen
penjualan. EIektivitas pusat ini tidak dinilai berapa besar penghasilan (dalam bentuk penjualan)
melebihi biaya pusat tersebut (misalnya berupa gaji atau sewa). Sebaliknya, anggaran (dalam
bentuk kuota penjualan) disiapkan untuk pusat penerimaan dan kemudian angka-angka tersebut
dibandingkan dengan pesanan penjualan atau penjualan yang sebenarnya. Dengan cara ini,
gambaran yang bermanIaat mengenai eIektiIitas dari masing-masing wiraniaga atau pusat itu
sendiri dapat ditentukan.
Pada pusat pengeluaran/biaya, input diukur oleh sistim pengendalian dalam bentuk uang, tetapi
outputnya tidak. Alasannya adalah pusat-pusat seperti ini tidak dapat diharapkan untuk
menghasilkan pendapatan. Contohnya adalah pemeliharaan, administrasi, pelayanan, dan bagian
penelitian. Anggaran hanya disusun untuk bagia input dari operasi pusat-pusat seperti ini.

Dalam pusat laba, prestasi kerja diukur dengan angka selisih antara penghasilan (output) dengan
pengeluaran (input). Ukuran seperti itu digunakan untuk menentukan sejauh mana pusat laba
berIungsi secara ekonomi dan seberapa baik prestasi kerja manajernya. Sebuah pusat laba
dibentuk ketika sebuah unit organisasi diberi tanggung jawab untuk mencetak laba. Dalam
sebuah organisasi yang dibagi atas beberapa divisi, dengan beberapa divisi bertanggungjawab
secara penuh atas lini produknya sendiri, divisi yang terpisah itu dianggap sebagai pusat laba.

Dalam pusat investasi, sistim pengendalian akan mengukur nilai uang input dan output, tetapi
juga menilai perbandingan output dengan aset yang dipergunakan untuk menghasilkan output
tersebut. Hal yang selalu harus diperhitungkan adalah penghasilan harus dikurangi dengan nilai
penyusutan, dan memajemen harus memperhitungkan bunga yang akan diperoleh kalau uang tadi
dipergunakan dalam investasi alternatiI. Dengan memperhitungkan Iaktor-Iaktor tersebut,
perusahaan akan memperoleh gambaran yang lebih akurat tentang proIitabilitas. Manajer dapat
mengetahui hasil dari suatu investasi, bukan hanya kenyataan uang yang masuk dan yang keluar.

b) Proses pembuatan anggaran
Proses penganggaran biasanya dimulai ketika manajer menerima ramalan ekonomi serta tujuan
penjualan dan laba untuk tahun mendatang dari manajemen puncak, bersama jadwal kapan
pengukuran harus diselesaikan. Ramalan dan tujuan tadi adalah merupakan pedoman bagi para
manajer untuk menyusun anggaran mereka.

Proses penyusunan anggaran dapat dimulai 'dari atas ke bawah dimana anggaran ditetapkan
oleh manajer puncak tanpa atau hanya sedikit berkonsultasi dengan manajer di bawahnya. Selain
itu dapat disusun dari 'bawah ke atas, dimana anggaran dipersiapkan, sekurang-kurangnya pada
tahap awal, oleh mereka yang harus menjalankannya. Anggaran tersebut selanjutnya diserahkan
untuk disetujui oleh manajer tingkat yang lebih tinggi.

Masalah yang sering timbul dalam penyusunan anggaran adalah pada kondisi dimana
sumberdaya yang dimiliki terbatas. Para manajer mungkin akan merasa khawatir bahwa mereka
tidak mendapat alokasi bagian yang adil. Ketegangan dapat meningkat bilanama persaingan
dengan manajer lain meningkat. Kecemasan juga dapat meningkat karena manajer mengetahui
bahwa mereka akan dinilai berdasarkan kemampuan mereka untuk memenuhi atau melebihi
standar yang dianggarkan.

c) 1enis-jenis anggaran
Dalam organisasi dikenal adanya dua jenis anggaran yaitu anggaran operasi dan anggaran
keuangan. Anggaran operasi menunjukan barang dan jasa yang diperkirakan akan dikonsumsi
oleh organisasi selama periode anggaran. Pada umunya anggaran operasi mencantumkan jumlah
Iisik dan angka biayanya. Tipe anggaran operasional yang paling umum adalah anggaran
pengeluaran, penerimaan, dan anggaran laba.

Anggaran keuangan menyatakan secara rinci uang yang akan dikeluarkan oleh organisasi selama
periode yang sama dan dari mana asal uang tersebut. Kedua tipe anggaran yang berbeda ini
menyusun rencana anggaran perusahaan secara keseluruhan.
Pengauditan
Mengaudit adalah merupakan suatu proses penilaian. Mengaudit memiliki banyak kegunaan
yang penting, dari membuktikan kejujuran dan kewajaran laporan keuangan sampai
menyediakan dasar penting bagi para manajer utnuk mengambil keputusan.
a Audit eksternal
Secara luas audit eksternal tradisional sebagian besar merupakan proses veriIikasi yang
menyangkut penilaian yang bebas (independen) atas berbagai perkiraan (accounts) dan laporan
keuangan organisasi. Aset dan hutang diveriIikasi, dan laporan keuangan diperiksa atas
kelengkapan dan akurasinya. Tujuan auditor bukan untuk menyusun laporan keuangan
perusahaan. Pekerjaaan auditor adalah melakukan veriIikasi bahwa perusahaan tesebut, dalam
menyusun sendiri laporan keuangannya dan dalam menilai harta serta hutangnya, telah
mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum dan menerapkannya dengan
tepat.

Audit eksternal berlangsung setelah periode organisasi berakhir dan laporan keuangannya telah
selesai disusun. Karena alasan tersebut, dan juga karena umumnya hanya memusatkan perhatian
pada sepenrangkat laporan serta transaksi yang relatiI terbatas, audit eksternal biasanya tidak
memberikan kontribusi yang besar terhadap pengendalian kegiatan yang tengah berlangsung
dalam organisasi.

b Audit internal
Audit internal dilaksanakan oleh anggota organisasi itu sendiri. Sasarannya adalah untuk
memberikan jaminan yang pantas bahwa harta organisasi dengan benar dijaga keamanannya dan
bahwa catatan-catatan keuangan penataannya dapat diandalkan dan dilakukan dengan cukup
akurat untuk menyusun laporan keuangan. Audit internal juga membantu manajer untuk
mengevaluasi eIisiensi operasional organisasi dan prestasi kerja dari sistim kendalinya. Karena
konsentrasinya pada opeasi organisasi, proses ini dikenal sebagai 'audit operasional.

Audit internal juga dapat dilaksanakan sebagai sebuah proyek yang tersendiri oleh pegawai
bagian keuangan atau, pada organisasi yang besar, oleh staI audit internal purnawaktu.
Jangkauan dan kedalaman audit tersebut juga sangat bervariasi, tergantung pada besarnya dan
kebijakan perusahaan.

Jangkauannya bisa mulai dari survei yang relatiI sempit sampai analisis laus dan komprehensiI
yang menjangkau lebih jauh dari penilaian atas sistim pengendalian dengan memperhatikan
kebijakan, prosedur, dan penggunaan wewenang, serta mutu dan eIektiIvitas metode manajerial
yang digunakan. Dalam peran ini terlihat bahwa proses manajemen itu memperbaiki dirinya
sendiri.
Pengertian Manajemen dan Fungsi-Fungsinya
(Definition and Functions of Management
Pengertian Manajemen (Definition of Management
Istilah manajemen, terjemahannya dalam bahasa Indonesia hingga saat ini belum ada
keseragaman. Selanjutnya, bila kita mempelajari literatur manajemen, maka akan ditemukan
bahwa istilah manajemen mengandung tiga pengertian yaitu :
1. Manajemen sebagai suatu proses,
2. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen,
. Manajemen sebagai suatu seni (Art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (Science)
Menurut pengertian yang pertama, yakni manajemen sebagai suatu proses, berbeda-beda deIinisi
yang diberikan oleh para ahli. Untuk memperlihatkan tata warna deIinisi manajemen menurut
pengertian yang pertama itu, dikemukakan tiga buah deIinisi.
Dalam Encylopedia of the Social Sience dikatakan bahwa manajemen adalah suatu proses
dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu diselenggarakan dan diawasi.
Selanjutnya, Hilman mengatakan bahwa manajemen adalah Iungsi untuk mencapai sesuatu
melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang
sama.
Menurut pengertian yang kedua, manajemen adalah kolektivitas orang-orang yang melakukan
aktivitas manajemen. Jadi dengan kata lain, segenap orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen dalam suatu badan tertentu disebut manajemen.
Menurut pengertian yang ketiga, manajemen adalah seni (Art) atau suatu ilmu pnegetahuan.
Mengenai inipun sesungguhnya belum ada keseragaman pendapat, segolongan mengatakan
bahwa manajemen adalah seni dan segolongan yang lain mengatakan bahwa manajemen adalah
ilmu. Sesungguhnya kedua pendapat itu sama mengandung kebenarannya.
Menurut G.R. Terry manajemen adalah suatu proses atau kerangka kerja, yang melibatkan
bimbingan atau pengarahan suatu kelompok orang-orang kearah tujuan-tujuan organisasional
atau maksud-maksud yang nyata. Manajemen juiga adalah suatu ilmu pengetahuan maupun seni.
Seni adalah suatu pengetahuan bagaimana mencapai hasil yang diinginkan atau dalm kata lain
seni adalah kecakapan yang diperoleh dari pengalaman, pengamatan dan pelajaran serta
kemampuan untuk menggunakan pengetahuan manajemen.
Menurut Mary Parker Follet manajemen adalah suatu seni untuk melaksanakan suatu pekerjaan
melalui orang lain. DeIinisi dari mary ini mengandung perhatian pada kenyataan bahwa para
manajer mencapai suatu tujuan organisasi dengan cara mengatur orang-orang lain untuk
melaksanakan apa saja yang pelu dalam pekerjaan itu, bukan dengan cara melaksanakan
pekerjaan itu oleh dirinya sendiri.
Itulah manajemen, tetapi menurut Stoner bukan hanya itu saja. Masih banyak lagi sehingga tak
ada satu deIinisi saja yang dapat diterima secara universal. Menurut James A.F.Stoner,
manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dari gambar di atas menunjukkan bahwa manajemen adalah Suatu keadaan terdiri dari proses
yang ditunjukkan oleh garis (line) mengarah kepada proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengendalian, yang mana keempat proses tersebut saling mempunyai Iungsi
masing-masing untuk mencapai suatu tujuan organisasi.
B Fungsi-Fungsi Manajemen (Management Functions
Sampai saat ini, masih belum ada consensus baik di antara praktisi maupun di antara teoritis
mengenai apa yang menjadi Iungsi-Iungsi manajemen, sering pula disebut unsur-unsur
manajemen.
Iungsi-Iungsi manajemen adalah sebagai berikut:
Planning
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang sangat rumit.
Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan adalah penentuan serangkaian
tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan
perencaan merupakan penetapan jawaban kepada enam pertanyaan berikut :
1. Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2. Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
. Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4. kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
. Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6. Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk
mencapai sasaran tadi.
Organizing
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang
terstruktur untuk mencapai sasaran spesiIik atau sejumlah sasaran.
Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memeilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan
sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Directing/Commanding Directing atau Commanding adalah Iungsi manajemen yang
berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada
bawahan dalam melaksanakan tugas masing-masing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik
dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu Iungsi manajemen berupa
pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan
kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu Iungsi manajemen untuk melakukan
berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan
menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja
sama yang terarahdalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu Iungsi
manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa
yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan
yang telah digariskan semula.
Reporting
Adalah salah satu Iungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau
pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan Iungsi-Iungsi
kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing
StaIIing merupakan salah satu Iungsi manajemen berupa penyusunan personalia pada suatu
organisasi sejak dari merekrut tenaga kerja, pengembangannya sampai dengan usaha agar setiap
tenaga memberi daya guna maksimal kepada organisasi.
Forecasting
Forecasting adalah meramalkan, memproyrksikan, atau mengadakan taksiran terhadap berbagai
kemungkinan yang akan terjadi sebelum suatu rancana yang lebih pasti dapat dilakukan.

C Tingkatan Manajemen (Manajemen Level
Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi tingkatan manajer menjadi tingkatan :
1. Manajer lini garis-pertama (Iirst line) adalah tingkatan manajemen paling rendah dalam suatu
organisasi yang memimpin dan mengawasi tenaga-tenaga operasional. Dan mereka tidak
membawahi manajer yang lain.
2. Manajer menengah (Middle Manager) adalah manajemen menengah dapat meliputi beberapa
tingkatan dalam suatu organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan
kegiatan-kegiatan para manajer lainnya kadang-kadang juga karyawan operasional.
. Manajer Puncak (Top Manager) terdiri dari kelompok yang relative kecil, manager puncak
bertanggung jawab atas manajemen keseluruhan dari organisasi.
Daftar Pustaka
Dessler, G., 1997, Human Resource Management, Seventh Ed., Prentice-Hall, Inc., A Simon
Schustler Company, Englewood CliIIs, New Jersey.
Gibson, J.L., 199, Organizations, 8th Ed., Richard D. Irwin, Inc., Homewood, Illinois.
Gibson, J.L., 199, Fundamentals oI Management, 9th Ed., Richard D. Irwin, Inc., Homewood,
Illinois.
Shapiro A. C., 1994, Fundations oI Multinational Financial Management, Simon & Schuster.
Shimizu R., 1989, The Japanese Business Success Factors, Chikura Shobo, Tokyo.Studies, vol.
6.
Stoner, James A.F., Freeman R.E., Gilbert D.R., 199, Management, Prentice-Hall, Inc., A
Simon Schustler Company, Englewood CliIIs, New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai