Anda di halaman 1dari 15

Metamorfosis 7.

1
Dari Crayonpedia
Langsung ke: navigasi, cari
MetamorIosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara Iisik mengalami perkembangan
biologis setelah dilahirkan atau menetas, melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui
pertumbuhan sel dan diIIerensiasi sel. Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek
meta (diantara, sekitar, setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorphosis
merupakan perubahan bentuk selama perkembangan post-embrionik. Hewan yang mengalami
metamorIosis cukup banyak, di antaranya adalah katak, kupu-kupu dan serangga.
1enis - jenis Metamorphosis
Jenis-jenis metamorphosis adalah sebagai berikut :
1. Metamorphosis tidak sempurna merupakan metamorphosis yang melewati 2 tahapan yaitu
dari telur menjadi nimIa kemudian menjadi hewan dewasa. Biasanya metamorIosis ini terjadi
pada serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya.Berikut adalah proses metamorIosis
tidak sempurna :

MetamorIosis tidak sempurna pada capung (E-smart, 2008).

2. Metamorphosis sempurna merupakan metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai
dari telur-larva-pupa-imago (dewasa). Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada katak dan
kupu-kupu. Berikut adalah proses metamorIosis sempurna :



Pada awalnya, katak betina dewasa akan bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas setelah
10 hari. Setelah menetas, telur katak tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah berumur 2 hari,
Berudu mempunyai insang luar yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3 minggu insang
berudu akan tertutup oleh kulit. Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu akan terbentuk
kemudian membesar ketika kaki depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki depannya mulai
berbentuk, ekornya menjadi pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah pertumbuhan
anggota badannya sempurna, katak tersebut akan berubah menjadi katak dewasa. Selain pada
katak, metamorphosis sempurna juga terjadi pada kupu-kupu.
Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur. Telur tersebut akan menetas menjadi Larva (ulat), ulat
tersebut akan berubah bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut nantinya akan menempel pada
pohon dan daun-daunan sehingga menjadi kepompong. Setelah beberapa lama, dari kepompong
tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Kemudian tidak berapa lama menjadi
kupu-kupu dewasa.


Metamorfosis Katak
Pada metamorIosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara morIologi maupun
Iisiologi.
a. Proses Morfologi
Pada amphibi, metamorIosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan yang mana
dari organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada urodela (salamander), perubahan
ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang bagian dalam dan berubahnya struktur kulit.
Pada anura, perubahan metamorIosis berlangsung secara dramatis dan kebanyakan organ-
organnya telah termodiIikasi. Perubaan ini meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada anak
katak, seperti hilangnya ekor, kemudian akan terjadi proses pembentukan seperti berkembangnya
anggota tubuh dan morIogenesis kelenjar dermoid. Perubahan lokomosi terjadi dari pergerakan
ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan lengan belakang. Gigi yang digunakan untuk
mencabik tanaman hilang dan digantikan dengan perubahan bentuk baru dari mulut dan
rahangnya, otot dari lidah juga berkembang, insang mengalami degenerasi, paru-paru membesar,
otot dan tulang rawan berkembang untuk memompa udara masuk dan keluar pada paru-paru.
Mata dan telinga berdiIerensiasi. Telinga bangian tengah berkembang dan membran timIani
terletak pada bagian telinga luar.
b. Proses Biokimia
Penambahan secara nyata pada perubahan morIologi, yang terpenting adalah terjadinya
transIormasi biokimia selama metamorIosis. Pada berudu, Iotopigmen ratina yang utama adalah
porphyropsin. Selama metamorIosis, pigmen ini merubah karakterisik Iotopigmen dari darat dan
vertebrata perairan. Pengikatan hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami perubahan. Enzim
yang terdapat pada hati juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan adanya perubahan habitat.
Kecebong bersiIat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia, sedangkan katak dewasa bersiIat
ureotelic yaitu mensekresikan urea. Selama metamorIosis, hati mensintesis enzim untuk siklus
urea agar dapat membentuk atau menghasilkan urea dari CO2 dan amonia.

c. Perubahan spesifik
organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon. Stimulus yang sama
menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan diIerensiasi dan perkembangan
yang berbeda. Respon hormon thyroid lebih spesiIik pada bagian-bagian tubuh tertentu. Pada
ekor, T3 menyebabkan kematian dari sel-sel epidermal. Meskipun terjadi kematian dari sel-sel
epidermal pada ekor, kepala dan epidermis tubuh tetap melanjutkan Iungsinya.

Hormon yang berperan dalam metamorfosis katak
MetamorIosis ini dikontrol hormon thyroid. Perubahan metamorIosis dari perkembangan katak
dengan mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama
metamorIosis. Peranan hormon T3 lebih penting, hal ini disebabkan perubahan metamorIosis
pada thyroidectomized berudu memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila dibandingkan dengan
hormon T4.
Koordinasi dari perubahan perkembangan dan respon molekul hormon thyroid. Salah satu
masalah utama dari metamorIosis adalah koordinasi saat perkembangan. Pada dasarnya, ekor
tidak mengalami degenerasi sampai terbentuk dan berkembangnya organ-organ lokomosi.
Seperti berkembangnya kaki dan tangan untuk pergerakan dan insang tidak akan mengalami
perubahan Iungsi sampai berkembang otot paru-paru. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi
metamorIosis yang berbeda pada jaringan dan organ akan memberikan respon yang berbeda pada
hormon. Untuk menjamin sistem kerja ini, 2 organ yang sensitiI terhadap thyroksin yaitu thyroid
dan kelenjar pituitary, akan meregulasi produksi hormon thyroid. Hormon thyroid berIungsi
untuk membentuk hubungan timbal balik dengan kelenjar pituitary yang menyebabkan interior
pituitary menginduksi thyroid untuk menghasilkan T3 dan T4 lebih banyak. Selain itu, hormon
thyroid juga berIungsi untuk transkripsi dan mengaktivasi transkripsi pada beberapa gen. Seperti
transkripsi gen untuk albumin, globin dewasa, keratin kulit dewasa diaktivasi oleh hormon
thyroid. Respon T3 adalah aktivasi transkripsi gen reseptor hormon thyroid (TR). TR berikatan
dengan sisi yang spesiIik pada kromatin sebelum hormon thyroid dibentuk. Ketika T3 dan T4
masuk kedalam sel, dan berikatan dengan ikatan reseptor kromatin, hormon reseptor kompleks
dirubah dari aktivator transkripsi. Belum diketahui mekanisme dari hormon thyroid dengan
respon yang berbeda pada jaringan yang berbeda (proliIerasi, diIerensiasi, kematian sel).
Pembentukan anggota tubuh tidak tergantung hormon thyroid, hal ini terjadi pada pembelahan
holoblastic dimana gastrulasi diawali pada posisi subequatorial, pembentukan neural dibagian
permukaan dan kuncup anggota tubuh juga terbentuk dibagian permukaan. Pembentukan
anggota tubuh tidak tergantung pada hormon thyroid.

Metamorfosis Kupu - kupu


MetamorIosis pada insekta sering kali diikuti dengan pengerusakan pada jaringan-jaringan pada
Iase larva digantikan dengan jaringan-jaringan dari sel-sel yang baru yang telah berdiIerensiasi.
Insekta tumbuh dengan cara molting yaitu pertumbuhan kutikula baru dengan meningkatkan
ukuran tubuh. Ada tiga jenis pertumbuhan pada insecta:
1. Ametabola, yaitu tahapan yang tidak melalui tahap larva, contoknya pada ngengat dan kutu
loncat.
2. Hemimetabola, yaitu metamorIosis yang melalui tahapan pro-nimpha yang terjadi persis
setelah penetasan. Setelah itu, insekta mengalami tahap nimpha. Pada metamorIosis
hemimetabola, sayap rudimen, organ genitalia, dan struktur ciri-ciri perkembangan lainnya sudah
terbentuk tapi belum sempurna. Namun, organ-organ ini tumbuh dengan sempurna pada akhir
molting. Contohnya dapat ditemui pada belalang dan kutu busuk.
3. Holometabola, yaitu metamorIosis yang dimulai dengan tahapn larva setelah penetasan. Larva
yang mengalami molting akan tumbuh dan berukuran besar. Tahapan diantara larva yang
mengalami molting dinamakan instar. Setelah tahap instar tahapan yang terakhir terbentuk pupa.
Selama pembentukan pupa, terjadi proses pembentukan struktur hewan dewasa.

Hormon yang berpengaruh pada metamorfosis kupu - kupu
Molting dan metamorIosis dikontrol oleh beberapa hormon eIektor diantaranya yaitu:
a) Juvennile hormon, disekresikan oleh corpora allata. Sel sekretori corpora allataaktiI selama
larva molting. Selama hormon juvennil terbentuk hidroksi ekdison menstimulasi molting dan
menghasilkan larva instar yang baru.hormon juvennil juga berungsi untuk mencegah perubahan
induksi ekdison pada ekspresi gen yang penting saat terjadi metamorIosis
b) 20-hidroxyecdysone, berIungsi untuk menginisiasi dan mengkordinir atau mengatur tiap
tahapan molting dan meregulasi perubahan ekspresi gen yang terjadi selama metamorIosis
melalui proses ekdisis.
c) Prothoracicotropic (PTIH), proses molting diinisiasi di otak, dimana sel neurosekretori
menghasilkan hormon Prothoracicotropic (PTIH) yang merespon neural, hormonal, atau sinyal
lingkungan. PTIH adalah hormon peptida yang menstimulasi ekdison dari kelenjar prothoracic.

. Metagenesis pada hewan pada dasarnya sama dengan metagenesis pada tumbuhan. Hewan
mengalami pergiliran generasi, yaitu Iase generatiI (seksual) dan Iase vegetatiI (aseksual) secara
bergantian.
Hewan yang mengalami metagenesis misalnya golongan Cnidaria. Contoh hewannya yaitu
Hydra dan Ubur-ubur.
Perhatikan Gambar 1.13. Ubur-ubur memiliki dua Iase dalam daur hidupnya, yaitu medusa dan
polip. Medusa merupakan Iase seksual (generatiI) dan polip merupakan Iase aseksual (vegetatiI).



Gambar 1.8 Metagenesis pada
Obelia


KESIMPULAN
Metamorphosis pada katak dan kupu-kupu merupakan metamorphosis sempurna dimana
metamorphosisnya melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa).
Hormon yang berpengaruh pada metamorIosis katak adalah hormon thyroid dengan
mensekresikan hormon thyroxin (T4) dan triiodothronine (T3) dari thyroid selama metamorIosis.
Hormon yang berpengaruh pada metamorIosis kupu kupu antara lain Juvennile hormon, 20-
hidroxyecdysone, dan prothoracicotropic (PTIH).
1enis-jenis metamorphosis
1. Metamorphosis tidak sempurna
Metamorphosis tidak sempurna umumnya terjadi pada hewan
jenis serangga seperti capung, belalang, jangkrik dan lainnya.
Mengapa dikatakan tidak sempurna ? Jawabannya adalah karena
hewan tersebut hanya melewati 2 tahapan, yaitu dari telur
menjadi nimIa kemudian menjadi hewan dewasa.
2. Metamorphosis sempurna
Metamorphosis sempurna kebalikan dari metamorphosis
sempurna. Contoh proses metamorphosis sempurna terjadi pada
katak dan kupu-kupu. Seperti terlihat pada gambar di bawah.
Metamorfosis Katak
Pada awalnya, katak betina dewasa akan
bertelur, kemudian telur tersebut akan menetas
setelah 10 hari. Setelah menetas, telur katak
tersebut menetas menjadi Berudu. Setelah
berumur 2 hari, Berudu mempunyai insang luar
yang berbulu untuk bernapas. Setelah berumur 3
minggu insang berudu akan tertutup oleh kulit.
Menjelang umur 8 minggu, kaki belakang berudu
akan terbentuk kemudian membesar ketika kaki
depan mulai muncul. Umur 12 minggu, kaki
depannya mulai berbentuk, ekornya menjadi
pendek serta bernapas dengan paru-paru. Setelah
pertumbuhan anggota badannya sempurna, katak
tersebut akan berubah menjadi katak dewasa.
Metamorfosis Kupu-kupu
Pertama-tama, kupu-kupu akan bertelur. Telur tersebut
akan menetas menjadi Larva (ulat), ulat tersebut akan
berubah bentuknya menjadi panjang. Ulat tersebut
nantinya akan menempel pada pohon dan daun-daunan
sehingga menjadi kepompong. Setelah beberapa lama,
dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-kupu yang masih muda. Kemudian tidak
berapa lama menjadi kupu-kupu dewasa.









Tumbuhan lumut





Daur
hidup tumbuhan paku mengenal pergiliran keturunan, yang terdiri dari dua Iase utama:gametoIit
dan sporoIit. Tumbuhan paku yang mudah kita lihat merupakan bentuk Iase sporoIit karena
menghasilkan spora.
Bentuk generasi Iase gametoIit dinamakan protalus (prothallus) atau protalium (prothallium),
yang berwujud tumbuhan kecil berupa lembaran berwarna hijau, mirip lumut hati, tidak berakar
(tetapi memiliki rizoid sebagai penggantinya), tidak berbatang, tidak berdaun.

Prothallium tumbuh dari spora yang jatuh di tempat yang lembab. Dari prothallium berkembang
anteridium (antheridium, organ penghasil spermatozoid atau sel kelamin jantan) dan arkegonium
(archegonium, organ penghasil ovum atau sel telur).

Pembuahan mutlak memerlukan bantuan air sebagai media spermatozoid berpindah menuju
archegonium. Ovum yang terbuahi berkembang menjadi zigot, yang pada gilirannya tumbuh
menjadi tumbuhan paku baru.

Tumbuhan berbiji (Spermatophyta) juga memiliki daur seperti ini tetapi telah berevolusi lebih
jauh sehingga tahap gametoIit tidak mandiri. Spora yang dihasilkan langsung tumbuh menjadi
benang sari atau kantung embrio.
%umbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang termasuk dalam Bryophytina
(dari bahasa Yunani bryum, "lumut").
Tumbuhan ini sudah menunjukkan diIerensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ
Iotosintetik namun belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum
memiliki pembuluh sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (haraIiah:
"serupa akar"). Daun tumbuhan lumut dapat berIotosintesis. Tumbuhan lumut merupakan
tumbuhan pelopor, yang tumbuh di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Ini
terjadi karena tumbuhan lumut berukuran kecil tetapi membentuk koloni yang dapat menjangkau
area yang luas. Jaringan tumbuhan yang mati menjadi sumber hara bagi tumbuhan lumut lain dan
tumbuhan yang lainnya.
Dalam bahasa sehari-hari, istilah "lumut" dapat merujuk pada beberapa divisio. KlasiIikasi lama
pun menggabungkan pula lumut hati dan lumut tanduk ke dalam Bryophyta, sehingga di dalam
Bryophyta terangkum lumut tanduk, lumut hati, dan lumut sejati (Musci). Namun,
perkembangan dalam taksonomi tumbuhan menunjukkan bahwa penggabungan ini paraIiletik,
sehingga diputuskan untuk memisahkan lumut hati dan lumut tanduk ke luar dari Bryophyta. Di
dunia terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya
tumbuh di Indonesia
|1|
. Kebun Raya Cibodas di Jawa Barat memiliki "taman lumut" yang
mengoleksi berbagai tumbuhan lumut dan lumut hati dari berbagai wilayah di Indonesia dan
dunia.

Anda mungkin juga menyukai