Anda di halaman 1dari 11

PETUNJUK EVOLUSI BERDASARKAN ATIRFISIAL Makalah Untuk memenuhi tugas matakuliah evolusi Yang dibina oleh Dr.

Umie Lestari, M. Si dan Siti Imroatul Maslikah, S. Si, M. Si

Oleh: Kelompok 1 Faricha Ulfa Azzara Hani Vitri Unisary (408342417762) (408342413177) (407342406042)

Rachmat Wahyoedy (40342417759)

The Learning University

UNIERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI September 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam suatu kehidupan tidak ditemukanya mkhluk yang sama persis dengan individunya yang sejenis. Menurut Darwin variasi dalam suatu keturunan disebabkan oleh factor lingkungan (suhu, tanah, iklim, dan makanan). Oleh karena itu adanaya variasi menunjukkan adanya evolusi menuju kearah terbentuknya spesies-spesies baru. Evolusi dalam bidang kajian Biologi dapat diartikan sebagai perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pada setiap generasi, organisme mewarisi sifat-sifat yang dimiliki oleh orang tuanya melalui gen. Perubahan (yang disebut mutasi) pada gen ini akan menghasilkan sifat baru pada keturunan suatu organisme. Dalam waktu yang cukup lama, populasi yang terisolasi ini akan menjadi spesies baru Ketika organisme bereproduksi, keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan gen oleh mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antara spesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi genetika, yang dapat meningkatkan variasi antarorganisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi. Terdapat dua mekanisme utama yang mendorong evolusi yaitu seleksi alam dan perubahan acak pada frekuensi sifat dalam suatu populasi. Kajian catatan fosil dan keanekaragaman hayati organisme-organisme hidup telah meyakinkan para ilmuwan pada pertengahan abad ke-19 bahwa spesies berubah dari waktu ke waktu.Namun, mekanisme yang mendorong perubahan ini tetap tidaklah jelas sampai pada publikasi tahun 1859 oleh Charles Darwin, On the Origin of Species yang menjelaskan dengan detail teori evolusi melalui seleksi alam. Kekuatan penjelasan dan prediksi teori ini mendorong riset yang secara terus menerus menimbulkan pertanyaan baru, di mana hal ini telah menjadi prinsip pusat biologi modern yang memberikan penjelasan secara lebih menyeluruh tentang keanekaragaman hayati di bumi. Darwin tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain. Pada tahun 1865, Gregor Mendel menemukan bahwa pewarisan sifat-sifat dapat diprediksi. Penemuan kembali karya Gregor Mendel mengenai genetika memberikan dorongan terhadap pemahaman bagaimana variasi terjadi pada sifat tumbuhan dan hewan.

Seleksi alam menggunakan variasi tersebut untuk membentuk keanekaragaman sifat-sifat adaptasi yang terpantau pada organisme hidup. Hal ini menunjukkan bahwa evolusi dapat dilihat ditelusuri secar artifisial. Artifisial berarti buatan, sehingga petunjuk evolusi berdasarkan artifisial merupakan petunjuk evolusi hasil buatan manusia. Maksud dari hasil buatan adalah manusia melakukan berbagai hal eksperimen (penelitian) dalam skala laboratorium yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam laboratorium ilmuwan dapat mengontrol banyak variabel, diantaranya mengubah kondisi lingkungan dan mengobservasi hasil dari perubahan kondisi lingkungan tersebut Diperlukan kajian yang lebih mendalam terkait pengertian dan bukti-bukti evolusi secara artifisial dengan contoh yang relevan. Dengan demikian, penulis menyusun makalah ini dengan judul "Petunjuk Evolusi Berdasarkan Artifisial" sebagai referensi mengenai kajian petunjuk terjadinya evolusi. B. Rumusan masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adadalah sebagai berikut.
1. Apakah yang dimaksud dengan petunjuk evolusi berdasarkan artifisial?

2. Bagaimanakah contoh petunjuk evolusi berdasarkan artifisal? C. Tujuan Tujian berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikanpetunjuk evolusi berdasarkan artifisial

2. Untuk memaparkan contoh petunjuk evolusi berdasarkan artifisal

BAB II ISI
A.

Petunjuk Evolusi Berdasarkan Artifisial Teori evolusi merupakan perpaduan antara ide (gagasan) dan fakta (kenyataan). Yang

dianggap sebagai pencetus ide evolusi ialah Charles Darwin (1809-1892) yang menerbitkan buku mengenai asal mula spesies pada tahun 1859, dengan judul On the ofigin of species by means of natural selection atau The preservation of favored races in the struggle for life. Teori evolusi mempelajari tentang proses perubahan yang terjadi pada makhluk hidup. Perubahan yang terjadi pada makhluk hidup menurut teori evolusi terjadi secara berangsur-angsur menuju ke arah yang sesuai dengan masa dan tempat (Widodo, 2003). Petunjuk evolusi berdasarkan fosil adalah petunjuk yang mendukung teori evolusi karena dapat dibandingkan antara fosil terdahulu dengan makhluk hidup sekarang. Namun adakalanya petunjuk berdasarkan fosil meragukan karena biasanya tidak utuh dan banyak terjadi pemalsuan oleh beberapa pihak. Seiring dengan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi, petunjuk dan pembuktian teori evolusi makin berkembang pula. Petunjuk evolusi berdasarkan artifisial merupakan petunjuk hasil buatan manusia. Yang dimaksud dengan hasil buatan manusia adalah manusia melakukan berbagai macam penelitian dan eksperimen di laboratorium guna membuktikan teori evolusi. Di laboratorium, peneliti dapat mengkondisikan lingkungan dan mengontrol banyak variabel. Eksperimen dilakukan untuk mengetahui bagaimana semua organisme dapat berbeda-beda satu sama lain. Hasil dari penelitian berupa eksperimen ini lebih dapat diterima dan dipertanggungjawabkan kebenarannya. Petunjuk yang menjelaskan terjadinya evolusi 1. Anatomi Perbandingan Anatomi perbandingan adalah ilmu yang mempelajari mengenai persamaan dan perbedaan anatomi dari makhluk hidup.Ilmu ini berkaitan erat dengan biologi evolusi dan filogeni (ilmu evolusi pada spesies-spesies). Dari studi anatomi perbandingan dapat diketabui bahwa alat-alat fungsional pada pelbagai binatang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: a. Homologi Homologi ditandakan dengan alat tubuh yang mempunyai bentuk yang berbeda dan fungsinya berbeda namun kalau diteliti mempunyai bentuk dasar sama. Kemiripan dalam ciri khusus yang dihasilkan dari nenek moyang yang sama. Beberapa struktur homolog yang paling menarik adalah organ vestigial (organ sisa yang tidak berguna

lagi), yaitu struktur dengan arti penting yang kecil jika ada, bagi organisme tersebut. Organ vestigial merupakan sisa-sisa historis dari struktur yang memiliki fungsi penting pada leluhurnya. Sebagai contoh, paus masa kini tidak memiliki sisa-sisa tulang pelvis dan kaki leluhur daratnya yang berkaki empat.

Gambar homologi perbandingan b. Analogi Analogi ditandakan dengan alat-alat tubuh yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda namun karena perkembangan evolusi yang konvergen alat-alat tersebut mempunyai fungsi yang sama.

Gambar analogi 2. Embriolog Perbandingan

Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot menjadi blastula lalu gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat tubuh. Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi. Contoh adanya rekapitulasi adalah perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai dengan perkembangan yang menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan embrio reptil. Meskipun semua vertebrata memiliki banyak ciri perkembangan embrio yang sama, tidak benar bahwa mamalia pertama-tama mengalami tahapan perkembangan ikan, kemudian tahapan amphibia dan seterusnya. Ontogeni dapat memberikan petunjuk untuk filogeni, tetapi penting untuk diingat bahwa semua tahapan perkembangan itu bisa berubah sepanjang proses rentetan proses evolusi yang panjang.

Gambar perbandingan embriologi 3. Perbandingan Fisiologi Perbandingan fisiologi membandingkan kemiripan dalam faal dari berbagi makhluk hidup mulai dari mikroorganisme sampai manusia. Contohnya adalah kemiripan dalam kegiatan pernafasan atau respirasi. Makhluk hidup memerlukan energi yang diperoleh dari

pembentukan ATP. Pembentukan ATP dan penggunaannya dalam berbagai proses kehidupan adalah serupa pada hampir semua organisme. 4. Petunjuk-petunjuk Secara Biokimia Hubungan evolusi diantara spesies dicerminkan dalam DNA dan proteinnya, dalam gen dan produk gennya. Jika dua spesies memiliki pustaka gen dan protein dengan urutan monomer yang sangat bersesuaian, urutan itu pasti disalin dari nenek moyang yang sama. Organisme yang secara taksonomi berbeda jauh, seperti manusia dan bakteri memiliki beberapa protein yang sama, misalnya sitokrom c, suatu protein yang terlibat dalam respirasi seluler pada semua spesies aerob. Mutasi telah menggantikan asam amino di beberapa tempat pada protein tersebut selama perjalanan panjang evolusi, tetapi molekul sitokrom c pada semua spesies sangat mirip dalam struktur dan fungsi. Tidak jauh berbeda, perbandingan jumlah asam amino yang berbeda dalam hemoglobin pada beberapa vertebrata memperkuat bukti-bukti paleontologi dan anatomi perbandingan mengenai hubungan evolusioner diantara spesies-spesien tersebut. Suatu kode genetik yang sama merupakan bukti yang tak terbantahkan mengenai fakta bahwa semua kehidupan saling berhubungan. Dengan demikian jelas, bahasa kode genetik telah diturunkan melalui semua cabang pohon kehidupan sejak permulaan munculnya kode genetik tersebut pada bentuk kehidupan yang lebih awal. Dengan demikian biologi molekuler telah menambahkan babak terbaru pada bukti-bukti bahwa evolusi adalah dasar kesatuan dan keanekaragaman kehidupan. 5. Petunjuk-petunjuk Peristiwa Domestikasi Mengubah tanaman dan hewan liar menjadi tanaman dan hewan yang dapat dikuasai dan bermanfaat sesuai dengan keinginan manusia adalah akibat dari peristiwa domestikasi. Contohnya penyilangan burung-burung merpati, sehingga dijumpai adanya 150 variasi burung, yang di antaranya begitu berbeda hingga dapat dianggap sebagai spesies berbeda. B. Contoh Petunjuk Evolusi Berdasarkan Artifisial a. Eksperimen mengenai rekombinasi Pada reproduksi dengan cara seksual selama proses pembentukan gamet (gametogenesis) terjadi peristiwa meiosis. Ayala (1984) dalam Apriani (1996) menyatakan bahwa meiosis adalah dua pembelahan inti berurutan, dimana pada pembelahan ini berlangsung fase-fase profase, metaphase, anaphase dan telofase. Pada fase profase I kromosom yang berpasangan sering memperlihatkan konfigurasi yang menyilang.

Pindah silang (Crossing Over) adalah terjadinya pemutusan dan penyambungan kembali yang diikuti oleh pertukaran resiprok antara kedua kromatid dalam bentuk bivalen (Corebima, 1997). Pindah silang pertama kali diajukan oleh T. H. Morgan untuk menjelaskan terjadinya rekombinan dari faktor-faktor yang disimpulkan saling terpaut berdasarkan data genetik. Dengan adanya peristiwa pindah silang akan dihasilkan tipe parental dan tipe rekombinan (Corebima, 1997). Pada individu jantan dalam banyak jenis Diptera, termasuk di dalamnya adalah marga Drosophila, peristiwa pindah silang tidak pernah terjadi (Ayala, dkk dalam Corebima 1997). Suryo (1996) menyatakan pada umumnya pindah silang dijumpai baik pada makhluk betina maupun jantan. Namun demikian ada perkecualian, yaitu pada ulat sutera (Bombyx mori) yang betina tidak pernah terjadi pindah silang. Demikian pula pindah silang tidak pernah ditemukan pada lalat Drosopila jantan. b. Spesies baru yang diciptakan secara artificial (konteks reproduksi) 1) Penelitian Gregor Mendell pada tanaman Ercis Untuk membuktikan kebenaran teorinya Mendell melakukan eksperimen dengan membastarkan tanaman-tanaman yang memiliki sifat beda. Mendel memilih kacang ercis sebagai bahan percobaannya, terutama karena tanaman ini memiliki beberapa pasang sifat yang sangat mencolok perbedaannya, misalnya warna bunganya mudah sekali untuk dibedakan antara yang ungu dan yang putih.Selain itu, kacang ercis merupakan tanaman yang dapat menyerbuk sendiri, dan dengan bantuan manusia, dapat juga menyerbuk silang.Hal ini disebabkan oleh adanya bunga sempurna, yaitu bunga yang mempunyai alat kelamin jantan dan betina.Pertimbangan lainnya adalah bahwa kacang ercis memiliki daur hidup yang relatif pendek, serta mudah untuk ditumbuhkan dan dipelihara.Mendel juga beruntung, karena secara kebetulan kacang ercis yang digunakannya merupakan tanaman diploid (mempunyai dua perangkat kromosom). Seandainya ia menggunakan organisme poliploid, maka tidak akan memperoleh hasil persilangan yang sederhana dan mudah untuk dianalisis. Pada salah satu percobaannya Mendel menyilangkan tanaman kacang ercis yang berbiji keriput dengan yang bulat. Tanaman yang dipilih adalah tanaman galur murni, yaitu tanaman yang kalau menyerbuk sendiri tidak akan menghasilkan tanaman yang berbeda dengannya. Dalam hal ini ercis berbiji bulat akan tetap menghasilkan ercis berbiji bulat. Begitu juga ercis berbiji keriput akan selalu menghasilkan ercis berbiji keriput. Dengan menyilangkan galur murni biji bulat dengan galur murni biji keriput, Mendel mendapatkan tanaman yang semuanya berbiji bulat. Selanjutnya, ercis berbiji bulat hasil persilangan ini

dibiarkan menyerbuk sendiri. Ternyata keturunannya memperlihatkan nisbah (perbandingan) ercis berbiji bulat dengan ercis berbiji keriput sebesar 3 : 1. Individu berbiji bulat dan keriput yang digunakan pada awal persilangan dikatakan sebagai tetua (parental), disingkat P. Hasil persilangannya merupakan keturunan (filial) generasi pertama, disingkat F1. Persilangan sesama individu F1 menghasilkan keturunan generasi ke dua, disingkat F2. Pewarisan suatu sifat ditentukan oleh pewarisan materi tertentu. Mendel menyebut materi yang diwariskan ini sebagai faktor keturunan (herediter), yang pada perkembangan berikutnya hingga sekarang dinamakan gen. Dengan adanya penelitian yang telah dilakukan oleh Mendel yang menunjukkan perubahan fenotip dari F1 dan setelah persilangan menunjukkan perubahan pada F2 (Anonim, 2003) berikut adalah skema persilangan ercis berbiji bulat dengan ercis berbiji keriput oleh Mendel.

BAB III KESIMPULAN 1. Petunjuk evolusi berdasarkan artifisial merupakan petunjuk hasil buatan manusia. Yang dimaksud dengan hasil buatan manusia adalah manusia melakukan berbagai macam penelitian dan eksperimen di laboratorium guna membuktikan teori evolusi. 2. Contoh petunjuk evolusi berdasarkan artifisial adalah percobaan persilangan tanaman ercis berbiji bulat dengan ercis berbiji keriput oleh George Mendel.

Daftar Rujukan
Anonim. 2003. Dasar-dasar pewarisan Sifat.(online) (http://18bios1unsoed.files.wordpress.com/2008/03/buku-ajar-gen02.doc, diakses pada tanggal 22 September 2011)

Apriani, Indah Sulistya. 1996. Pengaruh Suhu dan Sitoplasma Terhadap Frekuensi Pindah Silang Antara gen b dan Gen vg Drosophila melanogaster. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA IKIP Malang Corebima, A. D. 1997. Genetika Mendel. Surabaya: Airlangga University press. Suryo. 1996. Genetika Strata 1. Yogyakarta : Gajah Mada University Press Widodo, dkk. 2003. Evolusi. Malang: Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang

Anda mungkin juga menyukai