Anda di halaman 1dari 33

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya setiap manusia tidak bisa hidup sendirian, sebagai seorang manusia kita perlu berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Salah satu sarana untuk berinteraksi tersebut adalah dengan sarana telekomunikasi. Saat ini di Indonesia sedang berkembang dengan pesatnya sarana telekomunikasi tersebut. Hal ini dapat kita lihat dengan munculnya beberapa provider penyedia jasa layanan telekomunikasi. Teknologi telekomunikasi yang paling diminati oleh masyarakat adalah telepon seluler. Telepon seluler adalah teknologi komunikasi dimana pesawat telepon tidak terhubung kabel melainkan langsung melalui satelit, sehingga bagi mereka yang memiliki mobilitas tinggi tetap dapat berkomunikasi dengan siapapun dan kapanpun. (www.wikipedia.org/wiki/Telepon_seluler ) Untuk mendorong tetap tumbuhnya sektor indrustri seluler dan tetap bertahan dalam persaingan yang makin kuat, satu hal yang perlu terus dilakukan adalah inovasi. Operator seluler harus selalu berinovasi dengan memberikan layanan yang lebih baik serta memberikan keberagaman keunggulan dibanding operator pesaing. Berbagai hal kini telah dilakukan yang bertujuan untuk menarik minat konsumen baru. Mereka disuguhi dengan berbagai keunggulan seperti tarif yang semakin murah, fitur yang semakin

beragam, kualitas jaringan yang semakin bagus dan promo program yang semakin menarik. (www.wikipedia.org). Salah satu operator seluler di Indonesia adalah PT Indosat dengan merk dagang IM3, Matrik, Mentari dan Star One. Di tengah persaingan kartu prabayar yang semakin ketat, konsumen akan lebih selektif dalam mempertimbangkan produk atau jasa yang ditawarkan produsen. Fenomena ini yang pada akhirnya akan memberikan dampak krisis terhadap merek tertentu dengan melakukan perpindahan merk ( Brand switching ) karena konsumen berada pada posisi absolute untuk memilih produk sim card yang akan dipakai. (Hesti Mulyana Amir:2006) Perilaku brand switching muncul karena konsumen merasa tidak terpuaskan dengan merek yang mereka gunakan sekarang. Brand switching juga disebabkan karena adanya perilaku variety seeking yaitu perilaku konsumen untuk melepaskan suatu kejenuhan karena keterlibatan rendah pada produk. Perilaku ini dicirikan dengan sedikitnya pencarian informasi dan pertimbangan alternatif atau pilihan. (Howard, dalam Mayasari, 2005:21 ). Permasalahan dalam penelitian ini adalah bahwa pada tahun 2007 pangsa pasar Indosat mengalami penurunan sebesar 2% karena konsumen mengganti penggunaan simcard produk Indosat ke merek lainnya sedangkan perusahaan pesaing yaitu PT Telkomsel mengalami peningkatan sebesar 1% dari konsumen baru yang sebelumnya menggunakan Simcard selain produk Telkomsel. Dan Indosat sampai sekarang masih berada pada urutan kedua

dipangsa pasar Indonesia (26,7%) sedangkan pesaingnya telkomsel memegang urutan pertama (55,6%).(www.ubb.ac.id) Dengan beragamnya kartu prabayar serta fasilitas yang dimiliki, perilaku Brand switching dimungkinkan akan terjadi. Bisa dikarenakan

kekecewaan dengan produk sebelumnya atau adanya fasilitas-fasilitas lain dari pesaing yang lebih menarik. Berdasarkan penjelasan di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian guna untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku brand switching konsumen terhadap kartu prabayar IM3.

B. Rumusan Masalah 1. Apakah tarif berpengaruh pada perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3 ? 2. Apakah fitur berpengaruh pada perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3 ? 3. Apakah promo program berpengaruh pada perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3 ? 4. Apakah kualitas jaringan berpengaruh pada perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3 ?

C. Batasan Masalah 1. Objek penelitian adalah kartu prabayar IM3. 2. Subjek penelitian adalah konsumen pengguna kartu IM3.

3.

Lokasi penelitian dilakukan di Purworejo.

4. Variabel penelitian dibatasi pada masalah tarif, fitur, promo program, kualitas jaringan dan brand switching.

D. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui pengaruh tarif terhadap perilaku brand

switching pada kartu prabayar IM3. 2. Untuk mengetahui pengaruh fitur terhadap perilaku brand

switching pada kartu prabayar IM3. 3. Untuk mengetahui pengaruh promo program terhadap perilaku

brand switching pada kartu prabayar IM3. 4. Untuk mengetahui pengaruh kualitas jaringan terhadap perilaku

brand switching pada kartu prabayar IM3.

E. Mamfaat Penelitian 1. Mamfaat praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi PT. Indosat untuk dapat menentukan strategi yang tepat dan dapat mempertahankan loyalitas pelanggan. 2. Mamfaat teoritis Penelitian ini akan menjelaskan factor-faktor apa saja yang akan

mempengaruhi perilaku brand switching pada produk kartu prabayar IM3/ Faktor-faktor itu diantaranya tarif, fitur, promo program dan kualitas

jaringan. Penelitian ini juga untuk mengetahui seberapa besar factor-faktor tersebut dapat mempengaruhi perilaku brand switching.

F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, batasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, mamfaat penelitian dan metodologi penelitian. BAB II Landasan Teori Berisi tentang landasan teori dari penulisan skripsi ini meliputi uraian teoritas yang berhubungan dengan masalah penelitian ini. BAB III Metodologi Penelitian Berisi tentang profil perusahaan penyedia jasa telekomunikasi yang terkait dengan penelitian ini dan juga berisi tentang waktu dan tempat penelitian, metode oengambilan sampel, teknik pengumpulan data dan metode analisis data. BAB IV Menjelaskan proses penelitian, hasil pengujian, dan cara menganalisis data dengan menggunakan alat yang telat ditentukan. BAB V Kesimpulan dan Saran

Merupakan kesimpulan dari hasil penelitian, disertai saran-saran yang diharapkan dapat bermamfaat bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan peelitian ini.

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

A. Brand ( merek ) Menurut American Marketing Association ( AMA ) dalam Keller ( 2003 ) merek adalah suatu nama, istilah, symbol atau desain atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa yang dihasilkan oleh penjual atau kelompok penjual dan membedakannya dari pesaing. Merek memegang peranan yang sangat penting. Salah satunya adalah menimbulkan adanya ikatan emosional antara konsumen dengan perusahaan. Pesaing bisa saja menawarkan merk yang mirip tetapi mereka tidak mungkin menawarkan janji emosional yang sama. Merek merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan feature, mamfaat dan jasa tertentu kepada pembeli, bukan hanya sekedar symbol yang membedakan produk perusahaan dengan kompetitornya, sehingga merek dapat membawa produk kedalam 6 tingkatan arti (Freddy Rangkuti, 2009:78) yaitu : 1. Atribut Setiap merek memiliki atribut, dimana atribut ini perlu dikelola dan diciptakan agar konsumen dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa saja yang terkandung dalam suatu merek.

2. Mamfaat Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian mamfaat karena konsumen membeli mamfaat bukan atribut. Mamfaat-mamfaat dari atribut inilah yang membuat konsumen tertarik membeli merek. 3. Nilai Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek yang memiliki nilai akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut. 4. Budaya Merek dapat juga mewakili budaya tertentu. Misalnya : Mercedes mewakili budaya jerman yang terorganisasi dengan baik, mewakili cara kerja yang efisien dan selalu menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. 5. Kepribadian Merek juga mewakili kepribadian, yaitu kepribadian bagi penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek kepribadian si pengguna akan tercermin dengan merek yang digunakan. 6. Pemakai Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut. Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang terkenal untuk menggunakannya.

B. Brand Loyalty ( loyalitas merek ) Mowen dan Minor mengemukakan bahwa Brand Loyalty merupakan kondisi sejauh mana seseorang konsumen menunjukkan sikap positif terhadap suatu merek tertentu, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya dimasa yang akan datang. Pengertian lain dari Peter dan Olson ( 2000 ), loyalitas merek mengacu pada tingkat komitmen pelanggan untuk suatu merek yaitu suatu keinginan untuk melakukan dan perilaku pembelian ulang. Pelanggan yang loyal pada umumya akan melanjutkan pembelian merk tersebut walaupun banyak alternatif lain yang bisa dipilih. Sedangkan pelanggan yang tidak loyal kepada suatu merk, maka konsumen tersebut akan mudah berganti merk apabila ada alternatif lain yang dianggap lebih baik. Menurut Aaker, ( 1997 : 58) Brand Loyalty memiliki beberapa tingkatan yang diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Switcher ( berpindah-pindah ) Konsumen pada tingkatan ini merupakan konsumen pada tingkatan yang paling dasar. Hal ini tejadi karena konsumen menginginkan hal yang berbeda. 2. Habitual buyer ( pembeli yang bersifat kebiasaan ) Ciri utama pada tingkatan ini adalah konsumen jarang mengevaluasi alternatif lain. Atau dengan kata lain konsumen pasif terhadap merk lain yang ditawarkan.

3.

Satisfied buyer ( pembeli yang puas dengan biaya peralihan ) Pada tingkatan ini konsumen akan membandingkan merk yang dibelinya dengan merk yang lain. Konsumen tidak akan nerpindah merk apabila merk yang dipilihnya memberikan kepuasan dan karena adanya biaya untuk berpindah. Apabila merk lain bisa memberikan mamfaat yang lebih besar dari biaya berpindah, konsumen pada tingkatan ini akan cenderung untuk melakukan perpindahan.

4.

Likes the brand ( menyukai merek ) Pada tingkatan ini konsumen merupakan pembeli yang benar-benar menyukai merek tersebut.

5.

Commited buyer ( pembeli yang komit ) Pada tingkatan ini konsumen merupakan pembeli yang loyal dang senang menggunakan merek tersebut. Pada tingkatan ini loyalitas konsumen ditujukkan dengan salah satunya konsumen akan dengan sendirinya merekomendasikan atau mempromosikan merk tersebut kepada orang lain.

C. Brand Switching ( berpindah merk ) Brand switching adalah saat dimana seseorang pelanggan atau sekelompok pelanggan berpindah kesetiaan dari satu merek ke merek lainnya. Dapat dijelaskan bahwa konsumen sering kali melakukan perpindahan merek ( brand switching ) dalam pembeliannya termasuk type perilaku pembelian yang mencarik keberagaman. ( Aaker dalam Simamora, 2002:27).

Penyebab lain brand swictching dapat berasal dari beragamnya penawaran produk lain. Pada saat sekarang ini variasi produk sangat menjamur di pasaran. Perusahaan harus waspada terhadap kemungkinan yang mungkin terjadi yang bisa menyebabkan konsumen berpindah merek. Untuk mengetahui loyalitas konsumen diperlukan strategi pemasaran untuk mempertahankan pelanggan yang mempunyai kecenderungan tidal loyal agar tetap loyal. Kecenderungan ketidakloyalan adalah sebuah maslah tingkatan. Komponennya bisa terangkai dari segi praktis ( tampilan, harga, ketersediaan barang, dll ) sampai kepada segi emosional ( kelegaan, tingkatan kesenangan, percaya diri ) atau segi aspirasional ( status ). ( www.wikipedia.org ) Di International Journal of Marketing Research vol 42 Issue 3; A study Marketing Structure: Brand Loyalty & Brand Switching Behaviours for Durable Household Applianees yang ditulis oleh Chin Ho-Lin, Wann-Yih Wu Zhi-Feng Wang dalam B. Andrean Baskoro Murtiaji ( 2004:42). Menjelaskan bahwa brand loyalty adalah loyal terhadap merek tertentu dimana mewakili karakteristik yang diinginkan konsumen dan juga hanya akan membeli produk dari merek tersebut daripada melakukan switching ke merek lain. Dari gambar di bawah dapat kita lihat struktur pasar pembelian berulang (repeat purchasing) dan perpindahan merek (brand switching).

10

Gambar 2.1. Struktur Pasar pada Perpindahan Merek

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Potential Switcher ( pembelanja ) Seluruh konsumen yang tidak loyal terhadap produk secara khusus. Konsumen ini dipengaruhi oleh berbagai faktor untuk nerpindah merk. Akan tetapi juga dimungkinkan pembelanja akan melakukan pembelian yang sama pada merek yang sudah digunakan. 2. Repeat Buyer Merupakan beberapa pembelanja yang membuat perilaku yang sama untuk produk atau merek yang sama pada waktu sebelumnya, waktu sekarang maupun untuk masa mendatang.

11

3. Brand Switching Sebagian dari para pembelanja yang aka berpindah produk atau merek setidaknya sekali ketika mereka membuat pilihan sekarang atau sebelumnya. 4. Loyal Customer Pelanggan yang selalu setia karena adanya ikatan emosional terhadap suatu merek tertentu. Menurut Schiffman dan Kanuk dalam B. Andrean Baskoro Murtiaji (2004) menyatakan bahwa : Variety seeking consumers level to be brand switcher and purchaing of innonative product and service, they also prossess the following innovator. Related personality traits : they are open minded, extroverts, liberal, able to deal with complex or ambigoys stimuli dan creative. Dapat disimpulkan bahwa setiap pelanggan mempunyai referensi untuk menilai produk tertentu secara berbeda. Oleh karena itu produk, harga, mutu, fungsionalisme, citra merek produk, hubungan pelanggan, dan layanan pelanggan merupakan factor-faktor dominan yang dapat menciptakan kepuasan pelanggan,sehingga dapat mempengarugi keputusan pe,mbelian pelanggan terhadap suatu merek produk tertentu ( Robert Kapllan & David P.Norton, 2000 ). Konsumen yang tidak loyal pada suatu merek, pada saat akan melakukan pembelian akan merek tersebut, pada umumnya tidak didasarkan karena ketertarikan pada mereknya tetapi lebih pada karakteristik produk, harga dan kenyamanan pemakainya ataupun berbagai atribut lain yang ditawarkan oleh merek produk alternative ( Darmadi Durianto, dkk. 2001 )

12

Sedangkan suatu merek dapat bertahan dalam persaingan dan keluar sebagai pemenang dibutuhkan konsumen yang mempunyai brad loyalty yang tinggi, dimana pelanggan pada umumnya akan melakukan pembelian merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternative merek produk pesaing yang menawarkan karakteristik produk yang lebih unggul dipandang dari berbagai segi atributnya ( Darmadi dan Durianto, dkk. 2001 ). Di dalam pasar yang terdapat banyak pilihan khusunya untuk operator seluler dan banyaknya produk pengganti loyalitas cenderung menurun. Jadi dari beberapa pendapat di atas dapat dikatakan bahwa brand loyalty suatu produk dapat berpengaruh terhadap kemungkinan terjandinya brand switching ke produk lain.

D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Brand Switching Setiap orang untuk mendapatkan sesuatu tidak suka dengan hal-hal yang ribet, juga dalam soal penggunaan telepon seluler, sehingga pada umumnya penyedia layanan telekomunikasi memberikan pilihan produknya kepada konsumen untuk bergabung menjadi pelanggan prabayar (prepaid) atau pelanggan pascabayar (postpaid). Dalam kartu prabayar terdapat atributatribut seperti : tarif, fitur, Infra stuktur jaringan dan Promo program. Atributatribut akan mempengaruhi konsumen dalam melakukan perpindahan merek. Karena konsumen merasa atribut yang diberikan oleh merek lain lebih menarik dan sebaliknya. (www.pintunet.com )

13

1.

Tarif

Merupakan nilai tarif yang dihitung dari masing-masing kartu prabayar dalam menggunakan fasilitas yang ditawarkan oleh masing-masing kartu prabayar seperti SMS, MMS, GPRS, dan lain-lain.(B. Andrean Baskoro Murtiaji, 2004:20). Tarif juga dapat diartikan sebagai besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk memperoleh jasa pelayanan. Peranan tarif dianggap penting karena untuk menjaga kesinambungan pelayanan. (Naran NurAeny , DRG ,2007:5). Faktor-faktor yang mempengaruhi tarif menurut Jonh J.Aluise dalam Naran NurAeny, DRG (2007:6) adalah pasar (apa yang diminta penyedia jasa layanan lainnya) dan respon konsumen (terkait dengan nilai pelayanan yang mereka terima). Sekarang ini masing-masing operator seluler berlomba-lomba menarik konsumen dengan menurunkan tarif. Baik untuk tarif sms, call voice maupun tarif GPRS. Perbedaan tarif pada masing-masing operator seluler akan mendorong konsumen untuk berpindah merek. Dan konsumen akan lebih cenderung berpindah ke tarif yang dianggap lebih murah. (www.ubb.ac.id). 2. Fitur

Merupakan fasilitas-fasilitas kemajuan teknologi yang ditawarkan oleh masing-masing kartu prabayar seperti SMS (Short Massage Service),MMS (Multimedia Massage Serive), voice mail, GPRS (General Packet Radio

14

ervice), EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evaluation), Life in hand, IM3 access, dan lain-lain.(www.lintasberita.com) Fitur juga dapat diartikan sebagai fasilitas yang diberikan kepada konsumen yang berguna untuk mempermudah konsumen dalam

melakukan sesuatu hal. Rateka Lee (2010). Pada saat sekarang ini masing-masing operator menyediakan berbagai fitur yang akan memudahkan konsumennya serta untuk menarik konsumen lain. Dan biasanya konsumen akan lenih menyukai kartu prabayar yang tanpa memerlukan registrasi atau aktifasi untuk

menggunakan fitur yang telah disediakan.(www.ubb.ac.id). 3. Promo program

Promo progam merupakan salah satu dari promosi penjualan. Promosi penjualan sendiri dapat diartikan sebagai berbagai kumpulan alat intensif, yang sebagian besar berjangka pendek untuk merangsang pembelian produk dan jasa tertentu dengan lebih cepat dan lebih besar oleh konsumen atau pedagang. (Philip Kotler, 2005:299). Promo progam termasuk dalam kategori promosi konsumen. Promosi konsumen terkait dengan pemberian sampel, kupon, tawaran uang kembali, potongan harga, pemberian hadiah, hadiah berlangganan. ( Philip Kloter, 2005:299). Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa promo progam merupakan suatu program yang dikeluarkan masing-masing kartu prabayar saat meluncurkan layanan-layanan baru atau untuk meningkatkan jumlah

15

pelanggan dengan memberikan hadiah, atau memberikan tarif yang lebih murah.(B. Andrean Baskoro Murtiaji, 2004:20). Banyak kita lihat sekarang ini banyak promo progam yang diberikan kepada konsumen. Mulai dari gratis sms, voice call maupun akses data. Selain itu juga pemberian hadiah dengan system menukar point maupun dengan mengisi pulsa. Hal ini sering kali membuat konsumen penasaran untuk berpindah merek kepada merek yang memberikan promo menarik. 4. Kualitas jaringan

Menurut KUBI dalam Tri Pujiastutik (2006:17) kualitas adalah tingkat atau kadar baik buruknya sesuatu. Sedangkan menurut Tjiptono (2003:4) kualitas merupakan kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Jaringan merupakan komponen sejumlah kegiatan komunikasi yang saling bertautan (KUBI dalam Tri Pujiastutik, 2006:18). Berdasarkan hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa kualitas jaringan merupakan suatu tingkat baik atau buruknya jaringan yang disediakan oleh perusahaan telekomunikasi untuk kemudahan konsumennya. Pada saat ini jaringan GSM yang paling mendominasi. Karena teknologi ini memiliki kualitas suara yang lebih jernih, jaringan kuat serta mempunyai fasilitas lebih menarik dan pengguna telepon dengan teknologi ini lebih fleksibel.(B. Andrean Baskoro Murtiaji, 2004:22)

16

E. Penelitian Terdahulu 1. B. Andrean Baskoro Murtiaji meneliti tentang analisis faktor-faktor

yang mempengaruhi perilaku brand switching pada kartu prabayar. Teknik pengambilan sampel menggunakan tak acak purposive sampling. Variabel yang digunakan adalah tarif, fitur, promo progam, dan infra strukur jaringan sebagai variabel independent dan brand switching sebagai variabel dependent. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Agustus 2004 sampai Oktober 2004. Hasil penelitian diketahui bahwa ada pengaruh atribut tarif, fitur, promo progam dan infra struktur jaringan terhadap perilaku brand switching. Dan secara keseluruhan dapat diketahui pengaruh yang paling kuat adalah atribut tarif. 2. Hesti Mulyana Amir meneliti tentang Analisis Perilaku

Perpindahan Merek (brand switching) pada Pengguna Serial Interface Memory (SIM) Card Produk Indosat. Variabel yang digunakan adalah variabel harga, kualitas dan layanan sebagai variabel independen. Sedangkan variabel dependen adalah perilaku Brand Switching. Waktu penelitian dilakukan pada tahun 2006 dengan subjek penelitian adalah Mahasiswa Manajemen Unila Angkatan 2006. Hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh harga, kualitas dan layanan terhadap perilaku brand switching.

17

F. Pengembangan Hipotesis Kesimpulan sementara yang akan dibuktikan kebenarannya dalam penelitian ini adalah : hubungan tarif dan perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3. Perilaku perpindahan merek yang dilakukan konsumen adalah semua perilaku perpindahan secara kritis yang melibatkan penerapan tarif. Subkategori penerapan tarif mencakup (1) peerbedaan tarif (2) sistem pentarifan.. Dalam sub kategori perpindahan tarif , konsumen akan melakukan perpindahan ketika tarif dari merek lain dianggap lebih murah dan lebih menarik. Sedangkan pada subkategori yang kedua konsumen berpindah merek karena perbedaan sistem pentarifan. Apakah perhitungan tarif flat atau dibagi dalam kategori tertentu. H1 = terdapat pengaruh tarif terhadap perilaku brand switching kartu prabayar IM3. hubungan fitur dan perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3. Fitur merupakan fasilitas-fasilitas yang ditawarkan oleh masing-masing kartu prabayar. Fitur dimasukkan dalam dua sub kategori (1) kelengkapan fitur (2) adanya fitur-fitur baru. Kelengkapan fitur yang disediakan oleh setiap operator kartu seluler akan membuat konsumen berpindah pada merek yang dianggap lebih lengkap yang akan memenuhi semua kebutuhan dan keinginan konsumen. Sedangkan untuk adanya fitur-fitur baru akan membuat konsumen berpindah pada merek yang lebih banyak

18

berinovasi dan memberikan fitur-fitur yang lebih menarik dibanding merek lain. H2 = terdapat pengaruh fitur terhadap perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3. hubungan promo program dan perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3. Promo ini terkait dengan pemberian hadiah atau harga khusus pada saat tertentu saja. Promo program yang menarik akan membuat konsumen berpindah merek. Selain tarif yang lebih murah pada saat promo, pem,berian hadiah yang menarik juga akan mendorong konsumen untuk berpindah merek. H3 = terdapat pengaruh promo program terhadap perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3. hubungan kualitas jaringan dan perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3. Jaringan yang kuat seperti kejernihan suara dan kecepatan dalam mengirim, menerima serta mengakses data akan membuat konsumen untuk berpindah merek pada merek yang memiliki jaringan yang kuat. Jaringan yang luas juga akan membuat konsumen melakukan perpindahan merek, apalagi untuk konsumen yang sering melakukan berpergian ketempattempat tertentu. H4 = terdapat pengaruh kualitas jaringan terhadap perilaku brand switching pada kartu prabayar IM3.

19

G. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran teoritis adalah model konseptual yang disesuaikan atau dibentuk sesuai dengan kebutuhan penelitian. Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar. 2.2 Kerangka pemikiran Sumber : B. Andrean Baskoro Murtiaji (2004)

Tarif ( X1 ) H1 (+) Fitur ( X2 ) H2 (+) Brand switching (Y)

Promo progam ( X3 ) Infra struktur jaringan ( X4 )

H3 (+) H4 (+)

20

BAB III METODE PENELITIAN

A.

Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan menggunakan kuesioner terhadap responden.Menurut kamus webster survei adalah suatu kondisi tertentu yang menghendaki kepastian informasi, terutama bagi orangorang yang bertanggung jawab atau yang tertarik. Tujuan survei adalah untuk memaparkan data dari objek penelitian, dan untuk menginterprestasikan dan menganalisisnya secara sustematis.(massofa.wordpress.com).

B. 1. Jenis Data

Jenis dan Sumber Data

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data primer. Menurut Umar (2002: 130), Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perorangan. Data ini berupa kuesioner yang diberikan langsung kepada responden. 2. Sumber Data Sumber data berasal dari hasil isian kuesioner yang dibagikan kepada responden. Penyusunan item kuesioner dalam penelitian ini berdasarkan pada atribut tarif, fitur, promo progam dan kualitas jaringan pada kartu prabayar IM3 yang dilakukan di kabupaten Purworejo.

21

C. 1. Populasi

Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2006: 61), Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini populasi dan subjek penelitiannya adalah konsumen di purworejo yang pernah menggunakan kartu prabayar IM3. 2. Sampel Menurut Sugiyono (2006: 56), Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut dimana sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif. Dalam penelitian ini sampel yang diambil sebanyak 100 responden.

D.

Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgment sampling yang merupakan salah satu dari purposive sampling. Judgment sampling yaitu teknik pengambilan sample dimana sample dipilih berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sample yang disesuaikan dengan maksud penelitian. (Mudrajat Kuncoro, 2003:119).

22

E.

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penilitian ini berasal dari Data Primer. Data primer diperoleh dengan menggunakan kuesioner. Menurut Umar (2002: 167), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.

F.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan kuesioner. Menurut Umar (2002: 167), kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memberikan pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: Bagian I Bagian II : Berisi pertanyaan mengenai data diri responden. : Berisi pertanyaan untuk mendapatkan data mengenai atribut-atribut yang menyebabkan perilaku brand switching kartu prabayar IM3

G. 1.

Definisi Operational dan Pengukurannya.

Definisi Operasional a) Variabel Bebas

Variable bebas dalam penelitian ini sebagai berikut : tarif ( X1 ) yaitu tarif yang dihitung dari kartu

prabayar IM3 dalam menggunakan fasilitas yang ditawarkan oleh

23

kartu prabayar IM3 seperti SMS, MMS, GPRS, Voice Call, dll. Indikator tarif : Tarif intra operator Tarif lintas operator Tarif internet

Fitur ( X2 ) yaitu fasilitas-fasilitas kemajuan teknologi yang ditawarkan oleh masing-masing kartu prabayar seperti SMS (Short Massage Service),MMS (Multimedia Massage Serive), voice mail. GPRS (General Packet Radio ervice), EDGE (Enhanced Data rates for GSM Evaluation), IM3-Community, IM3 acces, dll. Indikator fitur: Fitur yang lengkap Fitur-fitur baru Promo program ( X3 ) yaitu suatu program

yang dikeluarkan oleh kartu prabayar im3 saat meluncurkan layanan-layanan baru atau untuk meningkatkan jumlah pelanggan dengan memberikan hadiah. Indikator promo program : Pemberian hadiah atau undian Bonus sms, voice call dan GPRS. Diskon di outlet-outlet tertentu Kualitas jaringan ( X4 ) yaitu kualitas

teknologi jaringan untuk mendukung telekomunikasi dari kartu prabayar IM3. Indikator kualitas jaringan :

24

b)

Sinyal yang kuat Jaringan yang luas Kecepatan dalam mengakses data Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu brand switching ( Y ) yaitu perpindahan yang merek yang dapat muncul karena perilaku variety seeking dan karena alasan-alasan lain. Indikator Brand Switching : Keputusan untuk berpindah merek karena merasa kecewa terhadap kartu prabayar IM3. Keputusa untuk berpindah merek karena tertarik untuk mencoba merek lain. Keputusan untuk berpindah merek dari kartu prabayar IM3 karena ada merek lain yang lebih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan. 2. Skala Pengukuran Variabel Pengukuran atribut pada kartu prabayar IM3 terhadap perilaku brand switching, dengan menggunakan skala likert dengan tingkatan yang diberi skor sebagao berikut ( Sekaran, 2006:31 ) : Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Ragu-ragu (RR) Tidak Setuju (TS) : mempunyai bobot 5 : mempunyai bobot 4 : mempunyai bobot 3 : mempunyai bobot 2

Sangat Tidak Setuju : mempunyai bobot 1

25

H.

Alat Analisis

1. Uji Instrumen a) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan dikur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2007) Cara yang digunakan untuk menguji valid tidaknya suatu kuesioner dengan menggunakan uji Conrifinatory Factor Analysis (CFA). Uji dengan CFA adalah faktor yang digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Jika masing-masing indikator merupakan indikator pengukur konstruk maka akan memiliki nilai loading faktor (minimal 0,4) yang tinggi. Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik harus memiliki korelasi yang cukup (Suffiction correlation). Alat uji lain yang digunakan untuk mengukur tingkat korelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor, adalah Kaiser Meyer Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari 0 sampai dengan

26

1. Nilai yang dikehendaki harus > 0,50 untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2007). b) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Instrument dikatakan reliable apabila instrument tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. suatu variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai cronbach alpha > 0,6 ( Nunnualy dalam Ghozali, 2006 : 42 ). 2. . Analisis Data a) Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel bebas ( tarif, fitur, promo progam dan infra struktur jaringan ) terhadap variabel terikat ( brand switching ) digunakan analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda dapat dirumuskan sebagai berikut (Sugiyono, 2006: 261): Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 +b4X4+ e Keterangan : Y a X1 X2 = Perilaku brand switching = Konstanta = tarif = fitur

27

X3 X4

= promo progam = infra struktur jaringan

b1, b2, b3 b4 = koefisien regresi e = Error term

Ketepatan model (Model fit) Dalam analsisi regresi, untuk mengetahui ketepatan model regresi yang dibangun dapat dilihat dari nilai-nilai berikut ini : a) Nilai Adjusted R Square (R2) Merupakan pengujian untuk mengukur seberapa besar kontribusi variable bebas ( tarif, fitur, promo progam dan infra struktur jaringan ) terhadap variasi perubahan variable terikat ( brand switching ). ( Algifari, 2000:48 ). Besarnya kontribusi variable bebas terhadap variable terikat dapat dilihat dari besarnya koefisien determinasi (R2), yang nilainya berkisar antara 0 sampai dengan 1. Semakin mendekati 0 besarnya koefisien variable bebas terhadap perubahanvariabel terikat. Semakin mendekati 1 koefisien determinasi suatu persamaan regresi, maka semakin besar kontribusi variable bebas terhadap perubahan variable terikat. b) Nilai t Uji t merupakan suatu pengujian individu terhadap variable independent (X) yaitu tarif (X1), fitur (X2), promo progam (X3) dan infra struktur jaringan (X4) dimana memiliki pengaruh yang signifikan

28

terhadap variabel dependent (Y) yaitu brand switching. ( Sugiyono, 2006:215). Cara menafsirkan perhitungan secara statistic adalah dengan memperlihatkan hasil koefisiennya yang diperoleh dari perhitungan regresi. Perhitungan akan dialakukan dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows dengan criteria sebagai berikut : Jika Pvalue < 0.05 berarti terdapat pengaruh variable bebas yang signifikan secara individu terhadap variable terikat. Jika Pvalue > 0.05 berarti tidak terdapat pengaruh variable bebas yang signifikan secara individu terhadap variable terikat. c) Nilai F Merupakan pengujian yang digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel bebas (X) secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y), maka dilakukan pengujian signifikan atau uji hipotesis terhadap regresi ( Sugiyono, 2006 : 219 ). Perhitungan selnjutnya dengan menggunakan progam computer SPSS 16.0 for windows, dengan kriteria sebagai berikut : Jika P value < 0,05 ( = 5%) maka ada pengaruh yang

signifikan secara simultan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Jika P value > 0,05 ( = 5%) maka tidak ada pengaruh

yang signifikan secara simultan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).

29

DAFTAR PUSTAKA

Aaker, David A, 1997. Managing Brand Equity. The Press New York..

Durianto, Darmadi, dkk, 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset dan

Perilaku Merek . Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Ghozali, Imam, 2007. Aplikasi Analisis Multovariate dengan Progam SPSS. Cetakan IV. Semarang : Badan Penerbit Undip. Kaplan, Robert dan Nortor, David P, 2000. Balance scorecard : Menerapkan Strategi Menjadi Aksi . Jakarta : Erlangga. Kotler, Philip dan Amstrong, Gary, 2005. Manajemen Pemasaran. Edisi kesebelas. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kuncoro, Mudrajat, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta:Erlangga.

30

Lee, Rateka, 2010. Ponsel Kantoran Fitur Lumayan. 13 Oktober, Pulsa.

Lin, Chin Ho, Yih wu, Feng Wang, 2000. A Study Marketing Structure:Brand Behaviour for Durable House Hold Applianees. International Journal of Research vol 101 no. 42. Marketing Loyalty & Brand Switching

Mulyana,

Hesti

A,

2006.

Analisis

Perilaku

Perpindahan Merek (Brand Switching). Unila. NurAeny, Naran DRG, 2007. Respon Pasien

Terhadap Tarif Pemeriksaan. Bandung. Peter, Paul, dan Jerry C.Olson, 2000. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta:Erlangga. Rangkuti, Freddy, 2009. Strategi Promosi yang Kreatif & Analisis Kasus Jakarta: Integrated PT Marketing Pustaka Hal 5. Universitas Padjajaran

Communication. Utama.

Gramedia

31

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, cetakan kesembilan. Bamdung Alfabeta. : CV.

Tjiptono, Fandy, 2003. Total Quality Manajemen. Yogyakarta:Andi.

Umar, Husein, 2002. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama PT

www.lintasberita.com.Pengertian Fitur. Diakses oleh Rina Nurmawati pada tanggal 10 Desember 2010.

www.pintunet.com. Keunggulan Kartu Prabayar. Diakses oleh Rina Nurmawati pada tanggal 2 Desember 2010.

www.wikipedia.org. Bisnis Operator Seluler. Diakses oleh Rina pada tanggal 2 Desember 2010. Nurmawati

www.wikipedia.org. brand switching pada kartu prabayar. Diakses oleh Nurmawati pada tanggal 4 Desember 2010. Rina

www.wikipedia.org. telepon seluler. Diakses oleh Rina Nurmawati pada 2 Desember 2010. tanggal

32

www.ubb.ac.id.org. Perang Tarif Operator Seluler. Diakses oleh Rina Nurmawati pada tanggal 2 Desember 2010.

33

Anda mungkin juga menyukai