Mata Kuliah Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD Dosen pengampu : Renggani
Disusun oleh:
YEVI SYLVIA TANTIKA 1401409100 Rombel : 12
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011 Pembelajaran Tematik
A. Landasan Penyelenggaraan Pembelajaran Tematik
1. Landasan Filosofis Pelaksanaan pembelajaran tematik merupakan implementasi dari kurikulum yang berlaku. Pada saat mempertimbangkan pelaksanaan pembelajaran ini didasari pada landasan IilosoIis, landasan psikologis, dan landasan yuridis. Menurut Sukayati (2004:4), landasan IilosoIis dari implementasi pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran IilsaIat yaitu: (1) progresivisme, (2) konstruktivisme, dan (3) humanisme. Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan pada pembentukan kreatiIitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman peserta didik. Aliran konstruktivisme melihat pengalaman langsung peserta didik(direct experiences) sebagai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan obyek, Ienomena, pengalaman dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransIer begitu saja dari seorang guru kepada peserta didik, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing peserta didik. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. KeaktiIan peserta didikyang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat peserta didikdari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. 2. Landasan Psikologis andasan psikologis terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didikdan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada peserta didikagar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada peserta didikdan bagaimana pula peserta didikharus mempelajarinya. Melalui pembelajaran tematik diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didikmenuju kedewasaan, baik Iisik, mental/intelektual, moral maupun sosial. . Landasan Yuridis andasan yuridis berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Dalam UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dinyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa setiap peserta didikpada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b) B. Pengertian Pembelajaran Tematik Ditinjau dari pengertiannya, pembelajaran adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru pada saat seseorang individu berinteraksi dengan inIormasi dan lingkungan. Menurut Yunanto (2004:4), 'Pembelajaran merupakan pendekatan belajar yang memberi ruang kepada anak untuk berperan aktiI dalam kegiatan belajar. 'Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraa Depdiknas (2007:226). Selanjutnya menurut Kunandar (2007:311), 'Tema merupakan alat atau wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh. Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat pemmbelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar. Jadi, pembelajaran tematik adalah pembelajatan terpadu yang menggunakan tema sebagai pemersatu materi yang terdapat di dalam beberapa mata pelajaran dan diberikan dalam satu kali tatap muka. Pembelajaran tematik dikemas dalam suatu tema atau bisa disebut dengan istilah tematik. Pendekatan tematik ini merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, kemahiran dan nilai pembelajaran serta pemikiran yang kreatiI dengan menggunakan tema. Dengan kata lain pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi peserta didik. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik, peserta didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain yang telah dipahaminya. Pendekatan ini berangkat dari teori pembelajaran yang menolak proses latihan/haIalan (drill) sebagai dasar pembentukan pengetahuan dan struktur intelektual anak. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran itu haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pendekatan pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar sambil melakukan sesuatu (learning by doing). .Karakteristik pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki ciri-ciri atau karakteristik. Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang karakteristik tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. erpusat pada siswa Proses pembelajaran yang dilakukan harus menempatkan siswa sebagai pusat aktivitas dan harus mampu memperkaya pengalaman belajar. Pengalaman belajar tersebut dituangkan dalam kegiatan belajar yang menggali dan mengembangkan Ienomena alam di sekitar siswa. 2. emberikan pengalaman langsung kepada siswa Agar pembelajaran lebih bermakna maka siswa perlu belajar secara langsung dan mengalami sendiri. Atas dasar ini maka guru perlu menciptakan kondisi yang kondusiI dan memIasilitasi tumbuhnya pengalaman yang bermakna. 3. !emisahan mata pelafaran tidak begitu felas Mengingat tema dikaji dari berbagai mata pelajaran dan saling keterkaitan maka batas mata pelajaran menjadi tidak begitu jelas. . enyafikan konsep dari berbagai mata pelafaran dalam suatu proses pembelafaran. 5. ersifat fleksibel Pelaksanaan pembelajaran tematik tidak terjadwal secara ketat antar mata pelajaran. . asil pembelafaran dapat berkembang sesuai dengan minat, dan kebutuhan siswa.
D. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik Agar diperoleh gambaran yang lebih jelas berikut ini akan diurakan ketiga prinsip tersebut, berikut ini. 1. BersiIat kontekstual atau terintegrasi dengan lingkungan. Pembelajaran yang dilakukan perlu dikemas dalam suatu Iormat keterkaitan, maksudnya pembahasan suatu topik dikaitkan dengan kondisi yang dihadapi siswa atau ketika siswa menemukan masalah dan memecahkan masalah yang nyata dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan topik yang dibahas. 2. Bentuk belajar harus dirancang agar siswa bekerja secara sungguh-sungguh untuk menemukan tema pembelajaran yang riil sekaligus mengaplikasikannya. Dalam melakukan pembelajaran tematik siswa didorong untuk mampu menemukan tema-tema yang benar-benar sesuai dengan kondisi siswa, bahkan dialami siswa. 3. EIisiensi Pembelajaran tematik memiliki nilai eIisiensi antara lain dalam segi waktu, beban materi, metode, penggunaan sumber belajar yang otentik sehingga dapat mencapai ketuntasan kompetensi secara tepat.
E. Tujuan Pembelajaran Tematik Pembelajaran tematik memiliki tujuan yang diharapkan siswa dapat: 1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajari secara lebih bermakna 2. Meningkatkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanIaatkan inIormasi 3. Menumbuhkembangkan sikap positiI , kebiasaan, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam hidup. 4. Meningkatkan gairah dalam belajar. 5. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. 6. Menumbuhkan keterampilan sosial seperti tolong menolong, toleransi, dan hormat menghormati.
F. Rambu-rambu pembelajaran Tematik Menurut Tim Puskur (2006) ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran tematik yaitu: 1. Tidak semua mata pelajaran dapat dipadukan 2. KD yang tidak dapat disatukan, jangan dipaksakan untuk menjadi satu. Akan lebih baik jika dibelajarkan sendiri-sendiri. 3. KD yang tidak tercakup pada tema tertentu harus tetap diajarkan baik melalui tema lain maupun disajikan sendiri. 4. Untuk peserta didik kelas I dan II kegiatan ditekankan pada kemampuan membaca, menulis, berhitung, serta penanaman nilai moral. 5. Tema-tema yang dipilih sesuai dengan karakter, minat, lingkungan setempat peserta didik.
G.Peran dan Pemilihan Tema dalam Pembelajaran Tematik Tema dalam pembelajaran tematik memiliki peran antara lain: 1. Siswa lebih mudah memusatkan perhatian pada satu tema atau topik tertentu. 2. Siswa dapat mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi mata pelajaran dalam tema yang sama. 3. Pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan 4. Kompetensi berbahasa bisa dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata pelajaran lain dan pengalaman pribadi siswa. 5. Siswa lebih merasakan manIaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas. 6. Siswa lebih bergairah belajar karena mereka bisa berkomunikasi dalam situasi yang nyata. 7. Guru dapat menghemat waktu karena mata pelajaran yang disajikan secara terpadu dapat dipersiapkan sekaligus dan diberikan dalam 2 atau 3 kali. Pemilihan tema dalam pembelajaran tematik dapat berasal dari guru dan siswa. Pada umumnya guru memilih tema dasar dan siswa menentukan unit temanya. Tema juga dapat dipilih berdasarkan pertimbangan konsensus antar siswa.
H. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran tematik Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran tematik, yaitu: 1. Pembelajaran tematik dimaksudkan agar pelaksanaan kegiatan pembelajaran lebih bermakna dan utuh. 2. Dalam pelaksanaan pembelajaran tematik perlu mempertimbangkan alokasi waktu untuk setiap topik, banyak sedikitnya bahan yang tersedia di lingkungan. 3. Pilihlah tema yang terdekat dengan siswa. 4. ebih mengutamakan kompetensi dasar yang akan dicapai dari pada tema.
I. Keunggulan dan kekurangan Pembelajaran Tematik Pelaksanaan pembelajaran tematik memiliki beberapa keuntungan dan juga kelemahan yang diperolehnya. Keuntungan yang dimaksud yaitu: 1. Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan siswa 2. Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. 3. Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna. 4. Menumbuhkan keterampilan sosial, seperti bekerja sama, toleransi, komunikasi, dan tanggap terhadap gagasan orang lain. Pembelajaran tematik di samping memiliki beberapa keuntungan sebagaimana dipaparkan di atas, juga terdapat beberapa kekurangan yang diperolehnya. Kekurangan yang ditimbulkannya yaitu: 1. Guru dituntut memiliki keterampilan yang tinggi 2. Tidak setiap guru mampu mengintegrasikan kurikulum dengan konsep-konsep yang ada dalam mata pelajaran secara tepat. 1. Implementasi Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar 1. Implikasi bagi guru dan peserta didik. O Bagi guru Pembelajaran tematik membutuhkan guru yang kreatiI , baik dalam menyiapkan kegiatan/pengalaman belajar yang bermanIaat bagi peserta didik, juga dalam memilih KD dari berbagai mata pelajaran serta mengaturnya agar pembelajaran menjadi bermakna dan menarik. O Bagi Peserta didik Peserta didik harus siap dalam mengikuti pembelajaran yang memungkinkan untuk bekerja secara indivisu, kelompok,atau klasikal. Peserta didik harus siap dalam mengikuti pembelajaran yang bervariasi secara aktiI. 2. Implikasi terhadap sarana dan prasarana , sumber, dan media pembelajaran O Pembelajaran tematik membutuhkan berbagai sarana dan prasarana . O Perlu memanIaatkan sumber belajar baik yang tersedia di lingkungan sekitar maupun dibuat untuk keperluan tertentu. O Perlu mengoptimalkan penggunaan media pembelajaran yang bervariasi. O Dapat mengguanakan buku ajar yang sudah tersedia dan bisa juga menambahkan buku suplemen khusus yang terintgrasi. . Implikasi terhadap pengaturan ruang O Ruang dapat ditata , disesuaikan dengan tema yang sedamg dilaksanakan. O Susunan bangku dapat dirubah sesuai dengan keperluan belajar. O Kegiatan belajar dapat dilakukan diluar kelas. O Dinding kelas dimanIaatkan untuk memajang hasil karya peserta didik. O Alat, sarana prasarana, dan sumber belajar hendaknya dikelola dengan baik sehingga memudahkan siswa untuk menggunakan dan merapikannay kembali.
K. Menyiapkan Pembelajaran Tematik angkah-langkah menyiapkan Pembelajaran Tematik 1. Langkah pertama: pemetaan KD Pemetaan KD dapat diartikan sebagai memahami SK, KD, dan indikator yang disusun dari bebeerapa mata pelajaran untuk kelas dan semester yang sama dari kelas I, II, dan III yang dihubungkan dengan naungan suatu tema.
Tahap pemetaan adalah sebagai berikut: O Menjabarkan SK dan KD kedalam indikator .Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, dikembangkan sesuia dengan karakteristik mata pelajaran dan dirumuskan dalam kata kerja operasional yang etrukur dan dapat diamati. O MengidentiIikasi dan menganalisis SK, KD dan indikator . jika KD tidak memungkinkan untuk disatukan maka dapat diajarkan secara mandiri. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menggabungkan beberapa mapta pelajaran dalam pembelajaran tematik: O Menggabungkan minimal dua maple, agar pelaksanaanya benar-benar sesuai dnegan tujuan. O Mengambil satu KD dalam masing-masing mapel untuk dijaringkan dalam satu tema. O Mengambil satu KD dalam masing-masing mapel, namun hanya beberapa indikator saja pada KD yang dijaringkan denagn satu tema. 2. Langkah kedua: menentukan tema Tema ditentukan setelah SK, KD dan indikator dari bebrapa mata pelajara. Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah: O Tidak ada ketentuan jumlah tema dalam satu semester. O Beberapa tema yang telah dipilih pada satu semester dapat dipilih lagi pada semester / tahun berikutnya. O Tema harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. O Alokasi waktu tergantung pada kepadatan dan keluasan materi dari mapel-mapel yang dipadukan. 3. angkah ketiga : menyusun jarring tema Yaitu memadukan bebrapa KD yang telah dipilih . dnegan adanya jarring tema dapat memperlihatkan kaitan antar tema yang dipilih dengan KD dari beberapa mapel yang dipadukan.
ontoh pembuatan jaring tema kelas II semester
4. Langkah keempat : menyusun Silabus Penyusunan dilakukan berdasarkan jarring team yang dibuat. Komponen dari silabus adalah identitas mata pelajaran atau tema, SK, KD, materi, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. . Langkah ke lima : menyusun RPP RPP merupakan rincian dari silabus. Komponen rencana pembelajaran tematik meliputi: Identitas mata pelajaran (nama mata pelajaran yang akan dipadukan, kelas, semester, dan waktu/banyaknya jam pertemuan yang dialokasikan). Kompetensi dasar dan indikator yang akan dilaksanakan. 1LMA keg|atan sehar|har| BAHASA INDONESIA KD. .1 Menyimpulkan isi teks pendek ( 10-1 kalimat) yang dibaca dengan membaca lancar. MATEMATIKA KD 2.1 Menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam PKn KD 1.2 Melaksanakan hidup rukun saling berbagi dan tolong menolong dirumah dan disekolah Materi pokok beserta uraiannya yang perlu dipelajari siswa dalam rangka mencapai kompetensi dasar dan indikator. Strategi pembelajaran (kegiatan pembelajaran secara konkret yang harus dilakukan siswa dalam berinteraksi dengan materi pembelajaran dan sumber belajar untuk menguasai kompetensi dasar dan indikator, kegiatan ini tertuang dalam kegiatan pembukaan, inti dan penutup). Alat dan media yang digunakan untuk memperlancar pencapaian kompetensi dasar, serta sumber bahan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran tematik sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai. Penilaian dan tindak lanjut (prosedur dan instrumen yang akan digunakan untuk menilai pencapaian belajar peserta didik serta tindak lanjut hasil penilaian). L.Penilaian pada pembelajaran Tematik Menurut Depdiknas (2006) penilaian dalam pembelajaran tematik adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai inIormasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh peserta didik melalui program kegiatan belajar. Pada pembelajaran tematik guru harus berpedoman pada indikator yang telah dikembangkan dari KD beberapa mapel yang dipadukan tersebut. penilaian tidak lagi terpadu melainkan sudah terpisah-pisah sesuai KD dan Indikator dari masing-masing mapel. Penilaian di kelas I, II, dan III mengikuti aturan penilaian mata-mata pelajaran lain di Sekolah Dasar. Mengingat bahwa peserta didik kelas I SD belum semuanya lancar membaca dan menulis, maka cara penilaian di kelas I tidak ditekankan pada penilaian secara tertulis.Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung merupakan kemampuan yang harus dikuasai oleh peserta didik. Oleh karena itu, penguasaan terhadap ke kemampuan tersebut adalah prasyarat untuk kenaikan kelas. Penilaian dilakukan secara terus menerus dan selama proses belajar mengajar berlangsung, misalnya sewaktu peserta didik bercerita pada kegiatan awal, membaca pada kegiatan inti, dan menyanyi pada kegiatan akhir. Hasil karya/kerja peserta didik dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru dalam mengambil keputusan untuk peserta didik misalnya: penggunaan tanda baca, ejaan kata, maupun angka. Pada pembelajaran tematik penilaian dilakukan untuk mengkaji ketercapaian Kompetensi Dasar dan Indikator pada tiap-tiap mata pelajaran yang terdapat pada tema tersebut. Dengan demikian penilaian dalam hal ini tidak lagi terpadu melalui tema, melainkan sudah terpisah-pisah sesuai dengan Kompetensi Dasar dan Indikator mata pelajaran. Nilai akhir pada laporan (raport) dikembalikan pada kompetensi mata pelajaran yang terdapat pada kelas I, II, dan III Sekolah Dasar. M. Pengaturan 1adwal pelajaran Untuk memudahkan pengolaan administrasi sekolah terutama dalam penyusunan jadwal guru kelas bersama dengan guru penjaskes, guru agama, dan guru muatan lokal untuk saling memahami pembelajaran tematik. Waktu yang digunakan saat tematik tergantung dari keluasan dan kepadatan materi. Guru menganalisis samua KD yang dapat dikaitkan dan yang tidak dapat dikaitkan, sehingga guru memiliki peta dari tema-tema yang dipilih. Dari peta tema tersebut guru dapat mengalokasikan waktu . Tema dapat digunakan untuk jenis tema-tema yang tidak dapat digabungkan. ontoh jadwal pembelajaran tematik: Waktu Senin Selasa Rabu Kamis 1umat Sabtu 07.00-07.35 Matematika B. Indo B. Indo Kewarganegaraan Penjaskes
Matematika 07.35-08.10 Matematika B. Indo B. Indo Kewarganegaraan Penjaskes Matematika 08.10-08.45 Matematika B. Indo B. Indo Kewarganegaraan KTK KTK 08.45-09.00 ISTIRAHAT ( lamanya fleksibel menurut kebijakan masing-masing sekolah ) 09.00-09.35 B. Indo IPS Matematika IPA Agama Mulok 09.35-10.10 B. Indo IPS Matematika IPA Agama Mulok
Dengan mengacu pada jadwal diatas maka apabila RPP ada alokasi waktu delapan jam pelajaran ( dalam dua kali pertemuan) untuk pembelajaran tematik tiga mapel yaitu Bahasa Indonesia, matematika dan Kewarganegaraan , maka guru harus menentukan dua hari pelaksanaan untuk tiga mapel tersebut. guru mengusahakan agar tiga mapel tersebut dilaksanakan pada kurun waktu yag berdekatan . alternative lain dari dari jadwal tersebut adalah sebagai berikut. Waktu Senin Selasa Rabu Kamis 1umat Sabtu 07.00-07.35 Matematika B. Indo Tematik (tema: kegiatan sehari-hari) Tematik (tema: kegiatan sehari- hari) Penjaskes Matematika 07.35-08.10 Matematika B. Indo Penjaskes Matematika 08.10-08.45 Matematika B. Indo KTK KTK 08.45-09.00 ISTIRAHAT ( lamanya fleksibel menurut kebijakan masing-masing sekolah ) 09.00-09.35 B. Indo IPS Tematik (tema: kegiatan sehari- hari) IPA Agama Muatan okal 09.35-10.10 B. Indo IPS IPA Agama Muatan okal