Anda di halaman 1dari 22

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kegiatan proyek pembangunan pabrik ban di kawasan Dusun Loncatan
Desa Mangaran Kecamatan Ajung ditujukan agar wilayah tersebut menjadi salah
satu Pusat Industri ban khususnya di wilayah Kabupaten Jember guna
meningkatkan potensi wilayah tersebut sebagai daerah industri yang dapat
menarik tenaga kerja dan meningkatkan pendapatan penduduk di sekitarnya.
Lahan yang digunakan untuk kawasan proyek adalah areal persawahan
seluas 20 hektar milik penduduk yang terletak di Dusun Loncatan Desa Mangaran
dengan wilayah cukup strategis dengan dilakukanya pembebasan lahan.
Untuk melaksanakan Pemantauan Lingkungan yang baik sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang diharapkan, diperlukan pedoman atau petunjuk
pelaksanaan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan pemantauan lingkungan
berupa Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) merupakan
bagian Dokumen AMDAL pembangunan pabrik ban yang wajib disusun dan
dilaksanakan oleh Pemrakarsa dalam rangka pelaksanaan pengelolaan lingkungan
wilayah pabrik Ban Desa Mangaran sebagaimana di uraikan di atas. Pelaksanaan
RPL juga diperlukan baik bagi pihak lain yang berkepentingan antara lain:
1. Instansi Pemerintah sebagai perencana pelaksana dan pengawas pembangunan
serta pengelola lingkungan hidup di wilayah pembangunan pabrik Desa
Mangaran.
2. Masyarakat di sekitar lokasi pabrik ban terutama yang akan terkena dampak
penting.
3. Pemerhati lingkungan termasuk LSM, pakar dan masyarakat umum lainnya.

1.2. Tujuan Pemantauan Lingkungan Hidup
Maksud dan tujuan dilaksanakan pemantauan Lingkungan hidup reklamasi
pantai untuk kawasan wilayah desa mangaran antara lain untuk:
1. Mengetahui perubahan lingkungan hidup atau dampak penting yang timbul
akibat pembangunan pabrik ban.
2. Mengevaluasi pengelolaan lingkungan hidup yang telah dan akan
dilaksanakan di kawasan pembangunan pabrik ban Desa Mangaran.
3. Memenuhi kewajiban dan tanggung jawab sebagai pengelola pabrik ban
dikawasan desa mangaran.

1.3. Kegunaan Dilaksanakan Pemantauan Lingkungan Hidup
1.3.1 Bagi Pemrakarsa
a. Mengetahui hasil Pengelolaan lingkungan yang telah dan akan
dilaksanakan.
b. Memperbaiki dan menyempurnakan dokumen Rencana Pengelolaan
Lingkungan Hidup (RKL) yang telah disusun.
c. Sebagai alat bukti jika terjadi komplin yang berkaitan dengan dampak
pengelolaan pabrik ban di desa mangaran.
1.3.2 Bagi Pemerintah
a. Mengetahui perubahan lingkungan yang terjadi di wilayah tapak proyek
dan sekitarnya. Khususnya dampak yang sebenarnya terjadi akibat
kegiatan pengelolaan pabrik ban di desa mangaran.
b. Bahan masukan pengambilan keputusan dan kebijakan pembangunan
termasuk pengelolaan lingkungan di wilayah sekitar lokasi proyek pabrik
ban.
1.3.3 Bagi Masyarakat
a. Mengetahui perubahan lingkungan hidup yang terjadi di wilayahnya
khususnya dampak pengelolaan pabrik ban.
b. Menentukan kebijakan atau keputusan peran sertanya dalam pengelolaan
lingkungan hidup di wilayah pabrik.






BAB 2. RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
2.1 Dampak Besar dan Penting yang dipantau
Parameter lingkungan hidup yang dipandang strategis untuk dipantau
dalam rencana pemantauan lingkungan (RPL) menyangkut komponen dari
dampak besar dan penting yang ditimbulkan dari rencana pembangunan pabrik
ban PT. Ban Bangstone ini. Komponen lingkungan strategis yang dipantau di
antaranya adalah kualitas air limbah, kualitas udara dan Iungsi lahan. untuk itu,
indikator yang diperlukan dalam memantau dampak penting tersebut yaitu:
1. Kualitas air buangan limbah cair
Untuk mengetahui apakah lingkungan di sekitar pembangunan pabrik
tercemar oleh limbah cair hasil pengolahan karet alam maka parameter
lingkungan yang diukur meliputi ph ,BOD5 ,suhu ,warna ,bau ,kandungan
minyak dan logam berat.
2. Kualitas udara
Pemantauan terhadap kualitas udara dilakukan berdasarkan indikator dari
pencemaran udara yang timbul, diantaranya kadar debu, emisi gas,
kebisingan, kadar SO2 (sulIur dioksida), CO (karbon monoksida), NO2
(nitrogen dioksida), oksidan, hidrokarbon, klorin, dan timah hitam.
3. Fungsi lahan
Pembangunan pabrik ban ini berpotensi mengubah komponen lingkungan
yang berada disekitar pabrik yaitu perubahan tata guna lahan. Pendirian
pabrik ini secara langsung akan mengubah tata guna lahan yang
sebelumnya dimanIaatkan sebagai lahan pertanian. Selain itu dengan
adanya pembangunan pabrik mengakibatkan hilangnya vegetasi dan Iauna
akibat alih Iungsi lahan dapat berpengaruh pada hewan-hewan penghuni
vegetasi tersebut khususnya invertebrata. Beberapa kegiatan yang
dilakukan terkait pendirian pabrik ban diantaranya kegiatan konstruksi
(pembangunan) yang berakibat pada alih Iungsi lahan, kegiatan produksi
akan menghasilkan limbah cair dari proses pencampuran bahan baku
dengan larutan zat kimia lainnya yang apabila tidak dilakukan pengolahan
akan memperburuk kualitas air dan limbah padat dari proses pengolahan
getah karet menjadi ban serta limbah gas pada proses pemasakan. Aspek
yang perlu diteliti yaitu metode penanganan limbah yang dihasilkan dari
proses pengelolahan ban.
1.2 $umber Dampak dan Parameter Lingkungan Hidup yang Dipantau
Untuk dampak penting yang berasal dari buangan limbah cair, bersumber
dari kegiatan pengolahan awal bahan baku, pembuangan limbah ke sungai yang
merupakan sumber air bagi irigasi tanaman pertanian dan perkebunan, akan
memberikan dampak negatiI pada komponen lingkungan Iisik-kima berupa
penurunan kualitas dan kuantitas air. Pembangunan pabrik ban ini berpotensi
mengubah komponen lingkungan yang berada disekitar pabrik yaitu perubahan
tata guna lahan. Pendirian pabrik ini secara langsung akan mengubah tata guna
lahan yang sebelumnya dimanIaatkan sebagai lahan pertanian. Selain itu dengan
adanya pembangunan pabrik mengakibatkan hilangnya vegetasi dan Iauna akibat
alih Iungsi lahan dapat berpengaruh pada hewan-hewan penghuni vegetasi
tersebut khususnya invertebrata. Beberapa kegiatan yang dilakukan terkait
pendirian pabrik ban diantaranya kegiatan konstruksi (pembangunan) yang
berakibat pada alih Iungsi lahan, Kegiatan pengelolaan pada tahap operasi akan
memberikan dampak negatiI pada komponen lingkungan Iisik-kima berupa
penumpukan material sampah berlebih yang selanjutnya akan menimbulkan
dampak sekunder berupa perubahan siklus materi dan aliran energi karena
peningkatan kuantitas mikrob anaerob yang dapat meningkatkan toksisitas tanah.
Hal ini dapat diantisipasi dengan pengadaan usaha pengolahan limbah padat dan
pengolahan sisa potongan ban atau ban yang tidak lolos uji dengan kualitas
dibawah standart.
Penurunan kualitas udara serta peningkatan kebisingan bersumber dari
mobilisasi material dan peralatan, Perataan dan pematangan lahan, Proses
pengadaan sarana dan prasarana dan proses pembangunan pabrik.


1.3 Tujuan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
1. Memantau mutu limbah cair hasil pengolahan karet alam atau bahan baku
ban yang di hasilkan khusunya parameter BOD5, COD, Padatan
Tersuspensi Total, dan pH agar tidak melampaui baku mutu libah cair
sebagaimana ditetapkan dalam KEP 51/MENLH/10/1995 tentang baku
mutu limbah cair bagi kegiatan industri.
2. Memantau mutu air yang berada di sekitar lokasi pabrik berupa jumlah
makhluk hidup, zat energi, dan komponen lain yang harus adaatau unsur
pencemar yang ditenggang adanya dalam air pada sumber air tertentu
sesuai dengan peruntukannya.
3. Memantau mutu udara di sekitar lokasi pabrik didirikannya pabrik ban,
yatu baku mutu udara ambien yang terdiri dari SO2, CO, Oksida
Nitrogen, Oksida, Hidrogen SulIida, Hidrokarbon, Amoniak, Timah Hitam
dan Debu.
4. Memantau jumlah tumbuhan dan Fauna yang ada di sekitar lahan
pendirian pabrik.

1.4 Metode Pemantauan Lingkungan Hidup
Metode pemantauan dan analisis data yang digunakan antara lain
menggunakan peralatan yang mendukung dalam pengukuran baku mutu
lingkungan. Untuk mengukur limbah cair diperlukan metode analisis kandungan
oksigen, CO2, pengukur Ph, kekeruhan,dan lain-lain. Begitu juga untuk mengukur
kualitas Udara maka dilakukan anlisis kandungan debu, CO, SO2, serta parameter
dalam baku mutu udara menggunakan alat-alat yang sesuai dengan Iungsinya.
Dilakukan pengumpulan data secara langsung maupun secara sekunder mengenai
parameter lingkungan yang akan dipantau tersebut. Pemantauan dilakukan di
lokasi yang berada di sekitar pendirian pabrik yaitu desa atau wilayah tinggal
penduduk, sungai, serta daerah yang mungkin terkena dampak penting pendirian
pabrik. Untuk jangka waktu dan Irekuensi pemantauan lingkungan dilakukan
setiap 2 kali dalam setahun agar baku mutu lingkungan tetap terjaga.
1.5 Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup
Pelaksanaan : Pemrakarsa
Pengawas : Dinas Kebersihan dan Pertamina Kab. Sukajaya
Pelaporan :BAPPEDAL Propinsi Jawa Timur dan KAPEDALDA
Kabupaten Jember.
1.6 Peraturan Perundang-undangan
Dalam penyempurnaan Studi Amdal, beberapa peraturan-peraturan yang
digunakan sebagai acuan adalah peraturan-peraturan yang diberlakukan oleh
Pemerintah RI untuk Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan
diantaranya :
1. Undang Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya
Alam Hayati dan Ekosistemnya.
2. Undang-undang RI No.23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan
hidup
3. Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 1993 tentang Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan
4. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
Kep-02/MENKLH/I/1998 Tentang Pedoman Penentuan Baku Mutu
Lingkungan
5. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
Kep-14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan
AMDAL
6. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
Kep-13/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Penyusunan Keanggotaan
dan Tata Kerja Komisi AMDAL
7. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.
Kep-14/MENKLH/3/1994 Tentang Pedoman Umum Penyusunan
AMDAL
8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-
39/MENLH/08/1996 Tentang Jenis Kegiatan Yang Harus Dilengkapi
Dengan AMDAL
9. Keputusan Kepala BAPEDDAL No. Kep-056 Tahun 1994 Tentang
Pedoman Penentuan Dampak Penting
10.Keputusan Kepala BAPEDDAL No. 299/II/1996 Tentang Pedoman
Teknia Kajian Aspek Sosial dalam Penyusunan AMDAL
11.Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 3/MENLH/1998
Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kawasan Industri.

Pasal 1
1. Dampak besar dan penting adalah perubahan lingkungan hidup yang
sangat mendasar yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/atau kegiatan;
2. Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah upaya penanganan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan
akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan;
3. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas
suatu rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan;
4. Instansi yang berwenang adalah instansi yang berwenang memberikan
keputusan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan.

Pasal 24
1. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan
dinyatakan kadaluwarsa atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini, apabila
rencana usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan dalam jangka waktu 3
(tiga) tahun sejak ditertibkannya keputusan kelayakan tersebut.
2. Apabila keputusan kelayakan lingkungan hidup dinyatakan kadaluwarsa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka untuk melaksanakan rencana
usaha dan/atau kegiatannya, pemrakarasa wajib mengajukan kembali
permohonan persetujuan atas analisis dampak lingkungan hidup, rencana
pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup
kepada instansi yang bertanggung jawab. Terhadap permohonan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) instansi yang bertanggung jawab
memutuskan :
a. Analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan lingkungan
hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup yang pernah
disetujui dapat sepenuhnya dipergunakan kembali; atau
b. Pemrakarsa wajib membuat analisis mengenai dampak lingkungan
hidup baru sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 25
1. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan
menjadi batal atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini apabila pemrakarsa
memindahkan lokasi usaha dan/atau kegiatan.
2. Apabila pemrakarsa hendak melaksanakan usaha dan/atau kegiatan di
lokasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemrakarsa wajib membuat
analisis mengenai mengenai dampak lingkungan hidup baru seseuai
dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 27
1. Keputusan kelayakan lingkungan hidup suatu usaha dan/atau kegiatan
menjadi batal atas kekuatan Peraturan Pemerintah ini apabila terjadi
perubahan lingkungan hidup yang sangat mendasar akibat peristiwa alam
atau karena akibat lain sebelum dan pada waktu usaha dan/atau kegiatan
yang bersangkutan dilaksanakan.
2. Apabila pemrakarsa hendak melaksanakan usaha dan/atau kegiatan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), maka pemrakarsa wajib membuat
analisis mengenai dampak lingkungan hidup baru sesuai dengan ketentuan
Peraturan Pemerintah ini.
Pasal 28
1. Instansi yang ditugasi mengendalikan dampak lingkungan melakukan
pembinaan teknis terhadap komisi penilai pusat dan daerah.
2. Instansi yang membidangi usaha dan/atau kegiatan melakukan pembinaan
teknis pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
menjadi bagian dari izin.
Pasal 29
1. Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan di bidang analisis mengenai
dampak lingkungan hidup dilakukan dengan koordinasi instansi yang
ditugasi mengendalikan dampak lingkungan.
2. Lembaga pendidikan dan pelatihan di bidang analisis mengenai dampak
lingkungan hidup diselenggarakan dengan koordinasi dari instansi yang
ditugasi mengendalikan dampak lingkungan dengan memperhatikan
sistem akreditasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.





















DAFTAR PU$TAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2008. Data Kependudukan Kecamatan.
Jember: BPS
Gunadarma. 2010. Process Of Making Coated Layer For Tire Cord WIith
Calendar Machine At. BRIDGESTONE TIRE INDONESIANURUL HIDAY.
(http://library.gunadarma.ac.id). Diakses 28 Oktober 2011.
Pemprov Jateng. 2008. Provinsi Jawa Tengah Memacu Investasi.
http://www.jawatengah.go.id/newsmodelerGub.php?NEWS2008032501
(Diakses tanggal 5 november 2009).
Suratmo, G. 1993. Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.




















BAB 4. LAMPIRAN

Rencana Pengelolaan Dampak
Tabel 1. Dampak pengelolaan yang dapat di timbulkan dari produksi ban PT. Ban
Bangstone.
1ENI$
DAMPAK
$UMBER
DAMPAK
RENCANA
PENGELOLAAN
DAMPAK
TAHAP PER$IAPAN
1. Komponen Fisik-Kimia
1.1 Kualitas Udara
Penurunan
kualitas udara
1. Mobilisasi material
dan peralatan
2. Perataan dan
pematangan lahan
3. Proses pengadaan
sarana dan prasarana
4. Proses pembangunan
pabrik
Semua truk pengangkut
material harus dilengkapi
dengan -ag cover
Menyediakan tempat khusus
untuk material bangunan
yang mudah terbang
Mengoperasikan kendaraan
yang layak jalan
1.2 Kebisingan
Peningkatan
kebisingan
1.Kendaraan
pengangkut material
dan peralatan
2.Pembangunan pabrik
- Mengoperasikan
kendaraan yang layak jalan
- Penanaman tanaman
yang dapat meredam suara
ban
3.Perataan dan
pematangan lahan
sperti cemara dan mahoni
1.3 Transportasi
Kemacetan
lalu lintas dan
kerusakan jalan
Kendaraan
pengangkut material
dan peralatan

Peningkatan disiplin
mengemudi Kendaraan
pengangkut material dan
peralatan
Pemasangan rambu-rambu
lalu lintas yang sesuai
2. Komponen sosial Ekonomi dan Budaya
2.1 Sosial Ekonomi
Kesempatan
kerja dan berusaha
Mobilisasi
tenaga kerja
Mengutamakan
penerimaan tenaga kerja pada
warga sekitar sesuai dengan
keahlian dan keterampilannya
serta kebutuhan proyek
TAHAP PRODUK$I
1. Komponen Fisik-Kimia
1.1 Kebisingan
Peningkatan
kebisingan
Operasional
pabrik pengalengan
ikan
Penanaman pohon sebagai
sound -arrier
Optimalisasi peredam pada
mesin-mesin pabrik
Penurunan
kualitas udara
Proses
operasional pabrik ban
Optimalisasi penggunaan
AC dan penyerap asap dalam
ruangan pabrik
Wajib menggunakan masker,
pakaian kedap udara dan
sarung tangan bagi pekerja
di dalam pabrik
1.2 Hidrologi
Penurunan
kualitas air buangan
(parameter Iisika,
kimia anorganik,
biologi)
Proses
operasional pabrik
Membuat pemisahan saluran
antara air hujan dengan air
buangan pabrik
Seluruh air buangan pabrik
dialirkan ke IPAL
Kolam pengedapan air
Penurunan
kualitas limbah cair
domestic (
parameter Iisika,
kimia anorganik,
biologi)
Kegiatan
domestik di dalam
pabrik
Membuat pemisahan saluran
antara air hujan dengan air
buangan pabrik
Seluruh air buangan pabrik
dialirkan ke IPAL
Kolam pengedapan air
Penurunan
kualitas limbah
padat (organik dan
anorganik)
Proses
operasional pabrik
- Pengolahan/reuse limbah sisa
ban atau potongan ban yang
tidak terpakai, serta ban yang
tidak lulus uji
- Membangun tempat
penimbunan dan
pembuangan limbah organik
dan limbah anorganik.
1.3.Transportasi
Kerusakan jalan Transportasi dan
logistik produk ban dan
Pengangkutan produk
harus sesuai dengan kapasitas
bahan lain truk

Gangguan
pelayanan jalan
Transportasi dan
logistik produk ban dan
bahan lain
Penyediaan tempat
parkir yang memadai
2. Komponen Biologi
Gangguan
ekosistem darat
Operasional
Pabrik
Penghijauan/penanaman
tanaman lokal di area pabrik
3. Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
Peningkatan
kesempatan kerja
dan usaha
1. Mobilisasi
tenaga kerja
2. Operasional
pabrik semen
Bekerjasama dengan
Disnaker Kab. Jember
memberikan pelatihan
keterampilan dan wirausaha
sesuai kebutuhan pabrik dan
masyarakat luas kepada warga
sekitar
4. Komponen Kesehatan Masyarakat
Sanitasi dan
kesehatan
lingkungan
1. Pengadaan
bahan baku dan
bahan penolong.
2. Operasional
pabrik semen.
3. Transportasi dan
logistic pabrik
semen.
Membantu upaya
peningkatan pelayanan
kesehatan masyarakat
melalui kerjasama dengan
Puskesmas
Pemberdayaan masyarakat
melalui pola hidup sehat
Pembuangan
sampah/material ke lokasi
yang telah ditentukan
Mengelola agar buangan
sampah dosmetik dapat
dikelola dengan baik
TAHAP PA$CA PRODUK$I
2. Komponen Fisik-Kimia
1.1 Kebisingan
Peningkatan
kebisingan
Proses
penyimpanan (suara
AC) dan distribusi
- Mengusahakan pemilihan
jalur distribusi yang jauh
dari pemukiman
Optimalisasi peredam pada
mesin AC
Penurunan
kualitas udara
Proses
Distribusi produk
Semua truk pengangkut
material harus dilengkapi
dengan -ag cover
Pengaspalan jalan secara
merata
2.3.Transportasi
Kerusakan jalan Distribusi
logistik produk ban dan
bahan lain



Pengangkutan produk
harus sesuai dengan kapasitas
truk

Gangguan
pelayanan jalan
Distribusi
logistik produk ban dan
bahan lain
Penyediaan tempat
parkir yang memadai


1ENI$ DAMPAK REKOMENDA$I
TAHAP PER$IAPAN (KON$TRUK$I)
1.1 Komponen Fisik-Kimia
1.1.1 Kualitas udara dan kebisingan
Penurunan
kualitas udara.
1. Semua truk pengangkut material harus
dilengkapi dengan -ag cover.
2. Menyiram air pada jalan tanah yang berpotensi
menimbulkan debu pada saat kegiatan ini.
3. Mengoperasikan kendaraan yang layak jalan.
Peningkatan
kebisingan
1. Mengoperasikan kendaraan yang layak jalan.
2. Pemakaian ear plug.
1.1.2 Transportasi
Kemacetan lalu
lintas dan kerusakan
jalan.
1. Peningkatan disiplin pengemudi kendaraan
pengangkut material dan peralatan.
2. Mematuhi batas tonase yang diijinkan sesuai
kelas jalan.
3. Pemasangan rambu-rambu lalu lintas.
1.2 Komponen Sosial ekonomi dan budaya.
1.2.1 Sosial Ekonomi
Kesempatan kerja dan
usaha.

1. Mengutamakan penerimaan tenaga kerja pada
warga sekitar sesuai dengan keahlian dan
keterampilan.
2. Bekerjasama dengan Disnaker setempat guna
memberikan pelatihan keterampilan dan
wirausaha proyek sesuai kebutuhan proyek
kepada warga setempat.
TAHAP PRODUK$I
1.1 Komponen Fisik-Kimia.
1.1.1 Kualitas udara dan kebisingan.
A. Penurunan kualitas udara.
Peningkatan emisi
dari. sumber tidak
bergerak.
1. Pemakaian alat pereduksi debu -ag Filter).
2.Mengintensitaskan Perawatan Mesin-mesin
Pabrik.
3. Optimalisasi penggunaan alat pengendalian
operasi.
Penurunan
kualitas udara (Kadar
debu).

1. Pembongkaran dan penyimpanan bahan baku,
bahan penolong, dan bahan bakar dilakukan di
ruang tertutup.
2. Penggunaan kendaraan yang laik jalan.
3. Pengaturan kecepatan kendaraan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
4. Penanaman pohon sebagai -uffer :one.
Peningkatan gas
buang sumber bergerak.

Pengaturan kecepatan kendaraan sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Penggunaan kendaraan yang layak jalan.
Penanaman pohon sebagai -uffer :one.
B. Peningkatan kebisingan.
Peningkatan
kebisingan.

Penanaman pohon sebagai sound -arrier.
Optimalisasi peredam pada mesin-mesin
pabrik.

1.1.2 Hidrologi
A. Kualitas dan kuantitas air tanah.
Penurunan kualitas air
tanah.

1. Membuat pemisahan saluran antara air hujan
dengan air buangan pabrik.
2. Air buangan pabrik masuk IPAL.
3. Pembuatan kolam pengendapan air.
B. Kualitas Air Buangan
Penurunan kualitas air
buangan

1. Membuat pemisahan saluran antara air hujan
dengan air buangan pabrik.
2. Seluruh air buangan pabrik di alirkan ke IPAL.
3. Kolam pengendapan air.
4. Bak pengendap.
C. Kualitas Limbah Cair Domestik
Penurunan
kualitas limbah cair
domestik

1. Membuat pemisahan saluran antara air hujan
dengan air buangan pabrik.
2. Seluruh air buangan pabrik di alirkan ke IPAL.
3. Kolam pengendapan air
Penurunan
kualitas limbah padat
1. Pengolahan/reuse limbah sisa potongan ban
atau ban yang tidak lolos uji.
2. Membangun tempat penimbunan dan
pembuangan limbah organik dan limbah
anorganik.
1.1.3 Transportasi
Kemacetan lalu lintas. Penyediaan tempat parkir yang memadai.
Kerusakan jalan.

Pengangkutan produk harus sesuai dengan
kapasitas truk.
1.2 Komponen Biologi
1.2.1 Flora Darat
Penurunan
keanekaragaman dan
kelimpahan Ilora darat.
a. Penghijauan/ penanaman tanaman lokal di area
pabrik untuk habitat Iauna darat dan -uffer
:one.
b. Pemeliharaan tanaman hasil penghijauan.
1.3 Komponen Sosial Ekonomi dan Budaya
1.3.1 Sosial Ekonomi
A. Kesempatan Kerja dan usaha
Peningkatan
kesempatan kerja dan
usaha.

1. MenginIormasikan kegiatan ini kepada
perangkat desa di sekitar proyek dan Disnaker
setempat.
2. Bekerjasama dengan Disnaker Kab. Jember
memberikan pelatihan keterampilan dan
wirausaha sesuai kebutuhan pabrik dan
masyarakat luas kepada warga sekitar.
B. Kesehatan Masyarakat
Penurunan tingkat
kesehatan masyarakat

1. Membantu upaya peningkatan pelayanan
kesehatan masyarakat melalui kerjasama
dengan Puskesmas dan Polindes.
2. Pemberdayaan masyarakat melalui pola hidup
sehat.
3. Penerapan Keselamatan kerja(Ocupational
Health Safety) bagi karyawan.
4. Mengadakan kegiatan posyandu/KB
masyarakat.
TAHAP PA$CA PRODUK$I
1.3 Komponen Fisik-Kimia
1.3.1 Kualitas udara dan kebisingan
Penurunan 1 Semua truk pengangkut produk harus dilengkapi
kualitas udara. dengan -ag cover
2. Pengaspalan jalan secara merata
Peningkatan
kebisingan
1. Mengusahakan pemilihan jalur distribusi yang
jauh dari pemukiman
2. Optimalisasi peredam pada mesin AC
Penurunan
kualitas tanah akibat
limbah padat (sisa
kaleng)
1. Menimbun kaleng pada tanah yang tidak terpakai
di lokasi dalam pabrik
2. Reuse sisa limbah padat logam agar tidak
mencemari lingkungan
1.1.2 Transportasi
Kemacetan lalu
lintas dan kerusakan
jalan.
1. Peningkatan disiplin pengemudi kendaraan
pengangkut material dan peralatan.
2. Mematuhi batas tonase yang diijinkan sesuai
kelas jalan.
3. Pemasangan rambu-rambu lalu lintas.
4. Pengangkutan produk harus sesuai dengan
kapasitas truk

1.4 Komponen Sosial ekonomi dan budaya.
1.2.1 Sosial Ekonomi
Kesempatan kerja dan
usaha.

1. Mengutamakan penerimaan tenaga kerja pada
warga sekitar sesuai dengan keahlian dan
keterampilan.
2. Bekerjasama dengan Disnaker setempat guna
memberikan pelatihan keterampilan dan
wirausaha proyek sesuai kebutuhan proyek
kepada warga setempat.

Untuk mewujudkan realisasi rencana pembangunan pabrik pengalengan
ikan ini, sebelumnya harus dianalisis mengenai dampak ligkungannya (AMDAL).
AMDAL merupakan kajian dampak besar dan penting terhadap lingkungan
hidup. Dalam pasal 15 dan 18 UU No. 23/97 disebutkan tentang kewajiban atas
AMDAL sebagai syarat untuk melakukan suatu usaha dan atau kegiatan yaitu :
Setiap rencana usaha dan atau kegiatan yang kemungkinan dapat menimbulkan
dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup, wajib memiliki AMDAL
(Pasal 15).Dan dalam pasal 18 disebutkan Setiap usaha dan atau kegiatan yang
menimbulkan dampak besar dan penting bagi lingkungan hidup, wajib memiliki
Analisis Dampak Lingkungan Hidup untuk memperoleh izin melakukan usaha
dan atau kegiatan.
Analisis ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan lingkungan
serta mencegah kerusakan lingkungan yang lebih lanjut, untuk sekarang dan masa
yang akan datang. Dari analisis ini akan diketahui apakah pembangunan pabrik
ban dapat dilanjutkan ataukah tidak.













DAFTAR PU$TAKA
Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember. 2008. Data Kependudukan Kecamatan.
Jember: BPS
Gunadarma. 2010. Process Of Making Coated Layer For Tire Cord WIith
Calendar Machine At. BRIDGESTONE TIRE INDONESIANURUL HIDAY.
(http://library.gunadarma.ac.id). Diakses 28 Oktober 2011.
Pemprov Jateng. 2008. Provinsi Jawa Tengah Memacu Investasi.
http://www.jawatengah.go.id/newsmodelerGub.php?NEWS2008032501
(Diakses tanggal 5 november 2009).
Soemarwoto, O. 2003. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Yogyakarta :
Gadjah Mada University Press.
Suratmo, G. 1993. Analisis Dampak Lingkungan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.

Anda mungkin juga menyukai