Anda di halaman 1dari 12

1. Cyprea sp.

MorIologi Cypraea sama seperti anggota tubuh Gastropoda lainnya, yaitu empat
bagian utama yaitu kepala, kaki, isi perut dan mantel. Kepala terdapat dua mata, dua
tentakel, sebuah mulut dan sebuah siphon. Mantel merupakan pembentuk struktur
cangkang termasuk corak dan warnanya. Cangkang sebagian besar terbuat dari kalsium
karbonat dan sisanya terdiri dari IosIat, bahan organik, conchiolin dan air.
Cangkang gastropoda secara umum berbentuk spiral dan bulat. Struktur cangkang
yang berbentuk agak kasar dibagian luar dinamakan lapisan prismatik. Sel-sel mantel
lainnya mengolah matrik organik dari protein conchiolin yang bila direkatkan dengan
kristal kalsium di sebelah dalam cangkang akan membentuk suatu lapisan nakre atau
lapisan mutiara.
Pada Genus Cypreaea, cangkang bagian luarnya yang mengkilap dikarenakan
mantelnya yang keluar ke atas permukaan cangkang dan menyelimutinya dari dua arah,
yaitu dari sisi kiri dan kanan. Mantel Cypraea memiliki tonjolan-tonjolan di seluruh
permukaannya yang membuatnya mirip seperti spons. Jika lapisan mantel ini disentuh,
Cypraea akan menarik diri dan menyembunyikan tubuh lunaknya di dalam cangkang. Hal
ini merupakan salah satu Iungsi berupa proses kamuIlase dan merupakan salah satu
pertahanan diri dari predator.
Menurut sumber dari www.cowries.inIo, lapisan mantelnya biasanya memiliki warna
seperti lingkungan sekitarnya, sehingga saat tertutupi mantel, Cypraea akan tampak
seperti bagian dari substrat jika tidak dilihat secara teliti. Selain sebagai kamuIlase,
mantel Cypraea juga berIungsi sebagai sensor permukaan serta diduga untuk membantu
respirasi.
MorIologi cangkang cypraea dapat berkembang mengikuti pertumbuhan tubuh
lunaknya. Perkembangan ini terus berlanjut hingga mereka mencapai umur kematangan
seksual. Pada masing-masing spesies, titik berhentinya pertumbuhan cangkang ini
berbeda-beda. Spesimen yang pertumbuhannya terjadi sangat cepat di awal, dengan
terbukanya lipatan tepian cangkang dan menipisnya ketebalan cangkang, dikategorikan
sebagai spesimen kerdil. Ini biasanya diakibatkan oleh beberapa Iaktor seperti temperatur
air dan ketersediaan makanan.
Cypraea merupakan salah satu siput laut yang besar. Spesies ini masuk ke dalam
Iilum moluska yang ditemukan di dalam laut. Kelompok Iilum ini memiliki jumlah lebih
dari 50.000 spesies dan termasuk ke dalam komunitas bentos (Lalli and Timothy, 1997).
Genus Cyprea Linnaeus memiliki jumlah kurang lebih 202 spesies dan kebanyakan
terdapat di perairan tropis yang kedalamannya kurang dari 30 m (Kay, 1985 dalam
Osorio et. al).
Genus Cypraea memiliki cangkang yang membulat dan dapat berputar 90-1800,
bersinar atau terlihat mengkilap seperti porselin. Cypraea atau dikenal dengan nama lokal
inggris yaitu cowries, merupakan gastropoda yang aktiI nokturnal dan dapat ditemukan
pada habitat yang berasosiasi dengan terumbu karang dan beberapa habitat yang berbeda.
Cangkang dari genus ini memiliki banyak macam warna dan motiI yang berkilau.
Menurut catatan sejarah, cakang dari genus ini dijadikan sovenir yang menarik dan
dijadikan sebagai alat tukar berharga. Hal inilah yang menjadikan genus cypraea menarik
bagi manusia, bahkan sangat diminati dan di buru oleh para kolektor. Bahkan dalam
catatan sejarah disebutkan bahwa cypraea pernah dijadikan sebagai salah satu jenis alat
tukar berharga. Adanya perburuan dan pengkoleksian oleh kolektor menyebabkan satu
spesies yaitu Cypraea tigris, dalam status genting (endangered).
Menurut Wilson and Mccomb (1967), pengklasiIikasian di susun berdasarkan
karakter cangkang tiap spesiesnya. Akan tetapi di jaman ini, para saintis
mengklasiIikasikan menggunakan DNA sequensing dari masing-masing spesies.
PengklasiIikasian menggunanakan DNA sequensing akan menghasilkan perbedaan jika
dibandingkan dengan klasiIikasi menurut cangkang.
Genus cypraea yang digunakan untuk pengklasiIikasian berdasarkan cangkang tidak
cukup konsisten untuk diterapkan. Oleh karena itu, nama generik Cypraea Linneus
(1758) tetap digunakan untuk semua jenis cowrie. Mungkin, sistem penamaan ini akan
tetap digunakan hingga ditemukannya data analitik yang lebih komprehensiI dan lengkap.
Dan mungkin ada perubahan pengklasiIikasiaan karena adanya teknologi sequensing
DNA seperti yang terjadi pada heterobranchia (Dinapoli and Annette, 2009). Selain
sistem klasiIikasi penamaan meurut Linnaeus (1758), ada sistem penamaan yang lain
yang digunakan akan tetapi pengamatan morIologi tetap digunakan.

. Sepia sp.
Species ini lebih dikenal dengan nama sotong. Sotong merupakan mollusca yang
termasuk kelas Chepalopoda (kaki hewan terletak di kepala) yang terdiri dari cangkang
internal yang terletak di dalam mantel, berwarna putih, berbentuk oval dan tebal serta
terbuat dari kapur. Tubuh relative pendek menyerupai kantung. Mantelnya berwarna
merah jambu kehitaman dan diselubungi selaputtipis dan pada kedua sisinya terdapat
sirip lateral yang memanjang dariujung dorsal sampai ventral (Oemarjati,1990).

Sumber : http://www.bebas.ui.ac.id (anonim, 22 November 2000)
Sotong hidup di dasar laut, yang memakan hewan Avertebrata yang berada diatas
permukaan dasar laut,seperti ikan-ikan kecil,Crusrtacea,udang dan kepiting. Pada Sepia
sp. banyak mengandung asam amino esensial yang penting bagi manusia serta
mengandung asam lemak tidak jenuh.

3. ambis-lambis sp.
Species ini banyak ditemukan dilaut dan di tawar. Bertubuh lunak pada dasarnya
bersiIat bilateral simetris, dan terbungkus dalam rumah berkapur yang berasal dari
sekretnya sendiri. Rumahnya pada umumnya berbentuk khas. Memiliki kaki untuk
merayap. Bentuk kepala jelas,dengan tentakel dan mata.
Dalam ruang bukal (pipi) terdapat radula (pipi bergigi). Pernapasannya dengan
insang, paru-paru atau keduanya. Sistem pencernaan dimulai dari mulut terus ke Iaring
yang berotot. Pada bagian dorsal Iaring terdapat sebuah rahang, sedangkan dibagian
ventral terdapat radula. Dari Iaring lalu ke esophagus, kemudian ke temboloktipis (crop),
lambung usus halus yang berkelok-kelok danberakhirpadaanus. Alat reproduksi pada
ambis-lambis terpisah atau hemaprodit.

4. 'aginula sp.
Pada kelas Gastropoda yang umumnya memiliki cangkok, spesies ini merupakan
salah satu yang tidak memiliki cangkok. Species ini memiliki alat pernapasan berupa
paru-paru. Sama seperti Kelas Gastropoda pada umumnya, alat ekskresi 'aginula sp.
adalah ginjal. Dan sistem peredaran darahnya merupakan sistem peredaran darah yang
terbuka.


5. .94pus sp.
Species ini mereupakan species yang paling dikenaldari Kelas Chepalopoda,karena
mempunyai lengan-lengan yang panjang yang dapat melilit musuh dan mangsanya.
Seperti pada jenis-jenis Chepalopoda yang lain,gurita dapat menghindar diri dari bahaya
dengan cara mengeluarkan tinta. Hewan ini hidup hampir di seluruh lautan yakni dari laut
tropis sampai ke kutub utara dan kutub selatan.
.94pus sp. merupakan invertebrate yang memiliki sistem organ tubuh yang sudah
berkembang baik, seperti jenis kelamin yang terpisah dan tidak akan pernah berganti
kelamin sepanjang hidupnya. Perbedaan antar hewan jantan dan betina pada species ini
dapat diketahui dengan melihat lengan-lengannya. Pada hewan jantan didapatkan organ
yang disebut hektokotil (penis) yang berguna memindahkan sperma ke rongga selubung
betina.
Bentuk kepala dari .94pus sp. ini sangat jelas dengan sepasang mata yang sangat
kompleks sehingga gurita mempunyai penglihatan yang sempurna dan pada bagian
depannya (anterior) dikelilingi oleh lengan-lengan. Lengan-lengan gurita berjumlah
delapan dan dilengkapidenganselaput renang (membran) yang terletak di celah-celah
pangkal lengan. Pada masing-masing lengan dijumpai dua baris kantung penghisap yang
tersusun memanjang mulai dari pangkal lengan sampai ke ujung lengan. Mulut terletak di
bagian kepala yang dikelilingi oleh lengan-lengan. Dibagian bawah tubuhnya terdapat
lubang-lubang seperti corong yang dinamakan siphon. Siphon ini berguna untuk
mengeluarkan air dari dalam tubuhnya.
Keistimewaan .94pus sp. yang utama, yaitu dapat merubah warna tubuhnya dengan
cepat bilaada musuh yang menyerangnya. Kulit dari species ini sendiri memiliki banyak
khromatoIor yang mengandung zat warna atau pigmen. Warna pigmen itu antara lain
hitam,coklat, kuning dsb. Dibawah pengaruh syaraI dan hormonnya,dinding otot mampu
meregang atau berkontraksi untuk menyebarkan pigmen.
Gurita banyak ditemukan di laut subtropik di daerah Mediterania, di daerah-daerah
timur jauh dan PasiIik Selatan. Di Indonesia diduga terdapat di perairan Kalimantan,
Sulawesi,Maluku dan Banda. Guritadapat hidup di air dangkaldanjuga pasang surut
sampai agak dalam dengan kedalaman 4000meter sampai 5000 meter. Sebagian besar
berenang dan bergerak bersama-sama dalam kawanan yang besar. Sebenarnya Gurita
bersiIat bentik atau menempel (Barnes, 1967)

6. 4lig4 sp.
Secara morIologi, tubuh cumi relatiI panjang, langsing dan bagian belakang
meruncing (rhomboidal). Tubuh cumi-cumi dibedakan atas kepala, leher dan badan.
Kepala terletak di bagaian ventral serta memiliki dua mata yang besar dan tidak
berkelopak, berIungsi sebagai alat untuk melihat. Leher pendek dan badan berbentuk
tabung dengan sirip lateral berbentuk segitiga di setiap sisinya. Pada kepala terdapat
mulut yang dikelilingi oleh empat pasang tangan dan sepasang tentakel (8 tangan dan 2
tentakel panjang). Pada permukaan dalam tangan dan tentakel terdapat batil isap yang
berbentuk mangkok terletak pada ujung tentakel. Gigi khitin atau kait terletak pada tepi
batil isap untuk memperkuat melekatnya mangsa yang diperolehnya. Di posterior kepala
terdapat siIon atau corong berotot yang berIungsi sebagai kemudi. Jika ia ingin bergerak
ke belakang, siIon akan menyemburkan air ke arah depan, sehingga tubuhnya bertolak ke
belakang. Sedangkan gerakan maju ke depan menggunakan sirip dan tentakelnya. Di
bagian perut, tepatnya sebelah siIon akan ditemukan cairan tinta berwarna hitam yang
mengandung pigmen melanin. Fungsinya untuk melindungi diri. Jika dalam keadaan
bahaya cumi-cumi menyemprotkan tinta hitam ke luar sehingga air menjadi keruh. Pada
saat itu cumi-cumi dapat meloloskan diri dari lawan. Sedangkan pada anterior badan
terdapat endoskeleton. Sistem skeletal terdiri atas endoskeleton yang berbentuk pen atau
bulu dan beberapa tulang rawan. Beberapa tulang rawan tersebut membentuk artikulasi
untuk siIon dan mantel, yang lain melindungi ganglia dan menyokong mata.
Endoskeleton yang berbentuk pen tersebut homolog dengan cangkang pada Mollusca
lain. Pada Loligo endoskeleton tersebut (cangkang) terletak di dalam rongga mantel
berwarna putih transparan, tipis dan terbuat dari bahan kitin. Mantel berwarna putih
dengan bintik-bintik merah ungu sampai kehitaman dan diselubungi selaput tipis
berlendir.
Adapun secara anatomi, organ respirasi cumi terdiri atas sepasang insang berbentuk
bulu yang terdapat di rongga mantel. Prosesnya, air keluar masuk melalui tepi lingkaran
ujung badan. Kontraksi dan relaksasi mantel menyebabkan sirkulasi air dalam rongga
mantel sehingga terjadi pertukaran gas. Filamen insang disuplai oleh kapiler-kapiler
darah. Darah mengandung pigmen repirasi yaitu hemocyanin.
Sistem pembuluh darah berkembang baik dan sistem peredaran darahnya terdiri dari
jantung sistematik, aorta, dan arteri bersiIat ganda dan tertutup, jadi darah seluruhnya
mengalir di dalam pembuluh darah.
Alat ekskresinya berupa dua ginjal atau neIridia berbentuk segitiga berwarna putih
yang berIungsi menapis cairan dari ruang perikardium dan membuangnya ke dalam
rongga mantel melalui lubang yang terletak di sisi usus.
Organ pencernaan terdiri atas mulut yang mengandung radula dan dua rahang yang
terbuat dari kitin dan berbentuk seperti paruh burung betet. Gerak kedua rahang tersebut
dikarenakan kontraksi otot. Selanjutnya makanan di bawa ke esoIagus, lambung, usus,
rektum dan anus yang bermuara dalam rongga mantel. Pencernaan dilengkapi dengan dua
kelenjar ludah (di masa bukal) dan di dekat ujung anterior hati, digunakan untuk
mensekresikan racun di daerah rahang. Selain itu juga memiliki kelenjar pencernaan yaitu
kelenjar hati pada anterior dan pankreas di posterior. Makanan cumi-cumi berupa ikan,
udang dan Mollusca lainnya.
Sistem saraI terdiri atas tiga pasang ganglion dan saraI. Ganglion serebral, pedal,
viseral, suprabukal, inIrabukal dan optik terletak di kepala. Indera sensoris juga sangat
berkembang dan dilengkapi dengan mata, dua statosis pada masing-masing lateral kepala
sebagai organ keseimbangan dan organ pembau.
Sistem reproduksi cumi-cumi dilakukan secara kawin. Hewan ini umumnya memijah
satu kali dan biasanya mati setelah melakukan reproduksi. Alat kelaminnya terpisah
(diosius), masing-masing alat kelamin terdapat di dekat ujung rongga mantel dengan
saluran yang terbuka ke arah corong siIon. Pada saat kopulasi spermatoIor jantan
dimasukkan ke dalam rongga mantel betina dengan pertolongan hektokotikulus
(modiIikasi ujung tangan kiri ke-5 jantan) yang berbentuk seperti sisir. Cumi-cumi betina
menghasilkan telur yang akan dibuahi di dalam rongga mentel. Kemudian, telur yang
sudah dibuahi dibungkus dengan kapsul dari bahan gelatin, panjang dan berlubang pada
ujung-ujungnya. Telur yang menetas menghasilkan cumi-cumi muda berukuran kecil.
Hewan ini tidak memiliki stadium larva, embrio setelah lepas menjadi cumi kecil yang
dapat berenang bebas.
Cumi-cumi bersiIat kosmopolit, hidup berkelompok di perairan bagian atas. Hewan
ini aktiI berburu mangsa yang berupa ikan-ikan kecil dan crustacea pada malam hari. Bila
merasa terancam mereka akan berenang mundur dengan cepat atau menyemburkan tinta
berwarna hitam kecoklat-coklatan. Hewan ini banyak diperjualbelikan, selain rasanya
enak cumi-cumi merupakan sumber protein hewani yang kaya akan protein.

7. Cahe94pleura api.ula9a
Species ini merupakan species dari Kelas Polyplacophora (Chitons).Ssistem saraI
dari species ini berupa cincin esoIagus dan dua cabang saraI yang mensaraIi mantel dan
daerah kaki. Tidak terdapat ganglion yang jelas, tetapi ada sel-sel ganglion pada cabang
saraI.
Sedangkan pada sistem peredaran darahnya adalah sistem peredaran darah lakunair
(terbuka) yang terdiri dari jantung, aorta, dan sebuah sinus. Dimana darah medapat
oksigen melalui insangnya. Ekskresi pada species Chaetopleura dilakukan oleh sepasang
ginjal yang bermuara ke arah posterior.
Sistem reproduksi species ini secara seksual, yaitu dengan pertemuan sel oyum dan
sel sperma yang terdapat pada individu jantan dan betina.

. Murex sp.
Murex sp. termasuk Kelas Gastropoda. Kaki hewan tersebut, terletak di perut. Murex
sp.merupakan heawan invertebrate yang hemaIrodit, dan memilikicangkok yang berduri.
Murex sp. mempunyai kelenjar kelamin yang disebut ovotestes, bernaIas dengan
semacam paru-paru dan sistem peredaran darah terbuka. Habitat dari species ini berada di
laut.

9. %erebra9ulina sp.
Species ini termasuk dari Kelas Gastropoda. %erebra9ulina sp. memiliki kelenjar
racun yang hanya terdapat pada beberapa species dari Gastropoda. Species ini umumnya
ditemukan melekat pada Small to large, ovate to subpentagonal, slightly auriculate ,
valves biconvex ; anterior commissure rectimarginate to uniplicate ; surIace capillate ,
capillae may be enlarged or granular, with prominent nodules in young; umbo suberect,
Ioramen incomplete, mesothyridid to permesothyridid , deltidial plates disjunct, pedicle
collar present. Crura converging, crural processes uniting, Iorming ringlike loop ,
transverse band ventrally arched; median septum and hinge plates absent; socket ridges
and crural bases Iused, Iorming prominent ridge, hinge teeth without swollen bases, but
with sulcus on inner Iace; lophophore plectolophous , median coil short, spicules
abundant.

10.nad4n9a sp.
nad4n9a sp. atau dikenal dengankijing tergolong Iilter Ieeder, yaitu hewan yang
memperoleh makanan dengan cara meyedot air. Air masuk ke dalam mantel melalui
bagian bawah inhalant siphon (alat penyedot) terus mengalir menuju insang dan keluar
lagi melalui bagian atas inhalant siphon.
Partikel makanan akan ikut bersama air berlindung dalam lendir, sebelum dikirim ke
mulut. Pada bagian itu, partikel makanan akan dipilih. Partikel kecil akan lolos masuk ke
dalam oesophagus, lalu ke dalam usus. Sedangkan partikel besar akan keluar lagi
bersama air melalui inhalant siphon.
Tidak seperti siIat kebanyakan ikan yang sangat agresiI menangkap makanan, kerang
air tawar bersiIat sangat IasiI. Karena kerang air tawar tidak dapat berenang seperti ikan.
Oleh sebab itu, makanan yang masuk ke dalam kerang air tawar sangat tergantung kepada
kondisi perairan yang ditempatinya.
Perairan yang subur dapat memberikan sumbangan makanan yang cukup bagi kerang
air tawar. Makanan itu akan dipilih sesuai dengan kebutuhan tubuhnya. Pada perairan ini
hewan itu akan tumbuh cepat. Sebaliknya, perairan yang kurang subur tidak dapat
memberikan sumbangan makanan yang cukup bagi kerang air tawar, sehingga
pertumbuhannya akan lambat.
Jenis dan ukuran makanan yang masuk sangat tergantung pada umurnya. Saat larva,
nad4n9a sp. memakan organisme yang berukuran sangat kecil, beberapa mikron, seperti
bakteri, detritus, mikro organisme hijau dan organisme tak berwarna. Menjelang dewasa
menangkap makanan berukuran lebih besar, termasuk diatomae, macam-macam
protozoa, kepingan plankton dan organisme lainnya. Tubuhnya terdiri dari dua
kepingberbentuk sama, bernapas dengan insang dan mnatel. Mudah dikembangbiakan
dan mempunyai daya produksi yang tinggi.

11.%rida.na sp.
%rida.na sp. memiliki cangkang yang berat, bergalur dengan 4-6 lipatan dan mantel
yang berwarna cerah. Mereka menghuni perairan dangkal di wilayah.laut dari Indo-
PasiIik. Kerang ini banyak ditemukan di beberapa daerah, seperti Tulo, Calamba, Laguna
di Filipina. Mereka hidup dalam simbiosis dengan Iotosintesis alga ( zooxanthellae ).
Spesies ini juga digunakan sebagai makanan laut .
Species dari Kelas Pelecypoda melakukan pembuahan secara eksternal. Dan sistem
peredarah darahnya terbuka. Pada siang hari, kerang menyebar mantel mereka sehingga
ganggang menerima sinar matahari yang mereka butuhkan untuk berIotosintesis,
sedangkan pigmen warna kerang melindungi terhadap sinar yang berlebihan dan UV
radiasi. Mereka mendapatkan sebagian besar (70-100) nutrisi dari alga dan sisanya dari
makan Iilter. Ketika terganggu, kerang menutup cangkangnya.

12.My9ilus sp.
Mytilus edulis atau sering disebut juga blue mussel merupakan anggota kelas
bivalvia. Meskipun Mytilus edulis sering disebut sebagai blue mussel, namun ternyata
warna cangkang yang dimiliki spesies ini tidak hanya biru, ada yang berwarna ungu atau
coklat gelap. Sama halnya dengan spesies bivalvia yang lain, Mytilus edulis juga
memiliki dua keping atau belahan yaitu belahan sebelah kanan dan kiri yang disatukan
oleh suatu engsel bersiIat elastis disebut ligament. Pada bagian dalam cangkang berwarna
putih, seperti mutiara, dengan mantel yang agak keputihan atau kuning. Pada cangkang
juga terdapat dua buah otot adductor yang berIungsi untuk membuka dan menutup kedua
belahan cangkang tersebut. Otot adductor bagian anterior berukuran kecil, sedangkan
adductor posterior memiliki ukuran yang besar. Pada spesies ini, tidak ditemukan adanya
siIon, tetapi terdapat pertautan antara Iilamen dengan cilia. Mytilus merupakan hewan
sessile dengan kaki kecil dan memiliki bisus. Mytilus dewasa akan menempel pada
substrat secara permanen.
Meskipun sebagian besar spesies mussels hidup di daerah litoral, seluruh anggota
Iamily Mytilidae juga memiliki kemampuan untuk hidup di daerah sublitoral. Mytilus
edulis tersebar di perairan yang luas, daerah intertidal hingga subtidal. Spesies ini hidup
mulai dari daerah yang pantai di estuary dangkal hingga laut pada kedalaman mencapai
499 m. Beberapa karakteristik habitat spesies ini adalah sbb :
a Salinitas
Mytilus edulis merupakan organism eurihaline, yaitu organism yang dapat mentolerir
daerah dengan kisaran salinitas luas. Mytilus dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik bila berada pada daerah bersalinitas yang mendekati salinitas estuaria. Bila
Mytilus terpaparkan pada daerah yang bersalinitas rendah pada jangka waktu singkat,
Mytilus akan menghentikan aktivitas makan mereka. Mytilus juga menghentikan
pertumbuhannya bila terpaparkan pada salinitas 18 . Namun demikian, bila dalam
jangka waktu yang lama, M.edulis mampu berdaptasi dengan baik pada salinitas
rendah. Misalnya pada daerah Baltic, M.edulis mampu beradaptasi dan berkembang
dengan baik pada salinitas 4-5 (Kautsky, 1982)
Temperatur
Selain sebagai organism eurihaline, M.edulis juga merupakan organism euritermal.
Mytilus mampu beradaptasi pada kisaran temperature yang luas, bahkan Mytilus juga
mampu bertahan hidup hingga beberapa bulan pada kondisi beku. Spesies ini mampu
mentolerir temperature mulai dari suhu 50C hingga 200C, yang merupakan
perwakilan temperature pada daerah dingin hingga subtropical. Kisaran temperature
paling atas yang mampu ditolerir oleh Mytilus adalah pada suhu 290C, sedangkan
kisaran yang paling rendah adalah pada suhu -100C. Kemampuan Mytilus dalam
beradaptasi terhadap temperature disebabkan karena adanya nucleating agents yang
dihasilkan oleh organ dalam Mytilus (haemolymph).
Malone and Dod (1967) mengemukakan bahwa temperature merupakan salah satu
Iaktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan Mytilus. Mereka menunjukkan
bukti penelitian yang dilakukan oleh Moosop (1922) yaitu bahwa pertumbuhan rata-
rata terjadi pada saat temperature perairan hangat, pertumbuhan paling lambat terjadi
pada temperature dingin. Di daerah subtropis, pertumbuhan Mytilus edulis terjadi
paling baik pada saat musim semi.
Tidak hanya pertumbuhan Mytilus yang dipengaruhi oleh temperature. AktiIitas silia
yang dimiliki oleh Mytilus juga sangat tergantung pada temperature. Peningkatan
temperature antara 0-340C mengakibatkan aktivitas silia menjadi meningkat sehingga
konsumsi oksigen oleh Mytilus juga menjadi ikut meningkat (



Sumber :
Source: Moore, 1965 . (http://species-identiIication.org/species. )
http://anadonta.blogspot.com/ (Diposkan oleh Assalamu Alaikum, april 2009)
http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/02/ekologi-dan-distribusi-mytilus-edulis.html
(Diposkan Oleh SEA DRAGON Pada Selasa, 22 Februari 2011 [ 20:35)
http://en.wikipedia.org/wiki/Tridacna (wikimedia, 13 November 2011 13:56)
http]]|dw|k|ped|aorg]w|k|]o|yp|acophora (.9, )uli . Wikimedia]
asLawl ?usufdkk 2003 Zoologl AverLeraLa !lca Malang
emar[aLl 8oen S dan Wlsnu Wardhana 1990 1aksonom AverLeraLa enganLar rakLlkum
LaoraLorlum ul ress !akarLa
hLLp // wwwedukaslneL Modul nllne SMA elas x 8lologl
hLLp // wwworLlpulanglogspoLcom/2008/09/moluscahLml )
hLLp//myaluzzwordpresscom/2010/02/09/cumlcumllollgosp/ (mya [ 728 am 9 feruarl
2010)
Sumer hLLp//ldshvoongcom/exacLsclences/lology/2136923fllum
mollusca/#lxzz1e09MLd0 |terb|tkan d| 07 Mel 2011 o|eh wanenoor
Sumer hLLp//easulacld/v12/sponsor/Sponsor
endamplng/raweda/8lologl/0021208lo2014ghLm (anonlm 22 novemer 2000)
http]]ku||ah|tukerenb|ogspotcom]2011]02]eko|og|cypraeasphtm| (iposkan Uleb
SEA ACUN Pada Minggu, Februari | :
) hLLp//mullayanLlwordpresscom/2009/10/29/laporanzoologllnverLeraLa/ (y
nurmullayanLl muls 29 kLoer 2009
O Cypraea sp : dimanIaatkan untuk hiasan, dan pernah dijadikan sebagai matauang2.

O Anadara granosa : sebagai komoditas makanan berprotein tinggi3.

O Ophiotrichoides : sebagai pakan lobster4.

O Echinus : gonadnya berisi protein tinggi baik untuk dikonsumsi5.

O Nereis : berIungsi sebagai pakan udang6.

O Favites : sebagai hiasan akuarium dan tempat pemijahan ikan7.

O Luidia : sebagai hiasan8.

O Acropora : sebagai tempat pemijahan ikan dan tempat perlindungan ikan daripredator9.

O Udang manthis : sebagai komoditas pangan berprotein tinggi10.

O Oregonia gracilis : sebagai tempat penempelan alga atau lumut

Anda mungkin juga menyukai