Anda di halaman 1dari 22

PERSALINAN SUNGSANG

PERSALINAN SUNGSANG

Jenis Persalinan Sungsang
Persalinan pervaginam dibagi 3 (tiga), yaitu :
1. Persalinan Spontan.
2. Manual Aid.
3. Ekstraksi Sungsang.

Prosedur Pertolongan Persalinan Normal
1. Tahap pertama : Fase lambat, Iase ini hanya untuk melahirakan bokong yaitu bagian janin
yang tidak berbahaya.
2. Tahap kedua : Fase cepat, yaitu mulai dari lahirnya pusar sampai lahirnya mulut.
3. Fase Ketiga : Fase lambat, karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi
(uterus) kedunia luar yang tekanannya lebih rendah, sehingga kepala harus dilahirkan secara
perlahan-lahan.

Prosedur Manual Aid
1. Tahapan pertama, lahirnya bokong sampai pusar yang dilahirkan dengan kekuatan tenaga ibu
sendiri.
2. Tahap kedua, lahirnya bahu dengan lengan yang memakai tenaga penolong.
Cara / teknik untuk melahirkan bahu dan lengan ialah secara :
Klasik
Mueller
Lovset
Bickenbach



Prosedur Ekstrasi Sungsang
Teknik Ekstraksi Kaki
Setelah persiapan selesai, tangan yang searah dengan bagian-bagian kecil janin dimasukkan
secara obstetrik kedalam jalan lahir, sedang tangan yang lain membuka labia.
Kedua tangan penolong memegang betis janin.
Pegangan dipindahkan pada pangkal paha setinggi mungkin dengan kedua ibu jari dibelakang
paha, sejajar sumbu panjang dan jari lain didepan paha.
Pangkal paha ditarik curam kebawah sampai trokhanter depan lahir.
Untuk melahirkan trokhanter depan maka pangkal paha ditarik terus curam ke bawah.
Setelah bokong lahir, maka untuk melahirkan janin dipakai teknik pegangan Femuro-Pelviks,
sehingga badan janin ditarik kebawah sampai pusar lahir.
Untuk melahirkan badan janin yang lain dilakukan cara persalinan yang sama seperti pada
manual aid.

Teknik Ekstraksi Bokong
Ekstraksi bokong dikerjakan bila jenis letak sungsang adalah letak bokong murni dan bokong
sudah berada didasar panggul, sehingga sukar untuk menurunkan kaki.
Jari telunjuk tangan penolong yang searah dengan bagian kecil janin, dimasukkan kedalam
jalan lahir dan diletakkan dipelipatan paha depan.
Jari telunjuk penolong yang lain segera mengait pelipatan paha ditarik curam kebawah sampai
bokong lahir.
Setelah bokong lahir, bokong dipegang secara Femuro-Pelviks, kemudian janin dapat
dilahirkan dengan cara manual.

Pennyulit
1. SuIoksia : terjadi pengecilan rahin sehingga teriadi bangghuan sirkulaso pleceuba dan
menimbulkan anoksia janin.
2. AsIiksia Fetalis, mengecilnya uterus pada pada waktu badan janin lahir yang menimbulkan
anoksia.
3. Kerusakan jaringan otak, trauma pada otak janin, khususnya pada panggul sempit atau adanya
serviks yang belum membuka lengkap atau kepala kanin yang dilahirkan secara mendadak,.
Sehingga muncul dekomprese.
4. Fraktur pada tulang-tulang janin :
Kerusakan pada tulang janin dapat berupa :
Fraktur tulang-tulang kepala.
Fraktur humerus ketika hendak melahirkan lengan yang menjungkit.
Paralisis brankialis.
Fraktur Iemur
Dislokasi bahu.
Dislokasi panggul, terutama pada waktu melahirkan tungkai yang sangat ekstensi
Hematoma otot-otot.
Mengingat penyulit pada janin akibat persalinan pervaginam cukup berat maka perlu dilakukan
evaluasi obstertrik dengan teliti sebelum memutuskan untuk melahirkan janin pervaginam.

Prosedur Persalinan Sungsang Per Abdominan
Persalinan letak sungsang dengan seksio sesarea merupakan cara yang terbaik.
Tidak semua letak sungsang harus dilahirkan per abdominan karena sangat sukar untuk
melakukan penilaian.
Kriteria yang dapat dipakai sebagai pegangan letak sungsang harus dilahirkan per abdominan.
Primigravida tua
Nilai social janin tinggi
Riwayat persalinan yang buruk
Janin besar, lebih dari 3,5 4 kg
Adanya kesempatan panggul
Prematuritas

Sumber : Buku Ilmu Bedah Kebidanan




















PERSALINAN SUNGSANG
Kaji ulang kondisi. Yakinkan bahwa semua kondisi untuk persalinan aman pervaginam
terpenuhi.
Berikan dukungan emosional.
Persiapan sebelum tindakan : untuk pasien,penolong (operator dan asisten) kelahiran
bayi.pasang inIus.
Pencegahan inIeksi sebelum tindakan.
Lakukan semua prosedur dengan halus.

Bokong sempurna (Ileksi) atau bokong dengan ekstensi kaki (Frank Brrech)
Melahirkan Bokong dan Kaki
Jika bokong telah mencapai vagina dan pembukaan lengkap, suruh ibu mnengedan bersamaan
dengan his.
Jika perineum sangat kaku, lakukan episiotomi.
Biarkan bokong sampai scapula kelihatan.
Pegang bokong hati-hati, jangan lakukan penarikan.
Jika kaki tidak lahir spontan, lahirkan satu kaki dengan jalan :
Tekan belakang lutut
Genggam tumit dan lahirkan kaki
Ulangi untuk melahirkan kaki yang lain
Pegang pinggul bayi tetapi jangan tarik, dan lahirkan lengan dengan teknik Bracht.

Melahirkan Lengan
Lengan berada di dada bayi
Biarkan lengan spontan satu demi satu. Jika perlu berikan bantuan.
Jika lengan pertama lahir, angkat bokong kea rah perut ibu agar kedua lahir spontan.
Jika lengan tidak lahir spontan, tempatkan 1 atau 2 jari di siku bayi dan tekan., agar tangan
turun melewati muka.

Lengan lurus ke atas kepala atau terjungkit dibelakang kepala
Gunakan perasat / cara Lovset

Badan bayi tidak dapat diputar
Jika badan bayi tidak dapat diputar, lahirkan bahu belakang/posterior lebih dulu dengan jalan :
Pegang pergelangan kaki dan angkat keatas.
Lahirkan bahu belakang.
Lahirkan lengan dan tangan
Pegang pergelangan kaki dan tarik kebawah.
Lahirkan bahu dan lengan depan.

Melahirkan Kepala
Melahirkan kepala dengan cara Mauriceau Smeilie Veit
Masukkan tangan kiri penolong kedalam vagina.
Letakkan badan bayi diatas tangan kiri sehingga badan bayi seolah-olah menunggang kuda
(untuk penolong kidal letakkkan bayi diatas tangan kanan).
Letakkan jari telunjuk dan jari manis pada maksila bayi dan jari tengah di mulut bayi.
Tangan kanan memegang / mencengkeram tengkuk bahu bayi, dan jari tengah mendorong
oksipital sehingga kepala menjadi Ileksi.
Dengan koordinasi tangan kiri dan kanan secara hati-hati tariklah kepala dengan gerakan
memutar sesuai dengan jalan lahir.
Catatan : Minta seorang asisten menekan atas tulang pubis ibu sewaktu melahirkan kepala.
Angkat badan bayi (posisi menunggang kuda) keatas untuk melahirkan mulut, hidung dan
seluruh kepala.

Kepala Yang Menyusul
Kosongkan kandung kemih.
Pastikan pembukaan lengkap.
Bungkus bayi dengan kain dan minta asisten memegangnya
Pasang cunam biparietal dan lahirkan kepala dalam keadaan Ileksi.
Jika cunam tidak ada, tekan supraismIisis agar kepala Ileksi lahir.

Bokong Kaki (Footling Breech)
Janin dengan presentasi bokong kaki, sebaiknya dilahirkan dengan seksio sesarea.

Ekstraksi Bokong
Dikerjakan pada presentasi bokong murni dan bokong sudah turun didasar panggul, kalla II tidak
maju, atau keadaan janin/ibu yang mengharuskan bayi segera lahir.

Perawatan Pasca Persalinan

Sumber : BukuPanduan Praktis Pelayanan Kebidanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal
Diposkan oleh alIi di 22:29 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
:2,9 27 Mei 2011
KEMITRAAN BIDAN DENGAN DUKUN BAYI
Penger9i,n Ke2i9r,,n
Di Indonesia istilah kemitraan masih relative baru, namun dalam prakteknya istilah ini sudah
lama dikenal oleh masyarakat dengan istilah gotong royong yang sebenarnya esensinya adalah
kemitraan, yakni kerjasama dari berbagai pihak, baik secara individual maupun kelompok.
Selanjutnya gotong royong sebagai 'praktek individual ini berkembang menjadi koperasi,
koalisi, aliansi, jejaring (net working), dan sebagainya. Istilah- istilah ini sebenarnya sebagai
perwujudan dari kerjasama antar individu atau kelompok yang saling membantu, saling
menguntungkan dan secara bersama-sama meringankan pencapaian suatu tujuan yang telah
mereka sepekati bersama.
Penger9i,n ke2i9r,,n 2en:r:9 Rober9 D,;ies, adalah suatu kerjasama Iormal antara individu-
individu, kelompok-kelompok atau organisasi untuk mencapai suatu
tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan
masing- masing tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah
dibuat, dan saling berbagi, baik dalam resiko maupun keuntungan yang diperoleh. (Notoatmodjo,
2003:105). Dari batasan ini ada tiga kata kunci dalam kemitraan yakni: a) kerjasama antara
kelompok, organisasi, dan individu 2) bersama- sama mencapai tujuan tertentu (sesuai
kesepakatan) 3) saling menanggung resiko dan keuntungan. Membangun sebuah kemitraan,
harus didasarkan pada hal-hal berikut: 1) kesamaan perhatian (common interest) atau
kepentingan 2) saling mempercayai dan saling menghormati, 3) tujuan yang jelas dan terukur 4)
kesediaan untuk berkorban baik waktu, tenaga, maupun sumber daya lain.
Konsep kemitraan yang diuraikan di atas, senantiasa diperhadapkan berbagai tangtangan atau
hambatan dalam hal ini pelaku medis tradisional yaitu dukun bayi, salah satu penolong
persalinan dan warga masyarakat yang banyak berperan dalam pertolongan persalinan (Kalangie,
1987, Foster 1969).
- Penger9i,n D:k:n B,i
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat sudah mengenal dukun bayi atau
dukun beranak sebagai tenaga pertolongan persalinan yang diwariskan secara turun temurun.
Dukun bayi yaitu mereka yang memberi pertolongan pada waktu kelahiran atau dalam hal-hal
yang berhubungan dengan pertolongan kelahiran, seperti memandikan bayi, upacara menginjak
tanah, dan upacara adat serimonial lainnya. Pada kelahiran anak dukun bayi yang biasanya
adalah seorang wanita tua yang sudah berpengalaman, membantu melahirkan dan memimpin
upacara yang bersangkut paut dengan kelahiran itu (Koentjaraningrat, 1992:205).
- Penger9i,n Bid,n
Bidan adalah seseorang dengan persyaratan tertentu telah mengikuti dan menyelesaikan program
pendidikan yang diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku.
Pengertian Bidan ini mengisyaratkan bahwa bidan tenaga yang baru, relative sangat muda, dan
pengalaman mereka juga belum banyak dan masih kurang dewasa. Sedangkan dukun bayi tenaga
yang cukup berpengalaman dalam menolong persalinan, masih diterima oleh masyarakat, maka
tidak mustahil jika masyarakat lebih percaya menggunakan dukun bayi dibanding dengan bidan,
dalam hal memeriksa kehamilan dan menolong persalinan.
- Penger9i,n Alih Per,n
Tugas Bidan Di desa (BDD) adalah melakukan kerjasama dengan Dukun Bayi agar dapat
mengambil alih persalinan yang semula ditangani oleh dukun bayi beralih ditangani BDD. Alih
peran dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengalihan dan eIektiIitas dalam melakukan
persalinan dan keselamatan bayi lahir yang pada umumnya telah dilakukan oleh tenaga
kesehatan (nakes)
Diposkan oleh alIi di 02:33 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Senin 23 Mei 2011
Pe2elih,r,,n Keseh,9,n
Pemeliharaan Kesehatan pada Ibu

Pemeliharaan kesehatan pada calon ibu :
1.Perkawinan sehat.
2.Keluarga sehat.
3.Sistem Reproduksi dan masalahnya.
4.Penyakit yang berpengaruh terhadap kehamilan dan persalinan.
5.Yankes pada anak.
6.Yankes reproduksi.

Perkawinan sehat

Suatu perkawinan yang sehat diperlukan kesiapan Iisik dan mental bahwa perkawinan bukan
hanya sekedar hubungan suami istri tapi juga memberikan buah untuk menghasilkan keturunan
dan bayi yang dilahirkan juga adalah bayi yang sehat dan direncanakan.

Persiapan untuk sebuah perkawinan perlu disampaikan pada saat remaja sebagai calon ibu.

Menurut UU perkawinan no. 1 tahun 1979 batasan usia menikah min. 16 tahun untuk
perempuan dan min. 18 tahun untuk laki-laki. Sedangkan rancangan batasan umur menikah
adalah min. 25 tahun untuk laki-laki dan min. 20 tahun untuk perempuan.

Keluarga sehat
Adalah keluarga ideal yang hidup dilingkungan sehat, berperilaku sehat dan mempunyai akses
yang mudah pada yankes. Jumlah keluarga ideal adalah suami, isteri dan 2 anak.

Indicator potensi keluarga sehat
1.Tersedianya sarana air bersih dan jamban keluarga.
2.Lantai rumah bukan dari tanah.
3.Peserta KB (untuk PUS).
4.Memantau tumbang balita.
5.Tidak ada anggota keluarga yang merokok.

Sistem Reproduksi dan masalahnya

Tidak semua remaja memahami sistem Reproduksi manusia, membicarakan nya dianggap tabu
di Beberapa kalangan remaja.

Gangguan sistem Reproduksi yang biasa terjadi dari mulai gangguan haid, kelainan sistem
Reproduksi dan penyakitnya termasuk PMS/HIV.
Penyakit yang berpangaruh terhadap kehamilan dan persalinan
Beberapa penyakit perlu diwaspadai, terutama yang berpengaruh pada kehamilan dan persalinan
karena akan menimbulkan komplikasi pada ibu dan janinnya.
Sikap dan prilaku pada masa kehamilan / persalinan
Perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi pada kehamilan dan oersalinan.
Perubahan sikap dan perilaku yang dapat mengganggu kesehatan diantanya gangguan psikologi,
emosi berlebihan bahkan mungkin terjadinya gangguan jiwa.
Kehamilan yang tidak diinginkan berpeluang besar terhadap terjadinya perubahan sikap dan
perilaku yang merugikan kesehatan.
Pelayanan kespro PUS dan WUS
WUS adalah wanita usia subur dengan batasan umur 15-49 tahun.
PUS adalah pasangan suami dan istri yang dalam batasan usia subur.
Perempuan merupakan kelompok rawan dalam kespro sehingga perlu perhatian Khusus.
Peran dan tanggunga jawab laki-laki terhadap kesehatan perempuan.
Pada saat sudah menarche itulah tanda wanita bisa hamil.
Usia yang tepat untuk hamil, bersalin dan niIas adalah 25-35 tahun (Reproduksi sehat).
Resiko Kematian wanita meningkat pada saat hamil, bersalin dan niIas, oleh karena itu perlu
diwaspadai 3T, 4T, persalinan oleh dukun dan riwayat kesehatan ibu.
Beberapa hal yang harus diperhatikan PUS dan WUS
Prioritas pelayanan KB adalah PUS dan keadaan 4T.
Tanggunga jawab dalam keikutsertaan berKB adalah tanggung jawab suami dan istri.
Setiap merode kontrasepsi mempunyai keuntungan kerugian dan pelayanan KB harus
memberikan nasehat dan konselingnya.
Pelayanan kespro pada menopause
Masalah kespro pada lansia dirasakan oleh wanita Ketika masa suburnya berakhir (menopause)
dan pada laki-laki Ketika mengalami disIungsi seksual dan kesuburan (andropause).
Umur menopause pada wanita rata-rata 46-49 tahun dan andropause biasanya diatas 55 tahun.
Biasanya wanita berusia 40 tahun haidnya tidak teratur dan dikatakan sudah tidak subur lagi
oleh karena itu kemungkinan hamilnya kecil.
4-5 tahun sebelum menopause disebut klimakterium dan wanita akan merasakan perubahan
dalam tubuhnya. Tapi tidak semua wanita mengalaminya.
Masalah kesehatan akibat menopause adalah hot Iush, gangguan psikologi, gangguan panca
indera, gangguan saluran kemih, kalainan kulit, rambut, gigi dll. Sedangkan dampak jangka
panjang akibat Berkurangnya hormone estrogen adalah osteoporosi, kepikunan (dementia atau
alzheimeir).
Pencegahan masalah menopause antara lain pemeriksaan alat kelamin termasuk papsmear,
perabaan payudara (sadari), hindari makanan yang banyak mengandung lemak, kopi dan alcohol,
olahraga dan reIreshing.
Pelayanan kesehatan pada bayi dan balita
Anak balita (0-5 tahun), BBL (0-28 hari) dan bayi (1-12 bulan) adalah Sasaran yang dilakukan
bidan.
Yankes yang diberikan mencakup tumbang dan keadaan kesehatannya.
Pelayanan kesehatan pada bayi
Setelah masa neonates lewat, bayi sudah bisa dikatakan lewat masa adaptasi.
Dilakukan kunjungan berkala pada BB oleh bidan, baik yang partusnya oleh bidan atau dukun.
Pemantauan yang dilakukan disini yaitu perhatian terhadap tumbang (KMS) selain itu latihan
pemberian makanan pendamping dan pemberian imunisasi dasar.
Pelayanan kesehatan pada bayi
Dititikberatkan pada upaya preventiI dan promotiI daripada kuratiI dan rehabilitatis.
Pelayanan yang diberikan : pemeriksaan anak balita secara berkala, penyuluhan terhadap ortu
menyangkut perbaikan gizi, kesling dan pengawasan tumbang, imunisasi dan upaya pencegahan
penyakit lainnya, identiIikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul dan cara
menanggulanginya.
Diposkan oleh alIi di 06:30 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Sel,s, 03 Mei 2011
GIZI BURUK
Kekurangan Gizi Masih Mengancam Balita Indonesia
Rabu, 27 April 2011 , 19:01 WIB
Besar Kecil Normal

TEMPO/Nickmatulhuda|
TEMPO InteraktiI, Jakarta - Masalah gizi merupakan masalah kesehatan masyarakat di Asia
Tenggara termasuk Indonesia. Di sisi lain, status gizi juga merupakan indikator pencapaian
MGDs yaitu menurunkan balita kurang gizi dan konsumsi energi minimal. Gizi dibagi 2 yaitu
gizi makro yang terdiri dari protein, karbohidrat, dan lemak, serta gizi mikro yang terdiri dari
vitamin dan mineral.
"Masalah mal gizi mikro di Indonesia terutama vitamin A, yodium, anemi," ujar Dr Sandjaja,
Kepala Riset Persatuan Ahli Gizi Indonesia saat temu wartawan dalam rangka kerja sama
penelitian dengan Frisian Flag Indonesia, Selasa kemarin di Jakarta.

Kekurangan gizi adalah masalah yang membentuk lingkaran setan yang sulit diputus. Karena
gizi buruk mengakibatkan kualitas kesehatan yang buruk sehingga mempengaruhi produktiIitas
seseorang. Sementara produktiIitas menentukkan penghasilannya saat bekerja, yang artinya jika
produktiIitas rendah maka penghasilannya pun semakin rendah dan pada akhirnya menurunkan
daya beli makanan bergizi.

"Penghasilan orang kurang gizi hanya 2/3 dari orang yang cukup gizi. Selain itu kurang gizi juga
mempengaruhi IQ dan tinggi badan seseorang," ujar Sandjaja.

Berdasarkan riset kesehatan dasar 2010 terhadap anak Indonesia antara 0-4 tahun, lanjut
Sandjaja, terdapat 18,4 persen yang mengalami kekurangan gizi. Sebanyak 9,8 persen anak
kekurangan yodium, sebanyak 37 persen mengalami tumbuh pendek, dan sebanyak 13 persen
anak Indonesia tergolong kurus.

"Permasalahan gizi hampir disemua negara sama yaitu karena konsumsi yang kurang dan
penyakit. Konsumsi yang kurang biasanya karena pengetahuan orang tua ataupun akses
perolehan makanan bergizi yang sulit," ungkap Sandjaja.

Daerah yang kondisi gizinya terparah di Indonesia adalah Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara
Barat, Kalimatan Barat, dan Papua Barat. Sedangkan daerah yang memiliki gizi paling baik
adalah Yogyakarta dan Bali.

"Gizi makro yang paling kurang di Indonesia adalah proteinnya. Sedangkan gizi mikro yang
masih kurang adalah vitamin A," pungkas Sandjaja. RENNY FITRIA SARI
GIZI merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dengan gizi yang baik, tubuh akan
segar dan kita dapat melakukan aktivitas dengan baik. Gizi harus dipenuhi justru sejak masih
anak-anak, karena gizi selain penting untuk pertumbuhan badan, juga penting untuk
perkembangan otak. Untuk itu, orang tua harus mengerti dengan baik kebutuhan gizi si anak agar
anak tidak mengalami kurang gizi. Selain itu, orang tua juga harus mengetahui apa dan
bagaimana kurang gizi itu.
Tanda kurang gizi
Menurut Dr. Sri Kurniati M.S., Dokter Ahli Gizi Medik Rumah Sakit Anak dan Bersalin
Harapan Kita, kurang gizi pada anak terbagi menjadi tiga.
Pertama, disebut sebagai Kurang Energi Protein Ringan. Pada tahap ini, Sri menjelaskan bahwa
belum ada tanda-tanda khusus yang dapat dilihat dengan jelas. Hanya saja, berat badan si anak
hanya mencapai 80 persen dari berat badan normal.
Sedangkan yang kedua, disebut sebagai Kurang Energi Protein Sedang. Pada tahap ini, berat
badan si anak hanya mencapai 70 persen dari berat badan normal. Selain itu, ada tanda yang bisa
dilihat dengan jelas adalah wajah menjadi pucat, dan warna rambut berubah agak kemerahan.
Ketiga, disebut sebagai Kurang Energi Protein Berat. Pada bagian ini terbagi lagi menjadi dua,
yaitu kurang sekali, biasa disebut Marasmus. Tanda pada marasmus ini adalah berat badan si
anak hanya mencapai 60 persen atau kurang dari berat badan normal. Selain marasmus, ada lagi
yang disebut sebagai Kwashiorkor. Pada kwashiorkor, selain berat badan, ada beberapa tanda
lainnya yang bisa secara langsung terlihat. Antara lain adalah kaki mengalami pembengkakan,
rambut berwarna merah dan mudah dicabut, kemudian karena kekurangan vitamin A, mata
menjadi rabun, kornea mengalami kekeringan, dan terkadang terjadi borok pada kornea,
sehingga mata bisa pecah. Selain tanda-tanda atau gejala-gejala tersebut, ada juga tanda lainnya,
seperti penyakit penyertanya. Penyakit-penyakit penyerta tersebut misalnya adalah anemia atau
kurang darah, inIeksi, diare yang sering terjadi, kulit mengerak dan pecah sehingga keluar cairan,
serta pecah-pecah di sudut mulut.
Faktor penyebab
Kurang gizi pada anak, bisa terjadi di usia Balita (Bawah Lima Tahun). 'Pedoman untuk
mengetahui anak kurang gizi adalah dengan melihat berat dan tinggi badan yang kurang dari
normal, kata Sri. Sri menambahkan, jika tinggi badan si anak tidak terus bertambah atau kurang
dari normal, itu menandakan bahwa kurang gizi pada anak buy generic drugs tersebut sudah
berlangsung lama.
Faktor Penyebab Kurang Gizi
Sri menjelaskan, ada beberapa Iaktor yang menjadi penyebab kurang gizi pada anak.
Pertama, jarak antara usia kakak dan adik yang terlalu dekat ikut mempengruhi. Dengan
demikian, perhatian si ibu untuk si kakak sudah tersita dengan keberadaan adiknya, sehingga
kakak cenderung tidak terurus dan tidak diperhatikan makanannya. Oleh karena itu akhirnya si
kakak menjadi kurang gizi. 'Balita itu konsumen pasiI, belum bisa mengurus dirinya sendiri,
terutama ntuk makan, tutur Sri.
Kedua, anak yang mulai bisa berjalan mudah terkena inIeksi atau juga tertular oleh penyakit-
penyakit lain.
Selain itu, yang ketiga adalah karena lingkungan yang kurang bersih, sehingga anak mudah
sakit-sakitan. Karena sakit-sakitan tersebut, anak menjadi kurang gizi.
Keempat, kurangnya pengetahuan orang tua terutama ibu mengenai gizi. 'Kurang gizi yang
murni adalah karena makanan, kata Sri. Menurut Sri, si Ibu harus dapat memberikan makanan
yang kandungan gizinya cukup. 'Tidak harus mahal, bisa juga diberikan makanan yang murah,
asal kualitasnya baik, lanjut Sri. Oleh karena itulah si Ibu harus pintar-pintar memilihkan
makanan untuk anak.
Kelima, kondisi sosial ekonomi keluarga yang sulit. Faktor ini cukup banyak mempengaruhi,
karena jika anak sudah jarang makan, maka otomatis mereka akan kekurangan gizi. Keenam,
selain karena makanan, anak kurang gizi bisa juga karena adanya penyakit bawaan yang
memaksa anak harus dirawat. Misalnya penyakit jantung dan paru-paru bawaan.
Upaya yang harus dilakukan
Bila kekuangan gizi, anak akan mudah sekali terkena berbagai macam penyakit, anak yang
kurang gizi tersebut, akan sembuh dalam waktu yang lama. Dengan demikian kondisi ini juga
akan mempengaruhi perkembangan intelegensi anak. Untuk itu, bagi anak yang mengalami
kurang gizi, harus dilakukan upaya untuk memperbaiki gizinya.
Upaya-upaya yang dilakukan tersebut antara lain adalah meningkatkan pengetahuan orang tua
mengenai gizi, melakukan pengobatan kepada si anak dengan memberikan makanan yang dapat
menjadikan status gizi si anak menjadi lebih baik. Dengan demikian, harus dilakukan pemilihan
makanan yang baik untuk si anak. Menurut Sri, makanan yang baik adalah makanan yang
kuantitas dan kualitasnya baik.
Makanan dengan kuantitas yang baik adalah makanan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan si
anak. Misalnya, memberi makanan si anak berapa piring sehari adalah sesuai kebutuhannya. Dan
akan lebih baik jika memberikan vitamin dan protein melalui susu. Bagi keluarga yang tidak
mampu, bisa menyiasatinya, misalnya mengganti susu dengan telur. Kemudian, makanan yang
kualitasnya baik adalah makanan yang mengandung semua zat gizi, antara lain protein,
karbohidrat, zat besi, dan mineral. Upaya yang terakhi adalah dengan mengobati penyakit-
penyakit penyerta. (m-4)
sumber: gizi.net

Read more: http://doktersehat.com/2010/01/03/kurang-gizi-anak-Iaktor-seba/#ixzz1L0SSwXep
Diposkan oleh alIi di 22:35 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
S,b9: 30 April 2011
p:skes2,s
Diposkan oleh alIi di 05:59 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
R,b: 20 April 2011
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS
Siti Fadhilah,S.SiT
Tujuan Pembelajaran
Diakhir perkuliahan mahasiswa diharapkan mampu :
1. menjelaskan PengertianataudeIinisi kebidanan komunitas
2. menjelaskan Riwayat kebidanan komunitas di Indonesia dan beberapa negara lain
3. menjelaskan Fokusatausasaran kebidanan komunitas
4. menjelaskan Tujuan asuhan kebidanan komunitas
5. menjelaskan tentang bidan bekerja di komunitas
6. menjelaskan Jaringan kerja kebidanan komunitas
7. menjelaskan Visi Indonesia sehat 2010 sebagai landasan berIikir pelayanan kebidanan
PENGERTIAN/DEFINISI
Kebidanan berasal dari kata Bidan yang menurut International ConIederation oI MidwiIe (ICM)
berarti seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya,
telah lulus dari pendidikan tersebut serta memenuhi kualiIikasi untuk didaItar dan atau memiliki
ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan Praktik bidan.
Pengertian bidan menurut IBI adalah adalah seorang perempuanyang lulus dari pendidikan bidan
yang diakui pemerintah dan organisasi proIesi di wilayah negara RI serta memiliki kompetensi
dan kualiIikasi untuk diregister dan atauntuk secara sah mendapt lisensi ntukatau menjalankan
praktik kebidanan.
Komuniti adalah sekelompok orang yang hidup dan saling berinterksi di dalam daerah tertentu,
masyarakat atau paguyuban.
Jenis Komunitas :
1. GeograIikal yaitu daerah
2. AdministratiI batasan otoritas pemerintahan
3. Fungsional7an sama
4. Ethnicmpy satu kultur dengan kultur lain
Menurut United Kingdom Central Council For Nursing MidwiIery And Health, Bidan komunitas
adalah praktisi bidan yang berbasis komunity yang harus dapat memberikan supervisi yang
dibutuhkan oleh wanita, pelayanan berkualitas, nasihatatausaran pada masa kehamilan,
persalinan, niIas, dengan tanggungjawabnya sendiri dan untuk memberikan pelayanan pada bbl
dan bayi secara komprehensiI.
Menurut Dari.J.H.Syahlan, SKM, Bidan community adalah bidan yang bekerja melayani
keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu.
Istilah bidan komunitas di Indonesia sering disebut bidan saja.
RIWAYAT BIDAN KOMUNITAS
Sebagian besar wanita lebih menyukai persalinan di rumah dari pada di institusi pelayanan
kesehatan (Rumah sakit). Hasil penelitian McKee (1982) menggambarkan bahwa, jika persalinan
dilakukan di komunity dan dilaksanakan oleh bidan maka akan terjadi peningkatan kunjungan
antenatal ,penurunan Irekuensi Persalinan dgengan induksi, penurunan Irekuensi Persalinan
prematur, BBLR, IUGR, persalinan Iorsep, Irekuensi SC dan pemeriksaan rutin Antenatal dan
Intranatal di rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut, sebaiknya masa kehamilan, persalinan dan
niIas dikembalikan ke komunitas sebagai asal dari childbirth tersebut.
SASARAN PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Kelompok masyarakat di komuniti merupakan sasaran bidan community, yang meliputi :
Ibu
Anak
Keluarga
Masyarakat
Sasaran utama adalah ibu dan anak dalam Keluarga
TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN
Ibu dan bayi sehat, selamat,keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan martabat manusia
Saling m`hormati penerima asuhan dan pemberi asuhan
Kepuasan ibu, keluarga dan bidan
Adanya kekuatan diri dari wanita dlm menentukan dirinya sendiri
Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan
Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas
PHILOSOPHY KEBIDANAN KOMUNITAS
Bahwa proses kehamilan dan persalinan adalah proses yang sangat wajar dan Iisiologis
sehingga asuhan yang diberikan meminimalkan intervensi dan tidak perlu di institusi
Kebutuhan. Indvidu, wanita dan keluarga harus dihargai dan didukung.Kebutuhan tersebut
berbeda-beda karena dipengaruhi. oleh lingk kepercayaan, sosial dan kultural
Bahwa Pengalaman proses kehamilan dan persalinan bagi soleh wanita dan keluarga adalah
berharga sehingga bidan komunitas harus menjaga supaya pengalaman tersebut menyenangkan
Setiap wanita berhak untuk menentukan melewati persalinan di tengah keluarga atau/kerabat
Asuhan er`kualitas adalah asuhan yang dilaksanakan secara berkelanjutan dan menyeluruh dg
melihat aspek lingkungan
InIormed choise dan inIormed consent
Kehamilan dan persalinan berasal dr masyarakat dan ada di masyarakat
BEKERJA DI KOMUNITAS
Pelayanan Kebidanan Komunitas :
Dilakukan dengan pendekatan MANAJEMEN KEBIDANAN
Dilakukan secara mandiri, kolaborasi dan rujukan
Pelayanan diberikan khususnya paa bumil, bulin, buIas
Asuhan yang diberikan adalah asuhan berkualitas dan peningkatan kerja bidan (RS/komuniti)
PERAN BIDAN KOMUNITI
Membantu keluarga dan masyarakat agar selalu berada dalam kondisi kesehatan yang optimal
1. Sbg pendidik
berupaya agar sikap dan perilaku komuniti di wilayah Kerjanya dpt berubah sesuai dengan
kaidah kesehatan
2. Sebagai Pelaksana
Bidan hrs mengetahui dan menguasai IPTEK untuk melakukan kegiatan ;
Bimbingan terhadap kelompk remaja masa pra nikah
pemeliharaan kesehatan Bumil, niIas dan mass interval dalam keluarga
pertolongan persalinan di rumah
tindakan pertolpertama pada kasus kegawatan obstetri di keluarga
pemeliharaan kesehatan Kelompk wanita dengan gangguar reproduksi di keluarga
Pemeliharan kes anak balita
3. Sebagai PENGELOLA
Bidan sebagai pengelola kegiatan kebidanan unit kesehatan ibu dan anak di puskesmas, polindes,
posyandu dan praktek bidan, memimpin dan mengelola bidan lain atau tenaga kesehatan yang
pendidikannya lebih rendah. Bidan yang bekerja di komuniti harus mampu mengenali kondisi
kesehatan masyarakat yang selalu mengalami perubahan. Kesehatan komuniti dipengaruhi oleh
perkembangan yang terjadi baik di masyarakat itu sendiri maupun IPTEK serta kebijakan-
kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
4 Sebagai PENELITI
Peran peneliti yang dilakukan oleh bidan bukanlah seperti yang dilakukan oleh peneliti
proIesional. Dasar-dasar dalam penelitian perlu diketahui oleh bidan seperti pencatatan,
pengolahan dan analisis data. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau
hipotesa atas hasil analisisnya. Berdasarkan data ia dapat menyusun rencana dan tinakan sesuai
dengan permasalahan yang ditemu. Bidan juga harus dapat melaksanakan evaluasi atas tindakan
yang dilakukannya tersebut.
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS
Pencegahan
Skrinning/deteksi dini u/ dirujuk
As. Kegawatdaruratan ibu & neonatal
Pertolongan I pd penykt. Akut u/ kmd dirujuk
Pengobatan ringan
Asuhan pd kondisi kronis
Pendidikan kesehatan
M`tentukan keb. Kes
M`tahankan & meningkt`k kesmas
PRINSIP PELAYANAN KEBIDANAN. KOMUNITAS :
Pelayanan kebidanan adalah yan. Yang berdasarkan pada perhatian terhadap kehamilan,proses
normal, ditunggu tunggu wanita
InIormed choise
Pendekatan dg tekhnologi seminimal mgkn
Asuhan yang berkelanjutan/continuity oI care
TEMPAT BEKERJA
bekerja sendiri ( crok and Ilint, 1989)
anggota tim PHC (primary Health Care) (marrsh, 1985)
mengalami double/triple pekerjaan, bidan rs dan nakes di masy (smith, 1989)
bekerja di rumah, klinik kesehata masyarakat, basis-basis pusat kesehatan dan RS
bertanggungjawab untuk daerah yang sangat luas
Area Kerja Bidan Komunitas :
Rumah
Bidan Praktek perseorangan
Rumah bersalin
Klinik-klinik
Puskesmas
Posyandu
VISI MASYARAKAT SEHAT DAN MANDIRI MENUJU INDONESIA SEHAT 2010
SEBAGAI LANDASAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN KOMUNITAS
MISI
Meningkatkan status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan masyarakat
Menanggulangi berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas
Menyelenggarakan berbagai program kesehatan masyarakat yang inovatiI, eIektiI dan eIisien.
Meningkatkan peranserta dan kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan
Menggalang berbagai potensi untuk penyelenggaraan program kesehatan masyarakat
TUJUAN
Meningkatnya status kesehatan perorangan, keluarga, komunitas dan masyarakat.
Tertanggulanginya berbagai masalah kesehatan masyarakat prioritas.
Terselenggaranya berbagai program kesehatan masyarakat yang inovatiI, eIektiI dan eIisien.
Meningkatnya peran serta dan kemandirian perorangan, keluarga dan komunitas dalam
pemeliharaan kesehatan.
Terhimpunnya sumberdaya dari masyarakat dalam mendukung penyelenggatraan progtram
kesehatan masyarakat.
Terlibatnya secara aktiI berbagai pelaku dalam peningkatan derajat dan penyelenggaraan
program kesehatan masyarakat.
SASARAN
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan keluarga.
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan komunitas.
Terpelihara dan meningkatnya status gizi masyarakat.
Terpelihara dan meningkatnya status kesehatan jiwa masyarakat.
Meningkatnya jumlah dan cakupan pemeliharaan kesehatan dengan pembiayaan pra upaya.
Pemerataan pelayanan kesehatan masyarakat yang bermutu dan terjangkau.
Peningkatan peran Pemerintah Daerah dalam pembiayaan program kesehatan masyarakat.
Pengembangan tenaga kesehatan yang proIesional yang sadar biaya dan sadar mutu
masyarakat yang inovatiI, eIektiI dan eIisien.
Pemantapan kemitraan dan kerjasama lintas sektoral dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat.
Pengutamaan kelompok sasaran rentan keluarga miskin dan pengarus-utamaan gender.
Pengutamaan daerah terpencil, perbatasan dan rawan bencana.
Penyelarasan program dengan perkembangan tantangan dan komitmen global.
Pemantapan pemberdayaan dan kemandirian keluarga komunitas dan masyarakat.
Penerapan tehnologi tepat guna, bantuan teknis dan pendampingan.
Pengembangan penelitian untuk dukungan program.
Peningkatan transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan program kesehatan masyarakat.













Konsep Dasar Kebidanan Komunitas
Posted by: putrikusumawardhani on: April 8, 2010
In: Askeb Komunitas
Comment!
BAB I
KONSEP DASAR KEBIDANAN KOMUNITAS
1. PENDAHULUAN
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga yang berkualitas. Pelayanan kebidanan adalah pelayanan yang
diberikan oleh bidan sesuai dengan kewenangannya untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak
di keluarga maupun di masyarakat. Dalam rangka pemberian pelayanan kebidanan pada ibu dan
anak di komunitas diperlukan bidan komunitas yaitu bidan yang bekerja melayani ibu dan anak
di suatu wilayah tertentu.
1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah mengikuti perkuliahan ini, mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan tentang konsep
dasar kebidanan komunitas dengan baik dan benar.
1. TIK(Tujuan Intruksional Umum) :
1. Mahasiswa mampu menjelaskan deIinisi kebidanan komunitas.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan riwayat kebidanan komunitas di Indonesia.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan sasaran/ sasaran kebidanan komunitas.
4. Mahasiswa mampu mejelaskan tujuan kebidanan komunitas.
5. Mahasiswa mampu menjelaskan bagaimana bidan bekerja di komunitas.
6. Mahasiswa mampu menjelaskan jaringan kerja kebidanan komunitas.
7. Mahasiswa mampu menjelaskan visi Indonesia Sehat 2010.
1. MATERI
1. DeIinisi Kebidanan Komunitas
Konsep merupakan kerangka ide yang mengandung suatu pengertian tertentu. Kebidanan berasal
dari kata 'bidan'. Menurut kesepakatan antara ICM; IFGO dan WHO tahun 1993, mengatakan
bahwa bidan (midwiIe) adalah 'seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang diakui
oleh Pemerintah setempat, telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaItar atau
mendapat izin melakukan praktek kebidanan (Syahlan, 1996 : 11).
Bidan di Indonesia (IBI) adalah ' seorang wanita yang mendapat pendidikan kebidanan Iormal
dan lulus serta terdaItar di badan resmi pemerintah dan mendapat izin serta kewenangan
melakukan kegiatan praktek mandiri (50 Tahun IBI).
Kebidanan (MidwiIery) mencakup pengetahuan yang dimiliki dan kegiatan pelayanan untuk
menyelamatkan ibu dan bayi. (Syahlan, 1996 : 12).
Komunitas berasal dari bahasa Latin yaitu 'Communitas yang berarti kesamaan, dan juga
'communis yang berarti sama, publik ataupun banyak. Dapat diterjemahkan sebagai kelompok
orang yang berada di suatu lokasi/ daerah/ area tertentu (Meilani, Niken dkk, 2009 : 1). Menurut
Saunders (1991) komunitas adalah tempat atau kumpulan orang atau sistem sosial.
Dari uraian di atas dapat dirumuskan deIinisi Kebidanan Komunitas sebagai segala aktiIitas yang
dilakukan oleh bidan untuk menyelamatkan pasiennya dari gangguan kesehatan. Pengertian
kebidanan komunitas yang lain menyebutkan upaya yang dilakukan Bidan untuk pemecahan
terhadap masalah kesehatan Ibu dan Anak balita di dalam keluarga dan masyarakat. Kebidanan
komunitas adalah pelayanan kebidanan proIesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan
penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat kesehatan yang optimal
melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi pelayanan kebidanan (Spradly, 1985; Logan dan Dawkin, 1987 dalam SyaIrudin
dan Hamidah, 2009 : 1)
Pelaksanaan pelayanan kebidanan komunitas didasarkan pada empat konsep utama dalam
pelayanan kebidanan yaitu : manusia, masyarakat/ lingkungan, kesehatan dan pelayanan
kebidanan yang mengacu pada konsep paradigma kebidanan dan paradigma sehat sehingga
diharapkan tercapainya taraI kesejahteraan hidup masyarakat (Meilani, Niken dkk, 2009 : 8).
1. Riwayat Kebidanan Komunitas di Indonesia
Pelayanan kebidanan komunitas dikembangkan di Indonesia dimana bidan sebagai ujung tombak
pemberi pelayanan kebidanan komunitas. Bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat
di wilayah tertentu disebut bidan komunitas (community midwiIe) (Syahlan, 1996 : 12). Di
Indonesia istilah 'bidan komunitas tidak lazim digunakan sebagai panggilan bagi bidan yang
bekerja di luar Rumah Sakit. Secara umum di Indonesia seorang bidan yang bekerja di
masyarakat termasuk bidan desa dikenal sebagai bidan komunitas.
Sampai saat ini belum ada pendidikan khusus untuk menghasilkan tenaga bidan yang bekerja di
komuniti. Pendidikan yang ada sekarang ini diarahkan untuk menghasilkan bidan yang mampu
bekerja di desa.
Pendidikan tersebut adalah program pendidikan bidan A (PPB A), B (PPB B), C (PPB C) dan
Diploma III Kebidanan. PPB-A,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan SPK
(Sekolah Perawat Kesehatan). PPB-B,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan
Akademi Perawat. PPB-C, lama pendidikan 3 tahun, siswa berasal dari lulusan SMP (Sekolah
Menengah Pertama). Diploma III Kebidanan : lama pendidikan 3 tahun, berasal dari lulusan
SMU, SPK maupun PPB-A mulai tahun 1996. Kurikulum pendidikan bidan tersebut diatas
disiapkan sedemikian rupa sehingga bidan yang dihasilkan mampu memberikan pelayanan
kepada ibu dan anak balita di masyarakat terutama di desa. Disamping itu Departemen
Kesehatan melatih para bidan yang telah dan akan bekerja untuk memperkenalkan kondisi dan
masalah kesehatan serta penanggulangannya di desa terutama berkaitan dengan kesehatan ibu
dan anak balita. Mereka juga mendapat kesempatan dalam berbagai kegiatan untuk
mengembangkan kemampuan, seperti pertemuan ilmiah baik dilakukan oleh pemerintah maupun
oleh organisasi proIesi seperti IBI. Bidan yang bekerja di desa, puskesmas, puskesmas
pembantu; dilihat dari tugasnya berIungsi sebagai bidan komunitas. (Syahlan, 1996 : 13)
1.
Masyarakat

2. Fokus/ Sasaran Kebidanan Komunitas


Sasaran Utama
( Syahlan, 1996 : 16 )
Komuniti adalah sasaran pelayanan kebidanan komunitas. Di dalam komuniti terdapat kumpulan
individu yang membentuk keluarga atau kelompok masyarakat. Dan sasaran utama pelayanan
kebidanan komunitas adalah ibu dan anak.
Menurut UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan, yang dimaksud dengan keluarga adalah
suami, istri, anak dan anggota keluarga lainnya. ( Syahlan, 1996 : 16 )
Ibu : pra kehamilan, kehamilan, persalinan, niIas dan masa interval.
Anak : meningkatkan kesehatan anak dalam kandungan, bayi, balita, pra sekolah dan sekolah.
Keluarga : pelayanan ibu dan anak termasuk kontrasepsi, pemeliharaan anak, pemeliharaan ibu
sesudah persalinan, perbaikan gizi, imunisasi dan kelompok usila (gangrep).
Masyarakat (community): remaja, calon ibu dan kelompok ibu.
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah individu, keluarga dan masyarakat baik yang
sehat, sakit maupun yang mempunyai masalah kesehatan secara umum (Meilani, Niken dkk,
2009 : 9).
1. Tujuan Pelayanan Kebidanan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas adalah bagian dari upaya kesehatan keluarga. Kesehatan
keluarga merupakan salah satu kegiatan dari upaya kesehatan di masyarakat yang ditujukan
kepada keluarga. Penyelenggaraan kesehatan keluarga bertujuan untuk mewujudkan keluarga
kecil, sehat, bahagia dan sejahtera. Kesehatan anak diselenggarakan untuk mewujudkan
pertumbuhan dan perkembangan anak.
Jadi tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak
balita di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu. (
Syahlan, 1996 : 15 )
1. Bekerja di Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas dilakukan di luar rumah sakit dan merupakan bagian atau
kelanjutan dari pelayanan kebidanan yang di berikan rumah sakit. Misalnya : ibu yang
melahirkan di rumah sakit dan setelah 3 hari kembali ke rumah. Pelayanan di rumah oleh bidan
merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Pelayanan kesehatan ibu dan anak di Puskesmas, kunjungan rumah dan melayani kesehatan ibu
dan anak di lingkungan keluarga merupakan kegiatan kebidanan komunitas.
Sebagai bidan yang bekerja di komunitas maka bidan harus memahami perannya di komunitas,
yaitu :
1. Sebagai Pendidik
Dalam hal ini bidan berperan sebagai pendidik di masyarakat. Sebagai pendidik, bidan berupaya
merubah perilaku komunitas di wilayah kerjanya sesuai dengan kaidah kesehatan. Tindakan yang
dapat dilakukan oleh bidan di komunitas dalam berperan sebagai pendidik masyarakat antara lain
dengan memberikan penyuluhan di bidang kesehatan khususnya kesehatan ibu, anak dan
keluarga. Penyuluhan tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti ceramah,
bimbingan, diskusi, demonstrasi dan sebagainya yang mana cara tersebut merupakan penyuluhan
secara langsung. Sedangkan penyuluhan yang tidak langsung misalnya dengan poster, leaI let,
spanduk dan sebagainya.
1. Sebagai Pelaksana (Provider)
Sesuai dengan tugas pokok bidan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada komunitas.
Disini bidan bertindak sebagai pelaksana pelayanan kebidanan. Sebagai pelaksana, bidan harus
menguasai pengetahuan dan teknologi kebidanan serta melakukan kegiatan sebagai berikut :
1) Bimbingan terhadap kelompok remaja masa pra perkawinan.
2) Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, bersalin, niIas, menyusui dan masa interval dalam
keluarga.
3) Pertolongan persalinan di rumah.
4) Tindakan pertolongan pertama pada kasus kebidanan dengan resiko tinggi di keluarga.
5) Pengobatan keluarga sesuai kewenangan.
6) Pemeliharaan kesehatan kelompok wanita dengan gangguan reproduksi.
7) Pemeliharaan kesehatan anak balita.
1. Sebagai Pengelola
Sesuai dengan kewenangannya bidan dapat melaksanakan kegiatan praktek mandiri. Bidan dapat
mengelola sendiri pelayanan yang dilakukannya. Peran bidan di sini adalah sebagai pengelola
kegiatan kebidanan di unit puskesmas, polindes, posyandu dan praktek bidan. Sebagai pengelola
bidan memimpin dan mendayagunakan bidan lain atau tenaga kesehatan yang pendidikannya
lebih rendah.
Contoh : praktek mandiri/ BPS
1. Sebagai Peneliti
Bidan perlu mengkaji perkembangan kesehatan pasien yang dilayaninya, perkembangan keluarga
dan masyarakat. Secara sederhana bidan dapat memberikan kesimpulan atau hipotersis dan hasil
analisanya. Sehingga bila peran ini dilakukan oleh bidan, maka ia dapat mengetahui secara cepat
tentang permasalahan komuniti yang dilayaninya dan dapat pula dengan segera melaksanakan
tindakan.
1. Sebagai Pemberdaya
Bidan perlu melibatkan individu, keluarga dan masyarakat dalam memecahkan permasalahan
yang terjadi. Bidan perlu menggerakkan individu, keluarga dan masyarakat untuk ikut berperan
serta dalam upaya pemeliharaan kesehatan diri sendiri, keluarga maupun masyarakat.
1. Sebagai Pembela klien (advokat)
Peran bidan sebagai penasehat dideIinisikan sebagai kegiatan memberi inIormasi dan sokongan
kepada seseorang sehingga mampu membuat keputusan yang terbaik dan memungkinkan bagi
dirinya.
1. Sebagai Kolaborator
Kolaborasi dengan disiplin ilmu lain baik lintas program maupun sektoral.
1. Sebagai Perencana
Melakukan bentuk perencanaan pelayanan kebidanan individu dan keluarga serta berpartisipasi
dalam perencanaan program di masyarakat luas untuk suatu kebutuhan tertentu yang ada
kaitannya dengan kesehatan. (SyaIrudin dan Hamidah, 2009 :
Dalam memberikan pelayanan kesehatan masyarakat bidan sewaktu waktu bekerja dalam tim,
misalnya kegiatan Puskesmas Keliling, dimana salah satu anggotanya adalah bidan.
1. Jaringan Kerja
Beberapa jaringan kerja bidan di komunitas yaitu Puskesmas/ Puskesmas Pembantu, Polindes,
Posyandu, BPS, Rumah pasien, Dasa Wisma, PKK. (Syahlan, 1996 : 235)
Di puskesmas bidan sebagai anggota tim bidan diharapkan dapat mengenali kegiatan yang akan
dilakukan, mengenali dan menguasai Iungsi dan tugas masing masing, selalu berkomunikasi
dengan pimpinan dan anggota lainnya, memberi dan menerima saran serta turut bertanggung
jawab atas keseluruhan kegiatan tim dan hasilnya.
Di Polindes, Posyandu, BPS dan rumah pasien, bidan merupakan pimpinan tim/ leader di mana
bidan diharapkan mampu berperan sebagai pengelola sekaligus pelaksana kegiatan kebidanan di
komunitas. (Meilani, dkk, 2009 : 11)
Dalam jaringan kerja bidan di komunitas diperlukan kerjasama lintas program dan lintas sektor.
Kerjasama lintas program merupakan bentuk kerjasama yang dilaksanakan di dalam satu instansi
terkait, misalnya : imunisasi, pemberian tablet FE, Vitamin A, PMT dan sebagainya. Sedangkan
kerjasama lintas sektor merupakan kerjasama yang melibatkan institusi/ departemen lain,
misalnya : Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan
sebagainya.
1. Visi Misi Indonesia Sehat 2010
1. Visi Indonesia Sehat 2010
Terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya hidup dalam
lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi tingginya di seluruh wilayah RI.
1. Misi Indonesia Sehat 2010
Adapun Misi Indonesia Sehat 2010 adalah :
1) Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2) Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3) Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat berserta
lingkungannya. ((Meilani, dkk, 2009 : 15)
Updating Visi & Misi Indonesia Sehat...
1. RINGKASAN
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat yang terIokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak
(KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara
paripurna. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan
mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga,
konsep sehat maupun sakit sehingga diperlukan bidan di masyarakat. Kebidanan komunitas
merupakan konsep dasar bidan melayani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan sebagai
penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi oleh IPTEK dan lingkungan.
Komunitas digambarkan sebagai sebuah lingkungan Iisik dimana seorang tinggal beserta aspek-
aspek sosialnya. Hubungan-hubungan individual dalam sebuah komunitas akan membangun dan
mendukung terbentuknya suatu system kepercayaan atau keyakinan baik tentang arti keluarga,
konsep sehat maupun sakit.
Masyarakat setempat menunjuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal di suatu wilayah
(dalam arti geograIis) dengan batas-batas tertentu dimana Iactor utama yang menjadi dasar
adalah interaksi yang lebih besar diantara para anggotanya, dibandingkan dengan penduduk
diluar batas wilayah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa masyarakat setempat adalah
suatu wilayah kehidupan social yang ditandai oleh suatu derajat hubungan social tertentu.
Pembangunan kesehatan yang dimaknakan sebagai proses yang terus menerus dan progresiI
untuk meningkatkan derajad kesehatan masyarakat tertuang dalam Visi dan Misi Indonesia Sehat
2010 yang merupakan salah satu tanggung jawab bidan di komunitas. Salah satu program yang
didalamnya termaktub mengenai kebidanan komunitas adalah program upaya kesehatan.
Adapaun salah satu sasaran dalam upaya kesehatan yang berhubungan dengan peran dan Iungsi
bidan adalah upaya untuk meningkatkan prosentase pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
sesuai Quality Assurance, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menjadi 75 ,
penanganan komplikasi obstetri 12, pembinaan balita dan prasekolah menjadi 80 , pelayanan
antenatal, post natal dan neonatal menjadi 90 .
1. EVALUASI DAN KUNCI
1. Jelaskan pengertian kebidanan komunitas !
Kebidanan komunitas adalah pelayanan kebidanan proIesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi, dengan upaya mencapai derajat
kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin
keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan kebidanan
1. Jelaskan riwayat pendidikan kebidanan komunitas di Indonesia !
Pendidikan bagi bidan antara lain program pendidikan bidan A (PPB A), B (PPB B), C (PPB C)
dan Diploma III Kebidanan. PPB-A,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan SPK
(Sekolah Perawat Kesehatan). PPB-B,lama pendidikan 1 tahun, siswa berasal dari lulusan
Akademi Perawat. PPB-C, lama pendidikan 3 tahun, siswa berasal dari lulusan SMP (Sekolah
Menengah Pertama). Diploma III Kebidanan : lama pendidikan 3 tahun, berasal dari lulusan
SMU, SPK maupun PPB-A mulai tahun 1996
1. Sebutkan sasaran pelayanan kebidanan komunitas !
Individu (ibu dan anak), keluarga dan masyarakat.
1. Jelaskan tujuan pelayanan kebidanan komunitas !
Tujuan dari pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatkan kesehatan ibu dan anak balita
di dalam keluarga sehingga terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu


1. Sebutkan peran bidan saat bekerja di komunitas !
Peran sebagai pendidik, pengelola, pelaksana, peneliti, pemberdaya, advokat, kolaborator dan
perencana.
1. Jelaskan jaringan kerja kebidanan komunitas !
Jaringan kerja kebidanan komunitas antara lain puskesmas/ puskesmas pembantu dimana bidan
sebagai anggota tim, bisa juga di Polindes, Posyandu, BPS ataupun rumah pasien sebagai
pemimpin tim sekaligus sebagai pengelola dan pelaksana.
1. Jelaskan visi Indonesia Sehat 2010 !
Terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang mayoritas penduduknya hidup dalam
lingkungan sehat, mempunyai perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang
setinggi tingginya di seluruh wilayah RI.
1. Sebutkan misi Indonesia Sehat 2010 !
1. Menggerakkan pembangunan nasional berwawasan kesehatan.
2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup sehat.
3. Memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan masyarakat berserta
lingkungannya
1. DAFTAR PUSTAKA
1. Varney H, Varneys MidwiIery, Jones & Bartlet Publisher, London S:1997 (BA-1)
2. Depkes RI, 1999. Bidan di Masyrakat, Jakarta (BA-3)
3. Syahlan, J.H, 1996. Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan, Jakarta.
4. Meilani, Niken dkk, 2009. Kebidanan Komunitas. Fitramaya. Yogyakarta.
5. SyaIrudin dan Hamidah. 2009. Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta.
6. Walsh, Linda V. 2008. Buku Ajar Kebidanan Komunitas. EGC. Jakarta
Diposkan oleh alIi di 19:31 0 komentar
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Senin 28 M,re9 2011
TUGAS KELOMPOK 6 DOKUMENTASI KEBIDANAN TENTANG INC
O
L
E
H

Alvi nora
Elsa agusti mandasari
Mulia prima putri
Wiwi engla sari

DOSEN PEMBIMBING
ELWIYAS

STIKES MERCUBAKTIJA







No TANGGAL WAKTU MASALAH SOAP
1 28 APRIL 2010 10.00 Nyeri pinggang menjalar keari ari subjectiI
ibu mengeluh nyeri pinggang menjalar ke ari ari,keluar lendir bercampur darah
Ibu mengatakan ini kehamilan ke2 HPHT 10 Agustus 2010
Menarche saat umur 12 tahun,siklus 28 hari lamanya 6 hari
ObjectiI
TD:120/70,ND:84x/menit,P:24x/menit,S:36,5C
L I:TFU pertengahan pusat dengan px
L II:PU KA
L III:Letak kepala
TFU:30cm
DJJ:135x/i
Frek:4x dalam 10 menit
Pembukaan 7-8cm
Ketuban()
ASSESMANT
Ibu menunjukkan tanda ingin bersalin(inpartu)
PLANNING
Lakukan asuhan persalinan pada ibu
Mengirangi rasa nyeri
Personal hygien
Pemantauan kemajuan persalinan
Mengatur posisi ibu senyaman mungkin
Mempersiapkan peralatan persalinan






BIDAN


(Echawiwi NoramuLia)









Buatlah laporan kasus ini kedalam bentuk pendokumentasian SOAP dan lengkapi data.

Kasus 6 INC (kelompok 6)

Pada tanggal 28 april 2010 Ny.S dengan usia 26 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan
nyeri
pinggang menjalar ke ari ari,kelua lendir bercampur darah sejak 4 jam yang lalu.
Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang ke dua.Dengan HPHT 10 Agusrus 2009.
Riwayat menstruasi:menarche saat umur 12 tahun dengan siklus 28 hari,lama haid 6 hari,setelah
dilakukan hasil pemeriksaan didapatkan hasil pemeriksaannya yaitu:tekanan darah 120/70 nadi
84x/menit pernaIasan 24x/menit suhu 36,5C.
Hasil palpasi :Leopold 1 :Pertengahan pusat PX,teraba bokong janin, Leopold II:PUKA,
Leopold
III:Letak kepala,TFU 30cm,DJJ135x/menit,irama teratur,intesitas kuat,his teratur dengan
Irekuensi 4
kali dalam 10 menit lama 40detik,pembukaaan 7-8cm,ketuban()
Pemeriksaan lain dalam batas normal,pemeriksaan panggul luar normal,pemeriksan labir HB 11
gram.
Data yang lain silahkan dilengkapi.

Anda mungkin juga menyukai