Anda di halaman 1dari 1

Lysen mengartikan individu sebagai orang seorang, sesuatu yang merupakan suatu k eutuhan, yang tidak dapat dibagi

bagi. Selanjutnya diartikan sebagai pribadi ( L ysen, Individu dan Masyarakat. Setiap anak manusia harus dilahirkan berbeda dari yang lain. Tidak ada diri individu yang identik dimuka bumi ini. Bahkan 2 anak kembar yang berasal dari 1 telur sekalipun. Karena adanya individualitas itu setiap orang memiliki kehendak, perasaan, cita cita, kecenderungan, semangat, daya tahan yang berbeda. Dalam hidup sehari hari 2 orang murid sekelas yang punya nama yang sama tidak pernah mau untuk disamakan . Masing masing ingin mempertahankan ke khasannya sendiri. Kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri adalah cirri dari adanya indivi dualitas pada diri manusia. Setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang san gat kuat, meskipun kadang ada rasa tidak berdaya dan memerlukan orang lain untuk dimintai perlindungan dan bimbingan. Sifat diatas yang telah dimiliki sejak lah ir perlu ditumbuh kembangkan melalui pendidikan agar bias menjadi kenyataan. Seb ab tanpa dibina melalui pendidikan, benih benih individualitas tidak akan terben tuk dengan semestinya sehingga seseorang tidak punya kepribadian yang khas. Jika ini terjadi, seseorang ini tidak memiliki pendirian serta mudah dibawa oleh aru s masa. Pola pendidikan yang demokratis cocok untuk mendorong bertumbuh dan berk embangnya potensi individualitas. Tidak dibenarkan jika pendidik memaksa keingin ankepada subjek didik. Tugas pendidik hanya menunjukan jalan dan mendorong subje k didik bagaimana cara mendapat sesuatu dalam mengembangkan diri. Setiap bayi dikaruniai potensi sosialitas. Yaitu bahwa setiap anak dikaruniai be nih untuk bergaul dan berkomunikasi. Adanya dimensi social pada manusia tampak l ebih jelas pada dorongan untuk bergaul. Dengan dorongan ini setiap orang ingin b ertemu dengan sesamanya. Bukankah tidak ada orang yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Hal ini dikarenakan orang hanya dapat mengembangkan individualitasn ya di dalam pergaulan social. Anak manusia tidak akan menjadi manusia bila tidak berada di antara manusia. Kata susila memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih. Dua macam istil ah yang berbeda yaitu Etiket (persoalan kepantasan dan kesopanan) dan Etika (per soalan kebaikan). Kedua hal ini sangat diperlukan demi keberhasilan hidup dalam masyarakat. Manusia memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan susila sehingga dikatakan manusia itu adalah mahluk susila, yaitu yang memiliki nilai nilai, me nghayati dan melaksanakan nilai nilai tersebut dalam perbuatan. Tidak secara otomatis orang yang telah memahami nilai pasti melaksanakannya. Kar ena memahami adalah kemampuan penalaran (kognitif), dan bersedia melaksanakan ad alah sikap (kemampuan afektif). Hal ini perlu dijembatani agar tidak ada kerengg angan antara niat dan perbuatan, karena percuma saja bila ada niat yang besar na mun tidak diimbangi dengan perbuatannya atau merealisasikannya. Selanjutnya manusia itu juga mahluk yang religius. Sejak dulu sudah diyakini ada nya kekuatan supranatural yang menguasai hidup di alam semesta. Untuk dapat berk omunikasi dan mendekatkan diri kepada kekuatan tersebut diciptakanlah mitos mito s. Kemudian setelah ada agama meka manusia mulai menganutnya. Hal ini merupakan keb utuhan manusia, karena manusia memerlukan tempat untuk bertopang

Anda mungkin juga menyukai