Anda di halaman 1dari 14

LnL8AnCAn Pu1An SLCA8A LlA8 uAn LnAnCCuLAnCAnn?

A













ulSuSun CLLP
LMALlA



SM MuPAMMAul?AP 44
1APun 2011
ff engfnf

u[l syuku penulls pfn[fkfn kepff 1uhfn ?fng Mfhf Lsf yfng elfh
membelkfn segflf fhmf fn kfunlfnyf sehlnggf kfyf ulls lnl behfsll
lselesflkfn !uul yfng lplllh fflfh "enebangan nutan L|ar dan
enanggu|angannya"
ulhffpkfn ullsfn lnl bemfnfff unuk menfmbfh lnfomfsl
mengenfl penebfngfn hufn llf fn bfgflmfnf cff penfnggulfngfnnyf
yfng meupfkfn sflfh sfu fspek penlng unuk semuf plhfk khususnyf
bfgl penulls
enulls menyffl bfhwf kfyf ulls lnl mfslh [fuh fl sempunf
oleh kfenf lu penulls menghffpkfn sffn fn kllk yfng beslff
membfngun unuk leblh menyempunfkfn kfyf ulls lnl 1elmf kfslh



fmulfng Mfe 2011

Lmfllf
STUDI PUSTAKA

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Perumusan Masalah
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Metode Penulisan
1.5 ManIaat Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hutan
2.2 Penebangan Hutan Liar
2.3 Dampak Penebangan Hutan Liar
2.4 Pencegahan dan Penanggulangan Penebangan Hutan Liar
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran-saran
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah
Indonesia pernah dijuluki " Zamrud Khatulistiwa " karena hijaunya
kepulauan Indonesia dilihat dari luar angkasa. Berbagai jenis hutan bisa tumbuh
dengan baik di Indonesia, di antaranya hutan rimba, hutan homogen/serba sama,
hutan bakau, hutan lindung, dan sebaginya.
Keberadaan hutan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, baik
manusia maupun makhluk hidup lain. Apalagi hutan yang memiliki berbagai
Iungsi, antara lain sebagai paru-paru dunia, tempat penyimpanan air, dan untuk
mempertahankan kesuburan serta habitat yang baik bagi satwa liar.
Akan tetapi hutan di Indonesia yang begitu luas lama-kelamaan semakin
menipis, habis, atau rusak. Salah satu penyebabnya adalah adanya
kegiatan/praktik penebangan hutan secara liar dan pembakaran hutan.
Keserakahan manusia yang menginginkan kekayaan, secara tidak langsung telah
membuat nasib anak cucu kita di masa datang menjadi tanda tanya.
Sebagian dari anggota masyarakat kita memang sibuk menimbun kekayaan
untuk diri sendiri, seolah lupa dengan masa depan bangsa ini. Egoisme pribadi
menyebabkan mereka hanya memikirkan diri sendiri. Penebangan liar, pencurian
kayu, perambahan hutan dan sejenisnya yang seolah tidak akan pernah ada
habis-habisnya.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana cara menanggulangi dampak penebangan hutan secara liar?

1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Sebagai syarat untuk mengikuti ujian
1.4 Metode Penulisan
Dalam penulisan ini peneliti menggunakan metode:
Studi pustaka
1.5 ManIaat Penulisan
1. Menambah pengetahuan tentang penebangan hutan yang dilakukan
secara liar.
2. Menambah kecintaan terhadap hutan dan lingkungannya.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1Pengertian Hutan
Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat
yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain
sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Negara Indonesia
merupakan salah satu negara yang meiliki kawasan hutan yang sangat luas.
Hutan memiliki banyak manIaat bagi kita semua. Hutan merupakan paru-paru
dunia (planet bumi, sehingga perlu kita jaga karena jika tidak maka hanya akan
membawa dampak yang buruk bagi kita di masa kini dan masa yang akan
datang.
Hutan di Indonesia sangat berperan penting dalam kelangsungan hidup satwa
dan puspa yang ada di dalamnya. Selain itu, keberadaan hutan di Indoneisa ini
juga berIunsgi untuk melestarikan beraneka ragam potensi satwa dan puspa di
Indoensia. Berikut ini manIaat dari adanya keberadaan hutan :
1. ManIaat/Fungsi Ekonomi
- Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang
yang bernilai tinggi.
- Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal.
- Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke
luar negeri.
2. ManIaat/Fungsi Klimatologis
- Hutan dapat mengatur iklim
- Hutan berIungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen
bagi kehidupan.
3. ManIaat/Fungsi Hidrolis
- Dapat menampung air hujan di dalam tanah
- Mencegah intrusi air laut yang asin
- Menjadi pengatur tata air tanah
4. ManIaat/Fungsi Ekologis
- Mencegah erosi dan banjir
- Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah
- sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati

2.2Penebangan Hutan Liar
Pembalakan liar atau penebangan liar adalah kegiatan penebangan,
pengangkutan dan penjualan kayu yang tidak sah atau tidak memiliki izin dari
otoritas setempat.
Saat ini, hanya kurang dari separuh Indonesia yang memiliki hutan,
merepresentasikan penurunan signiIikan dari luasnya hutan pada awalnya.
Antara 1990 dan 2005, negara Indonesia telah kehilangan lebih dari 28 juta
hektar hutan, termasuk 21,7 persen hutan perawan. Penurunan hutan-hutan
primer yang kaya secara biologi ini adalah yang kedua di bawah Brazil pada
masa itu, dan sejak akhir 1990an, penggusuran hutan primer makin meningkat
hingga 26 persen. Kini, hutan-hutan Indonesia adalah beberapa hutan yang
paling terancam di muka bumi.
Jumlah hutan-hutan di Indonesia sekarang ini makin turun dan banyak
dihancurkan berkat penebangan hutan, penambangan, perkebunan agrikultur
dalam skala besar, kolonisasi, dan aktivitas lain yang substansial, seperti
memindahkan pertanian dan menebang kayu untuk bahan bakar. Luas hutan
hujan semakin menurun, mulai tahun 1960an ketika 82 persen luas negara
ditutupi oleh hutan hujan, menjadi 68 persen di tahun 1982, menjadi 53 persen di
tahun 1995, dan 49 persen saat ini. Bahkan, banyak dari sisa-sisa hutan tersebut
yang bisa dikategorikan hutan yang telah ditebangi dan terdegradasi. Berikut ini
beberapa ilustrasi mengenai penebangan hutan di Indonesia :
EIek dari berkurangnya hutan ini pun meluas, tampak pada aliran sungai
yang tidak biasa, erosi tanah, dan berkurangnya hasil dari produk-produk hutan.
Polusi dari pemutih khlorin yang digunakan untuk memutihkan sisa-sisa dari
tambang telah merusak sistem sungai dan hasil bumi di sekitarnya, sementara
perburuan ilegal telah menurunkan populasi dari beberapa spesies yang
mencolok, di antaranya orangutan (terancam), harimau Jawa dan Bali (punah),
serta badak Jawa dan Sumatera (hampir punah). Di pulau Irian Jaya, satu-
satunya sungai es tropis memang mulai menyurut akibat perubahan iklim,
namun juga akibat lokal dari pertambangan dan penggundulan hutan.
Penebangan kayu tropis dan ampasnya merupakan penyebab utama dari
berkurangnya hutan di negara itu. Indonesia adalah eksportir kayu tropis terbesar
di dunia, menghasilkan hingga 5 milyar USD setiap tahunnya, dan lebih dari 48
juta hektar (55 persen dari sisa hutan di negara tersebut) diperbolehkan untuk
ditebang. Penebangan hutan di Indonesia telah memperkenalkan beberapa
daerah yang paling terpencil, dan terlarang, di dunia pada pembangunan. Setelah
berhasil menebangi banyak hutan di daerah yang tidak terlalu terpencil,
perusahaan-perusahaan kayu ini lantas memperluas praktek mereka ke pulau
Kalimantan dan Irian Jaya, dimana beberapa tahun terakhir ini banyak petak-
petak hutan telah dihabisi dan perusahaan kayu harus masuk semakin dalam ke
daerah interior untuk mencari pohon yang cocok. Sebagai contoh, di
pertengahan 1990an, hanya sekitar 7 persen dari ijin penambangan berada di
Irian Jaya, namun saat ini lebih dari 20 persen ada di kawasan tersebut.

2.3Dampak Penebangan Hutan Liar
Kelangkaan minyak tanah yang kerap mendera penduduk di berbagai daerah
di Banyumas, Jawa Tengah, akhir-akhir ini dikhawatirkan memacu penduduk
kembali menggunakan kayu bakar dan menebang pohon tanaman keras.
Jika itu terjadi, kerusakan sumber air (mata air) akan semakin cepat. Di
Banyumas saat ini tinggal 900 mata air, padahal tahun 2001 masih tercatat 3.000
mata air.
Setiap tahun rata-rata sekitar 300 mata air mati akibat penebangan
terprogram (hutan produksi) maupun penebangan tanaman keras milik
penduduk. Akan tetapi berakibat berbagai tekanan baik kebutuhan hidup
maupun perkembangan penduduk, perlindungan terhadap sumber air maupun
tanaman keras atau hutan rakyat semakin berat.
Di lain pihak, penduduk yang di lahannya terdapat sumber air tidak
pernah memperoleh kompensasi sebagai ganti atas kesediaannya untuk tidak
menebangi pohonnya.
Kesulitan penduduk memperoleh minyak tanah berdampak pada
peningkatan penggunaan kayu bakar. Penduduk di daerah pedesaan yang jauh
dari pangkalan minyak tanah memilih menebang pohon untuk kayu bakar.
Di Indonesia, penebangan kayu secara legal mempengaruhi 700.000-
850.000 hektar hutan setiap tahunnya, namun penebangan hutan illegal yang
telah menyebar meningkatkan secara drastis keseluruhan daerah yang ditebang
hingga 1,2-1,4 juta hektar, dan mungkin lebih tinggi di tahun 2004, Menteri
Lingkungan Hidup Nabiel Makarim mengatakan bahwa 75 persen dari
penebangan hutan di Indonesia ilegal. Meskipun ada larangan resmi untuk
mengekspor kayu dari Indonesia, kayu tersebut biasanya diselundupkan ke
Malaysia, Singapura, dan negara-negara Asia lain. Dari beberapa perkiraan,
Indonesia kehilangan pemasukan sekitar 1 milyar USD pertahun dari pajak
akibat perdagangan gelap ini. Penambangan ilegal ini juga merugikan bisnis
kayu yang resmi dengan berkurangnya suplai kayu yang bisa diproses, serta
menurunkan harga internasional untuk kayu dan produk kayu.
Manajemen hutan di Indonesia telah lama dijangkiti oleh korupsi.
Petugas pemerintahan yang dibayar rendah dikombinasikan dengan lazimnya
usahawan tanpa reputasi baik dan politisi licik, larangan penebangan hutan liar
yang tak dijalankan, penjualan spesies terancam yang terlupakan, peraturan
lingkungan hidup yang tak dipedulikan, taman nasional yang dijadikan lahan
penebangan pohon, serta denda dan hukuman penjara yang tak pernah
ditimpakan. Korupsi telah ditanamkan pada masa pemerintahan mantan Presiden
Jendral Haji Mohammad Soeharto (Suharto), yang memperoleh kekuasaan sejak
1967 setelah berpartisipasi dalam perebutan pemerintahan oleh militer di tahun
1967. Di bawah pemerintahannya, kroni tersebar luas, serta banyak dari relasi
dekat dan kelompoknya mengumpulkan kekayaan yang luar biasa melalui
subsidi dan praktek bisnis yang kotor.

2.4Pencegahan dan Penanggulangan Penebangan Hutan Liar
Tidaklah heran negara kita tidak dapat terlepas dari bencana banjir di
berbagai wilayah di Indonesia. Semakin banyaknya penebangan hutan liar, maka
akar akar pepohonan yang memiliki Iungsi utama untuk menahan air air
hujan yang deras tentu saja akan terhambat dan akan tentu saja sangat berpotensi
menimbulkan banjir di wilayah wilayah yang lebih mementingkan perumahan
industri daripada pepohonan alami.
Maka dari itu kita harus mengatasi masalah tersebut yang semakin lama
bertambah parah dengan pencegahan yang eIektiI. Salah satunya dengan
pengelolaan SDA yang baik. Pengelolaan SDA pepohonan yang baik adalah
menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dengan SDA alam alami. Kita
hidup membutuhkan perumahan dan kayu untuk Iurnitur rumah, namun kita juga
harus menyediakan tempat dimanapun untuk ditanami oleh pepohonan yang
alami dan asri agar siklus udara yang hadir dalam hidup kitapun alami dan tidak
tercemar oleh banyaknya polusi dari kendaraan kendaraan pribadi milik kita.
Membuang sampah pun tidaklah sembarangan, karena dapat merusak ekosistem
sekitar dan menggangu habitat. Sebisa mungkin kita perlu mendaur ulang
sampah sampah yang bisa didaur ulang dan pengurangan penggunaan barang
barang yang habisa pakai dan juga kita wajib menanam minimal 1 pohon
sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap pepohonan dunia karena jika 1
orang saja menanam pohon di daerah sekitarnya, maka jika satu dunia menanam
1 pohon tentu saja dunia kita akan menjadi dunia yang lebih hijau.


BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Hutan adalah paru-paru dunia yang memiliki berbagai macam manIaat
dan memiliki pengaruh penting untuk kelangsungan hidup manusia Hutan yang
gundul disebabkan penebangan hutan secara liar karena ulah manusia yang tidak
betanggung jawab. Dampak yang timbul salah satunya adalah banjir.
3.2 Saran
Untuk mengatasi problema yang tak hanya dihadapi di Indonesia tapi
juga di dunia, kita memerlukan pengelolaan SDA pepohonan yang baik.
Menyeimbangkan antara kebutuhan ekonomi dengan SDA yang alami. Sebisa
mungkin kita perlu mendaur ulang sampah sampah yang bisa didaur ulang dan
pengurangan penggunaan barang barang yang habisa pakai. Kita wajib
menanam minimal 1 pohon sebagai salah satu bentuk kepedulian terhadap
pepohonan dunia karena jika 1 orang saja menanam pohon di daerah sekitarnya,
maka jika satu dunia menanam 1 pohon tentu saja dunia kita akan menjadi
dunia yang lebih hijau.


DAFTAR PUSTAKA
Hoed, Benny, et al. Jakarta Recovery, Blue Print Pembangunan Ibukota,
Sumbangsih Kampus untuk Jakarta. Jakarta: Kelompok Kerja
Pembangunan Ibukota-BEMUI. 2007
#embflfkfn Llf enyebfb 8fn[l l Sulfwesl Selffn"
wwwempolnefklfcom (22 !unl 2006)
#Jflhl 8fn[l 8fnfng Aceh 1enggff Aklbf embflfkfn Llf"
wwwempolnefklfcom (29 Apll 2003)

Anda mungkin juga menyukai