PSIKONEUROIMUNOLOGI Pada awal perkembangannya, psikoneuroimunologi difahami sebagai field of study. Pemahaman ini didasarkan atas keterlibatan tiga bidang kajian, yaitu (1) Psikologi, (2) Neurologi, (3) Imunologi (Putra ST, 1999). Kernel for Word to PDF Demo Notosoedirdjo M M, 1998, menyatakan bahwa psikoneuroimunologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara sistem imunitas dan perilaku melalui sistem saraf. Sedangkan imunitas berupa suatu jaringan alat tubuh yang melindungi badan dari invasi bakteri, virus dan benda asing. Kernel for Word to PDF Demo Secara historis, konsep psikoneuroimunologi muncul sekitar tahun 1975, oleh R. Ader dan C. Holder (Putra ST, 1999). Psikoneuroimunologi muncul setelah munculnya konsep pemikiran imunopatobiologik dan imunopatologik. Fakta imunopatobiologik menunjukkan bahwa kerentanan individu dan metastasis
pada individu yang mengalami stres disebabkan oleh penurunan ketahanan imunologik. Sedangkan kelainan mukosal yang memunculkan pemikiran respon imun yang melukai merupakan fakta imunopatologik. Karena kedua pendekatan model berpikir tersebut dalam mengungkap patogenesis dianggap kurang holistik,
maka muncullah ilmu baru yang sekarang dikenal dengan psikoneuroimunologi, yang dikembangkan atas dasar keterkaitan antara tiga konsep, yaitu behavior, neuroendokrin dan konsep imunologik (Putra ST, 1999).
Psikologi Kernel for Word to PDF Demo
Neurologi
Imunologi
Kernel di sekeliling to PDF dari serebrum. Sistem limbik menjelaskan struktur tepi for Wordregion basal Demo
ini berhubungan erat dengan emosi, kegiatan motorik dan sensoris bawah sadar, serta perasaan intrinsik mengenai rasa nyeri dan kesenangan (Lieben P, 1999; Soleh, 2005).
langsung dalam emosi. Sedangkan prefrontal-amigdala, merupakan bagian penting bagi letak emosi (Goleman D, 1997; Soleh, 2005). Ahli nuerologi berpendapat bahwa hipokampus yang sudah lama dianggap sebagai kunci struktur sistem limbik, ternyata lebih berkaitan dalam perekaman dan pemaknaan pola
persepsi ketimbang reaksi emosional. Sumbangan utama hipokampus adalah dalam hal penyediaan ingatan terperinci akan korteks, pemahaman emosional, hipokampuslah yang mengenali perbedaan makna, misalnya, ular di kebun binatang dan ular di halaman rumah (Goleman D, 1995; Soleh, 2005). Dengan kata lain, hipokampus sebagai spesialis ingatan, dan penyimpanan, sedangkan amigdala spesialis masalah emosional. Berbagai penelitian membuktikan bahwa pemuda yang amigdalanya dibuang untuk mengendalikan penyakit epilepsinya, pemuda tersebut menjadi
Kernel for Word to PDF Demo sama sekali tidak berminat kepada manusia, menarik diri dari hubungan antar
manusia. Meskipun ia mampu mengimbangi percakapan, ia tidak mampu mengenali sahabatnya, kerabat, bahkan ibunya, tetap pasif meskipun menghadapi kecemasan. Tanpa amigdala, ia telah kehilangan semua pemahaman tentang
Kernel yang berfungsi PDF semacam gudang ingatan perasaan. Amigdalalah for Word to sebagai Demo
emosional, dan dengan demikian makna emosional itu sendiri hidup tanpa amigdala merupakan kehidupan tanpa makna pribadi sama sekali (Goleman D,
Subiculum
Pengaruh emosi melalui amigdala (Lieben P, 1999; Soleh, 2005) Kernel for Word to PDF Demo Korteks prefrontal bertindak sebagai manajer emosi yang efisien, menimbang-nimbang reaksi sebelum bertindak adalah dengan menghambat sinyal untuk pengaktifan apa yang telah dikirim amigdala dan pusat limbik lainnya.
Kernel for Word to mengalami cedera Penelitian suasana hati beberapa pasien yang PDF Demo pada bagian lobus
prefrontal ditemukan bahwa salah satu tugas lobus prefrontal kiri adalah bertindak sebagai thermostat saraf, mengatur emosi yang tidak menyenangkan menjadi positif menyenangkan, cinta kasih dan rasa bahagia. Lobus prefrontal kanan merupakan tempat perasaan negatif seperti rasa takut dan amarah, cemas, agresif. Kernel for Word to PDF Demo Kelompok pasien penderita stroke yang cederanya pada korteks prefrontal kiri mudah cemas, takut yang hebat, sedangkan penderita yang cedera bagian kanan pasien tersebut menjadi kelewat ceria, santai, berkelakar kelewat batas (Gionatti G, 1972; Soleh, 2005). Kernel Stres dan stresor Stres merupakan istilah yang membingungkan karena istilah tersebut mempunyai multi makna. Menurut Cox (1995) untuk mendefinisikan istilah stres sangat sulit mengingat istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan berbagai
Dokumen scrib.com
Page 3
(medicophysiological approach), dan (3) pendekatan psikologis (psychological approach) (Cox, 1995). Kernel 1. Pendekatan Rekayasa Menurut pendekatan rekayasa, stres merupakan istilah yang menggambarkan karakteristik stimulus di lingkungan hidup yang tidak menyenangkan atau merusak. Dengan demikian stress merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan karakteristik lingkungan yang tidak kondusif untuk tempat tinggal makhluk hidup dan istilah stress digunakan untuk menamakan penyebab atau stimulus yang mengakibatkan reaksi menegangkan (a strain reaction) (Cox, 1995). 2.
Pendekatan Medikofisiologis Pendekatan medikofisiologis diperkenalkan oleh Hans Selye, berdasar kajian yang dilakukan mulai tahun 1950 sampai tahun 1956. Menurut pendekatan medikofisiologis, stress merupakan kondisi yang ditunjukkan oleh sindrom yang spesifik, yang berisi semua perubahan yang nonspesifik dari sistem biologis. Dengan kata lain, stress merupakan kondisi spesifik yang didasari oleh perubahan biologis yang tidak spesifik. Hans Selye seorang ahli ilmu faal, memaknai stres sebagai perubahan biologis (Cox, 1995).
3.
Kernel for proses to PDF Demo suatu pemahaman hasil Wordpembelajaran sedang emosi merupakan
pencerminan perasaan individu. Pendekatan psikologis ini memperhatikan kompleksitas internal events yang terjadi pada manusia pada saat berinteraksi dengan lingkungannya (Cox, 1995).
akan menghasilkan persepsi maka manusia sebagai individu yang berakal dan beremosi mempunyai keunikan yang sangat variatif. Atas dasar hal ini maka perpaduan antara tiga konsep, yaitu konsep psikologis, konsep stres psikologis dan konsep stres biologis ini merupakan penyempurnaan konsep stres yang sesuai
untuk perkembangan paradigma psikoneuroimunologi. Konsep stres tersebut menyatakan bahwa stres terdiri dari stress perception dan stress response. Stress perception ini hasil proses pembelajaran untuk menyeleksi, mengorganisasi, mengintepretasi dan mengartikan stresor secara benar. Stress perception, selain melibatkan akal, pengalaman juga emosi. Dengan demikian maka ketepatan persepsi ini akan membuat stress response menjadi tepat pula. Stress perception merupakan pencerminan kinerja otak yang mempengaruhi imunoregulasi yang menghasilkan imunitas yang merupakan
Kernel for Word to PDF Demo model stress response. Berdasarkan konsep stres ini maka setiap stresor yang
diterima oleh individu akan dipelajari dengan seksama sehingga menghasilkan persepsi yang benar yang akhirnya akan direspon dengan benar pula. Mekanisme koping
Kernel for Word mekanisme untuk mengatasi perubahan Mekanisme koping adalah suatu to PDF Demo
yang diterima atau beban yang diterima. Apabila mekanisme koping ini berhasil maka orang tersebut dapat beradaptasi terhadap perubahan tersebut atau akan merasakan beban berat menjadi ringan. Mekanisme koping ini dapat dipelajari,
coping strategy. Coping style merupakan mekanisme adaptasi individu meliputi mekanisme psikologis, mekanisme kognitif dan persepsi. Sifat dasar coping style adalah mengurangi makna suatu konsep yang dianutnya, misalnya penolakan atau pengingkaran yang bervariasi yang sangat tidak realistis atau berat (psikotik)
hingga pada tingkatan yang sangat ringan saja terhadap suatu keadaan. Sedangkan coping strategy merupakan coping yang digunakan individu secara sadar dan terarah dalam mengatasi sakit atau stressor yang dihadapinya. Apabila individu mempunyai mekanisme coping yang efektif dalam mengahadapi stresor, maka stressor tidak akan menimbulkan stress yang berakibat kesakitan (disease), tetapi stressor justru menjadi stimulant yang mendatangkan wellness (kesejahteraan) dan prestasi (Soleh, 2005). Kelenjar adrenal dan sekresi kortisol
Kernel for Word to terdiri Demo Secara embriologik, kelenjar adrenal PDF dari dua bagian yang berbeda,
yaitu (1) bagian luar, korteks yang berasal dari mesoderm dan (2) bagian dalam (medulla) yang berasal dari neuroectoderm (Gani, 1995). Korteks adrenal terdiri dari tiga zona, yaitu (1) Glomerulosa, (2) Fasciculata, (3) Retikularis. Antara
Kernel for Word to PDF Demo kelenjar adrenal dan hipotalamus terdapat jalur efferen, yang memungkinkan stres
dapat merangsang sekresi ACTH (Gani, 1995; Soleh,2005). Perkembangan dari zona fasikulata dan retikularis dipengaruhi oleh ACTH. Kelebihan ACTH akan menyebabkan hiperplasi dan hipertrofi. Sedangkan
(HPA). ACTH yang bekerja pada zona fasiculata dan reticularis, merupakan faktor utama dalam pengaturan sekresi kortisol, androgen dan aldosteron. Sedangkan ACTH sendiri diatur oleh CRH dan neurotransmiter (Guyton, 1996; McCance & Shelby, 1994; Soleh, 2005).
Hormon korteks adrenal terikat dengan reseptor dalam sitoplasma (reseptor intra seluler). Interaksi kortisol dengan reseptornya akan menginduksi proses transkripsi dengan jalan berinteraksi dengan bagian DNA yang disebut glucocorticoid response elements (RGEs). Berbagai protein yang dihasilkan akan mempengaruhi respon kortisol terhadap berbagai jaringan. Respon tersebut dapat bersifat stimulasi atau inhibisi, tergantung dari jaringan mana hormon tersebut bekerja. Walaupun reseptor kortisol sama di semua jaringan, namun terdapat variasi sintesis protein akibat ekspresi gen spesifik pada berbagai jaringan (Turner
Kernel 1996; Soleh, to PDF & Bagnara, 1988; Guyton,for Word 2005).
Demo
Pada sistem kardiovaskuler, kortisol meningkatkan curah jantung dari tonus pembuluh darah perifer, kemungkinan dengan jalan meningkatkan efek vasokonstriktor lain seperti katekolamin. Kortisol juga mengatur ekspresi reseptor
Kernel for Word Pada keadaan kekurangan kortisol yang adrenergik (Gani, 1995; Soleh, 2005). to PDF Demo
berat dapat terjadi vasodilatasi yang abnormal, walaupun tidak terjadi kehilangan cairan, namun pengisian pembuluh darah akan berkurang, tekanan darah akan menurun dan terjadi shok, terutama rentan terhadap stres. Jadi kortisol berfungsi
1. 2. 3.
Menekan sintesis imunoglobulin. Menurunkan populasi sel PMN, limfosit dan makrofag dalam darah tepi. Menimbulkan atropi jaringan limfosit dalam timus, limpa dan kelenjar limfe. Selain mempengaruhi hipotalamus melalui mekanisme umpan balik
negatif untuk sekresi ACTH, juga mempengaruhi tingkah laku dan emosi. Kelebihan kortisol pada awalnya memberikan euphoria, namun dengan pemberian jangka panjang dapat memberikan gangguan psikologik, seperti emosi labil, mudah tersinggung, dan depresi. Pada beberapa penderita dapat terjadi gangguan kognisi seperti gangguan memori dan konsentrasi (Guyton, 1996; Soleh M, 2005).
Putra S T, (2005). Psikoneuroimunologi Kedokteran. Surabaya: GRAMIK FK UNAIR-RSU Dr. Soetomo, hal: 16-19, 21-22 Soleh, M, (2005). Tahajud Manfaat Praktis Ditinjau Dari Ilmu Kedokteran. Yogyakarta: Forum Studi Himanda, hal: 10-11, 13, 14, 18, 19, 20, 24-26, 31, 33-36, 48-50, 53-54, 173, 174,to PDF 180, 181, 182-183, 190, 193Kernel for Word 175, 179, Demo 195