Anda di halaman 1dari 108

PROYEK AKHIR

SIMULASI DAN PERHITUNGAN FEXT DAN NEXT


MICROSTRIPLINE DENGAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE ANSOFT 2D

DANANG CAHYA KARTIKA


NRP. 7203 030 046

Dosen Pembimbing :

Ir. Nur Adi Siswandari, MT.


NIP. 132 093 220

Okkie Puspitorini, ST, MT.


NIP. 132 134 723

POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA


INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2007
ii

SIMULASI PERHITUNGAN DAN PERENCANAAN FEXT DAN


NEXT MICROSTRIPLINE DENGAN MENGGUNAKAN
SOFTWARE ANSOFT 2D

Oleh:

DANANG CAHYA KARTIKA


7203.030.046

Proyek Akhir ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya (A.Md.)
di
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Disetujui oleh
Tim Penguji : Dosen Pembimbing :

1. Ir Budi Aswoyo, MT 1. Ir. Nur Adi S. , MT


NIP. 131 843 379 NIP. 132 093 220

2. Ir. Yoedi Moegiharto, MT 2. Okkie Puspitorini , ST, MT


NIP. 131 651 259 NIP. 132 134 723

3. I Gede Puja Astawa ST, T


NIP. 132 102 837
Mengetahui
Ketua Jurusan Telekomunikasi

Drs. Miftahul Huda, MT.


NIP. 132.055.257

ii
iii

ABSTRAK

Dalam sebuah saluran transmisi dimungkinkan terjadinya crosstalk


pada suatu data yang dikirimkan dari Transmitter (Tx) ke Receiver
(Rx). Hal tersebut dikarenakan oleh terjadinya suatu radiasi pada media
transmisi yang saling berdekatan seperti microstripline. Crosstalk yang
terjadi pada media tranmisi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu
Near – End Crosstalk (NEXT) dan Far – End Crosstalk (FEXT).
NEXT merupakan kopling magnetik yang terjadi diantara 2 ujung
media transmisi yang berdekatan pada sisi Tx. Sedangkan FEXT
merupakan kopling magnetik yang terjadi pada sisi Rx. FEXT dan
NEXT yang semakin bertambah akan menyebabkan redaman, losses,
dan noise pada data menjadi tinggi.
Dengan diketahuinya nilai C dan L pada microstripline maka
dapat diketahui besar dari nilai NEXT dan FEXT yang terjadi dalam
saluran transmisi microstripline, sehingga dengan menggunakan
software Ansoft 2D dapat diketahui nilai NEXT dan FEXT akan tinggi
pada substrate yang memiliki nilai permitivitas (ε r ) paling rendah
yaitu berrylia (ε r = 1) dan akan bernilai rendah pada substrate dengan
permitivitas tinggi yaitu silicon (ε r = 11.9) . Nilai NEXT akan tetap
pada setiap pertambahan panjang l yaitu sebesar 0.29954 V (silicon)
sedangkan nilai FEXT akan semakin berkurang pada pertambahan panjang l.
Kata Kunci: FEXT, NEXT, crosstalk, microstripline, Ansoft 2D

iii
iv

ABSTRACT

In a transmission channel enabled the happening of crosstalk at one


particular data delivered from Transmitter ( Tx) to Receiver ( Rx). The
mentioned because of by the radiasi at transmission media which each
other bunch up such as microstripline. Crosstalk which became by
distinguishable media transmisi become two kinds of that is Near - End
Crosstalk ( NEXT) and Far - End Crosstalk ( FEXT ). NEXT represent
magnetic coupling that happened among 2 back part of transmission
media bunching up at side Tx. While FEXT represent magnetic coupling
that happened at side Rx. FEXT and NEXT which progressively increase
will cause damping, losses, and noise of data become high. By knowing
of value of FEXT and NEXT The result that expected from this final
project is value of FEXT and NEXT from result of transmission channel
simulation of microstripline so it obtaining value of crosstalk which is
minim possible with certain value of C and L.
Key Word : Microstripline, FEXT, NEXT, Crosstalk, Ansoft 2D

v
v

KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum WR.Wb.
Alhamdulillah! Saya panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
atas rahmat dan hidayah-Nya hingga selesainya tugas akhir ini
dengan judul :
“Simulasi Perhitungan dan Perencanaan FEXT dan NEXT
Microstripline dengan Mengunakan Software Ansof 2D”
Proyek Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Ahli Madya (A.Md.) di Politeknik
Elektronika Negeri Surabaya, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya (ITS).
Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan buku proyek
akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak. Penulis berharap agar
buku ini dapat memberikan sumbangan yang berarti dan
semoga dapat memberikan manfaat bagi para mahasiswa
Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS-ITS) pada
khususnya serta dapat memberikan nilai lebih bagi para pembaca
pada umumnya.
Akhir kata, segala kritik dan saran sangat saya harapkan
untuk pengembangan proyek akhir selanjutnya.
Wassalamu’alaikum WR.Wb.

Surabaya, 3 Agustus 2007

Penulis

vii
vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proyak akhir serta penulisan buku proyek akhir ini, dan juga tidak
terlepas bantuan dari semua pihak. Oleh sebab itu dengan segala
ketulusan serta kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih
kepada :

1. Bapak Dr. Ir. Titon Dutono, M.Eng selaku Direktur Politeknik


Elektronika Negeri Surabaya.
2. Bapak Drs. Miftahul Huda, MT selaku Ketua Jurusan Teknik
Telekomunikasi PENS – ITS Surabaya.
3. Ibu Ir. Nur Adi Siwandari, MT dan Ibu Okkie Puspitorini, ST
selaku dosen pembimbing proyek akhir yang selalu
memberikan teori beserta penjelasan-penjelasannya
4. Ibu Ari Wijayanti, ST dan Ibu Hani’ah Mahmudah, ST atas
saran dan dukungannya.
5. Bapak Ir. Budi Aswoyo, MT, Bapak Ir. Yoedi Moegiharto,
MT. dan Bapak I Gede Puja Astawa ST., MT. selaku
Dosen Penguji atas revisi – revisi yang membuat
kesempurnaan buku ini.
6. Seluruh keluarga ayah, ibu, kakak dan adikku yang
selalu mendukung dan memberi semangat terus untuk
mencari ilmu setinggi – tingginya.
7. Seluruh keluarga besar kelas 3 Telkom B yang sering
saling mengingatkan satu dengan yang lainnya.
8. Keluarga besar laboratorium EMC ”The Glory Laboratory”
yang terus memberi semangat.
9. Eka Widya Purwitasari yang selalu memberikan semangat dan
dorongan untuk terselesaikannya Tugas Akhir ini.
10. Semua Dosen PENS-ITS dari semua Jurusan.
11. Pasukan Keputih I/10 serta semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu.

ix
vii

DAFTAR ISI
JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vii
UCAPAN TERIMA KASIH ix
DAFTAR ISI xi
DAFTAR GAMBAR xiii
DAFTAR TABEL xv

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. LATAR BELAKANG 1
1.2. PEUMUSAN MASALAH DAN BATASAN 1
1.3. TUJUAN DAN MANFAAT 2
1.4. METODOLOGI 2
1.5. SISTEMATIKA DAN PEMBAHASAN 3

BAB II. DASAR TEORI


2.1. UMUM 5
2.2. CROSSTALK 5
2.2.1. NEAR END CROSSTALK (NEXT) 7
2.2.2. FAR END CROSSTALK (FEXT) 7
2.3. MICROSTRIPLINE 8
2.3.1. EVEN MODE 10
2.3.2. ODD MODE 11
2.3.4. RASIO (w/h) 11
2.4. SOFTWARE ANSOFT 2D 12

BAB III PERENCANAAN SIMULASI


3.1. UMUM 15
3.2. PERENCANAAN DESAIN 15
3.3. SOLVER DAN MODEL GAMBAR 17
3.3.1. SOLVER 20
3.3.2. DRAWING TYPE 22
3.4. PERENCANAAN MODEL 23
3.4.1. DRAW MODEL 24
3.5. PENGATURAN MATERIAL BAHAN 25
3.5.1. DATABASE MATERIAL 26

xi
viii

3.5.2. NILAI MATERIAL DALAM DATABASE 26


3.5.3. NILAI MATERIAL DALAM OBJEK 27
3.6. BOUNDARY DAN SOURCES 27
3.6.1. KONDISI BOUNDARY 28
3.6.2. SOURCES/SUMBER 28
3.7. PENGATURAN PARAMETER EXECUTIVE 29
3.7.1. GROUND DAN JALUR SINYAL 30
3.8. SETUP SOLUTION 31
3.9. SOLVE 31
3.9.1. SOLUTION MATRIK 32
3.10. 2D POST PROCESSOR 33
3.11 DATA HASIL PERENCANAAN 33

BAB IV. ANALISA DAN PERHITUNGAN


4.1. UMUM 35
4.2. PERHITUNGAN MATRIK 35
4.3. TIME DELAY 38
4.4. MAGNETUDO E DAN MAGNETUDO H 39
4.5. NEXT DAN FEXT 43
4.6. HASIL YANG DICAPAI 45

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. KESIMPULAN 49
5.2. SARAN 50

DAFTAR PUSTAKA 51
LAMPIRAN A PROSEDUR PENGGUNAAN ANSOFT 2D 53
LAMPIRAN B TABEL HASIL NEXT DAN FEXT 85

xii
ix

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Crosstalk 5
Gambar 2.2. NEXT 7
Gambar2.3. FEXT 8
Gambar 2.4. Microstripline 9
Gambar 2.5. Bidang Elektrik dan Bidang Magnetik 9
Gambar 2.6. Extremely wide 11
Gambar 2.7. Extremely narrow 11
Gambar 2.8 . Ansoft 2D 12
Gambar 2.9 . Ansoft 2D Control Panel 13
Gambar 3.1 . Flowchart System 16
Gambar 3.2 . Solver 20
Gambar 3.3 . Drawing Type 22
Gambar 3.4 . Geometric Model 23
Gambar 3.5 . Draw Model 24
Gambar 3.6 . Material Manager 25
Gambar 3.7 . Boundary / Sources 27
Gambar 3.8 . Even Mode dan Odd Mode 29
Gambar 3.9. Pengaturan Parameter Executive 30
Gambar 3.10. Solver 32
Gambar 3.11. Solutions/Matrix 33
Gambar 3.12. Magnetudo B 34
Gambar 3.13. Magnetudo D 34
Gambar 4.1. Mutual Capacitance dan Mutual Inductance 35
Gambar 4.2. Matrik Induktansi 37
Gambar 4.3. Matrik Kapasitansi 37
Gambar 4.4. Magnetudo E dengan Substrate Alumina,w/h=0,25
dalam Even Mode 39
Gambar 4.5. Arah Vektor Medan Elektrik pada Even Mode 39
Gambar 4.6. Arah vektor Medan Magnetik pada Even Mode 40
Gambar 47. Magnetudo H dengan Substrate Alumina,w/h=0,25
dalam Even Mode 40
Gambar 4.8. Arah Vektor Medan Elektrik pada Odd Mode 41
Gambar 4.9. Magnetudo E dengan Substrate Alumina,w/h=0,25
dalam Odd Mode 41
Gambar 4.10. Magnetudo H dengan Substrate Alumina,w/h=0,25
dalam Odd Mode 42
Gambar 4.11 Arah Vektor Medan Magnetik pada Odd Mode 42
Gambar 4.12 NEXT pada rasio w/h=0,25, l=1m, s=0.8mm 44

xiii
x

Gambar 4.13 NEXT pada rasio w/h=0,25, l=1m, s=0.8mm 45


Gambar 4.14. Tampilan Awal Visualisasi 46
Gambar 4.13. Tampilan E saat w/h=0.25 s=0.8 sedang substrate
alumina saat kondisi Even Mode 46
Gambar 4.15. Tampilan Nilai NEXT tiap substrate dengan l=0.5m 47
Gambar 4.16. Tampilan FEXT tiap substrate dengan l=0.5m 47

xiv
xi

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Dielektrik Substrate Meterials 10

xv
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Seiring dengan berkembangnya teknologi yang semakin pesat,
komunikasi merupakan suatu hal yang sangat penting dan berperan
besar. Kelancaran proses komunikasi sangat tergantug pada kelancaran
proses transfer data yang terjadi di dalam sistem komunikasi tersebut.
Dalam suatu proses pertukaran data yang melalui saluran transmisi,
salah satu masalah yang sering terjadi adalah crosstalk. Crosstalk adalah
sinyal inteferensi antara media transmisi yang membawa sinyal yang
tidak diinginkan atau disebut noise, sinyal tersebut berasal dari
konduktor pada media transmisi yang saling berdekatan. Crosstalk dapat
menyebabkan terjadinya losses data yang akan berakibat pada
terganggunya informasi yang disampaikan dari sisi pengirim ke sisi
penerima. Data yang yang disampaikan dapat berubah arti atau bahkan
hilang sebelum sampai pada sisi penerima. Crosstalk yang terjadi pada
saluran tranmisi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu Near – End
Crosstalk (NEXT) dan Far – End Crosstalk (FEXT). NEXT merupakan
Crosstalk yang diakibatkan oleh adanya kopling magnetik yang terjadi
diantara 2 ujung media transmisi yang berdekatan pada transmitter (Tx),
sedangkan FEXT merupakan akibat dari kopling magnetik yang terjadi
di ujung sebelah receiver (Rx).

1.2. PERUMUSAN MASALAH DAN BATASAN


Crosstalk yang terjadi dalam suatu saluran transmisi tidak hanya
terjadi pada microstripline saja, namun dapat pula terjadi pada saluran
transmisi yang lainnya dengan metode perhitungan yang berbeda - beda.
Untuk itu dalam proyek akhir kali ini hanya akan dibatasi pada
pengukuran FEXT dan NEXT yang terjadi pada suatu microstripline
menggunakan software Ansoft 2D. Perhitungan dilakukan dengan
memvariasikan lebar microstripline, tinggi substrate, jarak diantara 2
microstrip, dan variasi substrate untuk mendapatkan nilai C dan L
dengan rasio perbandingan w / h ≤ 1 .

1
2

1.3. TUJUAN DAN MANFAAT


Proyek akhir ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai C dan L
pada suatu saluran transmisi microstripline menggunakan simulasi
software Ansoft 2D sehingga akan didapatkan Near - End Crosstalk
(NEXT) dan Far - End Crosstalk (FEXT).
Hasil dari proyek akhir ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai
acuan dalam pembuatan suatu saluran transmisi microstripline dalam
kondisi yang riil dan nyata.

1.4. METODOLOGI
Dalam menyelesikan proyek akhir ini langkah – langkah yang
ditempuh adalah sebagai berikut :
• Mempelajari berbagai referensi mengenai FEXT, NEXT,
crosstalk, microstripline, serta software Ansoft 2D.
• Mempelajari konsep tentang saluran transmisi dalam
microstripline.
• Menentukan parameter – parameter yang akan digunakan
dalam pembuatan simulasi saluran transmisi microstripline.
Pada bagian ini akan dimasukkan parameter – parameter dari
microstripline, seperti merubah nilai – nilai dari w (lebar
microstripline), h (tinggi dielectric substrate), t (tinggi plat
tembaga), dan jenis dari dielectric substrate ( εr ). Berikut ini
merupakan parameter dan perhitungan dari microstripline [1]

o Effective Relative Dielectric Constant


Pada microstripline perhitungan effectiver relative
dielectric constant ( ε r ) untuk t / h << 0.005 dan untuk
w / h ≤ 1 dinyatakan dengan persamaan :
3

ε r + 1 ε r − 1 ⎡⎛ ⎛ w⎞ ⎤
−1 / 2 2
12 ⎞
ε re = + ⎢⎜1 + ⎟ + 0.04⎜1 − ⎟ ⎥
2 2 ⎣⎢⎝ w / h ⎠ ⎝ h ⎠ ⎦⎥ (1-1)

o Mutual Capacitance
Perhitungan mutual capacitance dinyatakan dengan
persamaan :

Cm ε r
2
⎛ w⎞
≈ K L1 K C1 ⎜ ⎟ F m
l ε0 ⎝d ⎠ (1-2)

o Mutual Inductance
Perhitungan mutual capacitance dinyatakan dengan
persamaan :

Lm μ r μ0 ⎡ ⎛ 2h ⎞ ⎤
2

≈ ln ⎢1 + ⎜ ⎟ ⎥ Η m
l 4π ⎢⎣ ⎝ d ⎠ ⎥⎦ (1-3)

• Membuat simulasi saluran transmisi microstripline


menggunakan software Ansoft 2D berdasarkan parameter –
parameter yang telah ditentukan.
• Menganalisa dan menyimpulkan hasil hasil simulasi , serta
memberi saran apabila proyek akhir ini diaplikasikna ke dalam
sistem yang nyata.
• Menyusun buku laporan proyek akhir.

1.5. SISTEMATIKA DAN PEMBAHASAN


Sistematika dari buku royek akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab, pada
masing – masing bab saling berkaitan satu sama lain, yaitu :

Bab 1 : Memberikan latar belakang tentang permasalahan,


tujuan, masalah dan batasan masalah yang dibahas .
4

Bab 2 : Memberikan dasar teori untuk menunjang penyelesaian


masalah dalam proyek akhir ini. Teori dasar yang
diberikan meliputi : Crosstalk, FEXT, NEXT,
microstripline, dan Ansoft 2D

Bab 3 : Besisi tentang perencanaan salutan transmisi, pengisian


parameter-parameter yang digunakan dalam
perencanaan simulasi.

Bab 4 : Berisi tentang hasil perhitungan dan pengolahan data,


serta analisa hasil perhitungan, pengolahan data dan
simulasi.

Bab 5 : Memberi kesimpulan tentang hasil yang telah


diperoleh dan saran yang layak dilakukan bila proyek
akhir ini dilanjutkan.
5

BAB II
DASAR TEORI

2.1. UMUM
Pada bab ini akan diberikan teori – teori dasar yang melandasi
permasalahan dan penyelesaiannya yang diangkat dalam proyek akhir
ini. Dasar teori yang diberikan meliputi : crosstalk, Near End Crosstalk
(NEXT), Far End Crosstalk (FEXT), microstripline, juga tentang
software Ansoft 2D.

2.2. CROSSTALK
Dalam bahasa Indonesia, crosstalk dapat diartikan sebagai
pembicaraan silang. Crosstalk atau pembicaraan silang adalah suatu
sambungan (coupling) yang tidak diinginkan yang terjadi pada saluran
transmisi. Crosstalk dapat digambarkan seperti pada gambar 2.1 di
bawah ini.

Gambar 2. 1. Crosstalk

Crosstalk yang terjadi dalam rangkaian komunikasi yang bergerak


ke arah yang sama dan dianggap sebagai sinyal dalam rangkaian
tersebut. Ada 2 (tiga) hal penting yang menyebabkan timbulnya
crosstalk. Hal tersebut adalah :

5
6

1. Electrical coupling diantara media transmisi, misalnya antara


pasangan-pasangan kawat pada sistem komunikasi yang
menggunakan kabel sebagai media transmisinya.
2. Pengendalian yang kurang baik dari frekuensi respons misalnya
desain filter yang kurang baik.
Melihat dari namanya maka crosstalk ini adalah suatu pembicaraan
silang, akan tetapi yang sebenarnya crosstalk ini tidak saja hanya
terbatas pada pembicaraan saja. Crosstalk ini dalam pengertian luas
adalah merupakan suatu ketidak seimbangan sehingga suatu sinyal akan
masuk ke dalam saluran sinyal yang lainnya, sehingga akan
mempengaruhi sinyal asli yang dikirimkan. Jika crosstalk ini terdapat
pada suatu hubungan komunikasi suara, maka gangguan ini dapat
mengganggu pembicaraan yang sedang berlangsung. Akan tetapi jika
crosstalk ini terdapat pada suatu hubungan komunikasi yang lainnya di
luar suara, maka ini akan mempengaruhi sinyal yang diterima sehingga
akan merusak sinyal yang diterima sedemikian rupa sampai merubah arti
dari informasi yang dimaksudkan sebenarnya.
Dalam elektronika, istilah crosstalk mempunyai maksud atau
pengertian sebagai berikut:
• Adalah suatu kapasitansi, induktansi, atau kopling konduktif
yang tidak diinginkan dalam satu saluran.
• Peristiwa atau fenomena bahwa suatu sinyal transmisi pada
sebuah saluran dalam suatu system transmisi menimbulkan
efek yang tidak diinginkan dengan saluran yang lain.
• Di dalam suatu proses perekaman, istilah crosstalk dapat
mengacu pada kebocoran bunyi atau suara dari satu instrumen
ke dalam suatu mikropon yang ditempatkan di depan penyanyi
atau alat musik lain.
Pada dunia telekomunikasi atau teleponi, crosstalk sering terjadi
seperti suara yang mengganggu yang berasal dari saluran atau koneksi
telepon yang lain. Jika koneksi yang digunakan adalah analog, maka
pemasangan twisted pair sering digunakan untuk mengurangi efek
akibat crosstalk. Sebagai alternatif, sinyal dapat dikonversi dari analog
ke format digital, yang tidak begitu rentan terhadap crosstalk.
7

Di dalam suatu desain sirkit yang terintegrasi, crosstalk biasanya


disebut sebagai sinyal yang mempengaruhi sinyal yang lainnya. Pada
umumnya diakibatkan oleh terjadinya kopling kapasitif.

2.2.1. NEAR END CROSSTALK (NEXT)


Sinyal crosstalk diantara sepasang media transmisi yang sejajar
pada umumnya didominasi oleh terjadinya noise terutama banyak terjadi
di sisi transmiter (near end), dimana sinyal yang dikirimkan mempunyai
amplitude dan frekuensi yang maksimal. Sinyal yang dikirimkan
kemudian akan kehilangan komponen amplitude dan frekuensi tinggi
yang merambat sepanjang saluran transmisi. Near-End Crosstalk
(NEXT) disebabkan adanya semacam kopling magnetik yang terjadi
diantara 2 ujung media transmisi yang berdekatan pada ujung transmitter
(Tx). NEXT dapat digambarkan sebagai suatu signal kopling yang tidak
diinginkan dari sepasang saluran transmuisi yang sejajar. Jenis crosstalk
ini didominasi oleh coupling capasitive, yang mengirimkan frekuensi
tinggi secara langsung ke sisi dekat pada receiver (Rx). NEXT dapat
dilihat dalam gambar 2.2 sebagai berikut.

Vt1 = +1

Tx Rx
Vt2 = - 1
. capacitive .
coupling
Vr1 = +0.01

Rx Tx
Vr2 = - 0.01
. .
Gambar 2.2. NEXT

2.2.2. FAR END CROSSTALK (FEXT)


Far-End Crostalk (FEXT) merupakan kopling magnetik yang terjadi
di ujung sebelah receiver (Rx). FEXT dapat digambarkan sebagai signal
yang tidak diinginkan dari sepasang saluran transmisi yang sejajar dan
berdekatan di akhir atau yang berada di sisi jauh saluran transmisi
tersebut. Gambar 2.3 bawah ini merupakan gambaran dari FEXT.
8

Vt1 = +1V Vr1 = +100mV

Tx Rx
Vt2 = - 1V Vr2 = -100mV
. inductive .
coupling
Vr3 = +10mV

Tx Rx
Vr4 = - 10mV
.
Gambar 2.3. FEXT

Secara umum nilai dari FEXT tidak sebesar nilai dari NEXT (seperti
pada gambar 2.3 di atas), namun bagaimanapun juga FEXT harus tetap
diperhatikan. FEXT didominasi oleh adanya coupling inductive yang
mentransfer frequensi sinyal yang lebih rendah ke sisi ujung sebelah
receiver (Rx). Perhitungan nilai FEXT dilakukan dengan
membandingkan sinyal level tegangan di titik akhir (Rx) pengiriman
pada media transmisi dengan Rx pada media transmisi yang lainnya.
Hasil dari penelitian di atas menunjukkan akan adanya pengaruh
crosstalk berupa FEXT dan NEXT pada sepasang kabel saluran transmisi
yang sejajar

2.3 MICROSTRIPLINE
Suatu microstripline merupakan salah satu jenis tipe yang populer
dari jenis saluran transmisi planar karena merupakan buatan pabrik dan
kecocokkannya dengan piranti gelombang microwave aktif maupun
pasif. Gambar 2.4 berikut ini merupakan gambar dari sebuah
microstripline, suatu jalur transmisi tembaga dengan lebar w, tinggi h,
dan ketebalan (t) dengan relative permitivitas (ε r ) dengan sebuah
tembaga sebagai ground di bawahnya.
9

Gambar 2.4. Microstripline

Samuel Y Liao [2] dalam bukunya telah melakukan penelitian bahwa


sebuah microstripline terdiri dari sepasang potongan konduktor dan
sebuah bidang ground yang dipisahkan oleh sebuah bahan dielektrik.
Bidang elektrik dan bidang magnetik yang terdapat dalam microstripline
dapat diperlihatkan dalam gambar 2.5 sebagai berikut.

Gambar 2.5. Bidang Elektrik dan Bidang Magnetik

Bahan dielektrik yang diselipkan diantara potongan konduktor dan


bidang ground berupa sebuah substrate. Daftar beberapa material
dielektrik yang biasanya digunakan sebagai substrate dalam
microstripline dapat dilihat dalam tabel 1 [2] berikut.
10

Tabel 2.1. Dielektrik Substrate Meterials

Material εr μr Thermal
Conductivity

Alumina (Al2O3) 9.4 1 0

Beryllia (BeO) 1 1.00000079 2.50

Deroid 1 1 0

Fased silica (quartz) 3.78 1 0.01

G2As 13.10 0.03

Sapphire crystal 10 0.04


(Al2O3)

Silicon 11.9 1 0.3

Teflon 2.2 1 0.25

Tabel di atas di ambil dari sumber buku “Microwave and Circuit


Analysis Amplifier Design” yang ditulis oleh Samuel Y. Liao, Prentice-
Hall International Inc

2.3.1 EVEN MODE


Di dalam saluran yang terdiri atas 2 buah kapasitor akan
mempunyai dua buah mode propagasi yaitu :
¾ Even Mode

¾ Odd Mode
11

Dalam kondisi normal tanpa terjadinya kopling, hasil antara Even


Mode dan Odd Mode adalah sama. Dalam Even Mode potensial sumber
pada dua buah konduktor diberikan dalam nilai yang sama. Hal ini akan
mengakibatkan kapasitansi akan direduksi oleh terjadinya kapasitansi
bersama (mutual capacitance). Arus yang mengalir pada mode ini
mengalir pada arah yang sama, hal ini akan mengakibatkan induktansi
total akan dibesarkan oleh induktansi bersama (mutual indctance).

2.3.2 ODD MODE


Pada mode ini sinyal yang mengali dalam dua buah konduktor akan
selalu berlawanan yaitu Ι 1 = −Ι 2 dan V1 = −V2 . Karena arus yang
mengalir pada mode ini mempuyai arah yang berlawanan, maka total
induktansi yang terjadi akan direduksi oleh adanya induktansi bersama
(mutual inductance). Sedangkan beda potensial yang terjadi akan
menbuat kapasitansi menjadi semakin besar oleh adanya kapasitansi
bersama (mutual capaxitance).

2.3.3 RASIO ( w / h )
Ada dua macam bentuk dari perbandingan rasio w/ h , yaitu
extremely wide ( w >> h ) dan extremely narrow ( w<< h )[5],
penggambarannya dapat dilihat pada gambar 2.6 dan 2.7 berikut ini

w h εr

Gambar 2.6. Extremely wide

w
h
εr

Gambar 2.7. Extremely narrow


12

Odd Mode disebut extremely wide jika perbandingan lebar (w)


microstrip lebih besar dibandingkan tingginya (h). sedangkan kondisi
extremely narrow adalah kebalikannya, yaitu saat lebar (w) microstrip
lebih kecil bila dibandingkan dengan ketinggian (h).

2.4 SOFTWARE ANSOFT 2D


Software Ansoft 2D merupakan suatu bentuk paket program yang
dapat dipakai untuk melakukan perhitungan sekaligus dapat digunakan
untuk mendesain serta visualisasi. Software ini merupakan software
interaktif untuk analisa bidang magnetik dan bidang elektrik.

Gambar 2.8 . Ansoft 2D

Setelah program berhasil diinstall, maka akan muncul tampilan awal


software Ansoft 2D seperti pada gambar 2.9 berikut.
13

Gambar 2.9 . Ansoft 2D Control Panel

Gambar di atas merupakan tampilan dari Ansoft 2D control panel.


Dengan menggunakan perintah Projects, dapat dibuat suatu rancangan
desain (dimana dibutuhkan data yang spesifik yang akan digunakan
dalam perancangan desain dari model rancangan yang akan dibuat) dan
mengakses software Ansoft 2D.
Untuk lengkapnya, modul yang dapat diakses dari software Ansoft
2D seperti di bawah ini :
¾ Project Manager, digunakan untuk mengakses paket dari
software Ansoft 2D, dan digunakan untuk membuat rancangan
atau desain yang baru
¾ Translation Manager, digunakan untuk mengkonversi dari
desain model yang berbeda tipe ke dalam format yang sesuai
pada software.
¾ Print Manager, digunakan untuk mencetak rancangan dan
mendefinisikan printer yang digunakan.
¾ Utilities Manager, ada beberapa menu yaitu :
• 2D Modeler. Menu ini digunakan untuk membuat
rancangan dalam bentuk 2 dimensi
• Color Manager, digunakan untuk mendefinisikan warna
dasar dari software ini.
• Plot Data. Menu ini digunakan unuk menampilkan plot
atau grafik dari persamaan atau hasil rancangan.
14

• Expression Evaluator, digunakan untuk mengevaluasi


pernyataan – pernyataan yang bersifat aljabar.
• Material Manager. Menu ini digunakan untuk
mendefinisikan material baru yang digunakan dalam
pemodelan ini.

Dengan menggunakan paket simulasi ini dapat dilakukan beberapa


hal diantaranya adalah :
¾ Melakukan perhitungan pada bidang – bidang berikut :
• Medan elektrik statis, tenaga, putaran, kapasitansi dalam
kaitannya dengan distribusi tenaga, dan polarisasi
permanen material.
• Medan magnetik static, tenaga , putaran, core losse,
induktansi dalam arus DC.
• Thermal solutions
¾ Apabila telah didapatkan transient motion capability, maka
dapat digunakan untuk menganalisa time-stepping dari objek
dalam model.
¾ Apabila telah didapatkan analisa parameter kapabilitas,
maka dapat digunakan untuk berbagai variasi desain
dengan memvariasikan nilai dari frequensi, dimensi model,
dan material properti.
15

BAB III
PERENCANAAN SIMULASI

3.1. UMUM
Pada bab ini berisi tentang pembahasan proses pembuatan desain
saluran transmisi microstripline dengan munggunakan software Ansoft
2D. Pada bagian ini pula akan di bahas tentang proses pemasukan nilai –
nilai dari dielectric substrate yang digunakan dalam tugas akhir ini.

3.2. PERENCANAAN DESAIN


Perencanaan desain saluran microstripline ini dilakukan dengan
menggunakan software Ansoft 2D dengan flowchart program seperti
pada bagan di bawah ini :

Pilih solver dan


model gambar

Gambar rancangan model dan


identifikasi jika merupakan group

Masukkan nilai – nilai dari


material yang digunakan

Masukkan nilai – nilai dari


kondisi boundary dan sources

15
16

Masukkan nilai – nilai


Ya dari force, torque,
kapasitansi, induktansi,
Masukkan kodisi
admitansi, impedansi,
lain untuk
fluxlinkage, current flow,
pemberian solusi
atau core loss yang akan
?
di proses

Tidak

Setting kriteria solusi

Lakukan proses solusi

Periksa parameter solusi; lihat


informasi dari solusi; tampilkak
plot bidang yang dihasilkan

Gambar 3.1 . Flowchart System

Dalam proses perencanaan desain ini dilakukan variasi terhadap


jenis substrate, lebar microstrip (w), tinggi substrate (h), jarak di antara
2 microstrip (s) dalam 2 mode Even Mode dan Odd Mode yang dapat
dijabarkan dalam gambar di bawah ini.
17

3.3. SOLVERS DAN MODEL GAMBAR


Untuk memulai pemodelan, tahap yang pertama adalah memilih
solvers bidang yang akan di modelkan dan tipe dari pemodelan. Pada
Tugas Akhir ini terdapat 12 macam desain yang terdiri dari 6 desain
Even Mode dan 6 desain Odd Mode. Selanjutnya dari model yang telah
dirancang dibuat variasi dlambentuk jarak length (l) dengan variasi
0,5m, 1m, 10m, 50m, dan 100m.
¾ Even Mode
1. Besar_jauh : w/h = 0.25, s = 6.8mm

+1V +1V
+1A +1A

2. Besar_dekat : w/h = 0.25, s = 6.8mm

+1V
+1A
+1V
+1A

3. Sedang_jauh : w/h = 0.25, s = 6.8mm

+1V +1V
+1A +1A
18

4. Sedang_dekat : w/h = 0.25, s = 6.8mm

+1V
+1A
+1V
+1A

5. Kecil_jauh : w/h = 0.25, s = 6.8mm

+1V +1V
+1A +1A

6. Kecil_dekat : w/h = 0.25, s = 6.8mm

+1V
+1A
+1V
+1A

¾ Odd Mode : w/h = 0.25, s = 6.8mm


1. Besar_jauh

+1V -1V
-1A +1A
19

2. Besar_dekat : w/h = 0.25, s = 0.8mm

-1V
+1A
+1V
-1A

3. Sedang_jauh : w/h = 0.5, s = 6.8mm

+1V -1V
-1A +1A

4. Sedang_dekat : w/h = 0.5, s = 0.8mm

-1V
+1A
+1V
-1A

5. Kecil_jauh : w/h = 0.75, s = 6.8mm

+1V -1V
-1A +1A
20

6. Kecil_dekat : w/h = 0.75, s = 0.8mm

-1V
+1A
+1V
-1A

3.3.1. SOLVER
Menu solver ini digunakan untuk memilih bidang yang akan di
gunakan untuk simulasi berupa bidang elektrik atau bidang magnetik
dalam pemodelan. Pada Ansoft 2D dapat dilihat pada gambar 3.2
berikut :

SOLVER

Gambar 3.2 . Solver


21

Dalam menu solver ini terdapat beberapa menu yang dapat di pilih
dari Executive Command menu yaitu :
1. Electrostatic
2. Magnetostatic
3. Eddy Current
4. DC Conduction
5. AC Conduction
6. Eddy Axial
7. Transient
Untuk menjalankan program, pilih salah satu menu dari solvers
yang diinginkan sesuai dengan pemodelan yang akan dibuat. Pemilihan
yang tidak sesuai akan mengakibatkan tidak tercapainya solusi yang
diinginkan dalam simulasi.
1. Electric Fields
Paket Electric Fields menyediakan menu solver untuk simulasi
bidang electrik, AC Conduction, dan DC Conduction. Menu ini
akan menghitung bidang electric statis yang dibangkitkan dari beda
potensial dan cahrge distributions. Menu ini digunakan dalam
pemodelan potensial distributons, bidang electric, strored energy,
capacitance, forces, torques, dan electric flux linkage.
2. AC Magnetics
Paket AC Magnetics menyediakan menu solver untuk simulasi
Eddy Current dan Eddy Axial. Paket ini digunakan untuk
menyelesaikan permasalahan dari efek time varying current.
3. DC Magnetics
Paket DC Magnetics memungkinkan para designer untuk
melakukan rancangan dan analisa bidang magnetik statis dalam
struktur linear dan non linear.
4. Transient Solver
Dengan menggunakan paket ini dapat dilakukan analisa solusi
dalam setiap step waktu dari transient solusion. Paket ini digunakan
untuk menentukan force dan torque dalam model yang bergerak
22

degan rotasional atau model yang bergerak sementara. Objek hanya


dapat ditampilkan dalam satu tipe gerakan. Semua hasil solution
dapat dianalisa dan dan dilihat gambarnya dalam Plot Processor.
5. Thermal
Paket ini digunakan untuk analisis solusi temperature dari
model dalam bidang electromagnetik dalam sistem. Digunakan
untuk analisis distribusi temperature (T), dan heat flow (Q), dari
model.
6. Complete (semua solvers)
Paket ini memungkinkan untuk melakukan proses dalam semua
solver yaitu Electric Field, DC Magnetics, AC Magnetics, dan
Transient.
7. Parametric Analysis
Dengan menggunakan paket ini dapat dibuat variasi analisis
dalam Ansoft 2D model, yaitu dapat dengan membuat variasi
parameter (dimensi geometri, nilai bahan, atau frequensi).

3.3.2. DRAWING TYPE


Menu Drawing ini dapat dipilih pada menu Executive Commands.

DRAWING
TYPE

Gambar 3.3 . Drawing Type


23

Tampilan awal dari Drawing Type pada Ansoft 2D dapat


ditunjukkan gambar 3.3 di atas. Untuk menentukan tipe geometri dari
model yang akan didesain maka digunakan menu/modul Drawing.
Dalam pemilihan model gambar ini sesuai dengan solvers yang telah
dipilih sebelumnya. Terdapat 2 macam tipe geometri yaitu model
Cartesian dan model Axisymmetric. Kedua model Cartesian dan
Axisymmetric dapat ditunjukkan dalam gambar 3.4 berikut ini :

Gambar 3.4 . Geometric Model


¾ Tipe model Cartesian (XY) digunakan untuk menggambarkan
sebuah desain model dalam bentuk cross-section pada bidang
yang berada pada arah sumbu - z., tipe ini yang digunakan di
dalam perencanaan desain microstripline.
¾ Tipe model Axisymmetric (RZ) digunakan untuk meng-
gambarkan sebuah desain model dalam bentuk cross-section
yang berputar 360º mengelilingi arah sumbu-z.

3.4. PERANCANGAN MODEL


Untuk merancang gambar atau desain model dipilih Draw Model
dari modul Define Model pada Executive Commands untuk mengakses
Ansoft 2D Modeler. Modul ini digunakan untuk merancang ataupun
merubah rancangan geometri model.
24

3.4.1. DRAW MODELS


Jika penggunaan Draw Model ini ditujukan untuk merubah rancang-
an geometri suatu desain model, akan mengakibatkan perlunya setting
ulang untuk nilai-nilai pada material dan kondisi boundary yang telah
dimasukkan. Ansoft 2D akan menampilkan pesan yang berisi modul
untuk pilihan View Only, Modify, dan Cancel.
¾ Pilih View Only jika tidak melakukan perubahan desain.
¾ Modul Modify dipergunakan bila dilakukan perubahan terhadap
desain model.
¾ Modul Cancel dipergunakan untuk kembali ke Executive
Commands.
Saat Draw Model dipilih, maka pada window akan muncul tampilan
seperti pada gambar 3.5 berikut. Dengan menggunakan Draw Model
dapat dirancang desain model dalam 2 Dimensi.

Gambar 3.5 . Draw Model


25

3.5. PENGATURAN MATERIAL BAHAN


Dengan menggunakan modul Setup Material dapat dilakukan
beberapa proses sebagai berikut :
¾ Menentukan nilai – nilai sifat yang berhubungan dengan bahan
material yang terdapat pada objek model.
¾ Membuat suatu bahan atau material baru dan memasukkannya
ke dalam local database.
Nama - nama dari objek dan group objek akan ditampilkan pada
kolom yang berada di sebelah kiri kotak modul Material Manager.
Daftar material yang telah terdapat pada database material akan
ditampilkan pada kolom kiri bawah. Rancangan desain model akan
ditampilkan di sebelah kanan modul Material Manager. Tampilan awal
modul Setup Material (modul ini juga disebut Material Manager) dapat
ditunjukkan pada gambar 3.6 berikut ini.

Gambar 3.6 . Material Manager


26

3.5.1. DATABASE MATERIAL


Database Material merupakan suatu data base yang berisikan nilai -
nilai dari material yang bisa digunakan sebagai objek dalam rancangan
desain model. Database material Global merupakan database material
primer (utama) yang terdapat dalam software Ansoft 2D dan dapat
digunakan dalam semua versi software Ansoft ataupun Maxwell.
Material pada database Global ini hanya dapat di hapus atau
dimodifikasi dari Maxwell Control Pannel dan tidak dapat dihapus dari
Material Manager. Material - material yang termasuk ke dalam database
Global ini pada sisi kanan terdapat keterangan External. Database
material Local merupakan turunan dari database material Global.
Material baru juga bisa ditambahkan ke dalam database material Local
ini, material yang ditambahkan dalam database Local dapat di hapus
atau di modifikasi lewat Material Manager. Semua material baik Local
ataupun Global dapat diambil sebagai material dari model. Dalam
perencanaan desain kali ini digunakan variasi 6 mcam jenis material
yang digunakan sebagai substrate pada microstripline yaitu alumina,
berrylia, duroid, silica, silicon, dan teflon.

3.5.2. NILAI MATERIAL DALAM DATABASE


Memasukkan nilai material bahan bisa dengan cara mengakses
Material Manager melalui Maxwell Control Pannel, yaitu :
¾ Pilih Utilities, modul control panel kedua akan terbuka
¾ Kemudian pilih Material, modul Material Manager akan
terbuka
Dengan mengakses Material Manager dari Maxwell Control
Pannel, memungkinkan untuk dilakukan beberapa proses yaitu :
¾ Memasukkan nilai material dan mengelompokkannya ke dalam
database material Global. Material pada database Global dapat
dipergunakan dalam semua permasalahan simulasi software
Ansoft 2D ataupun Maxwell 2D.
¾ Menghapus material dari database Global.
¾ Mengganti dan merubah nilai sifat bahan pada database Global.
Nilai material ini dapat dirubah jika material ini tidak sesuai di
dalam pemodelan.
27

3.5.3. NILAI MATERIAL DALAM OBJEK


Untuk memasukkan nilai maerial pada objek dapat dilakukan
dengan cara :
1. Pilih objek yang akan diberi nilai sifat material.
2. Pilih nama dari material dari database yang berada kotak
sebelah kiri. Nilai – nilai bahan akan ditampilkan pada kotak
Material Attributes di sisi bawah Material Manager.
3. Jika kedua objek dan database yang diinginkan sudah dipilih
maka nama objek dan nama material akan berubah warna,
kemudian pilih Assign.
Ulangi cara di atas untuk memasukkan material ke dalam semua
objek sesuai rancangan model. Software Ansoft 2D ini akan melanjutkan
proses apabila semua objek telah diberi nilai materialnya.

3.6. BONDARY DAN SOURCES


Saat dijalankan, modul Boundary/Sources ini akan menampilkan
tampilan sebagaimana gambar 3.7 berikut :

Gambar 3.7 . Boundary / Sources


28

Setiap permasalahan di dalam Ansoft 2D memerlukan kondisi yang


berbeda – beda untuk batasan dan sumbernya. Kondisi boundary dan
sources dapat diberikan dengan :
¾ Perintah Assign/Boundary. Perintah ini akan memberikan akses
untuk memberikan nilai kondisi boundary pada objek di dalam
model.
¾ Perintah Assign/Sources. Perintah ini akan memberikan akses
untuk memberikan nilai electromagnetic sources ke dalam objel
di dalam model.

3.6.1. KONDISI BOUNDARY


Kondisi boundary didefinisikan sebagai kondisi dari bidang
magnetik ataupun bidang electrik pada interface objek dalam satu
cakupan masalah. Kondisi ini dapat digunakan untuk :
¾ Mengidentifikasi struktur yang merupakan suatu medan magnet
dan medan medan listrik yang terisolasi.
¾ Mengatur potensial magnetik atau potensial elektrik pada suatu
permukaan dalam nilai yang konstan atau ke dalam fungsi
posisi, yang bertujuan untuk mendefinisikan sifat – sifat bidang
magnetik dan elektrik dalam permukaan tersebut.
¾ Mensimulasikan bidang pola yang dihasilkan dalam struktur
tersebut.
¾ Mensimulasikan bidang pola yang terbentuk oleh lapisan pada
konduktor (DC conduction) atau putaran arus pada lebar
permukaan konduktor yang sangat tipis.

3.6.2. SOURCES/SUMBER
Sources disini didefinisikan bagaimana cara mendistribusikan
beban, tegangan, dan arus dalam model, apakah merupakan garis atau
objek padat (solid).
¾ Sumber yang berupa solid (solid sources) digunakan untuk
pemodelan yang yang mendistribusikan arus, beban, atau
teganan dalam objek.
29

¾ Sheet sources digunakan untuk pemodelan yang


mendistribusikan tegangan permukaan, charge sheets, atau
currnt sheets. Jika kondisi yang didistribusikan tetap, maka
kondisi dapat didefinisikan konstan. Sedangkan untuk kondisi
yang bervariasi, maka kondisi didefinisikan dalam fungsi
matematika.
Dalam desain yang digunakan terdapat dua variasi yang pertama
dengan menggunakan Even Mode dan yang variasi yang kedua dengan
menggunakan Odd Mode. Letak perbedaan diantara kedua mode ini
adalah pada distribusi arus dan tegangan dimana pada Even Mode nilai
tegangan dan arus yang diberikan pada level yang sama sedangkan pada
Odd Mode level pada masing – masing sumber tegangan dan arus pada
kedua sisi konduktornya saling berlawanan. Pada perancangan desain ini
pemberian tegangan dan arus di kedua sisi konduktor dapat digambarkan
sebagai berikut.

Gambar 3.8 .Even Mode dan Odd Mode

3.7. PENGATURAN PARAMETER EXECUTIVE


Pengaturan parameter executive ini dapat dipilih dari menu
Executive Commands untuk memberikan rancangan model satu atau
beberapa parameter untuk dimasukkan ke dalam proses simulasi.
Beberapa parameter yang dapat dipilih antara lain adalah sebagai
berikut :
¾ Kapasitansi, induktansi, impedansi, konduktansi, ataupun
admitansi matrik.
¾ Torque objek atau group objek dalam model.
¾ Force objek atau group objek dalam model.
30

¾ Arus yang mengalir dalam saluran.


¾ Arah medan magnet atau elektrik dalam saluran.
Semua menu di atas akan tersedia saat dijalankan modul Setup
Executive Parameters. Pilih parameter yang cocok untuk dimasukkan ke
dalam proses solution. Tampilan saat menu ini dipilih adalah sebagai
berikut :

Gambar 3.9. Pengaturan ParameterExecutive

3.7.1 GROUND DAN JALUR SINYAL


Untuk pengaturan simulasi dengan parameter kapasitansi,
admitansi, atau konduktansi, maka harus ditentukan pada rancangan
model untuk objek – objek yang ditentukan sebagai ground dan jalur
sinyal.
¾ Pilih Signal Lines untuk memberi tanda bahwa konduktor yang
dipilih dalam model tersebut merupakan jalur yang dilewati
oleh sinyal. Sedikitnya sebuah konduktor harus dipilih sebagai
jalur sinyal, agar dalam perhitungan matrik mendapatkan hasil
perhitungan kapasitansi, admitansi, atau konduktansi yang
benar atau valid.
31

¾ Pilih Ground untuk memberi tanda bahwa konduktor yang


dipilih dalam model tersebut merupakan ground. Konduktor
yang berfungsi sebgai ground tidak dimasukkan dalam matrik,
tapi memiliki efek dalam proses solution ini. Hanya sebuah
konduktor atau group konduktor saja yang dapat difungsikan
sebagai Ground.

3.8. SETUP SOLUTION


Setelah tipe konduktor, nilai – nilai material, batasan dan sumber
telah diberikan maka pilih Setup Solution Options dari menu Executive
Commands untuk :
¾ Memilih batasan elemen mesh yang digunakan dalam proses
pemberian solusi.
¾ Memperbaiki batasan dari elemen mesh.
¾ Menentukan bidang dan atau parameter executive yang
digunakan
¾ Menentukan batas terhadap kriteria persen kesalahan yang
diharapkan untuk disesuaikan perhadap bidang yang akan
diberi solution.

3.9. SOLVE
Setelah pilihan solusi ditentukan, maka tahap selanjutnya adalah
melilih Solve dari menu Executive Commands, kemudian sistem akan
memberikan solusi pada permasalahan yang terjadi. Secara umum
pemberian solusi dalam proses ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
¾ Jika tidak ada batasan untuk elemen mesh, maka secara
otomatis simulator akan menentukannya sendri. Pada awalnya
mesh yang terjadi sangatlah kasar. Kemudian saat adaptive
solution bekerja, mesh akan diperbaiki di tempat yang
mempunyai tingkat kesalahan besar.
¾ Simulator kemudian akan memproses bidang electrik dan
bidang magnetik dalam model, berdasarkan bidang solver yang
dipilih.
32

¾ Simulator akan memproses solusi dari force, torque, aliran arus


yang diberikan pada Setup Executive Parameters. Simulator
akan melakukan perhitungan pada parameter – parameter di
atas sesuai dengan nilai yang diberikan.
¾ Setelah solusi untuk masing – masing bidang dan parameters
diberikan dengan lengkap, maka simulator akan menganalisa
persen kesalahan yang terjadi pada mesh.

SOLVER

Gambar 3.10. Solver

3.9.1. SOLUTIONS/MATRIX
Jika perhitungan martik telah selesai, pilih Solutions/Matrix untuk
menampilkan hasil. Nilai yang didapatkan dari perhitungan matrik itulah
yang akan digunakan untuk mencari nilai – nilai C dan L. Niali C dan L
yang telah didapatkan akan dijadikan sebagai parameter dalam
perhitungan NEXT dan FEXT pada microstripline. Pada menu Solution
ini tidak dapat dilihat analisa dari bidang solusi. Untuk melihat analisa
dari bidang solusi digunakan modul Post Process dari menu Executive
Commands. Gambar 3.11. berikut merupakan contoh hasil dari
perhitungan matrik pada konduktor microstripline :
33

MATRIK

Gambar 3.11. Solutions/Matrix

3.10. 2D POST PROCESSOR


Rancangan model yang telah dimodelkan dalam 2D Modeler tidak
dapat diubah atau di modifikasi dalam modul Post Processor ini. Dengan
menjalankan menu Post Process dari menu Executive Commands dapat
dilakukan beberapa pilihan untuk :
¾ Mendapatkan bentuk gambar dan menganalisa nilai dari hasil
proses solusi.
¾ Mendapatkan bentuk gambar dari hasil solusi nilai – nilai
parameter dan variabel.
Panjang satuan tidak berpengaruh dalam satuan yang disunakan
dalam jumlah dari bidang elektromagnetik yang direferensikan dalam
Post Processor. Jumlah bidang elektromagnetik selalu dinyatakan dalam
Satuan Internasional (SI). Lebih jelasnya, walaupun nilai bidang
geometry yang dimasukkan dalam satuan milimeter, energi kerapatan
yang akan tetap ditampilkan dalam satuan joules/meters2, bukan dalam
satuan joules/mm2.

3.11. DATA HASIL PERENCANAAN


Dari tahapan – tahapan yang telah dilakukan maka akan diperoleh
data dari hasil perencanaan microstripline berupa matrik dari C dan L
serta hasil gambaran bidang berupa magnetudo E ,magnetudo D,
34

magnetudo B, dan magnetudo B. Matrik C dan L. Contoh hasil berupa


gambaran magnetudo dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.12. Magnetudo B

Gambar 3.13. Magnetudo D


35

BAB IV
ANALISA DAN PERHITUNGAN

4.1 UMUM
Pada bab ini akan dibahas tentang pengolahan data mulai dari
pengolahan nilai dari matrik untuk mendapatkan nilai C dan L. Nilai C
dan L tersebut akan digunakan sedgai parameter untuk mendapatkan
nilai tegangan dari FEXT dan NEXT dalam rasio w/h yang berbeda –
beda sesuai dengan variasi yang ditentukan. Pada bagian akhir juga
ditunjukan tampilan dari visualisasi berupa tampilan GUI yang didesain
dari Visual Basic 6.0.

4.2 PERHITUNGAN MATRIK


Data yang diperoleh dari proses berupa nilai matrik C dan L yang
merupakan perhitungan dari dua buah konduktor microstrip kiri dan
kanan yang berfungsi sebagai signal line. Pada dua konduktor yang
berdekatan dan dialiri dengan sumber maka diantara kedua konduktor
itu akan timbul suatu kapasitansi bersama atau yang biasa disebut
dengan mutual capacitance ( C m ). Selain itu juga akan timbul suatu
induktansi yang mengelilingi kedua konduktor tersebut. Terjadinya
induktansi di kedua konduktor tersebut dinamakan dengan induktansi
bersama atau mutual intuctance ( Lm ). Hal tersebut dapat dijabarkan
pada gambar 4.1 do bawah ini :

Gambar 4.1. Mutual Capacitance dan Mutual Inductance

35
36

Dari gambaran di atas bila dijadikan ke dalam bentuk rangkaian


ekuivalen akan didapatkan bentuk sebagai berikut :

[5]
Rangkaian di atas bila diturunkan menjadi persamaan akan
tampak pada persamaan (4-1), (4-2), (4-3), (4-4) berikut

∂ν 1 ∂i ∂i ∂ν ∂i ∂i
= − L1 1 − M 2 ; 2 = − L1 2 − M 1 (4-1)
∂z ∂t ∂z ∂ν z ∂t ∂z

∂i1 ∂ν ∂ (ν 1 − ν 2 ) ∂i2 ∂ν ∂ (ν 2 − ν 1 )
= −C1G 1 − CM ; = −C2G 2 − CM
∂z ∂t ∂t ∂z ∂t ∂t (4-2)

∂ ⎡ν 1 ⎤ ⎡L M ⎤ ∂ ⎡ i1 ⎤ ∂ ⎡i ⎤
⎢ ⎥ = −⎢ 1 ⎥ ⎢ ⎥ = −[L] ⎢ 1 ⎥ (4-3)
∂z ⎣ν 2 ⎦ ⎣M L2 ⎦ ∂t ⎣i2 ⎦ ∂t ⎣i2 ⎦

∂ ⎡ i1 ⎤ ⎡C + C M − C M ⎤ ∂ ⎡ν 1 ⎤ ∂ ⎡ν ⎤
= − ⎢ 1G = −[C ] ⎢ 1 ⎥
∂z ⎢⎣i2 ⎥⎦ ⎣ − CM C 2G + C M ⎥⎦ ∂t ⎢⎣ν 2 ⎥⎦ ∂t ⎣ν 2 ⎦ (4-4)

Sehingga bila dijadikan ke dalam bentuk matrik akan tampak seperti


persamaan (4-5) dan (4-6)

[C ] = ⎡⎢
C11 C12 ⎤
⎣C 21 C 22 ⎥⎦ (4-5)
37

dan

[L] = ⎡⎢
L11 L12 ⎤
⎣ L21 L22 ⎥⎦ (4-6)

Dengan C11 = C1 g + C12 .

Di dalam perancangan desain telah dimasukkan objek – objek yang


akan dimasukkan dalam perhitungan matrik yaitu microstrip sebelah
kiri, microstrip sebelah kanan dan ground. Hasil dari matrik C dan L
dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.2.Matrik Induktansi

Gambar 4.3. Matrik kapasitansi


Dari hasil di atas dapat dijelaskan bahwa pada matrik induktansi
besar mutual inductance yang terjadi adalah 1.4205E-006 H/m dan besar
mutual capacitance adalah -5.9759E-11 F/m. Besar nilai dari masing –
masing C m dan Lm berbeda untuk setiap variasi w/h dan variasi
substrate yang digunakan. Hasil dari nilai C m dan Lm berdasarkan jenis
substrate, desain, dan jenis mode dapat diberikan dalam tabel di bawah
ini .
Dari hasil pengolahan data dapat diketahui bahwa nilai C m pada
Even Mode sama besarnya dengan Odd Mode. Besar nilai C m dan Lm
38

juga dipengaruhi oleh jarak diantara 2 microstrip. Semakin dekat jarak


di antara 2 pasang microstrip maka besar dari C m juga akan bertambah
nilainya. Nilai tertinggi untuk C m berada pada saat dilakukan simulasi
dengan menggunakan substrate berupa silicon. Dari tabel di atas juga
dapat diketahui bahwa hasil simulasi dengan menggunakan substrate
berupa silicon mempinyai nilai C m yang lebih besar nilainya bila
dibandingkan dengan substrate yang lain pada desain yang sama. Bila
dilihat dari nilai ε r maka silicon mempunyai nilai ε r yang tertinggi di
antara substrate yang lain. Hal ini membuktikan bahwa nili dari εr juga
mempengaruhi besar dari C m yaitu semakin besar nilai ε r maka
semakin besar pula nilai kapasitansi yang terjadi, yang pada akhirnya
nanti akan berpengaruh pada nilai NEXT dan FEXT yang terjadi. Pada
tabel di atas juga tampak bahwa lebar dari w juga berpengaruh pada
hasil mutual capacitance, yaitu bila nilai w/h semakin kecil, maka nilai
kapasitansi akan semakin besar, namun bila nilai w/h semakin besar
maka nilai kapasitansi akan berkurang.

4.3 TIME DELAY


Time delay merupakan waktu tunda dalam perambatan sinyal pada
saluran [6]. Time delay ini akan berpengaruh pada waktu yang
dibutuhkan sinyal untuk melewati saluran. Pada microstripline
persamaan untuk time delay dapat diberikan sebagai berikut.

Untuk Even Mode = TDeven = ( L11 + Lm )(C11 − C m ) (4-7)

Untuk Odd Mode = TDodd = ( L11 − Lm )(C11 + C m ) (4-8)

Dari hasil perhitungan Time Delay ini akan diperoleh besar


frekuensi yang bisa diberikan pada desain yang telah dibuat. Besar nilai
frekuensi ini bisa berbeda – beda pada setiap desain. Niali frekuensi ini
diambil dari persamaan
1
= f (4-9)
TD
39

4.4 MAGNETUDO E DAN MAGNETUDO H


Di bawah ini merupakan gambar plot hasil dari Ansoft 2D untuk
tampilan intensitas medan elektrik (magnetudo E) dalam Even Mode
dengan menggunakan substrate Alumina dan rasio w/h = 0.25, jarak di
antara kedua microstrip = 0.8.

Gambar 4.4. Magnetudo E dengan Substrate Alumina,w/h=0,25


dalam Even Mode
Dari gambar tersebut dapat dianalisa bahwa pada Even Mode pada
dua konduktor tersebut memiliki potensial yang sama sehingga nilai
kapasitansi berkurang oleh adanya mutual capacitance. Arus yang
mengalir dengan arah yang sama menyebabkan total induktansi akan
semakin bertambah dengan adanya mutual inductance. Intensitas medan
elektrik paada masing masing konduktor menuju keluar seperti saling
tolak menolak karena disebabkan terjadinya kesamaan potensial di
antara kedua konduktor. Kondisi ini dapat digambarkan sebagai berikut.

+1 +1

Gambar 4.5. Arah Vektor Medan Elektrik pada Even Mode


40

Sedangkan intensitas medan magnetik dapat digambarkan sebagai


berikut :
+1 +1

Gambar 4.6. Arah vektor Medan Magnetik pada Even Mode


Hal ini sesuai dengan hasil pada plot Ansoft 2D yang menunjukkan
bahwa pada kedua konduktor medan magnetik saling mengikat satu
sama lain. Gambar di bawah ini merupakan plot Ansoft 2D untuk medan
magnetik dengan bahan Alumina rasio w/h = 0.25 dan jarak di antara
dua microstrip = 0.8mm dalam Even Mode.

Gambar 4.7. Magnetudo H dengan Substrate Alumina,w/h=0,25


dalam Even Mode

Pada Odd Mode potensial di kedua konduktor berbeda levelnya.


Konduktor kiri dengan potensial positif dan konduktor di sebelah kanan
41

dengan potensial negatif. Begitu juga dengan arus di kedua konduktor


yang mengalir dengan arah yang berlawanan. Hal ini akan
mengakibatkan intensitas medan elektrik akan akan bergerak dari
potensial positif menuju potensial yang negatif. Secara sederhana dapat
digambarkan dalam bentuk di bawah ini.

+1 -1

Gambar 4.8. Arah Vektor Medan Elektrik pada Odd Mode


Hal ini sesuai dengan hasil plot pada Ansoft 2D di bawah ini untuk
magnetudo E dengan substrate Alumina rasio w/h = 0.25 dan jarak di
antara kedua microstrip adalah 0.8mm. Hal ini berarti berkebalikan
dengan magnetudo E yang terjadi pada Even Mode.

Gambar 4.9. Magnetudo E dengan substrate alumina,w/h=0,25 dalam Odd


Mode
42

Berikut ini adalah tampilan intensitas medan magnetiknya pada


Ansoft 2D terlihat seperti gambar berikut. Intensitas medan magnetik
dari kedua konduktor akan bertemu di tengah - tengah.

Gambar 4.10. Magnetudo H dengan Substrate Alumina,w/h=0,25


dalam Odd Mode

+1 -1

Gambar 4.11 Arah Vektor Medan Magnetik pada Odd Mode


43

4.5 NEXT DAN FEXT


Setelah diketahui nilai dari C m , Lm , dan TD maka tahap
selanjutnya adalah menghitung nilai dari tegangan NEXT dan tegangan
FEXT dengan persamaan [6] yang dapat diberikan sebagai berikut.

Vinput ⎡ L12 C12 ⎤ (4-10)


Vnear = ⎢ + ⎥
4 ⎣ L11 C11 ⎦

dan

Vinput (l LC ) ⎛ L12 C12 ⎞


V far = − ⎜⎜ − ⎟⎟
2TD ⎝ L11 C11 ⎠ (4-11)

dimana : Vinput = 1 V
l = panjang konduktor microstripline
TD = propagation delay

Dari hasil perhitungan terlihat bahwa nilai dari tegangan NEXT


secara umum lebih besar dari pada tegangan FEXT. NEXT pada desain
dengan s = 0.8mm (desain dekat) memiliki tegangan yang lebih besar
bila dibandingkan dengan desain yang mempunyai s lebih jauh (s =
6.8mm). Hal ini desebabkan oleh medan yang saling bersinggungan
lebih besar. Pada Even Mode dan Odd Mode nilai NEXT sama karena
belum ada pengaruh dari TD dan l. Nilai NEXT terbesar berada pada saat
digunakan substrate jenis berrylia dalam desain besar dekat (w/h = 0.75;
s = 0.8). dalam hal ini barrylia memiliki permitivitas yang paling rendah
diantara substrate yang lainnya yaitu ε r = 1. nilai permitivitas kedua
yang terendah adalah nilai dari duroid. NEXT yang terjadi juga besar.

Nilai permitivitas bahan (ε r ) yang digunakan kali ini adalah


silicon, alumina, silica, teflon, duroid, berrylia, jenis substrate tersebut
sudah diurutkan dari nilai bahan yang memiliki nilai permitivitas paling
tinggi ke yang rendah. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa nilai
NEXT dan FEXT yang paling tinggi berada pada bahan yang mempunyai
nilai permitivitas yang rendah yaitu berrylia. Sedangkan pada bahan
44

yang memiliki nilai permitivitas yang tinggi seperti alumina dan silicon
nilai tegangan NEXT dan FEXT yang terjadi lebih kecil. Hasil
perhitungan tegangan NEXT dan FEXT secara lengkap dapat dilihat pada
lampiran B.
Pada bahan yang memiliki nilai permitivitas besar seperti silicon
dan alumina hasil yang didapatkan tampak bahwa nilai tegangan NEXT
yang timbul rendah. Hal ini membuktikan bahwa nilai permitivits bahan
mempunyai pengaruh dalam besar kecilnya tegangan NEXT yang terjadi.
Semakin tinggi nilai permitivitas bahan maka nilai tegangan NEXT akan
semakin kecil.

Gambar 4.12 NEXT pada rasio w/h=0,25, l=1m, s=0.8mm

Untuk nilai dari FEXT dipengaruhi oleh faktor TD dan l sehingga


besar nilai FEXT pada Even Mode dan Odd Mode manjadi berbeda
karena sumber dan arus pada Even Mode dan Odd Mode berbeda. Hasil
uji coba dengan beberapa variasi panjang konduktor microstripline
menunjukkan bahwa jika l semakin besar maka nilai FEXT akan
menurun. Namun pada NEXT nilai tidak berubah. Nilai permitivitas
bahan juga berpengaruh pada FEXT, dimana hasil yang didapatkan
45

menunjukkan bahwa berrylia yang memiliki nilai permitivitas bahan


paling rendah memiliki FEXT yang paling tinggi. Sedangkan silicon
dengan nilai permitivitas paling tinggi memiliki nilai FEXT yang paling
rendah.

Gambar 4.13 NEXT pada rasio w/h=0,25, l=1m, s=0.8mm

Nilai NEXT dan FEXT yang terjadi akan berpengaruh pada sinyal
yang dikirimkan dari transmitter menuju ke receiver. Semakin besar
NEXT dan FEXT yang timbul maka sinyal yang diterima pada receiver
akan semakin rusak.

4.6 HASIL YANG DICAPAI


Pada Tugas akhir ini, pembuatan tampilan grafis sebagai hasil
visualisai untuk mempermudah pengamatan menggunakan bantuan
suatu piranti lunak (software) Visual Basic 6.0. Di bawah ini
dicantumkan beberapa contoh gambar tampilan dari visualisasi yang
mewakili pembuatan proyek akhir ini.
46

Gambar 4.14. Tampilan Awal Visualisasi

Gambar 4.13. Tampilan E saat w/h=0.25 s=0.8 sedang substrate alumina saat
kondisi Even Mode
47

Gambar 4.15. Tampilan Nilai NEXT tiap substrate dengan l=0.5m

Gambar 4.16. Tampilan FEXT tiap substrate dengan l=0.5m


48

------ Halaman ini sengaja dikosongkan ------


49

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil simulasi, perhitungan, dan analisa yang dilakukan
pada Tugas Akhir ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut
1. Dalam sebuah saluran transmisi yang menggunakan 2 buah
konduktor sejajar berupa microstripline akan terjadi suatu
mutual capacitance dan mutual inductance.
2. Pada jenis substrate yang sama, nilai tegangan NEXT pada Even
Mode sama nilainya dengan Odd Mode, namun nilai tegangan
FEXT pada Even Mode lebih besar daripada Odd Mode.
¾ Nilai tegangan NEXT silicon saat kondisi rasio w/h = 0,25
dan l = 0.8mm adalah sama, yaitu 0.29954 V pada Even Mode
maupun Odd Mode.
¾ Nilai tegangan FEXT silicon dengan rasio w/h = 0,25 dan l
= 0.8mm adalah -2.44087e-006 V pada Even Mode dan -
6.24663e-006 V pada Odd Mode.
3. Nilai tegangan NEXT tetap pada setiap variasi panjang
konduktor (l), namun nilai tegangan FEXT akan semakin
menurun dalam Even Mode ataupun Odd Mode.
¾ Nilai tegangan NEXT silicon pada kondisi rasio w/h = 0,25
saat l = 0.5m sama dengan nilai tegangan NEXT saat l =
1m, l = 10m, l = 50m,dan l = 100m yaitu 0.29954 V.
¾ Nilai tegangan FEXT silicon pada kondisi rasio w/h = 0,25
saat l = 0.5m berbeda dengan nilai NEXT saat l = 1m, l =
10m, l = 50m,dan l = 100m yaitu padaEven Mode sebesar
-2.44087e-006 V (l = 0,5m), -3.45183e-006 V (l = 1m), -
1.09157e-005 V (l = 10m), -2.44087e-005 V (l = 50m), -
3.45183e-005 V (l = 100m) dan pada Odd Mode sebesar -
6.24663e-006 V (l = 0,5m), -8.83357e-006 V (l = 1m), -
2.79342e-005 V (l = 10m), -6.24663e-005 V (l = 50m), dan -
8.83357e-005 V (l = 100m).

49
50

4. Nilai tegangan NEXT lebih besar dari pada tegangan FEXT


karena NEXT tidak terpengaruh oleh panjang konduktor
microstripline dan time delay. Sedangkan FEXT terpengaruh
oleh keduanya.

5.2. SARAN
Untuk mengembangkan Tugas Akhir ini lebih lanjut maka ada
beberapa saran antara lain :
1. Simulasi kali ini masih dalam bentuk 2 dimensi sehingga dapat
dikembangkan menjadi 3 dimensi.
2. Dalam Tugas Akhir ini selanjutnya dapat dilakukan variasi
dengan perubahan frequensi dan impedansi.
51

DAFTAR PUSTAKA

1. Paul Vanderlaan, “Installation Effects Upon Alien Crosstalk and


Equal Level Far End Crosstalk”, Januari 1999
2. Samuel Y. Liao, “Microwave Circuit Analysis and Amplifier
Design”, Prentice-Hall international, Inc.
3. Dan Piscotty dan Julian Ferry, Samtec. Inc. dan Richard A Elkon
PhD. Independent Consultant, “The Samtec Golden Standard: A
Reference Structure for Electrical Simulation and Measurement :
Part II”, Januari 2005
4. Charles S. Walker, “Capacitance, Inductance, and, Crosstalk
Analysis”, Artech House, 1990.
5. Edwards, Terry, “Foundations for Microstrip Circuit Design”,
John Wiley & Sons Ltd. , December 1995.
6. “Crosstalk, Overview and Modes”, Intel Research.
7. Jin Zhao, “Signal Integrity”, Santa Clara University, ieee.org, 2006

51
52

------ Halaman ini sengaja dikosongkan ------


53

LAMPIRAN A
PROSEDUR PENGGUNAAN ANSOFT 2D

1. PEMBUATAN DESAIN MICROSTRIPLINE PROJECT


1.1. Menjalankan Maxwell Control Pannel
Untuk mengakses software Ansoft 2D, yang harus dijalankan untuk
pertama kali adalah membuka Maxwell Control Pannel untuk membuat
direktori project dan membuka project dari semua project Ansoft 2D.
Untuk memulai Maxwell Control Pannel dapat dilakukan salah satu
dari pilihan di bawah ini :
¾ Dari Start menu pada windows pilih Program>Ansoft
2D>Project.
¾ Klik dua kali pada ikon Maxwell.

1.2. Menjalankan Project Manager


Project Manager dipergunakan untuk mendesain dan mengatur
hasil dari Ansoft 2D. Dalam Project Manager kita dapat menambah
project, membuat project dalam direktori yang berbeda, menyalin
project, mengubah nama, ataupun menghapus project. Untum memulai
menjalankan Project Manager , klik Project dari Maxwell Control
Pannel kemudian Project Manager akan terbuka.

53
54

1.3. Membuat Direktori Project untuk Tiap Substrate


Pada Tugas Akhir ini pembuatan desain microstripline divariasikan
dengan 6 macam substrate yaitu :
1. Alumina 96%
2. Beryllium
3. Duroid
4. Silica
5. Silicon
6. Teflon
55

Untuk menambahkan suatu direktori project, langkah yang


dilakukan pada Project Manager adalah :
1. Klik Add pada Project Manger, kemudian jendela Add a
new project directory akan terbuka.

2. Tuliskan nama project pada kolom Alias :

3. Pilih Make New Directory, secara default nama project akan


terdapat pada kolom tersebut.
4. Klik Ok.
5. Ulangi langkah 1 untuk membuat directory project untuk
masing-masing substrate.
1.4. Membuat Project
Setelah selesai membuat direktori project, tahap selamjutnya adalah
membuat project dengan variasi berdasarkan rasio perbandingan dari
w/h : besar_jauh, besar_dekat, sedang_jauh, sedang_dekat,
56

kecil_jauh, dan kecil_dekat dalam odd mode dan even mode pada
masing – masing direktori project yang telah ditentukan sebelumnya.
Langkah – langkah untuk membuat project baru diberikan sebagai
berikut :
1. Dalam Project Manager, klik New dalam daftar Project.
Kemudian Enter project name and select project type akan
terbuka.

2. Tulis sedang_jauh pada kolom Name.


3. Pada kolom Type pilih Maxwell SV Version 9.
4. Pilih opsi Open project upon creation untuk secara otomatis
membuka project.
5. Klik Ok.
6. Ulangi langkah 1 sampai 5 untuk membuat variasi
perbandingan rasio w/h pada masing – masing substrate.
2. MENGAKSES SOFTWARE
Pada tahap awal telah dibuat direktori project alumina dan
membuat project dengan nama sedang_jauh pada direktori project
tersebut.
2.1. Membuka Project dan Menjalankan Simulator
57

Project baru yang telah dibuat dengan nama sedang_jauh akan


berwarna tebal pada daftar peoject, hal itu menunjukkan bahwa project
tersebut yang dipilih untuk dijalankan dalam simulator. Untuk
menjalankan Ansoft 2D, klik Open pada area project. Kemudian menu
Maxwell Executive Commands akan tampil.

2. DISPLAY AREA

1. MENU

3. SOLUTION MONITORING

2.2. Executive Commands


Pada Executive Commands dibagi menjadi 3 bagian yaitu : menu
pada Executive Commands, display area, dan bagian untuk monitoring
simulation.
3. PEMBUATAN DESAIN MODEL
Pembuatan desain model rancangan microstripline meliputi tiga
tahapan yaitu set up batasan cakupan masalah, perancangan model
dalam bidang geometry, dan menyimpan model dalam disk.
3.1. Penentuan Tipe Solver
Penentuan Tipe Solver dilakukan pada menu Executive Command.
Sebelum memulai perancangan desain model, diperlukan penyesuaian
antara rancangan model dengan solver. Dalam rancangan microstripline
ini menggunakan tipe solver Electrostatic dan Magnetostatik karena
dalam perancangan ini akan menganalisa permasalahan dalam bidang
elektromagnetik dan magnetik.
58

Solver pertama yang dipakai adalah Elektrostatic untuk


mendapatkan nilai C, kemudian memakai solver Magnetostatic untuk
mendapatkan nilai dari L.
3.2. Penentuan Bidang Gambar
Rancangan microstripline ini digambar dalam bidang XY . Setelah
bidang gambar ditentukan maka perancangan model dapat dimulai.
3.3. Mengakses 2D Modeler
Untuk memulai perancangan dalam 2D Modeler pilih Define
Model>Draw Model. Kemudian menu 2D Modeler akan terbuka.

3.4. Group Objects


Modul Group Objects dapat dipilih dari menu Define Model
bila dalam suatu model terdapat objek yang mempunyai nilai bahan
material yang sama. Modul ini memungkinkan unutk
59

mengkelompokkan beberapa objek berbeda yang mempunyai nilai


yang sama kedalam satu group. Setelah objek - objek telah dipilih
dalam satu group, maka objek terpilih itu dianggap sebagai satu
objek tunggal. Dengan menggunakan modul Group Objects ini,
analisa dari pemodelan akan lebih teliti dan lebih sempurna.
Pengelompokan dari beberapa objek menjadi satu kelompok
tersebut tentunya akan mempercepat proses dalm pemodelan yang
dibuat dalam beberapa hal, yaitu :
¾ Pemberian atau penentuan nilai – nilai material
¾ Penentuan nilai boundaries dan sources
¾ Pengaturan parameter executive yang meliputi force, torque,
capacitance, dan impedance.
¾ Perhitungan distribusi arus dalam simulasi magnetostatic dan
eddy current.

3.5. Desain Microstripline


Dalam rancangan ini unit yang digunakan dalam satuan mm.
Dimensi dari microstripline yang digunakan pada tugas akhir ini
menggunakan rasio perbandingan w/h = 0,25 untuk desain besar, 0,5
untuk desain sedang dan 0,75 untuk desain kecil

3.6. Penentuan Batasan Bidang Gambar


1. Pilih Model>Drawing Units. Kemudian sebuah menu akan
terbuka dengan pilihan berbagai satuan unit yang dapat dipilih.
Dalam perancanan microstripline ini menggunakan satuan unit
dalam mm.
2. Pilih mm dari daftar, kemudian pilih Rescale to new units.
60

3. Pilih Ok.
3.7. Pembuatan Geometry
Pembuatan Geometri microstripline dalam tugas akhir ini dibedakan
dalam 2 Mode yaitu Even Mode dan OddMode dengan 6 desain yaitu :
¾ Besar_jauh (besar_jauh)
¾ Besar_dekat (besar_dekat)
¾ Sedang_jauh (sedang_jauh)
¾ Sedang_dekat (sedang_dekat)
¾ Kacil_jauh (kecil_jauh)
¾ Kecil_dekat (kecil_dekat)
61

3.6.1. Perancangan Geometri Even Mode


Desain pada perancangan Even Mode dapat digambarkan sebagai
berikut :
¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =
0,25 dengan s = 0,8.

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,5 dengan s = 0,8.
62

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,75 dengan s = 0,8.

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,25 dengan s = 6,8.
63

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,5 dengan s = 6,8.

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,75 dengan s = 6,8.
64

3.6.2. Perancangan Geometri Odd Mode


Desain rancangan pada 2D Modeler rancangan model akan tampak
seperti gambar di bawah :
¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =
0,25 dengan s = 0,8.

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,5 dengan s = 0,8.
65

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,75 dengan s = 0,8.

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,25 dengan s = 6,8.
66

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,5 dengan s = 6,8.

¾ Saluran Transmisi microstripline dengan perbandingan w/h =


0,75 dengan s = 6,8.
67

3.8. Keluar dari 2D Modeler


Rancangan desain dalam software ini tidak secara langsung
tersimpan dalam file. Oleh karena itu perlu dlakukan penyimpanan file
secara periodic ke dalam file. Untuk menyimpan rancangan desain ke
dalam file :
¾ Pilih File > Save. Kemudian file akan disimpan dengan
extension .pjt

4. PENENTUAN BATASAN DAN MATERIAL BAHAN


Setelah rancangan model berupa geometri microstripline telah
didapatkan, maka langkah selnjutnya yang dilakukan adalah kembali
pada menu Executive Commands untuk masuk ke dalam menu Setup
Boundaries/Parameters.
4.1. Penentuan Material Bahan
Dalam menu ini proses yang dilakukan adalah
¾ Memasukkan jenis material beserta nilai - nilai bahan yang
terkandung didalamnya pada tiap – tiap objek dalam model
rancangan microstripline.
¾ Mendefinisikan batasan – batasan kondisi yang perlu untuk
ditentukan meliputi sifat dari medan electric pada tepi wilayah
cakupan masalah, dan beda tegangan pada permukaan
microstripline dan ground
Proses untuk memasukkan nilai material dan batasan kondisi dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Klik Setup Materials. Kemudian akan muncul pesan bahwa
apabila nilai konduktivitas material lebih besar dari 10000
siemens maka material itu akan dianggap sebagai konduktor
murni (perfect conductors) dan tidak diikut sertakan dalam
daerah solusi. Dan sebaliknya material dengan nilai
koduktivitas di bawah 10000 siemens akan dimasukkan dalam
daerah solusi.
2. Tampilan dari Setup Materials adalah sebagai berikut :
68

3. Memasukkan nilai dan jenis material ke dalam substrate.


¾ Pilih substrate dalam daftar object, atau klik secara
langsung pada substrate dalam geometri model.
¾ Pilih material yang digunakan sebagai substrate dalam
daftar material.
¾ Pilih Assign.
4. Memasukkan nilai dan jenis material ke dalam sepasang
microstripline dan ground.
¾ Pilih opsi Multiple Select pada tampilan Material Manager
sebelah kiri atas.
¾ Untuk memilih object kiri, kanan, ground pada geometri
:
9 Tekan dan tahan tombol Ctrl pada keyboard dan klik
pada setiap nama object.
9 Tekan dan tahan Shift pada keyboard, kemudian drag
mouse pada nama object.
9 Pada rancangan model Tampak Atas tidak perlu
mendefinisikan nilai material dari ground karena tidak
69

dipergunakan dalam rancangan model dengan sisi lihat


dari atas.
¾ Pilih perfect_conductor pada daftar material.
¾ Pilih Assign.
5. Memasukkan nilai dan jenis material ke dalam bidang yang
berfungsi sebagai bidang dasar rancangan model.
¾ Pada Material Manager bidang dasaran model disebut
sebagai background. Hanya background ini saja yang
telah didefinisikan secara default pada Material Manager.
Pada kondisi default ini background diisi dengan vacuum.
Karena pada rancangan model ini diasumsikan
microstripline pada kondisi vacuum (kondisi dimana tidak
ada arus lain yang mempengaruhi atau jauh dari sumber
lain) maka nilai material pada backgrund tidak perlu
dirubah dari default, vacuum untuk object background.
6. Keluar dari Material Manager.
Untuk keluar dari menu Material Manager ini :
¾ Pilih Exit pada tampilan Material Manager sebelah kiri
bawah. Sebuah pesan pengingat untuk menyimpan file
akan muncul.
¾ Kemudian pilih Yes.
4.2. Penentuan Batasan
Setelah menentukan nilai – nilai dari material dalam geometri,
langkah selanjutnya dalam perancangan saluran transmisi microstripline
ini adalah pengaturan dan pendefinisian batasan kondisi (boundary) dan
sumber (sources). Pada mulanya kondisi dari semua object didefinisikan
sesuai dengan keadaan bahan yang sebenarnya di alam. Secara
sederhana dapat diartikan bahwa Ε merupakan perkalian terus –
menerus pada bidang permukaan. Keseluruhan bagian sisi luar dari
microstripline didefinisikan sebagai batasan Neumann, yang berarti
bahwa komponen tangensial Ε dan komponen normal D akan terus –
menerus bersinggungan. Untuk menyelesaikan pengaturan ini langkah
yang perlu dilakukan adalah
70

¾ Mendefinisikan tegangan dalam sepasang microstripline dan


ground.
¾ Menentukan sifat dari bidang electric pada seluruh permukaan
area.
Untuk memulai proses pilih opsi Setup Boundaries/Sources
kemudian akan muncul tampilan seperti pada gambar berikut :

Terdapat dua tipe batasan kondisi dan sumber yang akan digunakan
dalam pembahasan masalah dalam saluran transmisi microstripline ini
yaitu :
1. Baloon : hanya dapat digunakan sebagai batasan terluar, dan
model diasumsikan jauh sumber elektromagnetik yang lainnya.
2. Sources : digunakan untuk menentukan besarnya tegangan
yang diberikan dalam objek model.
71

4. 2. 1. Solver Electromagnetic
9 Memberikan nilai tegangan pada microstripline sebelah kiri :
1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan
Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Pilih pada microstripline sebelah kiri. Kemudian warna object
akan menjadi lebih tebal sebagai indikasi bahwa object tersebut
telah dipilih.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Source>Solid.
6. Pilih Voltage.
7. Untuk desain Even Mode dan Odd Mode, rubah nilai pada
Value menjadi 1V. Berinama kirisource.
8. Pilih Assign.

9 Memberikan nilai tegangan pada microstripline sebelah kanan :


1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan
Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Pilih pada microstripline sebelah kiri. Kemudian warna object
akan menjadi lebih tebal sebagai indikasi bahwa object tersebut
telah dipilih.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Source>Solid.
6. Pilih Voltage.
7. Pada Odd Mode, rubah nilai pada Value menjadi -1V.
Sedangkan pada Even Mode Value diberi nilai 1V. Beri nama
kanansource.
72

8. Pilih Assign.

9 Memberikan nilai pada background


1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan
Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Klik di sembarang tempat di dalam daerah background
sehingga garis batas background akan berwarna lebih terang.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Boundary>Ballon.
6. Pastikan bahwa charge yang dipilih, kemudian pilih Assign.

9 Memberikan nilai pada ground (untuk kondisi tampak depan)


1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan
Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Pilih pada object ground.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Source>Solid.
6. Pilih Voltage.
7. Rubah nilai pada Value menjadi 0V. Berinama groundsource.
8. Pilih Assign.

4. 2. 2. Solver Magnetostatic
9 Memberikan nilai tegangan pada microstripline sebelah kiri :
73

1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan


Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Pilih pada microstripline sebelah kiri. Kemudian warna object
akan menjadi lebih tebal sebagai indikasi bahwa object tersebut
telah dipilih.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Source>Solid.
6. Pilih Current.
7. Untuk desain Even Mode dan Odd Mode, rubah nilai pada
Value menjadi 1A. Berinama kirisource.
8. Pilih Assign.

9 Memberikan nilai tegangan pada microstripline sebelah kanan :


1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan
Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Pilih pada microstripline sebelah kiri. Kemudian warna object
akan menjadi lebih tebal sebagai indikasi bahwa object tersebut
telah dipilih.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Source>Solid.
6. Pilih Voltage.
7. Pada Odd Mode, rubah nilai pada Value menjadi 1A.
Sedangkan pada Even Mode Value diberi nilai -1A. Beri nama
kanansource.
8. Pilih Assign.
9 Memberikan nilai pada background
74

1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan


Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Klik di sembarang tempat di dalam daerah background
sehingga garis batas background akan berwarna lebih terang.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Boundary>Ballon.
6. Pastikan bahwa charge yang dipilih, kemudian pilih Assign.
9 Memberikan nilai pada ground (untuk kondisi tampak depan)
1. Besarkan sudut pandang model microstripline dengan
Window>Change View>Zoom In, atau tekan Ctrl D pada
keyboard.
2. Pilih Edit>Select>Object>By Clicking.
3. Pilih pada object ground.
4. Klik kanan mouse untuk menghentikan seleksi object.
5. Pilih Assign>Source>Solid.
6. Pilih Voltage.
7. Rubah nilai pada Value menjadi 0V. Berinama groundsource.
8. Pilih Assign.

Setelah selesai memberikan nilai batasan dan sumber secara


lengkap maka simpan dan keluar dari Boundary Manager dengan
File>Exit kemudian pilih Yes.

5. MEMULAI PROSES PEMBERIAN SOLUSI


Dari tahap – tahap di atas telah dibuat rancangan model berupa
gambar geometri dan pengaturan nilai – nilai material pada object
beserta batasan kondisi dan sumber. Pada tahap berikutnya akan dibahas
proses pengaturan perhitungan kapasitansi secara otomatis, merubah
75

kriteria yang diakibatkan oleh perhitungan dalam Ansoft 2D, melihat


informasi hasil dari perhitungan solusi. Pada Tugas Akhir ini akan
dilakukan 2 kali proses pemberian solusi karena disini digunakan 2 buah
tipe solver.
9 Pengaturan perhitungan Matrik
1. Pilih Setup Executive Parameters>Matrix dari menu
Executive Commands. Kemudian menu pengaturan matrik
kapasitansi akan muncul.

2. Menentukan dua microstrips sebagai signal line.


a. Pilih multiple select kemudian pilih kiri dan kanan dalam
daftar Object.
b. Pilih Include in the Matrix dalam kotak menu sebalah
kanan.
c. Pilih Signal Line, pilih Assign.
76

3. Menentukan object ground sebagai ground (pada desain model


tampak depan).
a. Pilih ground dalam daftar Object.
b. Pilih Include in the Matrix dalam kotak menu sebalah
kanan.
c. Pilih Ground, pilih Assign.
4. Pilih Exit untuk keluar dari pengaturan, kemudian pilih Yes.

9 Pengaturan menu solusi


Ansoft 2D secara otomatis akan memberikan pengaturan kriteria
solusi secara default setelah ditentukan pengaturan batasan kondisi dan
sumbernya. Untuk mengakses mengatur pilihan solusi, pilih Setup
Solution Options dari Executive Commands.

9 Prosedur umum
1. Pilih Setup Solution Options, maka menu Solve Setup akan
terbuka separti pada gambar 3.9 di bawah :
77

2. Pilih Starting Mesh untuk memulai proses pemberian solusi.


Terdapat 2 kondisi yaitu :
¾ Initial. Menggunakan instruksi Ansoft 2D ini akan
menggasilkan mesh yang kurang halus, tidak rata.
¾ Current. Intruksi Ansoft 2D ini digunakan untuk
memperhalus mesh. Secara umum, pilih intruksi ini.
3. Jika ingin memperbaiki atau memperhalus batasan elemen
mesh dalam area yang penting secara manual, dapat dipilih
instruksi Manual Mesh.
4. Tentukan Solver Residual, yang berfungsi sebagai indikasi
seberapa dekat nilai bidang solusi harus memenuhi dan tepat
dengan Persamaan Maxwell’s. Secara umum, pilih default.
78

5. Tentukan Solver Choice, yang berfungsi menentukan tipe


matrik yang digunakan dalam proses solusi ini.
6. Tentukan pilihan analisa untuk :
¾ Fields : untuk analisa bidang solusi secara umum
¾ Parameters : untuk analisa nilai – nilai dari executive
parameters
7. Pilih Adaptive Analysis
8. Pilih OK untuk melanjutkan ke menu Executive Commands.

9 Pengaturan kriteria solusi


Saat simulator membangkitkan proses solusi, ini merupakan proses
perhitungan nilai potensial pada tiap – tiap titik dalam batasan elemen
mesh dan menambahkan nilai dalam setiap titik poin lainnya dalam
batasan masalah. Untuk memulai pengaturan solusi :
1. Pilih Starting Mesh pada kondisi Initial
2. Pilih Solver Residual pada default.
3. Pilih Auto pada Solver Choice.
4. Pilih Field dan Parameters pada Solver for : untuk
memberikan proses solusi untuk mendapatkan solusi bidang
dan solusi dari parameter – parameter yang telah dimasukkan.
5. Tentukan pengaturan Analysis Adaptive :
¾ Pastikan Analysis Adaptive telah terpilih
¾ Rubah nilai Percent refinement per pass menjadi 25.
¾ Atur nilai Number of requested passes = 10 dan Percent
error = 1.
¾ Pilih Ok.
9 Monitoring hasil solusi
Untuk melanjutkan proses keluar dari menu ini dan secara otomatis
pengaturan Solve akan tersimpan. Untuk menjalankan proses solusi,
79

pilih Solve pada Executive Commands. Setelah menu ini dipilih maka
proses solusi akan dimulai.

6. CONVERGENCE
Menu ini digunakan untuk menampilkan data – data dari hasil
perhitungan dan melihat informasi yang ada. Terdapat dua opsi pada
menu ini, yaitu Convergence Data dan Convergence Display.
Convergence Data digunakan untuk melihat hasil perhitungan secara
angka dalam bentuk tabel. Sedangkan Convergence Display digunakan
untuk melihat hasil perhitungan dalam bentuk plot atau grafik. Tampilan
grafik dari Convergence Display dapt dipilih sesuai dengan nilai
parameter yang telah dimasukkan pada Setup Executive Parameters.
80

7. ANALISA SOLUSI
Analisa proses solusi dilakukan melalui menu Post Processor.
Melalui menu ini akan dilakukan proses untuk plot tegangan dan
pertitungan kapasitansi diantara dua buah microstrips dalam pemodelan.
9 Mengakses Post Processor.
1. Pilih Post Process. Tampilan menu 2D Post Processor akan
muncul
81

9 Plot medan elektrik.


1. Pilih Plot>Field

2. Pilih mag E dalam daftar Plot Quality. Mag E merupakan


magnitudo dari bidang elektrik
3. Pilih Surface-all- B dalam daftar On Geometry.
82

4. Pilih -all- dalam daftar In Area.


5. Pilih Ok, kemudian menu Scalar Surface Plot akan muncul

6. Periksa dan pastikan pilihan untuk warna dan fill telah


terseleksi. Opsi ini digunakan untuk menampilkan warna
dalam plot bidang elektrik sehingga memudahkan proses
analisa dari pemodelan microstripline ini.
7. Pilih Ok, maka plot bidang elektrik akan muncul saperti pada
contoh berikut ini.
83

Gambar diatas merupakan contoh plot Magnetudo B bidang


magnetik dengan manggunakan 2D Processor
84

------ Halaman ini sengaja dikosongkan ------


85

LAMPIRAN B
TABEL HASIL NEXT DAN FEXT

1. Tabel Alumina
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.300288 0.300288 0.300288 0.300288 0.300288
dekat
Besar jauh 0.200083 0.200083 0.200083 0.200083 0.200083
Sedang 0.306071 0.306071 0.306071 0.306071 0.306071
dekat
Sedang 0.194379 0.194379 0.194379 0.194379 0.194379
jauh
Kecil 0.31025 0.31025 0.31025 0.31025 0.31025
dekat
Kecil jauh 0.184995 0.184995 0.184995 0.184995 0.184995

b. Tabel FEXT Even Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -2.17656e- -3.07827e- -9.73434e- -2.17656e- -3.07827e-
dekat 006 006 006 005 005
Besar jauh -2.37518e- -3.35913e- -1.06225e- -2.37518e- -3.35913e-
006 006 005 005 005
Sedang -1.89778e- -2.68397e- -8.48747e- -1.89778e- -2.68397e-
dekat 006 006 006 005 005
Sedang -2.10847e- -2.98186e- -9.42945e- -2.10847e- -2.98186e-
jauh 006 006 006 005 005
Kecil -1.5681e- -2.21771e- -7.01302e- -1.5681e- -2.21771e-
dekat 006 006 006 005 005
Kecil jauh -1.7787e- -2.51543e- -7.9545e- -1.7787e- -2.51543e-
006 006 006 005 005

85
86

c. Tabel NEXT Odd Mode


NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.300288 0.300288 0.300288 0.300288 0.300288
dekat
Besar jauh 0.200083 0.200083 0.200083 0.200083 0.200083
Sedang 0.306071 0.306071 0.306071 0.306071 0.306071
dekat
Sedang 0.194379 0.194379 0.194379 0.194379 0.194379
jauh
Kecil 0.31025 0.31025 0.31025 0.31025 0.31025
dekat
Kecil jauh 0.184995 0.184995 0.184995 0.184995 0.184995

d. Tabel FEXT Odd Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -5.54353e- -7.8393e- -2.479e- -5.54353e- -7.8393e-
dekat 006 006 005 005 005
Besar jauh -6.19537e- -8.76236e- -2.7709e- -6.19537e- -8.76236e-
006 006 005 005 005
Sedang -4.49106e- -6.35201e- -2.00868e- -4.49106e- -6.35201e-
dekat 006 006 005 005 005
Sedang -5.17446e- -7.31793e- -2.31413e- -5.17446e- -7.31793e-
jauh 006 006 005 005 005
Kecil -3.38133e- -4.78211e- -1.51224e- -3.38133e- -4.78211e-
dekat 006 006 005 005 005
Kecil jauh -4.02353e- -5.68997e- -1.79933e- -4.02353e- -5.68997e-
006 006 005 005 005
87

2. Tabel Berrylia
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.33224 0.33224 0.33224 0.33224 0.33224
dekat
Besar jauh 0.22254 0.22254 0.22254 0.22254 0.22254
Sedang 0.33533 0.33533 0.33533 0.33533 0.33533
dekat
Sedang 0.21587 0.21587 0.21587 0.21587 0.21587
jauh
Kecil 0.33678 0.33678 0.33678 0.33678 0.33678
dekat
Kecil jauh 0.204753 0.204753 0.204753 0.204753 0.204753

b. Tabel FEXT Even Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -7.94006e- -1.1228e- -3.55061e- -7.94006e- -1.1228e-
dekat 007 006 006 006 005
Besar jauh -8.94893e- -1.2656e- -4.00218e- -8.94893e- -1.2656e-
007 006 006 006 005
Sedang -7.00352e- -9.9057e- -3.13246e- -7.00352e- -9.9057e-
dekat 007 007 006 006 006
Sedang -8.06714e- -1.14083e- -3.60764e- -8.06714e- -1.14083e-
jauh 007 006 006 006 005
Kecil -5.87741e- -8.31173e- -2.6284e- -5.87741e- -8.31173e-
dekat 007 007 006 006 006
Kecil jauh -6.96911e- -9.85573e- -3.11665e- -6.96911e- -9.85573e-
007 007 006 006 006

85
88

c. Tabel NEXT Odd Mode


NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.33224 0.33224 0.33224 0.33224 0.33224
dekat
Besar jauh 0.22254 0.22254 0.22254 0.22254 0.22254
Sedang 0.33533 0.33533 0.33533 0.33533 0.33533
dekat
Sedang 0.21587 0.21587 0.21587 0.21587 0.21587
jauh
Kecil 0.33678 0.33678 0.33678 0.33678 0.33678
dekat
Kecil jauh 0.204753 0.204753 0.204753 0.204753 0.204753

d. Tabel FEXT Odd Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -1.73718e- -2.45637e- -7.76772e- -1.73718e- -2.45637e-
dekat 006 006 006 005 005
Besar jauh -2.13213e- -3.0155e- -9.53585e- -2.13213e- -3.0155e-
006 006 006 005 005
Sedang -1.43436e- -2.02897e- -6.41617e- -1.43436e- -2.02897e-
dekat 006 006 006 005 005
Sedang -1.81545e- -2.56737e- -8.11874e- -1.81545e- -2.56737e-
jauh 006 006 006 005 005
Kecil -1.10735e- -1.56597e- -4.95203e- -1.10735e- -1.56597e-
dekat 006 006 006 005 005
Kecil jauh -1.4558e- -2.05876e- -6.51037e- -1.4558e- -2.05876e-
006 006 006 005 005
89

3. Tabel Duroid
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642
dekat
Besar jauh 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993
Sedang 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079
dekat
Sedang 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384
jauh
Kecil 0.32378 0.32378 0.32378 0.32378 0.32378
dekat
Kecil jauh 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705

b. Tabel FEXT Even Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -1.11182e- -1.57233e- -4.97213e- -1.11182e- -1.57233e-
dekat 006 006 006 005 005
Besar jauh -1.23365e- -1.7447e- -5.51721e- -1.23365e- -1.7447e-
006 006 006 005 005
Sedang -9.74798e- -1.37862e- -4.35959e- -9.74798e- -1.37862e-
dekat 007 006 006 006 005
Sedang -1.1039e- -1.56119e- -4.9369e- -1.1039e- -1.56119e-
jauh 006 006 006 005 005
Kecil -8.12064e- -1.14839e- -3.63153e- -8.12064e- -1.14839e-
dekat 007 006 006 006 005
Kecil jauh -9.4328e- -1.33396e- -4.21834e- -9.4328e- -1.33396e-
007 006 006 006 005
90

c. Tabel NEXT Odd Mode


NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642
dekat
Besar jauh 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993
Sedang 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079
dekat
Sedang 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384
jauh
Kecil 0.32378 0.32378 0.32378 0.32378 0.32378
dekat
Kecil jauh 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705

d. Tabel FEXT Odd Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -2.63072e- -3.72018e- -1.17642e- -2.63072e- -3.72018e-
dekat 006 006 005 005 005
Besar jauh -3.09306e- -4.37458e- -1.38336e- -3.09306e- -4.37458e-
006 006 005 005 005
Sedang -2.14999e- -3.04086e- -9.61605e- -2.14999e- -3.04086e-
dekat 006 006 006 005 005
Sedang -2.60813e- -3.68858e- -1.16643e- -2.60813e- -3.68858e-
jauh 006 006 005 005 005
Kecil -1.63803e- -2.31637e- -7.32499e- -1.63803e- -2.31637e-
dekat 006 006 006 005 005
Kecil jauh -2.06042e- -2.91374e- -9.21404e- -2.06042e- -2.91374e-
006 006 006 005 005
91

4. Tabel Silica
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.30869 0.30869 0.30869 0.30869 0.30869
dekat
Besar jauh 0.20475 0.20475 0.20475 0.20475 0.20475
Sedang 0.31356 0.31356 0.31356 0.31356 0.31356
dekat
Sedang 0.198877 0.198877 0.198877 0.198877 0.198877
jauh
Kecil 0.3172 0.3172 0.3172 0.3172 0.3172
dekat
Kecil jauh 0.18914 0.18914 0.18914 0.18914 0.18914

b. Tabel FEXT Even Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -1.41873e- -2.00635e- -6.34464e- -1.41873e- -2.00635e-
dekat 006 006 006 005 005
Besar jauh -1.56112e- -2.2078e- -6.98167e- -1.56112e- -2.2078e-
006 006 006 005 005
Sedang -1.24002e- -1.75369e- -5.54567e- -1.24002e- -1.75369e-
dekat 006 006 006 005 005
Sedang -1.39157e- -1.96799e- -6.22333e- -1.39157e- -1.96799e-
jauh 006 006 006 005 005
Kecil -1.02904e- -1.45518e- -4.60168e- -4.60168e- -1.45518e-
dekat 006 006 006 006 005
Kecil jauh -1.18187e- -1.67142e- -5.2855e- -1.18187e- -1.67142e-
006 006 006 005 005
92

c. Tabel NEXT Odd Mode


NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.30869 0.30869 0.30869 0.30869 0.30869
dekat
Besar jauh 0.20475 0.20475 0.20475 0.20475 0.20475
Sedang 0.31356 0.31356 0.31356 0.31356 0.31356
dekat
Sedang 0.198877 0.198877 0.198877 0.198877 0.198877
jauh
Kecil 0.3172 0.3172 0.3172 0.3172 0.3172
dekat
Kecil jauh 0.18914 0.18914 0.18914 0.18914 0.18914

d. Tabel FEXT Odd Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -3.48162e- -4.92346e- -1.55693e- -3.48162e- -4.92346e-
dekat 006 006 005 005 005
Besar jauh -3.9964e- -5.65217e- -1.78737e- -3.9964e- -5.65217e-
006 006 005 005 005
Sedang -2.83259e- -4.00624e- -1.26688e- -2.83259e- -4.00624e-
dekat 006 006 005 005 005
Sedang -3.35403e- -4.74338e- -1.49999e- -3.35403e- -4.74338e-
jauh 006 006 005 005 005
Kecil -2.1453e- -3.03354e- -9.5929e- -2.1453e- -3.03354e-
dekat 006 006 006 005 005
Kecil jauh -2.62936e- -3.71847e- -1.17588e- -2.62936e- -3.71847e-
006 006 005 005 005
93

5. Tabel Silicon
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.29954 0.29954 0.29954 0.29954 0.29954
dekat
Besar jauh 0.19939 0.19939 0.19939 0.19939 0.19939
Sedang 0.30486 0.30486 0.30486 0.30486 0.30486
dekat
Sedang 0.193715 0.193715 0.193715 0.193715 0.193715
jauh
Kecil 0.309126 0.309126 0.309126 0.309126 0.309126
dekat
Kecil jauh 0.18438 0.18438 0.18438 0.18438 0.18438

b. Tabel FEXT Even Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -2.44087e- -3.45183e- -1.09157e- -2.44087e- -3.45183e-
dekat 006 006 005 005 005
Besar jauh -2.65728e- -3.75806e- -1.1884e- -2.65728e- -3.75806e-
006 006 005 005 005
Sedang -2.1253e- -3.0057e- -9.50486e- -2.1253e- -3.0057e-
dekat 006 006 006 005 005
Sedang -2.35727e- -3.33369e- -1.05421e- -2.35727e- -3.33369e-
jauh 006 006 005 005 005
Kecil -1.75486e- -2.48166e- -7.84769e- -1.75486e- -2.48166e-
dekat 006 006 006 005 005
Kecil jauh -1.98633e- -2.80912e- -8.88322e- -1.98633e- -2.80912e-
006 006 006 005 005
94

c. Tabel NEXT Odd Mode


NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.29954 0.29954 0.29954 0.29954 0.29954
dekat
Besar jauh 0.19939 0.19939 0.19939 0.19939 0.19939
Sedang 0.30486 0.30486 0.30486 0.30486 0.30486
dekat
Sedang 0.193715 0.193715 0.193715 0.193715 0.193715
jauh
Kecil 0.309126 0.309126 0.309126 0.309126 0.309126
dekat
Kecil jauh 0.18438 0.18438 0.18438 0.18438 0.18438

d. Tabel FEXT Odd Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -6.24663e- -8.83357e- -2.79342e- -6.24663e- -8.83357e-
dekat 006 006 005 005 005
Besar jauh -6.95033e- -9.83003e- -3.10853e- -6.95033e- -9.83003e-
006 006 005 005 005
Sedang -5.05767e- -7.15329e- -2.26207e- -5.05767e- -7.15329e-
dekat 006 006 005 005 005
Sedang -5.80049e- -8.20321e- -2.59408e- -5.80049e- -8.20321e-
jauh 006 006 005 005 005
Kecil -3.80459e- -5.38008e- -1.70133e- -3.80459e- -5.38008e-
dekat 006 006 005 005 005
Kecil jauh -4.50425e- -6.36996e- -2.01436e- -4.50425e- -6.36996e-
006 006 005 005 005
95

6. Tabel Teflon
a. Tabel NEXT Even Mode
NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642
dekat
Besar jauh 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993
Sedang 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079
dekat
Sedang 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384
jauh
Kecil 0.323786 0.323786 0.323786 0.323786 0.323786
dekat
Kecil jauh 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705

b. Tabel FEXT Even Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -1.11182e- -1.57233e- -4.97213e- -1.11182e- -1.57233e-
dekat 006 006 006 005 005
Besar jauh -1.23365e- -1.7447e- -5.51721e- -1.23365e- -1.7447e-
006 006 006 005 005
Sedang -9.74798e- -1.37862e- -4.35959e- -9.74798e- -1.37862e-
dekat 007 006 006 006 005
Sedang -1.1039e- -1.56119e- -4.9369e- -1.1039e- -1.56119e-
jauh 006 006 006 005 005
Kecil -8.12064e- -1.14839e- -3.63153e- -8.12064e- -1.14839e-
dekat 007 006 006 006 005
Kecil jauh -9.4328e- -1.33396e- -4.21834e- -9.4328e- -1.33396e-
007 006 006 006 005
96

c. Tabel NEXT Odd Mode


NEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642 0.31642
dekat
Besar jauh 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993 0.20993
Sedang 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079 0.32079
dekat
Sedang 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384 0.20384
jauh
Kecil 0.323786 0.323786 0.323786 0.323786 0.323786
dekat
Kecil jauh 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705 0.193705

d. Tabel FEXT Odd Mode


FEXT (V)
DESAIN 0.5m 1m 10m 50m 100m
Besar -2.63072e- -3.72018e- -1.17642e- -2.63072e- -3.72018e-
dekat 006 006 005 005 005
Besar jauh -3.09306e- -4.37458e- -1.38336e- -3.09306e- -4.37458e-
006 006 005 005 005
Sedang -2.14999e- -3.04086e- -9.61605e- -2.14999e- -3.04086e-
dekat 006 006 006 005 005
Sedang -2.60813e- -3.68858e- -1.16643e- -2.60813e- -3.68858e-
jauh 006 006 005 005 005
Kecil -1.63803e- -2.31637e- -7.32499e- -1.63803e- -2.31637e-
dekat 006 006 006 005 005
Kecil jauh -2.06042e- -2.91374e- -9.21404e- -2.06042e- -2.91374e-
006 006 006 005 005
97

BIODATA PENULIS

Penulis dilahirkan pada tanggal 21 April


1985 di kota Blitar sebagai anak kedua
dari 2 bersaudara dari pasangan bapak
Dwiyono Santoso dan ibu Djarwati.
Dengan memegang teguh prinsip
“tuntutlah ilmu setinggi langit” bertekad
untuk menuntut ilmu dan hidup mandiri,
penulis mulai mengenyam pendidikan di
SDN Babadan I Wlingi pada tahun 1991,
kemudian masuk SLTPN 1 Wlingi tahun
1997, dan masuk SMUN 1 Talun Blitar tahun 2000. Pada tahun 2003,
penulis diterima di Jurusan Teknik Telekomunikasi PENS-ITS dengan
NRP 7203 030 046. Pada tanggal 24-27 Juli 2007 mengikuti Sidang
Proyek Akhir sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar
Ahli Madya (A.Md.) di Politeknik Elektronika Negeri Surabaya, Institut
Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS)

email : cartyca@yahoo.co.id

Anda mungkin juga menyukai