Anda di halaman 1dari 4

Geriatri - Gerontologi

Udah lama banget gw ga posting tentang dunia yang sekarang lagi gw


pelajari. yep, medicine! $ebenernya blok ini udah gw lewati pas semester 6
kemaren, tapi ga apa-apa deh baru dipost sekarang. hehe. Bahan postingan
ini adalah dari laporan kelompok tutorial.

Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari proses menua dan semua aspek
biologi, sosiologi, dan sejarah, yang terkait dengan penuaan, termasuk
penelitian ilmiah, proses menua, pengetahuan klinis pada manusia dewasa,
perspektif bidang humaniora, dan penerapan ilmu ini untuk pelayanan para
usia lanjut tersebut. $edang, geriatri merupakan disiplin ilmu kedokteran
yang menitikberatkan pada pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan
pelayanan kepada para pasien lanjut usia (lansia). Pasien geriatri adalah
pasien usia lanjut dengan multipatologi.
WHO menetapkan batasan-batasan untuk kriteria lansia, yaitu :
Usia pertengahan (middle age) = kelompok usia 45 sampai 59
tahun
Lanjut usia (elderly) = antara 60 dan 74 tahun
Lanjut usia tua (old) = antara 75 dan 90 tahun
Usia sangat tua (very old) = diatas 90 tahun
Proses penuaan bukanlah suatu hal yang terjadi pada lansia saja
melainkan merupakan suatu proses yang berlangsung sejak maturitas dan
berakhir pada kematian. Namun demikian, efek penuaan tersebut menjadi
lebih terlihat setelah usia 40 tahun. Bagi seorang klinisi, merupakan hal yang
penting untuk dapat mengetahui perbedaan antara proses penuaan yang
normal dengan proses yang disertai oleh perubahan patologis. Dengan
mengetahui hal tersebut maka seorang klinisi dapat melakukan pengelolaan
kesehatan pada lansia dengan baik, mencegah terjadinya keadaan patologis,
bahkan menghidari terapi-terapi farmasi yang tidak sesuai dengan fungsi-
fungsi organ seorang lansia.
Cannon (1940) memperkenalkan konsep homeostenosis.
Homeostenosis merupakan karakteristik fisiologis penuaan yang dicirikan
dengan keadaan penyempitan (stenosis) terhadap cadangan homeostasis
seiring dengan pertambahan usia pada setiap sistem organ. Pada gambar
tersebut dapat diamati bahwa seiring dengan pertambahan usia "cadangan
fisiologis yang tersedia " untuk menghadapi perubahan semakin berkurang.
Perubahan tersebut dapat berupa stress fisik maupun psikis. $etiap
perubahan akan mendorong pergerakan menuju garis ambang yang disebut
"precipice. Ketika mencapai precipice maka seseorang akan mengalami
keadaan sakit atau meninggal. $emakin tua seseorang maka akan semakin
mudah pergerakannya menuju garis ambang. Tidak seperti usia muda,
seseorang usia lanjut juga menggunakan cadangan fisiologisnya untuk
menjaga keadaan homeostasis sehingga cadangan fisiologis yang tersedia
semakin berkurang.

Proses homeostenosis merupakan proses penuaan (degenerasi) yang


normal proses tersebut terjadi melalui peristiwa yang disebut apoptosis. Hal-
hal yang menyebabkan apoptosis tersebut hingga sekarang masih merupakan
peristiwa yang belum bisa dijelaskan dengan sempurna.
Dalam kaitannya dengan pertumbuhan dan perkembangan sel,
kematian menjadi salah satu aspek yang tidak terelakkan. Beberapa faktor
dapat menjadi alasan kematian, yaitu akibat penuaan, kematian terprogram,
dan pengaruh dari lingkungan luar. Apoptosis merupakan proses kematian sel
yang lazim terjadi pada proses degenerasi. $ebaliknya, proses kematian sel
patologis yang dapat menyertai degerasi itu sendiri, dapat diperantai oleh
proses nekrosis.
Nekrosis
Kematian sel dan jaringan secara tidak alami.
Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain:
1. pembengkakan sel
2. digesti kromatin
3. rusaknya membran (plasma dan organel)
4. hidrolisis DNA
5. vakuolasi oleh ER
6. penghancuran organel
7. lisis sel
Pelepasan isi intrasel setelah rusaknya membran plasma adalah
penyebab dari inflamasi / peradangan pada nekrosis
Apoptosis
Aksi bunuh diri sel yang dikenal juga sebagai kematian terprogram, di
mana program `bunuh diri ini diaktivasi dan diregulasi oleh sel itu
sendiri. Urutan kronologis tahapan yang terjadi antara lain:
1. fragmentasi DNA
2. penyusutan dari sitoplasma
3. perubahan pada membran
4. kematian sel tanpa lisis atau merusak sel tetangga.

Perbedaan Nekrosis dan Apoptosis

ekrosis Apoptosis
Kematian oleh faktor luar sel Kematian diprogram oleh sel
$el membengkak $el tetap ukurannya
Pembersihan debris oleh fagosit dan
sistem imun sulit
Pembersihan berlangsung cepat
$el sekarat tidak dihancurkan fagosit
maupun sistem imun
$el sekarat akan ditelan fagosit
karena ada sinyal dari sel
Lisis sel Non-lisis
Merusak sel tetangga (inflamasi) $el tetangga tetap hidup normal

Adanya proses degenerasi dan terjadinya homeostenosis pada lansia
kemudian dapat diamati pada implikasi yang terjadi pada berbagai sistem
organ, mulai dari tingkat seluler hingga tingkat organ.
$etiap individu mengalami penuaan dengan secara tidak seragam, baik
laju maupun kecepatannya. Akibat proses penuaan yang terjadi, nilai-nilai
pemeriksaan laboratorium yang didapatkan bisa jadi sangat berbeda dengan
nilai normal pada usia dewasa muda. Oleh karena itu, penegakkan diagnosis
yang dilakukan melalui interpretasi hasil laboratorium harus dilakukan dengan
sangat cermat.
Harga Rujukan Kadar Gula Darah :

:kan DM el:m Pasti
DM
DM
Kadar glukosa
darah
sewaktu
(mg/dl)
Plasma vena
Darah kapiler
<110
<90
110-199
90-199
l200
l200
Kadar glukosa
darah puasa
(mg/dl)
Plasma vena
Darah kapiler
<110
<90
110-125
90-109
l126
l110
Harga Rujukan Uji Proteinuri dengan metode dipstick:
* 1 + = 30 mg / dL
* 2 + = 100 mg / dL
* 3 + = 300 mg / dL
* 4 + = Lebih besar dari 2000 mg / dL ; proteinuria didiagnosa jika kadar
protein dalam urin sebesar 200 mg/dl atau lebih (Bawazier, 2007).

Kreatinin darah meningkat apabila fungsi ginjal menurun. Apabila penurunan
fungsi ginjal yang berlangsung secara lambat terjadi bersamaan dengan
penurunan masa otot, konsentrasi kreatinin serum mungkin saja stabil.
Namun, indeks funsi ginjal yang lebih baik adalah bersihan kreatinin
(creatinine clearance) ($acher dan McPherson, 2004).

Perubahan yang terjadi pada penglihatan karena proses menua:
1. Terganggunya adaptasi gelap.
2. Pengeruhan pada lensa.
3. Ketidakmampuan untuk fokus pada benda-benda jarak dekat.
4. Berkurangnya sensitivitas terhadap kontras.
5. Berkurangnya lakrimasi ($etiati, 2007).

Kelainan-kelainan pada mata yang dapat dijumpai pada usia lanjut:
1. Presbiopia
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat:
a. Kelemahan otot akomodasi.
b. Lensa mata tidak kenyal atau berkurangnya elastisitas
akibat sklerosis.
Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien berusia
lebih dari 40 tahun akan memberikan keluha setelah membaca
yaitu berupa mata lelah, berair, dan sering terasa pedas.
2.Katarak senilis
Adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia
lanjut, yaitu di atas 50 tahun. penyebabnya sampai sekarang tidak
diketahui secara pasti.kekeruhan lensa dengan nucleus yang
mengeras akibat usia lanjut yang biasanya terjadi pada usia lebih
dari 60 tahun. $ecara klinik stadium katarak ini antara lain
insipient, imatur, intumesen, matur, hipermatur, dan morgagni.
3.Degenerasi makula senilis.
4. Pinguekula
Merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang ditemukan
pada orang tua, terutama yang matanya sering terkena sinar
matahari, debu, dan angin panas. Letak bercak ini pada celah
kelopak mata terutama di bagian nasal.
Pinguekula merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa
konjungtiva. Pembuluh darah tidak masuk ke dalam pinguekula.
Akan tetapi, bila meradang atau terjadi iritasi, maka sekitar bercak
degenerasi ini akan terlihat pembuluh darah yang melebar.
5. Mata kering akibat defisiensi kelenjar air mata.
Permukaan kornea dan konjungtiva kering karena
berkurangnya fungsi air mata. Pasien akan mengeluh gatal, mata
seperti berpasir, silau, dan penglihatan kabur. Mata akan
memberikan gejala sekresi mukus berlebihan, sukar
menggerakkan kelopak mata, mata tampak kering dan terdapat
erosi kornea. Konjungtiva bulbi edema, hiperemik menebal dan
kusam. Kadang-kadang terdapat benang mukus kekuning-
kuningan pada forniks konjungtiva bagian bawah.
6. Glaucoma akut

Perubahan yang terjadi pada pendengaran karena proses menua:
1. Hilangnya nada berfrekuensi tinggi secara bilateral.
2. Defisit pada proses sentral.
3. Kesulitan untuk membedakan sumber bunyi.
4. Terganggunya kemampuan membedakan target dari noise.
($etiati dkk, 2007)

Anda mungkin juga menyukai