Anda di halaman 1dari 4

NAMA NIM KELAS

: SAMIDI : 11.11.4929 : S1-TI-05

AGAMA DI TENGAH MODERENITAS 1. Arah Pemikiran Islam Istilah Pembaruan berasal dari kata baru yang berarti sesuatu yang belum pernah ada, tidak pernah dilihat, tidak pernah diketahui atau didengar sebelumnya. Maka arti dari pembaruan itu sendiri adalah memperbaiki sesuatu yang lama menjadi yang lebih baru. Istilah ini kemudian masuk ke dalam kajian keislaman seiring dengan masuknya budaya Barat ke wilayah Timur. Pembaruan Pemikiran Islam mengandung arti pikiran, aliran, instuisi instuisi lama, gerakan dan usaha untuk mengubah pemahaman lama mengenai agama, dan sebagainya untuk disesuaikan dengan ilmu pengetahuan modern. Pemahaman Agama, dalam pembaruan keislaman dibutuhkan Pemahaman Agama yang lebih rasional. Pembaru Islam menekankan dengan kuat sekali agar umat islam tidak terjebak dan mengikuti taqlid buta terhadap para pendahulu. Hal tersebut dapat menyebabkan beberapa hal yaitu tidak beraninya untuk Ijtihad dan semakin menebalnya ajaran-ajaran agama yang mengikat setiap gerak umat beragama, dan akan berdampak pada kondisi umat islam yang tidak berkembang dan tidak mandiri. Selain itu Pembaruan Keislaman menekankan dengan kuat tentang Dinamika Manusia, bahwa Manusia punya peran penting dalam hidupnya dan tak mudah menyerah dari takdir. Jika Manusia sadar bahwa usaha yang sungguh-sungguh untuk perubahan dapat mengentaskan kemiskinan, Bangsa ini selama-lamanya tak akan miskin yang ditimbulkan dari ilmu pengetahuan dan pola pikir yang buruk.

2. Islam dan Fundalisme Fundalisme adalah sebuah gerakan dalam sebuah aliran, paham atau agama yang berupaya untuk kembali kepada apa yang diyakini sebagai dasardasar atau asas-asas (fondasi). Karenanya, kelompok-kelompok yang mengikuti paham ini seringkali berselisih paham dengan kelompok lain bahkan yang ada dilingkungan agamnay sendiri. Mereka menganggap diri sendiri lebih benar dari kelompok yang ajaran agamanya telah tercemar. Kelompok fundamentalis mengajak seluruh masyarakat luas agar taat terhadap teks-teks Kitab Suci yang otentik dan tanpa kesalahan. Mereka juga mencoba meraih kekuasaan politik demi mendesakkan kejayaan kembali ke tradisi mereka. Biasanya di dasarkan pada tafsirannya secara harafiah semua ajaran yang terkandung dalam kitab suci atau buku pedoman lainnya. Di Akhir Abad 20 mulai muncul keberagaman baru di kalangan umat beragama yang disebut Fundamentalisme. Fundamentalisme muncul saat situasi konflik antar budaya Urban dan budaya pedesaan dalam sejarah Amerika Serikat pada Pasca perang dunia 1, yang bersamaan muncul dengan situasi depresi nilainilai agraris dalam proses industrialisasi dan urbanisasi. Bentuknya yang agresif sering muncul di daerah yang terisolasi dan hanya sedikit yang mendapat simpati masyarakat kota. Ciri utama Fundamentalisme adalah interpretasi mereka yang rigid atau keras dan literalis terhadap doktrin agama. Yang dilatarbelakangi penafsiran untuk menjaga kemurnian doktrin dan pelaksanannya dan penerapan doktrin secara utuh merupakan satu-satunya cara dalam menyelamatkan manusia dari kehancuran. 3. Intelektual Rabani Indonesia Intelektual berarti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan; mempunyai kecerdasan tinggi; cendekiawan; totalitas pengertian atau kesadaran, terutama yg menyangkut pemikiran dan pemahaman.

Sedangkan Rabbani berasal dari kata Rabb (Allah Ta'ala), oleh karenanya orang yang Rabbani adalah orang yang selalu menisbatkan, mengorientasikan dirinya pada Allah Ta'ala. Imam Al Biqa'i dalam tafsirnya Nazhmuddurar mengatakan "Rabbani adalah sebuah sikap yang menunjukkan kekokohan dalam memegang teguh agama Allah Ta'ala. Intelektual rabbani di indonesia biasa disebut cendekiawan muslim, sebutan untuk organisasinya disebut ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia). Agar peran intelektual rabbani tetap terjaga kelangsunganya maka mereka sangat dibutuhkan kemampuan mengembangkan sikap kesadaran dan kemauan yang tinggi adanya persiapan dan bekal intelektualitas yang memadai kemampuan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan sikap responsif dari persoalan bangsanya,dapat berfikir jernih dan objektif. Dalam visi Al qursn ditegaskan, menyampaikan informasi keilmuan kepada masyarakat tentang pengembangan, menjelaskan bagaimana islam harus dijadikan pedoman hidup. Sosok rabbani , yang suka melakukan Amar maruf Nahyu Munkar, sangat diperlukan dalam jaman manapun, sekarang atau yang akan datang. Nabi bersabda d imana pada suatu masa akan muncul; perempuan suka membantah, para pemuda cendrung pada kejelekan, dan orang meninggalkan perjuangannya / jihad. Sahabat bertanya ; apakah hal itu akan terjadi. Sabda nabi, yang lebih dari itu akan terjadi, yaitu orang meninggalkan amar maruf nahyu munkar, Sahabat pun bertanya lagi seperti pertanyaan pertama. Nabi menjelaskan , yang lebih dari itu juga akan terjadi , yaitu orang memandang dengan pemandangan yang salah, mereka melihat maruf di pandang munkar, dan munkar dipandang maruf. Sahabat bertanya lagi seperti pertanyan semula, dan nabi menjelaskan lagi, yang lebih dahsyat dari itu akan terjadi, yaitu orang berbalik perbuatannya menyuruh kepada yang munkar dan melarang kepada yang maruf. Dan setelah itu akan terjadi fitnah.

Anda mungkin juga menyukai