Anda di halaman 1dari 36

1

BAB
Pendahuluan
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan
interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau
keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa serta
sosialisasi dan kemandirian. Pertumbuhan terjadi secara simultan dengan
perkembangan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan hasil
interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang dipengaruhinya,
misalnya perkembangan system neuromuskuler, kemampuan bicara, emosi dan
sosialisasi. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam kehidupan manusia yang
utuh.
Berbicara mengenai usia manusia, di psikologi dikenal 2 (dua) macam jenis usia
yakni chronological age (usia kronologis) dan mental age (usia mental). Chronological
age atau disebut juga usia kalender adalah usia seseorang yang dihitung sejak lahir
sampai waktu tertentu (Chaplin, 2002). Dalam kehidupan sehari-hari ketika seseorang
ditanya berapa usianya, pada umumnya dijawab dengan usia kronologis. Sedangkan
mental age adalah usia yang merujuk pada tingkat kemampuan mental seseorang
setelah dibandingkan dengan kelompok seusianya (Chaplin, 2002). Untuk menentukan
usia mental seseorang dibutuhkan metode tertentu, biasanya secara formal dengan
menggunakan tes kemampuan psikologis. Dengan demikian penentuan usia mental
seseorang secara formal membutuhkan rekomendasi ahli yang berkecimpung di bidang
pengukuran psikologis. Usia mental seseorang tidak selalu sejajar dengan usia
kronologisnya. Bisa saja seseorang memiliki usia mental yang lebih tinggi atau mungkin
lebih rendah dari usia kronologisnya. Mereka yang memiliki usia mental lebih tinggi dari
usia kronologisnya, maka dalam tampilan perilakunya akan terlihat lebih dewasa dan
lebih matang dibanding kelompok seusianya. Sebaliknya mereka yang memiliki usia
mental yang lebih rendah dari usia kronologisnya, maka dalam tampilan perilakunya
terlihat kurang dewasa dan kurang matang dibanding orang-orang seusianya.
Masa perkembangan dewasa muda atau remaja akhir ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan
tinggi. Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi.
Karena itu. Mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan
kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan
akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu. a akan meningkatkan
harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain untuk itu akan dibahas hal-hal
yang mengenai pandangan beberapa teori tentang perkembangan pada masa remaja.
Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai
puncaknya dan periode yang sama penurun penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik
pun mulai menurun. penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik dicapai pada periode
permulaan dewasa awal dan menurun pada akhir dewasa awal. dan puncak efisiensi

2

fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan duapuluhan dan sesudah mana menjadi
penurunan lambat laun hingga awal usia 40-an.
Pria dan wanita harus mengetahui perubahan biologis yang tidak bias
diperkirakan. Sama halnya dengan remaja, individu dewasa menengah menggunakan
energy untuk beradaptasi dengan konsep diri, bentuk tuuh, kenyataan fisiologis dan
perubahan dalam penampilan fisik, harga diri yang tinggi, bentuk tubuh idaman, dan
sikap yang positif terhadap perubahan psikologis biasanya terjadi pada saat individu
dewasa melakukan latihan fisik, diet seimbang, tidur yang cukup, praktik hygiene yang
baik, semua hal tersebut membuat tubuh menjadi sehat dan bersemangat
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memberikan pelayanan
kesehatan kepada semua orang yang memiliki usia dan karakter yang berbeda
sehingga dalam merawat kasus yang samapun tindakan yang diberikan akan sangat
berdeda karena setiap orang adalah unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk
mengerti proses tumbuh kembang
































3

BAB II
ISI

A. Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan Remaja

Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan dimana individu
mengalami perubahanan dari masa kanak-kanak menuju masa deawasa,
biasanyan antara usia 13 dan 20 tahun. stilah adolesens biasanya merujuk pada
maturasi / kematangan psikologi individu, sedangakan pubertas merujuk kepada
saat dimana telah ada kemampuan reproduksi. Perubahan hormonal saat
pubertas mengakibatkan perubahan penampilan pada anak, sedangkan
perkembangan mental / kognitif mengakibatkan kemampuan untuk menyusun
hipotesis dan berhubungan dengan hal abstrak.
Pemahaman perawat mengenai perkembangan individu dapat membantu
orang tua dan remaja mengantisipasi masa remaja. Aktivitas keperawatan,
terutama pendidikan, mendorong perkembangan individu yang sehat. Kegiatan
ini terjadi pada berbagai latar, dan perawat dapat melakukannya terhadap
remaja, orang tua atau keduanya. Sebagai contoh, perawat mengadakan
seminar di sekolah untuk memecahkan masalah bagi sekelompok pelajar,
seperti menangani jerawat atau mengambil keputusan yang bertanggung jawab
tentang penggunaan alkohol atau obat-obatan. Perawat dapat melakukan
program pendididkan bagi orang tua tentang cara menghadapi remaja sehingga
pengertian mereka tentang perkembangan remaja akan bertambah. Program
tersebut dapat diadakan di sekolah, klinik, kantor, ataupun sentra masyarakat.
Untuk mengetahui lebih jauh suatu masalah spesifik, kenali kebutuhan dan
keinginan remaja. Keterlibatan akan menghasilkan pelajar yang lebih aktif dan
dan memiliki minat besar.

1. Perkembangan Fisik
Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada remaja. Kematangan seksual
terjadi seiring perkembangan karakteristik seksual primer (berupa perubahan
fisik dan hormonal yang penting untuk reproduksi) dan karakteristik sekunder
secara eksternal berbeda pada laki-laki dan perempuan. Anak perempuan
umumnya lebih dulu mengalami perubahan fisik disbanding anak laki-laki,
yaitu sekitar dua tahun lebih awal (Santrock, 2007). Berikut ini merupakan
empat fokus utama perubahan fisik.
a. Peningkatan pertumbuhan tulang rangka, otot, dan organ dalam.
b. Perubahan yang spesifik untuk tiap jenis kelamin, seperti perubahan lebar
bahu dan pinggul.
c. Perubahan distribusi otot dan lemak.
d. Perkembangan sistem reproduksi dan karakteristik seks sekunder.
Meningkatnya tinggi dan berat badan biasanya terjadi selama laju pubertas.
Lju pertumbuhan pada perempuan umumnya mulai 8-14 tahun, tinggi badan
bertambah 15-20 cm dan berat badan meningkat 7-27,5 Kg. Pada laki-laki laju
pertumbuhan mulai usia 10-16 tahun, tinggi meningkat 10-30 cm, berat badan

4

meningkat 7-32,5 Kg. Pada perempuan mencapai tinggi penuh di usia 16-17
tahun, sementara pada laki-laki sampai usia 18-20 tahun.
Lemak mengalami distribusi ulang karena pertambahan tinggi dan berat
badan. Pertambahan panjang ekstremitas terjadi pada awal pertumbuhan
sehingga tampak panjang dan kaki tampak sangat panjang. Pada saat yang
sama, rahang bawah dan hidung menjadi lebih panjang, dahi lebih tinggi dan
lebar. Selanjutnya paha akan melebar, lalu bahu melebar. Pelebaran pinggul
wanita dan bahu pria akan terus berlanjut selama masa remaja.

2. Perkembangan Mental (Kognitif)
Teori Perkembangan Kognitif Piaget mengatakan remaja sudah berada
pada tahap formal operasional, yaitu berkembangnya kemampuan untuk
berpikir perilaku yang abstrak, dan muncul pemikiran ilmiah.
Para remaja memperoleh kemampuan memperkirakan suatu
kemungkinan, mengurutkannya, memecahkan masalah, dan mengambil
keputusan melalui pemikiran logis. Saat menghadapi suatu masalah, remaja
akan mempertimbangkan berbagai kemungkinan penyebab dan
penyelesaiannya. Untuk pertama kalinya, individu ini akan mengalamim
kemajuan proses berpikir yang sebelumya masih bersifat fisik / konkret
menjadi bersifat abstrak. Anak usia sekolah hanya berpikir mengenai hal yang
sedang terjadi, sedangakan remaja telah mampu membayangkan hal yang
akan terjadi. Seorang remaja bahkan mampu memecahkan masalah yang
membutuhkan manipulasi beberapa konsep abstrak sekaligus. Kemampuan
ini penting untuk memperoleh identitas diri. Sebagai contoh, kemampuan
kognitif yang baru diperoleh memungkinkan remaja menentukan tingkah laku
yang sesuai, efektif, dan nyaman yang sesuai dengan gendernya dan untuk
mempertimbangkan dampak tingkah laku tersebut terhadap kelompok,
keluarga, masyarakat.
Peningkatan kemampuan kognitif membuat remaja lebih terbuka terhadap
informasi beragam tentang seksualitas dan tingkah laku seksual. Sebagai
contoh, pendidikan seks meliputi penjelasan tentang perubahan seksual
fisiologis dan tindakan keluarga berencana.
Pada masa remaja timbul kualitas introspektif seiring peningkatan kognisi.
Remaja percaya bahwa diri mereka unik dan merupakan pengecualian
sehingga mereka membangun tingkah laku yang beresiko, seperti "dapat
mengebut dan tetap terhindar dari kecelakaan. Tingkah laku remaja lainnya
adalah tingkat mawas diri yang terlalu tinggi dan keinginan memperoleh
privasi.
Remaja juga memperoleh kemampuan untuk memahami bahwa suatu ide
atau tindakan individual dapat mempengaruhi orang lain. ni mengakibatkan
remaja mempertanyakan masyarakat dan nilai-nilainya. Walaupun mereka
mampu berpikir seperti orang dewasa, mereka tidak memiliki pengalaman
sebagai dasar berpikir. Remaja sering menganggap orang tuanya berpikiran
sempit dan materialistic. Hal ini dapat menimbulkan konflik. Remaja memiliki
perfoma yang berbeda pada situasi yang berbeda pula. Hal ini dikarenakan

3

perfoma berdasar pada pengalaman sebelumnya, pendidikan formal, serta
motivasi dalam pengunaan logika.

3. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson, perkembangan psikososial remaja berada pada tahap
identitas vs bingung peran. Pencarian jati diri adalah tugas utama remaja.
Mereka dapat membentuk hubungan kelompok yang erat atau memilih untuk
tetap terisolasi. Erikson (1963) meninjau kebingungan identitas / peran
sebagai bahaya utama pada tingkat ini. a juga menyatakan bahwa penolakan
kelompok terhadap perbedaan pada remaja anggotanya merupakan suatu
mekanisme pertahanan terhadap kebingungan identitas tersebut. Remaja
berusaha memisahkan unsur emosional dari pihak orang tua sambil tetap
mempertahankan hubungan keluarga. Mereka akan membuat keputusan
mengenai karir, pendidikan di masa depan, dan gaya hidup. Ketidakmampuan
dalam membuat keputusan merupakan tingkah laku yang mengindikasikan
cara penyelesaian negatif dari tugas perkembangan.

a. dentitas Seksual
Pencapaian identitas seksual ditingkatkan dengan adanya perubahan fisik
pubertas. Menurut Freud, perubahan fisiologis ini mereaktifkan libido. Hal
ini ditandai dengan minat remaja pada hubungan heteroseksual /
melakukan masturbasi. Tanda fisik maturitas mendorong perkembangan
perilaku maskulin dan feminin.

b. dentitas Kelompok
Para remaja mencari identitas kelompok karena mereka membutuhkan
kepercayaan diri dan penerimaan. Kesamaan dalam gaya berpakaian dan
berbahasa banyak ditemukan pada kelompok remaja. Popularitas
merupakan pusat perhatian pada remaja. Kelompok akan memberikan
remaja rasa kebersamaan, persetujuan, dan kesempatan untuk
mempelajari tingkah laku yang dapat diterima.

c. dentitas Keluarga
Terbentuknya hubungan kelompok yang semakin kuat tampak kontras
dengan hubungan remaja-orangtua yang semakin longgar. Beberapa
remaja dan keluarga memiliki kesulitan yang lebih besar pada masa ini.
Remaja harus memilih, bertindak mandiri, dan mengalami konsekuensi dari
tindakan mereka. Kesulitan ini akan ditangani dengan baik pada keluarga
dengan dasar yang kuat dan suportif. Keluarga harus memberikan
kebebasan sambil menyediakan tempat yang aman bagi remaja untuk
mempertimbangkan tindakannya. Keluarga yang tidak mampu memberikan
dukungan ini akan menyulitkan pembentukan identitas. Dukungan bagi
remaja dan keluarga sangat dibutuhkan untuk mencapai keberhasilan.
Perawat membantu keluarga dalam mempertimbangkan cara
pembentukan kemandirian pada remaja sambil memelihara struktur
keluarga.

6


d. dentitas Pekerjaan
Pemilihan pekerjaan merupakan salah satu cara mencapai tujuan hidup
bagi remaja. Remaja harus berorientasi ke masa depan saat membuat
keputusan ini, dan hal ini merupakan tugas yang rumit. Perawat
diharapkan dapat memberi dukungan emosional dan membantu remaja
memilih arah tindakan yang dapat mendorong kepuasan diri, identitas, dan
kesempatan untuk berkembang.

e. dentitas Moral
Pembentukan pertimbangan moral sangat bergantung pada keterampilan
kognitif dan komunikasi serta interaksi kelompok. Perkembangan moral
dimulai pada masa anak-anak awal, namun akan mencapai bentuknya
pada masa remaja. Remaja memahami bahwa peraturan sebenarnya
merupakan suatu persetujuan bersama yang dapat disesuaikan dengan
situasi dan tidak bersifat absolut. Remaja menggunakan pertimbangannya
sendiri untuk menilai peraturan dan tidak lagi menggunakan peraturan
untuk menghindari hukuman seperti anak kecil. Kohlberg (1964)
menjelaskan perkembangan moral sebagai sesuatu yang berkembang
dalam tahapan tertentu. Pada tingkat tertinggi, moralitas berasal dari
kesadaran prinsip seorang individu. Remaja menilai diri mereka
berdasarkan standar internal, yang sering menimbulkan konflik antara nilai
pribadi dan kelompok. Kepentingan nilai kelompok menjadi lebih kecil pada
tahap remaja akhir.
Tidak semua remaja mencapai tingkat perkembangan moral yang sama.
Namun, pergeseran ini memiliki tahap yang sama bagi seluruh individu
walaupun dengan waktu yang bervariasi. Wanita lebih cenderung
memberikan respon yang menghibur, sementara pria cenderung memberi
respon yang berorientasi pada keadilan.

f. dentitas Kesehatan
Komponen penting lainnya pada identitas pribadi adalah persepsi tentang
kesehatan. Remaja yang sehat menilai kesehatannya berdasarkan
perasaan nyaman, mampu berfungsi dengan normal, dan ketiadaan gejala
(Hockenberry dan Wilson, 2007).
ntervensi untuk memperbaiki persepsi kesehatan dipusatkan pada masa
remaja. Perubahan cepat selama masa ini menekankan pentingnya
program promosi kesehatan. Remaja mencoba berbagai peran baru, mulai
mencapai kestabilan identitas, dan memperoleh berbagai nilai dan tingkah
laku yang akan menjadi dasar bagi kehidupan di masa dewasa.

4. Masalah-Masalah Kesehatan yang Spesifik pada Periode Remaja

a. Kecelakaan
Kecelakaan kendaraan bermotor (sering dikaitkan dengan intoksikasi
alkohol atau penyalahgunaan obat), tenggelam, senjata api.

7

b. Penyalahgunaan zat
Remaja menyakini bahwa zat tersebut mengubah alam perasaan dan
menciptakan perasaan sejahtera.
c. Bunuh diri
Depresi dan isolasi sosial biasanya mendahului usaha bunuh diri. Tanda-
tanda yang sering terjadi sedikitnya sebulan sebelum melakukan usaha
bunuh diri (Mattson, 1992) adalah penurunan kinerja di sekolah; menarik
diri; hilangnya inisiatif; kesepiaan, kesedihan, dan menangis); gangguan
selera makan dan tidur; penyampaian lisan mengenai pikiran bunuh diri.
d. Gangguan makan
Jumlah penderita gangguan makan semakin meningkat, terutama pada
remaja wanita. Anoreksia nervosa dan bulimia merupakan gangguan
makan yang timbul pada remaja. Anoreksia nervosa merupakan sindrom
klinis dengan unsur fisik dan psikososial dimana seseorang berusaha
menjadi kurus dengan cara membuat diri menjadi lapar. Sementara itu,
bulimia nervosa ditandai dengan kegiatan makan berlebihan dan tingkah
laku (muntah yang disengaja, penyalahgunaan pencahar, olahraga
berlebihan) untuk mencegah pertambahan berat badan.
e. Penyakit menular seksual
f. Kehamilan remaja

B. &8a Dewa8a daIam Kontek8 Indone8a

Secara umum di ndonesia belum ditemukan penelitian yang dapat
dijadikan rujukan secara umum dalam hal kategorisasi usia perkembangan
seperti yang dilakukan oleh Schaie dan Hurlock. Namun demikian, dalam
kategorisasi usia pendidikan dapat dijadikan acuan untuk melihat tahapan
perkembangan seseorang. Jika disandingkan dengan teorinya Schaie dan
Hurlock, maka mereka yang masih duduk di bangku sekolah menengah (disebut
'siswa') dapat dikatakan berada pada masa remaja atau transisi menuju masa
dewasa, sedangkan selepas dari SMA dan melanjutkan ke perguruan tinggi
(disebut 'mahasiswa') dapat disetarakan dengan memasuki usia dewasa.
Jika merujuk pada aturan Depdiknas bahwa seseorang memasuki sekolah
kelas satu SD adalah berusia 7 tahun, maka secara normal orang itu akan lulus
Sekolah Menengah Atas pada usia 18 tahun. Jika dikaitkan dengan kategori usia
dewasa dari Hurlock dan tahap pemfungsian intelektual dari Schaie, maka usia
18 tahun di ndonesia yang rata-rata sudah lulus SMA, dapat dijadikan patokan
sebagai usia kedewasaan seseorang. Namun dengan kondisi masyarakat
ndonesia yang sangat heterogen, tentu saja penetapan usia dewasa seseorang
tidak dapat digeneralisasikan begitu saja pada seluruh usia yang sama. Analisa
atau penelitian yang lebih mendalam masih sangat dibutuhkan untuk penetapan
kategorisasi tahapan usia dewasa dalam konteks ndonesia.





8

. &SIA DEWASA AWAL ( - 40 Tahun )

a. Penyesuaian terhadap perubahan fisik
Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik
mencapai puncaknya dan periode yang sama penurun penampilan,
kekuatan dan kesehatan fisik pun mulai menurun. penampilan, kekuatan
dan kesehatan fisik dicapai pada periode permulaan dewasa awal dan
menurun pada akhir dewasa awal. dan puncak efisiensi fisik biasanya
dicapai pada usia pertengahan duapuluhan dan sesudah mana menjadi
penurunan lambat laun hingga awal usia 40-an.
b. Perubahan Kognitif
Kekhasan tingkah laku kognitif, orang dewasa yang matang
perkembangan kognitifnya lebih sistematis dalam memecahkan masalah.
Orang dewasa awal mulai berpikir yang lebih liberal dan bijaksana dalam
mengambil keputusan tentang cara pemecahan masalah, sehingga
peningkatan toleransi terhadap hal hal yang tidak diinginkan.

c. Penyesuaian peran seksual
Penyesuaian pada peran seks pada masa dewasa dini benar
benar sulit. anak laki laki dan perempuan telah menyadari pembagian
peran seks yang direstui masyarakat, tetapi belum tentu mereka mau
menerimanya sepenuhnya. banyak gadis remaja ingin berperan sebagai
seorang ibu dan isteri yang baik kalau mereka dewasa nanti. tetapi
setelah dewasa mereka tidak mau menjadi isteri ataupun ibu sesuai
pengertian tradisional yaitu alasan mereka ingin menghindari peranan
wanita tradisional yang telah dijelaskan oleh Arnott dan Bengslon.
d. Penyesuaian perubahan minat
Remaja umumnya mempertahankan minat minat mereka
sewaktu beralih kemasa dewasa tetapi minat pada masa dewasa
kemudian akan berubah juga. ini disebabkan karena beberapa minat yang
dipertahankan dalam kehidupan dewasa tidak sesuai dengan peran
sebagai orang dewasa, sedangkan yang lain tidak lagi memberikan
kepuasan seperti semula. perubahan minat biasanya terjadi amay cepat
pada masa remaja seperti perubahan perubahan fisik dan psikologis.



9

e. Penyesuaian perubahan perkawinan
Penyesuaian yang lebih cocok dan disukai menjadi sulit begitu juga
dengan banyaknya pertambahan model keluarga menjadikan proses
penyesuaian hidup sebagai suami istri sulit. tingkat kesulitan menjadi besar
dimana gaya hidupnya berbeda sekali dengan anggota lainnya dalam
keluarga. misalnya, seorang wanita dahulu kehidupan masa anak-anaknya
dirumah dibesarkan dalam keluarga inti mungkin akan mendapat kesulitan
dalam menyesuaikan diri dengan kondisi baru dan masalah yang timbul
ketika ia menikah dengan pria yang berasal dari latar belakang keluarga
besar.
f. Penyesuaian pekerjaan
Penyesuaian pekerjaan makin cocok bakat dan minatnya dengan
jenis pekerjaan yang diemban, makin tinggi pula tingkat kepuasan yang
diperoleh. pola umum kehidupan mereka bergantung pada beberapa banyak
yang mereka peroleh dan bagaimana cara memperolehnya. banyak orang
dewasa muda yang tidak atau kurang memiliki keterampilan atau pelatihan
untuk suatu bentuk pekerjaan tertentu dalam melamar berbagai kantor yang
sifatnya berbeda dengan yang dilamar, tidak sesuai pula dengan
keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki.
b. &SIA DEWASA TENGAH

Masa Dewasa menengah
ndividu melaakukan kontribusi berkelanjutan melalui
keterlibatannya engan orang lain, secara umum usia dewasa menengah
dimulai dari awal sampai pertengahan usia 30-an dan sampai usia 60-an,
sesuai dengan fase "tenang atau "settling down dan fse thun keberhhasilan
pay off years dari teori perkembangan levinson. Selama periode ini, individu
telah merasakan pengalaman dan penghargaan baik dalam karier ataupun
dalam kehidupan personalnya,
Banyak indivivdu dewasa menengah menemukan kesenagan
tersendiri saat membantu anak2 mereka atau individu lain yang lebih mudah
untuk menjadi individu dewasa yang produktif dan bertanggung jawab,
mereka juga memulai membantu orang tua yang sudah berusia lanjut sambil
tetap bertanggung jawab terhadap anak2nya, sehingga menempatkan
mereka ked lm ( generasi campuran atau sandwich generation)
menggunakan waktu luang dengan cara kreatif dan menyenangkan
merupakan tantangan ,yang jika kepuasannya terpenuhi dapat membantu
individu dewasa menengah dalam mempersiapkan masa pension.

10

Mekipun sebagian besar individu dewasa menengah telah mencapai
kestabilan sosioekonomi, tetapi kecenderungan pengurangan tenaga kerja di
perusahaan saat ini menyebabkan ndividu dewasa menengah kehilangan
pekerjaan, atau terpaksa menerima pekerjaan dengan penghasilan rendah.
Akibatnya ada proporsi besar populasi yang tidak mampu membiayai asuransi
kesehatan yang baik.
Pria dan wanita harus mengetahui perubahan biologis yang tidak bias
diperkirakan. Sama halnya dengan remaja, individu dewasa menengah
menggunakan energy untuk beradaptasi dengan konsep diri, bentuk tuuh,
kenyataan fisiologis dan perubahan dalam penampilan fisik, harga diri yang tinggi,
bentuk tubuh idaman, dan sikap yang positif terhadap perubahan psikologis
biasanya terjadi pada saat individu dewasa melakukan latihan fisik, diet
seimbang, tidur yang cukup, praktik hygiene yang abik, semua hal tersebut
membuat tubuh menjadi sehat dan bersemangat
Perubahan fisik
Perubahan fisiologis mayor terjadi antara 40-65 tahun. Oleh karna itu
penting untuk memeriksa status kesehatan individu dewasa menengah .
pengkajian yang menyeuruh akan memberikan petunjuk promosi kesehatan
,rencana dan implikasi tidakan apa yang dibutuhkan segera. Perubahan yang
paling terlihat adalah rambut memutih, kulit keriput
Pada masa ini, mulai terjadi perubahan fungsi-fungsi fisik yang dimiliki
manusia. Perubahan fungsi melihat dan mendengar merupakan perubahan yang
paling tampak pada masa dewasa tengah ini. Fungsi melihat berkurang
dikarenakan oleh beberapa hal, diantaranya menurunnya daya akomodasi mata,
retina mata menjadi kurang sensitive terhadap intensitas cahaya yang rendah,
dan berkurangnya aliran darah pada mata . Khususnya, individu pada usia tengah
baya mulai mengalami kesulitan melihat obyek-obyek yang dekat (Kline &
Scheiber, 1985). Sedangkan fungsi mendengar berkurang, disebabkan oleh
sensitivitas pada nada tinggi mulai menurun. Selain fungsi melihat dan
pendengaran, juga terjadi penurunan terhadap kekuatan dan piringan sendi
seseorang pada masa ini sehingga menyebabkan tulang-tulang bergeser lebih
dekat antara satu dengan yang lainnya dan berakibat seseorang menjadi semakin
pendek.

Perkembangan Kognitif

Aspek kognitif yang terlihat menurun pada masa dewasa tengah ini
adalah daya ingat. Banyak hal yang menyebabkan daya ingat menurun. Menurut
penelitian Craik (1997), daya ingat menurun pada masa dewasa tengah lebih
mungkin terjadi ketika memori jangka panjang (long term memory) terlibat
daripada memori jangka pendek (short term memory). Daya ingat juga lebih

11

mungkin turub ketika organisasi dan pembayangan tidak digunakan (Hultsch,
1971 ; Smith, 1977).
Daya ingat juga cenderung menurun ketika informasi yang coba diingat
kembali adalah informasi yang disimpan baru-baru ini atau tidak sering
digunakan (Riege 7 nman, 1980). Daya ingat pada masa dewasa tengah akan
menurun juga jika kesehatannya jelek dan sikapnya negative (Poon, 1985 ;
Salthouse, 1989). Dan akhirnya, daya ingat cenderung menurun jika diharapkan
mengingat (recall) daripada mengenali (recognize) (Mandler, 1980).
Perkembangan Sosioemosional

Teori-Teori Fase Dewasa:
1. Teori Perkembangan Psikososial Erikson Fase Generativitas Vs. Fase
Stagnasi . Erikson (1968) percaya bahwa orang dewasa tengah menghadapi
persoalan yang signifikan, yaitu generativitas vs. stagnasi. Generativitias
mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap
dapat dikerjakan guna meninggalkan warisan dirinya sendiri pada generasi
selanjutnya. Melalui generativitas, orang dewasa mencapai semacam
imortalitas dengan meninggalkan warisan seseorang pada generasi
selanjutnya (McAdams, 1990). Sedangkan Stagnasi berkembang ketika
individu merasa bahwa mereka tidak melakukan apa-apa bagi generasi
selanjutnya
2. Teori Transformasi Gould .
Roger Gould (1975, 1978, 1980, 1994) menghubungkan fase dan krisis
dalam pandangannya tentang transformasi perkembangan. Berikut adalah
tabel transformasi perkembangan Gould:
Fase Perkiraan Usia Perkembangan
1. 16 hingga 18 Keinginan untuk lepas dari kontrol orang tua
2. 18 hingga 22 Meninggalkan keluarga ; orientasi kelompok sebaya
3. 22 hingga 28 Mengembangkan kemandirian; komitmen pada karir
dan anak-anak
4. 29 hingga 34 Mempertanyakan diri; kebingungan peran; pernikahan
dan karir yang mudah menimbulkan ketidakpuasan
5. 35 hingga 43 Periode urgensi untuk mencapai tujuan hidup;
kesadaran akan keterbatasan waktu; penysusunan kembali tujuan
hidup
6. 43 hingga 53 Menetap; menerima kehidupan seseorang
7 53 hingga 60 Lebih toleran; menerima masa lalu; negativisme
berkurang; pematangan dan pendewasaan umum

Dia menek.ankan bahwa paruh kehidupan adalah sama bergejolaknya dengan
masa remaja, dengan pengecualian bahwa selama masa dewasa tengah
usaha untuk menangani krisis barangkali akan menghasilkan kehidupan yang
lebih bahagia dan lebih sehat. Menurut Gould, menangani krisis paro baya
kehidupan dan menyadari bahwa perasaan urgensi merupakan reaksi alami

12

terhadap fase ini membantu kita menuju jalan kematangan yang dewasa
(Santrock, 1995).

3. Musim-Musim Kehidupan Manusia Levinson
.
Lavinson menekankan tugas-tugas perkembangan yang harus dikuasai
pada masing-masing fase seperti halnya Havighurst (1972). Menurut Levinson,
perubahan ke masa dewasa tengah membutuhkan waktu sekitar 5 tahun dan
mengharuskan orang dewasa untuk mengatasi empat konflik utama yang telah
ada dalam kehidupannya sejak remaja, yaitu:
Konflik
Menjadi muda Vs. Menjadi tua Menjadi
destruktif Vs. Menjadi konstruktif
Menjadi maskulin Vs. Menjadi feminin
Terikat pada orang lain Vs. Terlepas dari orang lain

4. Perluasan Teori Erikson oleh Vaillant .
George Vaillant (1977; Vaillant,& Koury, 1994) berpendapat bahwa dua
fase tambahan seharusnya ditambahkan pada fase-fase dewasa Erikson. Dua
fase itu adalah:
1. Fase Konsolidasi Karir .
adalah fase Vaillant yang terjadi antara kira-kira usia 23 hingga 34
tahun yang merupakan periode dimana karir individu menjadi semakin
stabil dan koheren
2. Fase Menjaga Arti (Rigiditas) Vs. Kekakuan
adalah fase Vaillant yang terjadi antara kira-kira usia 45 hingga 55
tahun yang merupakan masa rileks atau santai sebagai karakteristik
orang dewasa yang telah mencapai tujuan-tujuannya, atau jika mereka
tidak dapat mencapai tujuannya, mereka akan menerima kenyataan itu.
Pada masa ini, orang dewasa memfokuskan perhatian terhadap usaha
untuk mencari makna tertentu dari kehidupannya dan berjuang agar
tidak jatuh ke dalam orientasi kaku.

MASA KRSS
Dalam ilmu psikologi, setiap tahap kehidupan mempunyai ciri-ciri yang
khas. Beberapa ahli menekankan bahwa masa kanak-kanak adalah paling
penting dalam kehidupan seseorang, sedangkan tokoh yang lain mengatakan
bahwa tahap kehidupan lainlah yang lebih penting. Freud misalnya, beliau
mengatakan bahwa dasar kepribadian seseorang dibentuk pada masa lima
tahun pertama dalam kehidupan seseorang. Oleh karena itu masa balita ini
adalah masa yang sangat penting.
Kejadian-kejadian yang dialami pada masa kecil seorang individu akan
menjadi bagian dari ketidaksadaran dan mempengaruhi tahap-tahap selanjutnya
dalam kehidupan individu. Sebaliknya, Jung lebih menekankan pentingnya tahap
usia dewasa pertengahan (40-60 tahun) daripada tahap-tahap lainnya. Pada
masa-masa ini mulai terjadi transisi dan perubahan yang banyak. Kehidupan

13

seseorang menurut Jung, sangat ditentukan bagaimana ia mengatasi midlife
crises-nya ini. Masa krisis ialah masa dimana usaha individu untuk mengatasi
kesenjangan antara masa lalu dan masa depan yang akan mengancam
kontuinitas kehidupannya (Daniel Levinson). Merupakan suatu dekade untuk
menilai dan mencatat kebenaran tahun tahun remaja dan masa dewasa dan
hanya sebagian kecil saja individu yang mengalaminya (George Vaillant).
Midlife crisis atau krisis paruh baya seringkali lebih dikenal dengan istilah
puber kedua. Sebagaimana halnya dengan masa pubertas yang dialami remaja,
puber kedua ini terkait dengan terjadinya fisik yang signifikan dalam diri individu.
Perbedaannya, karakter utama perubahan fisik pada masa remaja adalah
penambahan kapasitas, sementara perubahan fisik pada usia paruh baya
ditandai dengan penyusutan kapasitas.
Puber pertama merupakan masa perpindahan dari seorang anak menjadi
seorang remaja, sementara puber kedua adalah tahapan dari seorang dewasa
berpindah menjadi tua. Berbeda dengan masa puber pertama yang ditunggu-
tunggu dan disambut dengan suka cita, masa puber kedua justru menjadi masa-
masa di mana seseorang dihinggapi rasa takut dan keraguan diri, yaitu takut
menjadi tua, takut menjadi tidak menarik lagi, takut mati, takut tidak berguna lagi,
takut tidak kuat lagi, dan sebagainya.
Pada usia paruh baya, banyak peristiwa besar yang dapat menimbulkan
masa-masa penuh stress dan depresi seperti meninggalnya orang yang dicintai
(orang tua ataupun pasangan hidup), kemunduran dalam karir, anak-anak yang
mulai meninggalkan rumah (untuk hidup mandiri), gejala penuaan secara umum
(munculnya keriput, uban, kulit berkurang elastisitasnya, berkurangnya vitalitas,
menopause, dan lain-lain). Akibatnya, menurut satu kajian, 15% dari mereka
akan mengalami "midlife turnmoil yang mungkin saja berupa keinginan untuk
membuat perubahan yang signifikan dalam berbagai aspek kehidupan seperti
karir, perkawinan, atau hubungan romantis.
Beberapa ahli perkembangan yakin bahwa zaman yang berubah dan
ekspektasi sosial yang berbeda akan mempengaruhi kelompok usia (kohort)
yang berbeda. Sebagai contoh kelompok yang lahir dan besar pada masa
penjajahan Belanda akan memiliki pemikiran dan ekspektasi yang berbeda
dengan kelompok yang lahir dan besar pada masa setelah penjajahan.
Neugarten percaya bahwa kohort tertentu dapat merubah jam sosial, yaitu jadwal
yang mengatur individu untuk menyelesaikan tugas tugas kehidupan seperti
menikah, memiliki anak, atau berkarir.
Usia tengah baya merupakan suatu waktu dalam hidup dimana terjadi
banyak peristiwa besar yang memaksa kita untuk mengadakan penataan
kembali. Penilaian kembali ini diadakan bukan hanya karena seseorang
memasuki usia 36 atau 39 tahun, bukan juga karena kehidupan pernikahan
menjadi tawar atau karena mengalami suatu kehilangan yang menimbulkan
trauma dalam kehidupan. Penataan kembali ini tampaknya terjadi karena adanya
satu gabungan faktorfaktor berikut yang bertemu dalam usia tengah baya.




14

Stres apakah yang dimaksud di sini?

1. Pandangan kebudayaan kita saat ini mengenai pemuda dan usia.
2. Situasi pernikahan yang tidak bahagia atau hampir tidak hadirnya suatu
kehidupan pernikahan.
3. Krisis usia tengah baya dari teman hidup kita sendiri.
4. Tuntutan dari anak-anak dan keinginan mereka yang semakin bertambah.
5. Prioritas karier.
6. Penumpukan kehilangan traumatis seperti: kematian, sakit, atau menjadi tua.
7. Desakan dari dalam diri kita agar mewujudkan impian hidup kita.
8. Keharusan untuk menilai kembali masa lampau dan merencanakan masa
yang akan datang. Dalam usia tengah baya, laki-laki dan perempuan sangat
mirip dalam beberapa bidang: Keduanya dipengaruhi tekanan kebudayaan
mengenai masa muda dan keduanya menyadari akan tubuh mereka yang
semakin tua. Akan tetapi mereka jelas berbeda dalam beberapa bidang :


C. Tahap pertumbuhan dan perkembangan lansia/ usila pada tahap tua
menengah (middle-old)
Jumlah lansia di Amerika serikat terus bertambah. Pada tahun 2000, sebanyak
35 juta orang dewasa berusia diatas 65 tahun jumlahnya mencapai 12,4 % dari
total populasi (Administration On Aging (AOA), 2006). Jumlah ini menunjukkan
terjadinya peningkatan sebesar 3,7 juta sejak tahun 1990. Pada populasi lansia
ditahun 2000, 18,4 juta 0rang berusia 65 74 tahun, 12,4 juta berusia 75 85
tahun, dan 4,2 juta berusia diatas 85 tahun. Tahap pertumbuhandan
perkembangan lansia pada tahap tua menengah (middle-old) berada pada usia
75 84 tahun. Pada tahap ini terjadi perkembangan seperti :
a) Perkembangan f8k

Beberapa lansia merasa sulit menerima kenyataan bahwa dirinya telah
menua. ni terlihat dari sikap mereka yang terkadang menyembunyikan umur
sebenarnya, mengadopsi cara berpakaian yang lebih mudah, menolak bantuan
untuk hal-hal yang sebenarnya membahayakan keselamatan mereka. Berikut
beberapa perkembangan fisik lansia tahap middle-old atau tua menengah.
Perubahan dan perkembangan ini tidak bersifat patologis, tetapi dapat membuat
lansia menjadi lebih rentan terhadap beberapa penyakit perkembangan fisik itu
antara lain :
1. Diperlukan adaptasi terhadap penurunan kemampuan sensori, antara lain :
Ketajaman penglihatan akan menurun seiring penuaan, diakibatkan
kerusakan retina, pengecilan pupil, kekeruhan lensa, penurunan
akomodasi untuk penglihatan dekat (presbiopia) sering ditemukan.

13

Perubahan pendengaran, sulit dideteksi karena lansia sering
mengabaikan tanda-tanda kehilangan pendengaran sampai orang sekitar
memberitahukan hal itu. Hal ini dapat terlihat ketika lansia mengeraskan
suara televises ketika menonton. Perubahan yang umum ditemukan
adalah presbikusis.
Pada indera pengecap, sekresi saliva menjadi berkurang, papil perasa
mengalami atrofi, dan terjadi penurunan sensitivitas.
2. Perubahan atau perkembangan fisik lain pada middle old dapat dilihat dari
sistem integument, kulit keriput karena kehilangan elastisitan dan
kelembabannya.
3. Tampilan wajah lansia akan tampak semakin menonjol karena hilangnya
lemak subkutan dan elastisitas kulit, dan beruban.
4. Kekuatan kontraksi miokardium menyebabkan penurunan curah jantung,
akibat dari penebalan dinding pembuluh darah, penyempitan lumen
pembuluh darah dan penurunan elastisitas pembuluh darah.
5. Payudara pada lansia akan mengecil disebabkan oleh penurunan massa,
tonus, dan elastisitas otot.
6. Pada lansia terjadi penambahan ukuran abdomen, akibat peningkatan
jaringan lemak ditubuh
7. Pada sistem reprodiksi, ddisebabkan oleh perubahan hormonal, adanya fase
menopause berhubungan dengan penurunan respon ovarium terhadap
hormone hifofise dan menurunnya kadar estrogen dan progesterone.
8. Pada lansia pri terjadi hipertrofi kelenjar prostat dan pada wanita terjadi
inkontinensia urine. Hal ini merupakan perkembangan yang terjadi pada
sistem perkemihan.
9. Pada sistem musculoskeletal lansia, serat otot kan mengecil, kekuatan otot
berkurang sesuai seiring berkurangnya massa otot, massa tulang juga
berkurang, oleh karena itu diperlukan adaptasi terhadap penurunan
kecepatan pergerakan.
10. Pada sistem neurologis terjadi penurunan jumlah dan ukuran neuron
akibatnya fungsi neurotransmitter juga berkurang. Sering terjadi perubahan
kualitas dan kuantitas tidur.

b) Perkembangan mentaI/ emo8onaI
Beberapa lansia sulit menerima kenyataan bahwa dirinya telah
menua. ni terlihat dari lansia yang menyatakan umurnya lebih mudah dari
umur dari sebenarnya saat ditanya, mengadopsi gaya berpakaian yang lebih
muda berusaha menyembunyikan bukti fisik penuaan dengan kosmetik. Hal
ini dimungkinkan karena proses perkembangan mental/ emosional lansia

16

yang sulit menerima kenyataan akan dirinya yang sudah berbeda dengan
kondisi dimas mudanya.
Perkembangan emosional lansia juga dikaitkan dengan adapatasi
kehilangan/kematian orang tercinta. Beberapa lansia sulit menerima
kenyataan akan kematian pasangan/anak karena kematian akan
mengingatkan mereka akan ajalnya sendiri, sehingga lansia pada tahap ini
ketergantungaanya terhadap orang lain meningkat.

.) Perkembangan p8ko8o8aI

Perubahan psikososial selama proses penuaan akan melibatkan
proses transisi kehidupan dan kehilangan. Semakin pnjang usia seseorang,
maka akan semakin banyak pula transisi dan kehilangan yang harus
dihadapi. Perkembangan psikososial dapat dilihat dari banyak lansia yang
mengalami isolasi sosial. Hal ini karena kebanyakan mereka merasa ditolak
( Ebersole etal; 2004). Mereka merasa ditolak karena perubahan penampilan
akibat proses penuaan yang normal dan bisa juga karena perubahan
penampilan akibat penyakit atau operasi. Pada tahap perkembangan
psikososial lansia tua menengah sangat membutuhkan perhatian, cinta,
kehangatan, sentuhan dan tempat berbagi dengan orang sekitar.
Perubahan peran sosial, tanggung jawab keluarga dan status
kesehatan mempengaruhi susunan hidup lansia. Ada yang memilih tinggal
dengan keluarga, ada pula yang memilih tinggal sendiri.

d) Perkembangan kogntf

Konsep bahwa ganggauan kognitif terjadi pada banyak lansia
merupakan pendapat yang salah, akibat konsep ini banyak lansia yang
khawatir kemampuan kognitifnya akan terganggu. Beberapa perubahan
struktur dan fisiologis otak yang dihubungkan dengan gangguan kognitif
yaitu penurunan jumlah sel, deposisi lifofusin dan amiloid pada sel dan
perubahan neurotransmitter terjadi pada lansia yang mengalami gangguan
kognitif maupun tidak. Tiga kondisi utama yang mempengaruhi kognitif
lansia adalah :
Delirium atau keadaan bingung akut adalah gangguan kognitif yang
reversible dan biasanya disebabkan oleh faktor fisiologis.
Dimensia merupakan gangguan intelektual yang menghambat fungsi
kerja dan sosial.
Depresi merupakan proses penuaan yang tidak normal.


17


D. TAHAP - TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN USIA OLD
Tahap akhir dari tahap tahap pertumbuhan adalah pada usia dimana lansia
mempunyai/ memiliki tugas perkembangan khusus yaitu ;
1. Menyesuaikan terhadap penurunan kekuatan Iisik dan kesehatan
2. Menyesuaikan terhadap masa pensiun dan penurunan atau penetapan pendapatan
3. Menyesuaikan terhadap kematian pasangan
4. Menerima diri sendiri sebagai individu lansia
5. Mempertahankan kepuasan pengaturan hidup
6. MendeIenisikan ulang hbungan dengan anak yang dewasa
7. Menemukan cara untuk mempertahankan kualitas hidup

A. Perkembangan Fisik ( fisiologis ) pada usia lanjut
a. Sistim Integumen
Warna kulit : berbintik, bernoda di area yang terkena sinar matahari,
pucat meski tidak anemia
Kelembaban : kering kondisi bersisik
Suhu : ekstremitas lebih dingin, penurunan respirasi
Tekstur : penurunan elastisitas, kerutan, kondisi kendur
Distribusi lemak : penurunan jumlah lemak pada ekstemitas, peningkatan
jumlah lemak pada abdomen
Rambut : penipisan dan beruban, penurunan jumlah rambut pada
axilla dan pubis
Kuku : penurunan laju pertumbuhan
Kepala dan Leher : tulang nasal dan wajah dan menajam dan angular : hilang
rambut alis mata pada wanita, alis mata tebal pada pria
Mata : penurunan ketajaman pneglihatan, akomodasi, adaptasi
dalam gelap, sensitivitas terhadap cahaya yang
menyilaukan
Telinga : penurunan membedakan nada, kurangnya reIleks ringan
sampai berat, ketajaman pendengaran
Hidung dan sinus : peningkatan rambut nasal, penurunan indra pengecapan,
atropi papilla otury lateal lidah
Mulut dan pharyng : menggunakan gigi palsu, penurunan indra pengecap,
atropi papila tepi lateal lidah
Leher : kelenjar Iossa nodular, deviasi trakhea ringan akibat
atropi otot

18

Thorak atau paru : peningkatan diameter antero posterior, peningkatan
rigiditas dada, peningkatan Irekuensi pernaIasan,
peningkatan resistensi jalan naIas, penurunan ekspansi
paru

b. Sistim jantung dan Kardiovaskular
Peningkatan signiIican pada tekanan sistolik dari ringan pada tekanan
diastolik, terjadi tekanan yang tidak signiIican pada denyut jantung pada waktu
istirahat, murmur, diastolik umum, nadi periIer mudah dipalpasi, nadi kaki lebih
lemah dan ekstremitas bawah lebih dingin terutama pada malam hari
Payudara pada wanita : berkurangnya jaringan payudara, kondisi menggantung
dan kendur
.. Sistim Gastrointestinal
Penurunan sekresi saliva, yang dapat menyebabkan menelan lebih sulit, penurunan,
peristaltik, produksi enzim digestiI, konstipasi, menurunnya motilitas
d. Sistim Reproduksi
Wanita : penurunan estrogen, ukuran uterus, sekresi, atropi linea epitel vagina
Pria : penurunanan kadar kolesterol, penurunan jumlah sperma, penurunan
ukuran penis
e. Sistim Perkemihan
Penurunan Iiltrasi renal dan eIisiensi renal, hilangnya protein terus menerus dari
ginjal : nokturia, kapasitas kandung kemih, peningkatan inkontinensia.
Pada wanita : inkontinensia urgensi dan stress akibat penurunan tonus otot
perineal
Pada pria : sering berkemih dan retensi urine akibat pembesaran prostat
f. Sistim Muskuloskeletal
Penurunan massa dan kekuatan otot ( demineralisasi ) tulang ( lebih jelas
pada wanita ), pemendekan Iossa akibat penyempitan rongga intravertebral,
penurunan mobilitas sendi seperti penurunan rentang gerak sendi tonjolan tulang
lebih terlihat


19

g. Sistim Neurologis
Penuruan kemampuan berespons terhadap stimulasi ganda seperti :
insomnia, periode tidur lebih singkat
B. Perkembangan Perubahan mental
a. Belajar
Memerlukan waktu yang lebih banyak untuk dapat mengintegrasikan jawaban,
kurang mampu mempelajari hal hal yang baru dan tidak mudah mengintegrasikan
dengan pengalaman masa lalu
b. Berfikir dalam memberi argumentasi
Terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai kesimpulan baik induktiI maupun
deduktiI
.. Mengingat kembali
Kemampuan dalam mengingat ulang banyak dipengaruhi oleh karena Iaktor usia
dibanding pemahaman terhadap objek yang ingin diungkap kembali,
menggunakan tanda / simbol visual, suara, gerakan ( kinesthetic )
d. Rasa humor
rang berusia lanjut kehilangan rasa dan keinginannya terhadap hal hal yang
lucu
. Perkembangan dalam perubahan psikososial
Lansia harus beradaptasi pada perubahan psikososial yang terjadi pada penuaan,
meskipun bervariasi, tetapi perubahan biasa terjadi pada lansia
a. Pensiun dan perubahan
Pensiun adalah tahap kehidupan yang diartikan oleh adanya transisi dan
perubahan peran, yang dapat menyebabkan stress psikososial, stress ini meliputi
perubahan peran pada pasangan atau keluarga dan masalah isoslasi social
b. Isolasi sosial
solasi Sikap adalah ; terjadi karena nilai pribadi atau budaya.
Lansianisme adalah sikap yang berlaku yang menstigmasiasi lansia. Lansianisme
terjadi ketika lansia tidak secara mudah diterima dalam interaksi sosial karena

20

bias masyarakat semakin lansia ditolak harga diri rendah dan bersosialisasi
berkurang
.. Isolasi Penampilan
dalah : diakibatkan karena penampilan yang tidak diterima atau Iaktor lain yang
termasuk dalam menampilkan diri sendiri pada orang lain citra tubuh, hygiene,
tanda penyakit yang terlihat dan kehilangan Iungsi
d. Isolasi Prilaku
dalah : prilaku yang biasanya dikaitkan dengan pengisolasian pada lansia
meliputi : konIusi, dimensia, alkoholisme, inkontinensia
e. Isolasi Geografis
dalah : terjadi karena jauh dari keluarga, kejahatan di kota, berier institusi
D. Masalah-masalah kesehatan yang spesifik pada tahap - tahap tertentu
a. Masalah Kardiovaskular
Hipertensi
ngina Pectoris
nIark Miocard
edera Serebrospinalis
b. Kanker
.. Arthritis
d. Kerusakan Sensori
e. Masalah Gigi
I. Mortalitas














21

E. PERT&B&HAN DAN PERKEBANGAN FISIK PADA &SIA SANGAT T&A
(VERY OLD) DI ATAS 90 TAH&N
Menurut WHO (World Health Organization) menggolongkan lanjut usia
menjadi 4, yaitu: usia pertengahan (middle age) 45-59 tahun,lanjut usia (elderly)
60-74 tahun, lanjut usia tua (old) 75-90 tahun dan usia sangat tua (very old) di
atas 90 tahun.
Masa Lansia sering dimaknai sebagai masa kemunduran, terutama pada
keberfungsian fungsi-fungsi fisik dan psikologis. Elizabeth Hurlock (1980)
mengemukakan bahwa: "penyebab fisik kemunduran ini merupakan suatu
perubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tetapi karena
proses menua. Kemunduran dapat juga mempunyai penyebab psikologis. Sikap
tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan dan penghidupan pada
umumnya dapat menuju kepada keadaan uzur, karena terjadi perubahan pada
lapisan otak, akibatnya, orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin
akan segera mati.
Masa lansia bisa jadi juga disertai dengan berbagai penyakit yang
menyerang dan menggerogoti kehidupan lansia sekalipun tidak semua lansia
adalah berpenyakit, tapi kebanyakan lansia rentan terhadap penyakit-penyakit
tertentu akibat kondisi organ-organ tubuh yang telah Aus atau mengalami
kemunduran juga fungsi imun (kekebalan tubuh) yang juga menurun. Masalah-
masalah lain seperti kemundurun dari aspek sosial ekonomi.
Secara ekonomi, lansia merupakan masa pensiun, produktivitas menurun,
otomatis penghasilan juga berkurang bahkan bisa jadi nihil. Yang menyebabkan
lansia menjadi tergantung atau mengaantungkan diri pada orang lain seperti
anak atau keluarga yang lain. Kemunduran dari segi sosial ditandai dengan
kehilangan jabatan atau posisi tertentu dalam sebuah organisasi atau
masyarakat, yang telah menempatkan dirinya sebagi individu dengan status
terhormat, dihargai, memiliki pengaruh, dan didengarkan pendapatnya.
Sekalipun mengalami kemunduran pada beberapa aspek kehidupannya,
bukan berarti lansia tidak bisa menikmati kehidupannya. Lansia pasti memiliki
potensi yang bisa dimanfaatkan untuk mengisi hari-harinya dengan hal-hal yang
bermanfaat dan menghibur.
Optimum aging bisa diartikan sebagai kondisi fungsional lansia berada
pada kondisi maksimum atau optimal, sehingga memungkinkan mereka bisa
menikmati masa tuanya dengan penuh makna, membahagiakan, berguna dan
berkualitas. Setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan seorang lansia
untuk tetap bisa berguna dimasa tuanya, yakni; kemampuan menyesuaikan diri
dan menerima segala perubahan dan kemunduran yang dialami, adanya
penghargaan dan perlakuan yang wajar dari lingkungan lansia tersebut,
lingkungan yang menghargai hak-hak lansia serta memahami kebutuhan dan

22

kondisi psikologis lansia dan tersedianya media atau sarana bagi lansia untuk
mengaktualisasikan potensi dan kemampuan yang dimiliki.
Kesempatan yang diberikan akan memiliki fungsi memelihara dan
mengembangkan fungsi-fungsi yang dimiliki oleh lansia. "Penelitan terhadap usia
lanjut mengungkapkan bahwa rangsangan dapat membantu mencegah
kemunduran fisik dan mental. Mereka secara fisik dan mental tetap aktif dimasa
tua tidak terlampau menunjukkan kemunduran fisik dan mental dibanding
dengan mereka yang menganut filsafat "kursi goyang terhadap masalah usia tua
dan menjadi tidak aktif karena kemampuan-kemampuan fisk dan mental mereka
sedikit sekali memperoleh rangsangan(E. Hurlock;1980).
Aktivitas fisiknya misalnya olah raga yang dilakukan secara rutin dan
teratur akan sangat membantu kebugaran dan menjaga kemampuan
psikomotorik lansia. Aktivitas-aktivitas kognitif seperti membaca, berdiskusi,
mengajar, akan sangat bermanfaat bagi lansia untuk mempertahanakan fungsi
kognitifnya sebab otak yang sering dilatih dan dirangsang maka akan semakin
berfungsi baik, berbeda jika fungsi otaknya tidak pernah dilatih maka itu akan
mempercepat lansia mengalami masa dimensi dini.
. Perubahan f8k

Perubahan fisik yang dialami oleh usia sangat tua terjadi dengan
ditandai dengan menurunnya dan memburuknya fungsi dan keadaan fisik.
Perubahan ini pasti terjadi pada usia sangat tua hanya saja berbeda untuk
setiap individu.
Perubahan penampilan pada usia sangat tua sangat terlihat dari
wajah individu, wajah akan mulai mengendor dan memunculkan ciri
penuaan lainnya. Selain pada wajah perubahan secara fisik juga dapat
dilihat dari individu yang kulit nampak keriput dan otot terlihat.
Perubahan fisik yang terjadi pada masa usia sangat tua, pada
umumnya terjadi pada penurunan beberapa fungsi organ tubuh seperti
menurunnya kemampuan otak dan sistem syaraf, yang meliputi; hilangnya
sejumlah neuron yang merupakan unit-unit sel dasar dari sistem syaraf,
serta kemampuan otak yang semakin menurun, dan melemahnya daya
ingat, seperti;
1.2 Daya Ingat (memor)
Berupa penurunan kemampuan penamaan (naming) dan
kecepatan mencari kembali informasi yang telah tersimpan dalam pusat
memori (speed of information retrieval from memory). Dalam hal ini adalah
sangat penting untuk menjaga agar memori itu tetap eksis dan karenanya

23

perlu digunakan secara terus-menerus dan jangan dibuat menganggur
atau diistirahatkan. Untuk itu membaca, mendengar berbagai berita, atau
ceritera melalui berbagai media sangat penting bagi lansia. Namun bagi
lansia yang "mengistirahatkan diri, atau dipaksa untuk istirahat tanpa
kegiatan apapun, tidak mau membaca Koran, maunya ongkang-ongkang
kaki, enak-enak, apalagi sambil merenungi nasibnya diyakini akan
semakin mempercepat kemunduran fungsi ingatan dan fungsi mentalnya.
Hal semacam ini menjadi bahaya bagi lansia,karena hal-hal lain pun
mengalami kemunduran secara cepat.
1.3 InteIegen8a Da8ar (FIud nteIIgen.e)
Yang berarti penurunan fungsi otak bagian kanan yang antara lain
berupa kesulitan dalam komunikasi non verbal, pemecahan masalah,
mengenal wajah orang, kesulitan dalam pemusatan perhatian dan
konsentrasi (Hochanadel and Kaplan, 1984 dalam Strub and Black, 1992).
Untuk mengendalikan hal ini, maka sebaiknya orang walaupun dalam
kondisi lansia, juga tetap mempertahankan cara belajar. Hal itu bukan
harus mengulang-ulang belajar seperti anak sekolah, namun perlu
melakukan latihan-latihan untuk mengasah otak, seperti memecahkan
masalah yang sederhana, tetap menggerakkan anggota tubuh secara
wajar, mengenal tulisan-tulisan, angka-angka, simbol-simbol, dan
sebagainya.
Tidak hanya mengalami perubahan pada otak dan sistem
syarafnya saja, pada usia sangat tua terjadi beberapa perubahan pada
sensori fisik yang juga berperan penting dalam kehidupannya.Perubahan
sensori fisik pada pada masa usia sangat tua melibatkan indera
penglihatan, indra pendengaran, indera perasa, indra pencium dan indera
peraba.
a. Indera pengIhatan

Ada penurunan yang konsisten dalam kemampuan untuk
melihat objek pada tingkat penerangan rendah dan menurunnya
sensitivitas terhadap warna. Orang berusia lanjut pada umumnya
menderita presbyopia atau tidak dapat melihat jarak jauh dengan
jelas, yang terjadi karena elastisitas lensa mata berkurang.
b. ndera pendengaran

Orang berusia lanjut kehilangan kemampuan mendengar
bunyi nada yang sangat tinggi, sebagai akibat dari berhentinya
pertumbuhan syaraf dan berakhirnya pertumbuhan organ basal yang

24

mengakibatkan matinya rumah siput di dalam telinga (cochlea),
walaupun mereka pada umumnya tetap dapat mendengar pada suara
yang lebih rendah daripada nada C sejelas orang yang lebih muda.
Menuru Hurlock pria cenderung lebih banyak kehilangan
pendengaran pada masa tuanya dibandingkan wanita.

c. Indera Pera8a

Perubahan penting dalam alat perasa pada usia lanjut
adalah sebagai akibat dari berhentinya pertumbuhan tunas perasa
yang terletak di lidah dan di permukaan bagian dalam pipi. Syaraf
perasa yang berhenti tumbuh ini semakin bertambah banyak sejalan
dengan bertambahnya usia.
d. Indera Pen.uman

Daya penciuman menjadi kurang tajam sejalan dengan
bertambahnya usia, sebagian karena oleh pertumbuhan sel dalam
hidung berhenti dan sebagian lagi karena semakin lebatnya buku
rambut di lobang hidung.
e. Indera Peraba

Karena kulit menjadi semakin kering dan keras, maka indera peraba
di kulit semakin kurang peka.
Ciri-ciri atau perubahan penuaan fisik diantara sebagai berikut.
aerah kepala
Hidung menjulur lemas
Bentuk mulut berubah akibat hilangnya gigi atau harus memakai
gigi palsu
Mata kelihatan pudar, tak bercahaya dan sering mengeluarkan
cairan
Dagu berlipat 2 atau 3
Pipi berkerut, longgar dan bergelombang
Kulit berkerut dan kering, berbintik hitam, banyak tai lalat atau di
tumbuhi kutil
Rambut mernipis, berubah menjadi putih atau abu-abu dan keku
Tumbuh rambut halus pada hidung, telinga dan alis.

23

aerah tubuh:
Bahu membungkuk dan nampak kecil
Perut membesar dan membuncit
Pinggul tampak mengendor dan lebih lebar di bandingkan dengan
waktu sebelumnya
Garis pinggang melebar, menjadikan badan tampak seperti terisap
Payudara pada wanita menjadi kendur dan melorot
aerah persendian:
Panggal tangan menjadi kendor dan terasa berat, sedangkan ujung
tangan tampak mengkerut
Kaki menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol, terutam
yang ada disekitar pergelangan kaki
Tangan menjadfi kurus kering dan pembuluh vena disepanjang
bagian belakang tangan menonjol
Kaki membesar karena otot-otot mengendor, timbul benjolan-
benjolan, ibu jari kaki membengkak dan bisa meradang serta sering
timbul kelosis
Kuku tangan dan kaki menebal mengeras dan mengapur.
Perkembangan mentaI pada u8a Ianjut
Menurut David Wechsler dalam Desmita (2008) Kemunduran kemampuan
mental merupakan bagian dari proses penuaan organism secara umum,hampir
sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa setelah mencapai puncak pada
usia antara 45-55 tahun,kebanyakan kemampuan seseorang secara terus
menerus mengalami penurunan,hal ini berlaku pada seorang lansia.
Ketika lansia memperlihatkan kemunduran intelektualitas yang mulai
menurun,kemunduran tersebut juga cenderung mempengaruhi keterbatasan
memori tersebut.Menurut Ratner et al dalam Desmita (2008) penggunaan
berbagai macam strategi penghafalan bagi orang tua,tidak hanya memungkinkan
dapat mencegah kemunduran intelektualitas, melainkan dapat meningkatkan
kekuatan memori pada lansia tersebut.
Kemunduran mental pada usia lanjut meliputi:
a. Belajar
Orang yang berusia lanjut lebih berhati-hati dalam belajar, memrlukan
waktu yang lebih banyak untuk dapat mengintegrasikan jawaban mereka,
kurang mampu mempelajari hal-hal baru yang tidak mudah diintegrasikan
dengan pengalaman masa lalu, dan hasilnya kurang tepat dibandingkan
orang yang lebih mudah.
b. Berpikir dan memberi argumen
Secara umum terdapat penurunan kecepatan dalam mencapai

26

kesimpulan, baik dalam alasan induktif atau deduktif. Sebagian dari hal ini
merupakan hasil dari sikap yang terlalu hati-hati dalam mengungkapkan
alasan yang gradasinya cenderung meningkat dengan bertanbahnya usia.
c. Kreativitas
Kapasitas atau keinginan yang diperluakn untuk berfikir kreatif bagi orang
berusia lanjut cenderung berkurang. Dengan demikian prestasi kreativitas
dalam menciptakan hal-hal penting dalam orang berusia lanjut secara umum
relatif berkurang dibanding mereka yang lebih muda.
d. ngatan
Rang berusia lanjut pada umumnya cenderung lemah dalam mengingat
hal-hal yang baru dipelajari. Sebagian dari ini disebabkan oleh fakta bahwa
mereka tidak selalu termotifasi dengan kuat untuk mengingat-ingat sesuatu,
sebagian disebabkan oleh kurangnya perhatian, dan juga pendengaran yang
kurang jelas.
e. Mengingat kembali
Banyak dipengaruhi karena faktor usia dibanding pemahaman terhadap
objek yang ingin diungkapkan kembali. Banyak orang berusia lanjut yang
menggunakan tanda-tanda, terutama simbol visual, suara, dan gerak
(kinestetik), untuk membantu mereka dalam mengingat kembali.
f. Mengenang
Kecenderungan untuk mengenang sesuatu yang terjadi pada masa lalu
meningkat, makin senang seseorang dalam menjalani masa usia lanjut makin
kecil waktu yang digunakan untuk mengenang masa lalu dan sebaliknya.
g. Rasa humor
Umumnya mereka kehilangan rasa humor, pendapat ini benar karena
dalam kemampuan mereka untuk membaca komik berkurang, dan perhatian
terhadap komik yang dapat mereka baca bertambah dengan bertambahnya
usia.
h. Perbendaharaan kata
Perbendaharaan kara menurun sangat kecil, karena mereka hanya
menggunakan kata yang telah di pelajarinya oada masa lalu, sedangkan
untuk belajar memahami kata-kata baru dalam masa lanjutnya sangat jarang
sekali
i. Kekerasan mental
Kekerasan mental sangat tidak universal bagi usia lanjut, orang yang
pada usia madya keras, cenderung semakin tampak seiring dengan
bertambahnya usia, hal ini di karenakan pada usia lanjut mereka sudah
lambat dan susah untuk belajardari pada yaang sudah dikerjakan
sebelumnya.

27

ssue mengenai penurunan intelektual selama tahun-tahun masa
dewasa merupakan suatu hal yang provokatif (Santrock, 2004). David
Wechsler (1972), yang mengembangkan skala inteligensi, menyimpulkan
bahwa masa dewasa dicirikan dengan penurunan intelektual, karena adanya
proses penuaan yang dialami setiap orang. Sementara, John Horn (1980)
berpendapat bahwa beberapa kemampuan memang menurun, sementara
kemampuan lainnya tidak. Horn menyatakan bahwa kecerdasan yang
mengkristal (crystallized intelligence=yaitu sekumpulan informasi dan
kemampuan-kemampuan verbal yang dimiliki individu) meningkat, seiring
dengan peningkatan usia. Sedangkan kecerdasan yang mengalir (fluid
intelligence=yaitu kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak) menurun
secara pasti sejak masa dewasa madya.
!erkembangan !sikososial Masa Usia Sangat Tua
Akibat perubahan Fisik yang semakin menua maka perubahan ini akan
sangat berpengaruh terhadap peran dan hubungan dirinya dengan lingkunganya.
Dengan semakin lanjut usia seseorang secara berangsur-angsur ia mulai
melepaskan diri dari kehidupan sosialnya karena berbagai keterbatasan yang
dimilikinya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial para lansia menurun,
baik secara kualitas maupun kuantitasnya sehingga hal ini secara perlahan
mengakibatkan terjadinya kehilangan dalam berbagai hal yaitu: kehilangan peran
ditengah masyarakat, hambatan kontak fisik dan berkurangnya komitmen.
Menurut Erikson, perkembangan psikososial masa usia sangat tua ditandai
dengan tiga gejala penting, yaitu keintiman, generatif, dan integritas.
1. !erkembangan Keintiman
Keintiman dapat diartikan sebagai suatu kemampuan memperhatikan
orang lain dan membagi pengalaman dengan mereka. Orang-orang yang tidak
dapat menjalin hubungan intim dengan orang lainakan terisolasi. Menurut
Erikson, pembentukan hubungan intim ini merupakan tantangan utama yang
dihadapi oleh orang yang memasuki masa dewasa akhir.
2. !erkembangan Generatif
Generativitas adalah tahap perkembangan psikososial ketujuh yang
dialami individu selama masa pertengahan masa dewasa. Ketika seseorang
mendekati usia dewasa akhir, pandangan mereka mengenai jarak kehidupan
cenderung berubah. Mereka tidak lagi memandang kehidupan dalam pengertian
waktu masa anak-anak, seperti cara anak muda memandang kehidupan, tetapi
mereka mulai memikirkan mengenai tahun yang tersisa untuk hidup. Pada masa
ini, banyak orang yang membangun kembali kehidupan mereka dalam
pengertian prioritas, menentukan apa yang penting untuk dilakukan dalam waktu
yang masih tersisa.
3. !erkembangan Integritas

28

ntegritas merupakan tahap perkembangan psikososial Erikson yang
terakhir. ntegritas paling tepat dilukiskan sebagai suatu keadaan yang dicapai
seseorang setelah memelihara benda-benda, orang-orang, produk-produk dan
ide-ide, serta setelah berhasil melakukan penyesuaian diri dengan bebrbagai
keberhasilan dan kegagalan dalam kehidupannya. Lawan dari integritas adalah
keputusan tertentu dalam menghadapi perubahan-perubahan siklus kehidupan
individu, terhadap kondisi-kondisi sosial dan historis, ditambah dengan kefanaan
hidup menjelang kematian.
Tahap integritas ini ini dimulai kira-kira usia sekitar 65 tahun, dimana
orang-orang yang tengah berada pada usia itu sering disebut sebagai usia tua
atau orang usia lanjut. Usia ini banyak menimbulkan masalah baru dalam
kehidupan seseorang. Meskipun masih banyak waktu luang yang dapat
dinikmati, namun karena penurunan fisik atau penyakit yang melemahkan telah
membatasi kegiatan dan membuat orang tidak menrasa berdaya.
Terdapat beberapa tekanan yang membuat orang usia tua ini menarik diri
dari keterlibatan sosial: (1) ketika masa pensiun tiba dan lingkungan berubah,
orang mungkin lepas dari peran dan aktifitas selama ini; (2) penyakit dan
menurunnya kemampuan fisik dan mental, membuat ia terlalu memikirkan diri
sendiri secara berlebihan; (3) orang-orang yang lebih muda disekitarnya
cenderung menjauh darinya; dan (4) pada saat kematian semakin mendekat,
oran ingin seperti ingin membuang semua hal yang bagi dirinya tidak bermanfaat
lagi.
ntegritas ego vs putus asa usia (di atas 90 tahun keatas)
indikator positif : penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang
berharga dan unik. Siap menerima kematian
indikator negatif : perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
Masa lansia dapat melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan
hidup dan kematian
Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini bisa
menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai
bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.
Tipe Kepribadian Konstruktif (Construction personalitiy), biasanya tipe ini
tidak banyak mengalami gejolak, tenang dan mantap sampai sangat tua.
Tipe Kepribadian Mandiri (ndependent personality), pada tipe ini ada
kecenderungan mengalami post power sindrome, apalagi jika pada masa lansia
tidak diisi dengan kegiatan yang dapat memberikan otonomi pada dirinya.

29

Tipe Kepribadian Tergantung (Dependent personalitiy), pada tipe ini
biasanya sangat dipengaruhi kehidupan keluarga, apabila kehidupan keluarga
selalu harmonis maka pada masa lansia tidak bergejolak, tetapi jika pasangan
hidup meninggal maka pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana,
apalagi jika tidak segera bangkit dari kedukaannya.
Tipe Kepribadian Bermusuhan (Hostility personality), pada tipe ini setelah
memasuki lansia tetap merasa tidak puas dengan kehidupannya, banyak
keinginan yang kadang-kadang tidak diperhitungkan secara seksama sehingga
menyebabkan kondisi ekonominya menjadi morat-marit.
Tipe Kepribadian Kritik Diri (Self Hate personalitiy), pada lansia tipe ini
umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya sendiri sulit dibantu orang lain
atau cenderung membuat susah dirinya.
Perubahan yang Berkaitan Dengan Pekerjaan. Pada umumnya
perubahan ini diawali ketika masa pensiun. Meskipun tujuan ideal pensiun
adalah agar para lansia dapat menikmati hari tua atau jaminan hari tua, namun
dalam kenyataannya sering diartikan sebaliknya, karena pensiun sering diartikan
sebagai kehilangan penghasilan, kedudukan, jabatan, peran, kegiatan, status
dan harga diri. Reaksi setelah orang memasuki masa pensiun lebih tergantung
dari model kepribadiannya.

F. MASALAH KESEHATAN YANG LAZIM TER1ADI PADA REMA1A, DEWASA
SAMPAI LAN1UT USIA
. Remaja
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju dewasa,biasanya antara
usia 13 dan 20 tahun.
Pada remaja,masalah kesehatan yang sering terjadi beragam,antara lain sebagai
berikut :
a. Kecelakaan
Kecelakaan merupakan penyebab utama kematian pada remaja (sekitar 70
). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum
terbanyak, mengakibatkan hampir setengah kematian pada usia 16-19 tahun
(Edelman dan Mandel, 1994).
b. Penyalahgunaan obat dan zat yang berbahaya bagi kesehatan
Keyakinan remaja akan khasiat obat/ zat narkotika akan menciptakan
perasaan sejahtera pada mereka, bahkan beberapa dari mereka mempercayai
bahwa zat tersebut akan membuat mereka matur.walnya hal itu hanya

30

merupakan eksperimen,tetapi pada remaja yang berasal dari keluarga yang
tidak stabil,lebih beresiko terhadap penggunaan yang lebih kronik /
ketergantungan.
c. unuh Diri
unuh diri merupakan penyebab kematian ke-3 pada adolesens anara 15-
24 tahun (Hawton, 1990) ; kecelakaan dan pembunuhan merupakan penyebab
utama. Depresi dan isolasi sosial biasanya mendahului usaha bunuh diri, tetapi
bunuh diri mungkinjuga disebabkan oleh beberapa Iactor.. Perawat harus
waspada terhadap tanda peringatan berikut,sedikitnya sebulan sebelum
melakukan bunuh diri (Mattson, 1992) :
1. Penurunan kinerja di sekolah
2. Menarik diri
3. Hilangnya inisiatiI
4. Gangguan selera dan tidur
5. Verbalisasi gagasan bunuh diri
d. Eksperimentasi pada seksual
Hal ini dipengaruhi oleh tekanan teman sebaya, perubahan emosional dan
Iisiologis, dan harapan sosial berperan terhadap homoseksual atau pun
heteroseksual.
e. PMS (Penyakit Menular Seksual)
PMS dialami 10 juta per tahun di bawah usia 25 tahun. leh sebab itu,
tindakan screening terhadap PMS, bagi mereka yang aktiI seksual,meskipun
mereka tidak menunjukkan gejala perlu dilakukan.
I. HV (Human munodeIisiensi Virus)
HV yang menyebabkan DS ini ditularkan melalui hubungan seksual
tanpa perlindungan, penggunaan jarum bersama. DS merupakan penyebab
kematian ke-6 pada remaja yang berusia 15-16 tahun (D, 1994).
g. Kehamilan
Kehamilan merupakan kejadian umum yang lazim terjadi pada remaja di
merika serikat. 1 dari 10 wanita berumur di bawah 20 tahun mengalami
kehamilan.
. Dewasa
1. Dewasa wal
a. Masalah Fisiologis
Dewasa awal pada umumnya aktiI dan mempunyai masalah
kesehatan yang minimum. Tetapi gaya hidup mereka yang sering kali
menyebabkan masalah kesehatan pada atau kecacatan pada masa dewasa
tengah atau akhir.

31

Faktor resiko bagi kesehatan dewasa awal berawal dari komunitas,
gaya hidup, dan riwayat keluarga. Faktor resiko ini mempunyai kategori
sebagai berikut :
1) Kematian dan cedera karena kekerasan
2) Penyalahgunaan zat
3) Kehamilan yang tidak diinginkan
4) Penyakit Menular seksual
5) Faktor lingkungan dan pekerjaan
Gaya Hidup yang buruk seperti merokok, stress, kurang olah raga,
dan hygiene personal yang tidak baik meningkatkan resiko penyakit di
masa depan. Peran perawat dalam hal ini adalah meningkatkan kesehatan
dengan mengidentiIikasi Iactor yang menimbulkan resiko pada masa
dewasa awal.
b. Masalah Psikososial
Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan
dengan stress. Sebanarnya stress dapat meningkatkan nilai,karena bisa
menyebabkan perubahan. Namun, individu yang tidak mampu beradaptasi
terhadap stresor, menyebabkan stres tersebut berlarut dan menjadi masalah
kesehatan.
Stres pada masa dewasa awal dibagi ke dalam dua golongan, yaitu:
1) Stres Pekerjaan
2) Stres Keluarga
3)
c. Wanita Hamil dan Keluarga Mengasuh nak
Perubahan yang dialami selama masa kehamilan adalah perubahan
Iisiologis, psikososial, dan perubahan kognitiI. leh karena itu, masalah
kesehatan pada wanita hamil dan pasangannya adalah banyaknya
pertanyaan tentang kehamilan dan bayinya. Sebagian besar kebutuhan
kesehatan yang berkaitan dengan kehamilan dapat dipenuhi dengan
perawatan prenatal yang tepat.
2. Dewasa pertengahan
Masalah kesehatan yang lazim terjadi pada dewasa pertengahan adalah
masalah Iisiologis dan psikologis. Masalah Iisiologi meliputi : stress, adaptasi
penyakit kronis, tingkat kesejahteraan dan pembentukan kebiasaan kesehatan
yang positiI. Sedangkan masalah psikososial yang umumnya terjadi adalah
ansietas dan depresi.
Stres diakibatkan karena adanya perubahan Iisiologis dan menghadapi
realitas kesehatan tertentu. danya penyakit kronis seperti diabetes mellitus,
hipertensi, arthritis rheumatoid, atau penyakit paru obstruktiI menahun juga

32

bisa memepengaruhi peran dan tanggung jawab yang dipikul oleh dewasa
tengah. Status kesehatan juga merupakan salah satu Iaktor yang harus dikaji
oleh perawat untuk mengetahui tingkat kesejahteraan kesehatan klien.
eberapa kebiasaan turut mendukung masalah kesehatan. Kebiasaan ini ada
yang bersiIat positiI dan ada juga yang negatiI.
da dua masalah psikososial pada dewasa tengah yaitu ansietas dan
depresi. nsietas ialah Ienomena maturasi kritis yang berhubungan dengan
perubahan, konIlik, dan pengendalian lingkungan yang diterima (Haber et al,
1992). Masa dewasa sering mengalami ansietas dalam berespon terhadap
perubahan Iisiologis dan psikososial. Sedangkan depresi adalah gangguan
alam perasaan yang dimaniIestasikan dalam beberapa cara. Walaupun usia
yang paling banyak mengalami adalah usia antara 25-44 tahun, tapi bisa juga
terjadi pada usia baya yang mungkin memiliki banyak penyebab (Haber et al,
1992).
3. Lanjut Usia
a. Masalah Kesehatan Iisiologis
Hampir 80 dewasa di atas usia 65 tahun mempunyai sedikitnya satu
masalah kesehatan kronis. EIek masalah pada mobilitas dan kemandirian
bergantung pada individu.Perawat harus mengetahui masalah kronis yang
biasa terjadi pada populasi lansia.
b. Masalah Kesehatan Psikososial
Masalah kesehatan psikososial bervariasi di antara lansia. Perawat
mengkaji transisi peran yang terjadi antara masa baya dan lansia. Karena
pengaruh kognitiI, sosial dan Iisik penuaan. anyak lansia memerlukan
bantuan untuk mempertahankan kesehatan psikososialnya.










33

Kesimpulan

Periode dewasa pertengahan berlangsung dalam rentangan usia 40 55 tahun.
Kemampuan dan kekuatan fisik pada periode dewasa perengahan menurun lebih cepat
dibandingkan dengan pada periode deawasa awal. Perubahan fisik yang menonjol
adalah perubahan hormon seksual yang menyebabkan wanita mengalami menopouse
dan pria mengalami klimaliterium.
Periode dewasa pertengahan mempunyai tugas-tugas perkembangan yang berbeda
mempunyai dari tugas-tugas perkembangan periode sebelumnya.
Kesimpulan
Jadi, perawat perlu mengaplikasikan beberapa teori perkembangan untuk
memahami tumbuh kembang pasien saat melakukan pengkajian maupun implementasi
tindakan keperawatan. Tiap-tiap individu berbeda dan tidak mudah untuk disamakan
antara individu yang satu dengan yang lain terhadap tugas-tugas perkembangannya.
Dalam makalah ini kita dapat mengetahui Proses tumbuh kembang pada orang dewasa
muda,menengah dan tua serta bagaimana mengetahui teori yang berhubungan dengan
pertumbuhan dan perkembangan manusia dewasa.
Masa perkembangan dewasa muda atau remaja akhir ditandai dengan keinginan
mengaktualisasikan segala ide pikiran yang dimatangkan selama mengikuti pendidikan
tinggi. Mereka bersemangat untuk meraih tingkat kehidupan ekonomi yang tinggi.
Karena itu. Mereka berlomba dan bersaing dengan orang lain guna membuktikan
kemampuannya. Segala daya upaya yang berorientasi untuk mencapai keberhasilan
akan selalu ditempuh dan diikuti. Sebab dengan keberhasilan itu. a akan meningkatkan
harkat dan martabat hidup mereka di mata orang lain untuk itu akan dibahas hal-hal
yang mengenai pandangan beberapa teori tentang perkembangan pada masa remaja.
Pada periode dewasa awal, penampilan dan kesehatan fisik mencapai
puncaknya dan periode yang sama penurun penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik
pun mulai menurun. penampilan, kekuatan dan kesehatan fisik dicapai pada periode
permulaan dewasa awal dan menurun pada akhir dewasa awal. dan puncak efisiensi
fisik biasanya dicapai pada usia pertengahan duapuluhan dan sesudah mana menjadi
penurunan lambat laun hingga awal usia 40-an.
Pria dan wanita harus mengetahui perubahan biologis yang tidak bias
diperkirakan. Sama halnya dengan remaja, individu dewasa menengah menggunakan
energy untuk beradaptasi dengan konsep diri, bentuk tuuh, kenyataan fisiologis dan
perubahan dalam penampilan fisik, harga diri yang tinggi, bentuk tubuh idaman, dan
sikap yang positif terhadap perubahan psikologis biasanya terjadi pada saat individu
dewasa melakukan latihan fisik, diet seimbang, tidur yang cukup, praktik hygiene yang
baik, semua hal tersebut membuat tubuh menjadi sehat dan bersemangat
Sebagai pemberi pelayanan keperawatan, perawat memberikan pelayanan
kesehatan kepada semua orang yang memiliki usia dan karakter yang berbeda
sehingga dalam merawat kasus yang samapun tindakan yang diberikan akan sangat

34

berdeda karena setiap orang adalah unik, sehingga seorang perawat dituntut untuk
mengerti proses tumbuh kembang























33

DAFTAR PUSTAKA
Hurlock Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan
Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Erlangga : Ciracas, Jakarta.
Santrock W. John. 1995, Life Span development perkembangan masa hidup jilid
2, Erlangga: jakarta.
Potter n Perry, 2006, F&NDAENTAL KEPERAWATAN Ed 4 Vol 1, Jakarta,
EGC.
Potter n Perry, 2009, F&NDAENTAL KEPERAWATAN Ed 7 buku 1 , Jakarta,
Salemba medika
Syamsudin, bin M. (2005). Psikologi Kependidikan. andung : Remaja Rosdakarya.
Mc Devit, T.M.,& Jeanne, E..,(2010).Child Development And Education (
4th
ed.)New
Jersey : Pearson.
Tavris, arol., & arol Wade., Psikologi Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Hurlock, elizabethj T. Psikologi Perkembangan (5
th
ed). Jakarta : Erlangga
Perry anne GraIIin, Potter Patricia. , uku jar Fundamental Keperawatan, Edisi 4
Volume 1, Jakarta : EG, 2005 ( terjemahan )
Hurlock elizabeth .. Psikologi Perkembangan , Edisi : kelima, Jakarta : Erlangga, 1996









36

Anda mungkin juga menyukai