Anda di halaman 1dari 17

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang Infeksi virus hepatitis pada kehamilan dapat disebabkan oleh banyak macam virus hepatitis, seperti pada orang dewasa umumnya. Infeksi ini dapat menimbulkan masalah, baik pada kehamilan/persalinan maupun pada bayi yang dilahirkannya (penularan vertical). Bayi yang tertular kemungkinan besar akan menjadi pengidap kronik dan berakhir dengan kanker hati primer atau sirosis hati setelah dewasa. Infeksi virus hepatitis dapat menimbulkan masalah pada kehamilan, jika terjadi infeksi akut terutama kalau terjadi hepatitis fulminan. Hepatitis fulminan adalah suatu jenis klinis hepatitis yang jarang terjadi, dimana perjalanan penyakitnya berkembang dengan cepat, terjadi ikterus yang semakin berat, kuning seluruh tubuh, timbul gejala neurologi atau ensefalopati hepatic, kemudian masuk kedalam keadaan koma dan gagal hati akut. Selain itu bayi dapat tertular dari ibu (penularan vertical) dan menjadi pengidap kronik dengan kemungkinan terjadinya kanker hati primer atau sirosis hati. Tetapi infeksi virus hepatitis yang sering menimbulkan masalah yang berhubungan dengan kehamilan adalah, virus hepatitis B (VHB) dan Virus Hepatitis E (VHE). Meskipun masalah yang ditimbulkan pada kehamilan oleh VHB dan VHE hamper sama, tetapi terdapat perbedaan pada, endemisitas, cara penularan, cara pencegahan dan morbiditas serta mortalitas. Hepatitis adalah peradangan hati karena berbagai sebab. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut "hepatitis akut", hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut "hepatitis kronis". Istilah "Hepatitis" dipakai untuk semua jenis peradangan pada hati (liver). Penyebabnya dapat berbagai macam, mulai dari virus sampai dengan obat-obatan, termasuk obat tradisional. Virus hepatitis juga ada beberapa jenis, hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus bisa akut ( hepatitis A ) dapat pula hepatitis kronik ( hepatitis B,C ) dan adapula yang kemudian menjadi kanker hati ( hepatitis B dan C ). 1.2 Tujuan 1.2.1 1.2.2 Tujuan umum Tujuan khusus 1. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data klien dengan hepatitis 2. Mahasiswa mampu melakukan analisa data pada klien dengan hepatitis 3. Mahasiswa mampu membuat/melakukan perencanaan tindakan pada klien dengan hepatitis 4. Mahasiswa mampu melakukan rencana-rencana yang telah disusun pada klie dengan hepatitis 5. Mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan kepada pasien dengan hepatitis 6. Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan kebidanan pada klien dengan hepatitis 1.3 Metode Penulisan 1.3.1 Studi kepustakaan Dalam penyusunan asuhan Kebidanan penulis memperoleh pengetahuan dan wawasan dengan membaca literatur literatur yang berkaitan dengan Hepatitis. 1.4 Sistematika Penulisan BAB I : Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan Sistematika penulisan. Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu dengan gangguan hepatitis.

BAB II

Tinjauan pustaka, menguraikan konsep dasar asuhan kebidanan Secara teoritis. Tinjauan kasus, menguraikan asuhan kebidanan secara nyata Merupakan bab kesimpulan dan saran yang menguraikan kesimpulan sebagai hasil penulisan serta menyampaikan saran sesuai dengan hasil penulisan.

BAB III : BAB IV :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hepatitis merupakan suatu istilah umum untuk terjadinya peradangan pada sel-sel hati. Hepatitis dapat disebabkan oleh kondisi non-infeksi seperti obat-obatan, alkohol, dan penyakit autoimun, atau oleh adanya infeksi seperti hepatitis virus. Hepatitis virus terjadi bila virus hepatitis masuk ke dalam tubuh dan kemudian merusak sel-sel hati. Cara masuknya virus hepatitis ke dalam tubuh bisa bermacam-macam, namun yang paling sering adalah melalui makanan dan minuman (hepatitis virus A dan E), atau melalui cairan tubuh misalnya melalui transfusi darah, suntikan, atau hubungan seksual (hepatitis virus B, C, dan D). Ketika virus hepatitis masuk ke dalam tubuh maka akan timbul berbagai gejala, mulai dari yang ringan (bahkan tanpa gejala) sampai yang berat. Gejala yang dapat muncul akibat infeksi virus hepatitis diantaranya demam, nyeri otot, gejala-gejala mirip flu (flu-like syndrome), mual atau muntah, serta nyeri perut, yang kemudian akan diikuti mata atau kulit berwarna kuning, serta buang air kecil akan berwarna kecoklatan. Pada sebagian besar pasien, gejala-gejala tersebut akan membaik dengan sendirinya dan akan hilang sama sekali setelah 4-6 minggu, sementara sebagian kecil pasien keluhan-keluhan itu akan semakin memberat sehingga memerlukan perawatan yang khusus. Kondisi sakit seperti yang disebutkan di atas disebut sebagai hepatitis virus akut. Bila infeksi hepatitis virus akut itu disebabkan oleh virus hepatitis A dan E, maka umumnya pasien akan sembuh total dan penyakitnya tidak berlanjut menjadi kronik. Hepatitis virus kronik dapat terjadi pada sebagian pasien yang mengalami infeksi hepatitis virus akut B, C, atau D. Seseorang dikatakan menderita hepatitis kronik bila virus hepatitis atau komponen-komponennya masih ada di dalam tubuh, dan secara perlahan tetap akan merusak sel-sel hati dan berpotensi untuk menularkan ke orang lain, walaupun gejala-gejala sudah menghilang dan secara fisik pasien sudah segar-bugar. Hepatitis kronik perlu mendapat perhatian khusus, karena penyakitnya bisa berlanjut menjadi sirosis hati (hati mengecil akibat sel-sel hati banyak yang digantikan jaringan parut) dan bahkan bisa menjadi kanker hati. Diperkirakan bahwa sekitar 10 hingga 30% dari pengidap hepatitis B dan C akan berkembang menjadi sirosis dan kanker hati. Baik sirosis atau kanker hati merupakan suatu kondisi akhir dari suatu penyakit hati kronik, dengan berbagai gejala dan komplikasi yang berat dan mengancam nyawa (seperti perdarahan saluran cerna, gagal hati, penurunan kesadaran, gangguan mekanisme pembekuan darah, infeksi di rongga perut yang penuh terisi cairan, sampai pada kematian).

Hepatitis adalah Suatu peradangan pada hati yang terjadi karena toksin seperti; kimia atau obat atau agen penyakit infeksi (Asuhan keperawatan pada anak, 2002; 131) Hepatitis adalah keadaan radang/cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat atau alkohol (Ptofisiologi untuk keperawatan, 2000;145)

2.2 Etiologi or Resiko 1. Hepatitis A a. Virus hepetitis A (HAV) terdiri dari RNA berbentuk bulat tidak berselubung berukuran 27 nm b. Ditularkan melalui jalur fekal oral, sanitasi yang jelek, kontak antara manusia,dibawah oleh air dan makanan c. Masa inkubasinya 15 49 hari dengan rata rata 30 hari d. Infeksi ini mudah terjadi didalam lingkungan dengan higiene dan sanitasi yang buruk dengan penduduk yang sangat padat. 2. Hepetitis B (HBV) a. Virus hepatitis B (HBV) merupakan virus yang bercangkang ganda yang memiliki ukuran 42 nm b. Ditularkan melalui parenteral atau lewat dengan karier atau penderita infeksi akut, kontak seksual dan fekal-oral. Penularan perinatal dari ibu kepada bayinya. c. Masa inkubasi 26 160 hari dengan rata- rata 70 80 hari. d.Faktor resiko bagi para dokter bedah, pekerja laboratorium, dokter gigi, perawat dan terapis respiratorik, staf dan pasien dalam unit hemodialisis serta onkologi laki-laki biseksual serta homoseksual yang aktif dalam hubungan seksual dan para pemaki obat-obat IV juga beresiko. 3. Hepatitis C (HCV) a. Virus hepatitis C (HCV) merupakan virus RNA kecil, terbungkus lemak yang diameternya 30 60 b. Ditularkan melalui jalur parenteral dan kemungkinan juga disebabkan juga oleh kontak seksual. c. Masa inkubasi virus ini 15 60 hari dengan rata 50 hari d. Faktor resiko hampir sama dengan hepatitis B

2.3 Patofisiologi Virus hepatitis yang menyerang hati menyebabkan peradangan dan infiltrat pada hepatocytes oleh sel mononukleous. Proses ini menyebabkan degrenerasi dan nekrosis sel perenchyn hati.

Respon peradangan menyebabkan pembekakan dalam memblokir sistem drainage hati, sehingga terjadi destruksi pada sel hati. Keadaan ini menjadi statis empedu (biliary) dan empedu tidak dapat diekresikan kedalam kantong empedu bahkan kedalam usus, sehingga meningkat dalam darah sebagai hiperbilirubinemia, dalam urine sebagai urobilinogen dan kulit hapatoceluler jaundice. Hepatitis terjadi dari yang asimptomatik samapi dengan timbunya sakit dengan gejala ringan. Sel hati mengalami regenerasi secara komplit dalam 2 sampai 3 bulan lebih gawat bila dengan nekrosis hati dan bahkan kematian. Hepattis dengan sub akut dan kronik dapat permanen dan terjadinya gangguan pada fungsi hati. Individu yang dengan kronik akan sebagai karier penyakit dan resiko berkembang biak menjadi penyakit kronik hati atau kanker hati.

2.4 Manifestasi Klinik Menifestasi klinik dari semua jenis hepatitis virus secara umum sama. Manifestasi klinik dapat dibedakan berdasarkan stadium. Adapun manifestasi dari masing amsing stadium adalah sebagai berikut. 1. Stadium praicterik berlangsung selama 4 7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, muntah, demam, nyeri pada otot dan nyeri diperut kanan atas urin menjadi lebih coklat. 2. Stadium icterik berlangsung selama 3 6 minggu. Icterus mula mula terlihat pada sklera,kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan keluhan berkurang, tetapi klien masih lemah, anoreksia dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Hati membesar dan nyeri tekan. 3. Stadium pascaikterik (rekonvalesensi). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi. Penyebuhan pada anak anak menjadi lebih cepat pada orang dewasa, yaitu pada akhir bulan ke 2, karena penyebab yang biasanya berbeda.

2.5 Tes Diagnostik 1. ASR (SGOT) / ALT (SGPT) Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun. SGOT/SGPT merupakan enzim enzim intra seluler yang terutama berada dijantung, hati dan jaringan skelet, terlepas dari jaringan yang rusak, meningkat pada kerusakan sel hati 2. Darah Lengkap (DL) SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati)atau mengakibatkan perdarahan.

3. Leukopenia Trombositopenia mungkin ada (splenomegali) 4. Diferensia Darah Lengkap Leukositosis, monositosis, limfosit, atipikal dan sel plasma. 5. Alkali phosfatase Agaknya meningkat (kecuali ada kolestasis berat) 6. Feses Warna tanah liat, steatorea (penurunan fungsi hati) 7. Albumin Serum Menurun, hal ini disebabkan karena sebagian besar protein serum disintesis oleh hati dan karena itu kadarnya menurun pada berbagai gangguan hati. 8. Gula Darah Hiperglikemia transien / hipeglikemia (gangguan fungsi hati). 9. Anti HAVIgM Positif pada tipe A 10. HbsAG Dapat positif (tipe B) atau negatif (tipe A) 11. Masa Protrombin Mungkin memanjang (disfungsi hati), akibat kerusakan sel hati atau berkurang. Meningkat absorbsi vitamin K yang penting untuk sintesis protombin. 12. Bilirubin serum Diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk, mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler) 13. Tes Eksresi BSP (Bromsulfoptalein) Kadar darah meningkat. BPS dibersihkan dari darah, disimpan dan dikonyugasi dan diekskresi. Adanya gangguan dalam satu proses ini menyebabkan kenaikan retensi BSP. 14. Biopsi Hati Menujukkan diagnosis dan luas nekrosis 15. Skan Hati Membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkin hati. 16. Urinalisa

Peningkatan kadar bilirubin. Gangguan eksresi bilirubin mengakibatkan hiperbilirubinemia terkonyugasi. Karena bilirubin terkonyugasi larut dalam air, ia dsekresi dalam urin menimbulkan bilirubinuria.

2.5 Penatalaksanaan Medik Tidak ada terpi sfesifik untuk hepatitis virus. Tirah baring selama fase akut dengan diet yang cukup bergizi merupakan anjuran yang lazim. Pemberian makanan intravena mungkin perlu selama fase akut bila pasienterus menerus muntah. Aktivitas fisik biasanya perlu dibatasi hingga gejala-gejala mereda dan tes fungsi hati kembali normal.

4. Hepatitis D (HDV) a. Virus hepatitis B (HDP) merupakan virus RNA berukuran 35 nm b. Penularannya terutama melalui serum dan menyerang orang yang memiliki kebiasaan memakai obat terlarang dan penderita hemovilia c. Masa inkubasi dari virus ini 21 140 hari dengan rata rata 35 hari d. Faktor resiko hepatitis D hampir sama dengan hepatitis B.

5. Hepattitis E (HEV) a. Virus hepatitis E (HEV) merupakan virus RNA kecil yang diameternya + 32 36 nm. b. Penularan virus ini melalui jalur fekal-oral, kontak antara manusia dimungkinkan meskipun resikonya rendah. c. Masa inkubasi 15 65 hari dengan rata rata 42 hari. d. Faktor resiko perjalanan kenegara dengan insiden tinggi hepatitis E dan makan makanan, minum minuman yang terkontaminasi.

2.5 Hepatitis Pada Kehamilan Sama seperti pada orang pada umumnya, seorang ibu yang hamil dapat berisiko mengalami hepatitis virus dan seseorang yang sudah mengalami hepatitis kronik dapat hamil. Semua jenis virus hepatitis dapat menginfeksi ibu hamil, dan dapat menimbulkan gejala hepatitis virus akut. Gejala dan tanda infeksi hepatitis virus akut yang terjadi pada kehamilan umumnya tidak banyak berbeda dengan mereka yang tidak hamil. Yang perlu dilakukan adalah memeriksakan diri ke dokter bila muncul gejala-gejala yang sudah disebutkan di atas

tadi untuk memastikan apakah ini suatu hepatitis virus atau bukan, menentukan jenis virus apa yang menginfeksi, serta menentukan derajat kerusahan sel hati yang terjadi. Biasanya dokter akan menganjurkan perawatan di rumah sakit untuk memantau perkembangan penyakitnya, serta memastikan bahwa pasien cukup istirahat dan mendapat asupan makanan yang baik. Umumnya ibu hamil yang mengalami hepatitis virus akut akan sembuh dalam 4 sampai 6 minggu. Menentukan jenis virus hepatitis apa yang menginfeksi merupakan hal penting, sebab seperti yang telah disebutkan di atas, bila virus hepatitis B dan C yang menginfeksi maka perlu dilakukan langkah-langkah lebih lanjut untuk mengantisipasi perkembangan penyakit lebih lanjut serta mencegah penularan penyakit ke janin atau bayi. Bila ibu hamil terinfeksi hepatitis virus B atau C, maka dokter akan melakukan berbagai pemeriksaan lanjutan untuk menentukan apakah hepatitis virusnya dalam kondisi aktif dan menularkan ke orang lain atau tidak, termasuk ke janinnya. 2.5.1 Infeksi hepatitis pada ibu hamil Merupakan masalah yang serius. Infeksi hepatitis ditularkan melalui cara horizontal yaitu melalui parenteral dengan terpapar darah, semen, sekresi vagina, saliva dan vertikal ibu ke janin. Penularan secara vertikal dapat melalui beberapa cara yaitu melaui plasenta, kontaminasi darah selama melahirkan, transmisi fekal-oral pada masa puerperium atau permulaan partus, transmisi melalui laktasi (Akbar,1996; Reinus,1999; Cunningham,2001).

2.5.2 Pengaruh Hepatitis Terhadap Janin/Neonatus 3,5 % Risiko keseluruhan dari infeksi neonatal kira-kira 75% jika ibu terinfeksi pada trimester ketiga atau masa nifas ; dan risiko ini jauh lebih rendah (5-10%) jika ibu terinfeksi pada awal kehamilan. Sebagian besar infeksi pada bayi baru lahir kemungkinan terjadi saat persalinan dan kelahiran atau melalui kontak ibu bayi, daripada secara transplasental.Walaupun sebagian besar bayi-bayi menunjukkan tanda infeksi ikterus ringan, mereka cenderung menjadi carrier. Status carrier ini dipertimbangkan akan menjadi sirosis hepatis dan karsinoma hepatoseluler. Infeksi kronik terjadi kira-kira 90% pada bayi yang terinfeksi, 60% pada anak < 5 tahun dan 2%-6% pada dewasa. Diantaranya, seseorang dengan infeksi kronik HBV, risiko kematian dari sirosis dan karsinoma hepatoselular adalah 15% - 25%. Infeksi HBV bukan merupakan agen teratogenik. Bagaimanapun, terdapat insidens berat lahir rendah yang lebih tinggi diantara bayi-bayi dengan ibu yang menderita infeksi akut selama hamil. Pada satu penelitian hepatitis akut maternal (tipe B atau non-B) tidak mempengaruhi insidens dari malformasi kongenital, lahir mati,

abortus, atau malnutrisi intrauterin. Tetapi, hepatitis akut menyebabkan peningkatan insidens prematuritas.

2.5.3 Antepartum Infeksi hepatitis kadang tidak disadari karena hanya menimbulkan demam ringan.

Hanya30%penderita yang mengalami kuning, mual, muntah, dan nyeri perut kanan atas. Oleh karena itu, diagnosis ditegakkan dengan mengandalkan pemeriksaan darah yang spesifik untuk hepatitis (HbsAg, anti-HBs) dan fungsi hati yaitu enzim SGOT dan SGPT. Infeksi hepatitis tidak menyebabkan kematian atau kecacatan pada janin. Namun infeksi saat kehamilan kerap berkaitan dengan berat lahir rendah dan lahir prematur. Penularan ke bayi lebih besar terjadi jika ibu terinfeksi pada trimester ke tiga, yaitu 10% pada trimester pertama dan 60-90% pada trimester ketiga.

2.5.4 Yang harus dilakukan oleh ibu hamil a. Mendapat kombinasi antibodi pasif (immunoglobulin) dan imunisasi aktif vaksin hepatitis. b. Tidak minum alcohol. c. Menghindari obat-obatan yang hepatotoksis seperti asetaminofen yang dapat

memperburukkerusakan hati d. Tidak mendonor darah, bagian tubuh dan jaringan. Tidak menggunakan alat pribadi yang dapat terpapar darah dengan orang lain e. Menginformasikan pada dokter anak, dokter Kebidanan dan bidan bahwa mereka carrier hepatitis, Memastikan bahwa bayi mereka mendapat vaksin hepatitis waktu lahir, umur 1 bulan, dan 6 bulan. f. Kontrol sedikitnya setahun sekali ke dokter g. Mendiskusikan risiko penularan dengan pasangan mereka dan mendiskusikan pentingnya konseling dan pemeriksaan

2.5.5 Prevalensi HbsAg pada wanita hamil di perkotaan pada bangsa kulit putih non hispanik sebesar 0,60%, kulit hitam non hispanik 0,97 %, hispanik 0,14 % dan bangsa Asia 5,79 %. Insiden batu empedu selama kehamilan meningkat. Pada suatu penelitian di Italia dengan pemeriksaan ultrasound didapatkan lebih dari 40 % wanita hamil mengidap batu empedu. Hal ini dihubungkan dengan hasil lithogenik peningkatan saturasi kolesterol dan

penurunan asam deoksiribonukleik pada kandung empedu selama periode tingginya konsentrasi estrogen dan pengurangan fungsi pengosongan kandung empedu selama kehamilan. Setiap tahun di Amerika Serikat diperkirakan 250.000 orang, terinfeksi virus Hepatitis, tiga puluh lima ribu diantaranya anak-anak, sekitar 5.000 orang meninggal karenanya. Diseluruh dunia, 350 juta orang terinfeksi kronis, menyebabkan 1 sampai 2 juta kematian tiap tahunnya. Penularan perinatal dari ibu pengidap HBs Ag kepada anaknya merupakan jalur transmisi penting untuk terjadinya kronisitas infeksi. Pada tinjauan kasus ini kami akan membahas penanganan seorang penderita Hepatitis Akut dengan kehamilannya.

2.5.6 Siapa yang harus menjalani pemeriksaan 1. Semua wanita hamil saat ANC pertama kali harus di cek HBsAg. 2. Setiap wanita yg akan melahirkan yang tidak menjalani pmeriksaan HBsAg saat kunjungan ANC-nya. 3. Lebih dari 90% dari perempuan ditemukan HBsAg positif pada rutin pemutaran film akan 4. Semua rentan kontak (termasuk semua anggota keluarga) dengan panel hepatitis (HBsAg, antiHBc, antiHBs). 5. Skrining dan vaksinasi yang rawan kontak harus dilakukan

2.4.7 Rekomendari untuk perempuan Advisory Committee on Immunization Practice, mereka merekonmendasikan semua perempuan hamil diperiksa HbsAg pada masa kehamilan awal. Setiap bayi yang lahir dari ibu dengan HbsAg positif atau ibu yang HbsAg-nya tidak diketahui, harus mendapat vaksin hepatitis dan HBIG (hepatitis Immunoglobulin). Booster vaksin hepatitis kemudian diberikan dua kali yaitu saat bayi berusia 1 bulan dan usia 3-6 bulan. Setelah vaksin diberikan lengkap, maka pada usia 9-18 bulan, sebaiknya dilakukan pemeriksaan HbsAg dan anti-HBs. Bila pemeriksaan anti-HBs dilakukan sebelum usia 9 bulan, bisa jadi anti-HBS positif akibat pemberian HBIG dan bukan antibodi yang dihasilkan oleh si bayi.

2.5.8 Pengobatan Pengobatan infeksi hepatitis virus pada kehamilan tidak berbeda dengan wanita tidak hamil. Penderita harus tirah baring di rumah sakit sampai gejala icterus hilang dan bilirubin dalam serum menjadi normal. Makanan diberikan dengan sedikit mengandung lemak tetapitinggi protein dan karbohydrat.Pemakaian obatobatan hepatotoxic hendaknya dihindari.Kortison baru diberikan bila terjadi penyulit. Perlu diingatpada hepatitis virus yang aktip dan cukup berat, mempunyai risiko untuk terjadi perdarahan post-partum, karena

menurun-nya kadar vitamin K. Janin baru lahir hendaknya tetap diikuti sampai periode post natal dengan dilakukan pemeriksaantransaminase serum dan pemeriksaan hepatitis virus antigensecara periodik. Janin baru lahir tidak perlu diberi pengobatankhusus bila tidak mengalami penyulit-penyulit lain.

2.5.9 Pencegahan Semua Ibu hamil yang mengalami kontak langsung denganpenderita hepatitis virus A hendaknya diberi immuno globulinsejumlah 0,1 cc/kg. berat badan. Gamma globulin ternyatatidak efektif untuk mencegah hepatitis virus B. Gizi Ibu hamil hendaknya dipertahankan seoptimal mungkin, karena gizi yang buruk mempermudah penularan hepatitis virus.Untuk kehamilan berikutnya hendaknya diberi jarak sekurangkurangnya enam bulan setelah persalinan, dengan syarat setelah 6 bulan tersebut semua gejala dan pemeriksaan laborato-rium telah kembali normal.Setelah persalinan, pada penderita hendaknya tetap dilakukanpemeriksaan laboratorium dalam waktu dua bulan, empat bu-lan dan enam bulan kemudian.

BAB III MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY.S DI KLINIK
PENGUMPULAN DATA IDENTITAS / BIODATA Nama : Ny.S Umur : 30 tahun Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : IRT Alamat rumah : Jl. Bangun Rejo Telp. :-

I.

Nama suami : Tn. A Umur : 32 tahun Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswasta Alamat rumah : Jl. Bangun Rejo Telp. :-

4.

ANAMNESA / DATA SUBTEKTIF Pada tanggal : 21 agustus 2011 Pukul : 10. WIB Oleh : Bidan 1. Alasan kunjungan saat ini : pertama ulangan ada keluhan 2. Keluhan-keluhan : ada 3. Riwayat menstruasi : Haid pertama : 12 tahun teratur/tidak teratur :tidak teratur Siklus : 30 hari Lamanya : 5-6 hari Banyaknya : 3 x ganti Sifat darah : stonsel dan berbau anyir Disminorhea : ada riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
No 1 Tgl Lahir/ Umur Hamil ini Usia Kehamilan Jenis Persalinan Tempat Persalinan Komplikasi Ibu Bayi Penolo ng BB lahir BBL Kead aan Nifas Lacta si Kelaina n

5. Riwayat kehamilan : HPHT : 10 04 - 2011 Tafsiran persalinan : 17 - 01 - 2012 Keluhan-keluhan pada:Trimester I : lelah, demam, flu, mual, muntah, nyeri perut, BAB cair, urin warna gelap dan kurang nafsu makan. Trimester II : Tidak Ada Trimester III : Tidak Ada Pergerakan anak pertama sekali : kehamilan 16 minggu Pergerakan anak 24 jam terakhir : ada < 10 kali 10-20 kali > 20 kali Bila lebih dari 20 kali dalam 24 jam, dengan frekuensi : < 15 detik > 15 detik Keluhan yang dirasakan ( bila ada jelaskan ) : Rasa lelah Mual dan muntah Nyeri perut Panas, menggigil Sakit kepala berat / terus menerus Penglihatan kabur Rasa nyeri, panas waktu BAK

: ada : ada, Trimester I : ada : ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada

Rasa gatal pada vulva, vagina dan sekitarnya: tidak ada Pengeluaran cairan pervaginam :Tidak ada Nyeri, kemerahan, tegang pada tungkai : tidak ada Oedema : tidak ada Lain-lain ( jelaskan ) : tidak ada Obat-obat yang dikonsumsi : Tidak ada Kekhawatiran khusus : tidak ada Pola eliminasi : BAK : frekuensi : 3-4 x sehari Warna : kuning gelap Keluhan waktu BAK : tidak ada BAB : frekuensi : 1 x sehari Warna : kehitaman Konsistensi : Cair Keluhan waktu BAB : tidak ada Pola aktivitas sehari-hari : Istirahat dan tidur : Siang : 1 jam malam : 6-7 jam Seksualitas : tidak ada

6.

Imunisasi TT I tanggal : belum Imunisasi TT II tanggal : belum Kontrasepsi yang pernah digunakan : tidak ada Riwayat penyakit sistemik yang pernah diderita : Penyakit jantung : tidak ada Penyakit ginjal : tidak ada Penyakit asma : tidak ada Penyakit hepatitis : ada Penyakit DM : tidak ada Penyakit hipertensi : tidak ada Penyakit epilepsy : tidak ada Lain-lain : tidak ada 7. Riwayat penyakit keluarga : penyakit jantung penyakit hipertensi penyakit DM gamelli lain-lain

: tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada : tidak ada

8.

Riwayat sosial ekonomi : status perkawinan : syah respon ibu terhadap kehamilan : direncanakan tidak direncanakan diterima tidak diterima dukungan suami / keluarga terhadap kehamilan : ada dukungan tidak ada dukungan pengambilan keputusan dalan keluarga : suami ibu hamil mertua / orang tua pola makan / minum : makan sehari-hari : frekuensi : 3 x sehari, banyaknya : 1/2 porsi jenis makanan yang dimakan : nasi, lauk, dan pauk. perubahan makan yang dialami ( ngidam, nafsu makan, dll ) : berkurang minum : 5 gelas sehari kebiasaan merokok : ya tidak minuman keras : ya tidak mengkonsumsi obat terlarang : ya tidak kegiatan sehari-hari ( beban kerja ) : Ibu Rumah Tangga tempat dan petugas kesehatan yang ingin membantu persalinan : Bidan

C.

PEMERIKSAAN FISIK ( DATA OBYEKTIF ) Status emosional : stabil Pemeriksaan fisik umum : BB : 53 kg, TB : 156 cm, LILA : 23,5 cm BB sebelum hamil : 51 kg 3. Tanda vital : TD : 100/60 mmHg, Pols : 75 x/i RR : 19 x/i, Temp : 37,7C 4. Kepala : kulit kepala : bersih tidak bersih distribusi rambut : merata tidak merata 5. Wajah : oedema : ada tidak ada cloasma gravidarum : ada tidak ada pucat : ya tidak 6. Mata : conjungtiva : anemis sclera mata : ikterus oedema palpebra : ya tidak 1. 2. 7. 8. Hidung : polip : ya tidak pengeluaran : ada,sebutkan tidak ada Mulut : lidah : bersih stomatitis : ada tidak ada gigi, caries : ada tidak ada berlubang : ya tidak berlubang epulis pada gusi : ada tidak ada tonsil : meradang tidak meradang pharynx : meradang tidak meradang Telinga : serumen : tidak ada ada pengeluaran : tidak ada ada, jelaskan Leher

tidak bersih

9. 10.

: luka bekas operasi : tidak ada ada, jelaskan kelenjar tyroid : membesar tidak membesar pembuluh limfe : membesar tidak membesar 11. Dada : mamae : simetris ya tidak putting susu : menonjol mendatar masuk ke dalam benjolan : ada tidak ada pengeluaran dari putting susu : ada, sebutkan tidak ada 12. Aksila : pembesaran kelenjar getah bening : ada tidak ada 13. Abdomen : pembesaran : tidak simetris simetris memanjang melebar Linea : alba nigra Bekas luka operasi : tidak ada ada Pergerakan janin : terlihat tidak terlihat teraba tidak teraba Pemeriksaan khusus kebidanan : kontraksi tinggi fundus uteri : ada,sebutkan tidak ada : 3 jari bawah pusat

pemeriksaan panggul luar : dinstancia spinarum : 26 cm conjugata eksterna : 19 cm dinstancia kristarum : 29 cm lingkar panggul luar : 87 cm 14. Genetalia : vulva : pengeluaran : tidak ada ada,jelaskan varices : tidak ada ada kemerahan : tidak ada ada perineum : bekas luka / luka parut : tidak ada ada,jelaskan lain-lain : jelaskan 15. pinggang ( periksa ketuk : coste-vetebre-angal-tendernes = CVAT ) : nyeri : tidak ada ada,jelaskan

16. Ekstremitas : oedema pada tangan atau jari oedema pada ekstremitas bawah varices refleks patella

: tidak ada : tidak ada : tidak ada : positif ( + )

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan anti IgM (+) : ada II. INTERPRETASI DATA DASAR Ibu primigravidarum G1P0A0, usia kehamilan 18 minggu 5 hari, dengan hepatitis. Dasar : Ibu primigravida Dasar :ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama DO : G :I P:0 A:0 Pembesaran abdomen melebar. Usia kehamilan 18 minggu 5 hari. Dasar :HPHT : 10-04-2011 DO :TTP : 17 - 01 - 2012 Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan. TFU: 3 jari bawah pusat Masalah Kebutuhan : Cemas akan kehamilan : pemberian Imunoglobin

Berikan PenKes tentang Pola istirahat Personal hiegyn Nutrisi III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL Hepatitis kronis IV. TINDAKAN SEGERA Kolaborasi dengan spesialis obtetri dan ginekologi V. PERENCANAAN Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan janin kepada keluarga berikan Imunoglobin PenKes tentang: Personal hygiene Istirahat Nutrisi VI.

PENATALAKSANAAN 1) Informasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan janin kan pemberian imunoglobin(imunisasi pasif) 2. a. Pola Istirahat Memberikan penkes tentang :

Menganjurkan ibu untuk banyak beristirahat dan tidak mengerjakan pekerjaan yang

berat, kemudian berbaring tidur / miring lebih banyak ke arah punggung janin, tirah baring minimal 4 jam pada siang hari dan minimal 8 jam pada malam hari. b. Pola Nutrisi

Menganjurkan kepada ibu untuk memakan makanan cukup protein, seperti ikan, telur, hati, tahu, tempe tetapi rendah karbohidrat, seperti mengurangi lemak dan garam, menganjurkan ibu utnuk banyak minum air putih. b. Personal Hygiene Menganjurkan kepada ibu untuk mengganti pakaian dalam nya setiap buang air kecil atau pun minimal 2 hari sekali. c. Hindari dehidrasi Menganjurkan Ibu untuk minum minimal 8 gelas /hari.

VII.

EVALUASI 1. janin. 2. 3. Ibu sudah di beri imunisasi imunoglobin Penkes telah diberikan, dan ibu sudah mengerti. Keluarga sudah diberitahu tentang keadaan umum ibu dan

Manajemen Asuhan Kebidanan SOAP dengan Hepatitis Subjektif : Keluhan utama: hamil dengan merasa lelah, ada gejala mirip flu, demam, mual, nyeri perut, BAB cair, urin warna gelap, dan berkurangnya nafsu makan Riwayat Kes, dalam keluarga terdapat salah satu anggota keluarga yg menderita hepatitis Riwayat:Keham,Persal, Nifas yg lalu/ riwayat obst & ginek: t a k Riwayat kehamilan sekarang, imunisasi belum pernah di dapat Objektif : Pemeriksaan fisik 1.Pemeriksaan umum: - KU:lemah - TTV: suhu mengalami peningkatan (>0,5 C) 2.Pemeriksaan khusus: - Inspeksi:- sklera mata: ikterik - warna kulit: kekuningan - Ekstremitas: tidak ada oedema - Palpasi - abdomen: teraba massa lunak dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas

3. Pemeriksaan penunjang - Ig M + - Kadar serum bilirubin, gamma globulin, ALT dan AST meningkat. Assesment : Diagnosa Aktual G : I P : 0 Ab: 0 kehamilan 18 minggu 5 hari dengan hepatitis A Diagnosa potensial: Hepatitis Kronis Masalah Cemas Kebutuhan Personal hygiene, istirahat, nutrisi , hindari dehidrasi Identifikasi kebutuhan tindakan segera: Pemeriksaan IgM (+), Pemeriksaan bilirubi, gamma globulin, ALT dan AST meningkat. Kolaborasi dengan dokter dan tim medis lain Plan : Tujuan: setelah diberikan asuhan kebidanan dalam waktu 2 minggu gejala ikterik berkurang, mual tidak ada dan nafsu makan membaik Kriteria hasil yg diharapkan KU baik, suhu menjadi normal. Tidak ada ikterik, tidak lemas dan lelah, tidak sakit kepala, BAB normal, nafsu makan meningkat, tidak ada sindrom seperti flu. Menjelaskan hasil pemeriksaan pd klien dan keluarganya tentang hasil pemeriksaan Melakukan kolaborasi dengan dokter dan tenaga medis lain dalam pemberian terapi, tindakan dan pemeriksaan laboratorim ulang Penyakit ditangani oleh tenaga yang berkompeten Memberi tahu ibu untuk istirahat total

Anda mungkin juga menyukai