Anda di halaman 1dari 7

DEMAM BERDARAH DITIN1AU DARI HUKUM KESEHATAN

BAB I. PENDAHULUAN

Peran negara dan masyarakat dalam melakukan empat paket reIormasi sebagaimana
yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia sangat jelas. Jaminan Pelayanan
Kesehatan Masyarakat yang diselenggarakan oleh pemerintah pusat harus segera
diikuti oleh penyelenggaraan dan perluasan Jaminan Kesehatan daerah di
kabupaten/kota. Pemerintah kabupaten/kota sudah harus meningkatkan alokasi APBD
untuk kesehatan menuju ke angka 15 persen sebagaimana kesepakatan yang di buat di
Bali pada tahun 2001. Setidaknya, alokasi tersebut harus tetap meningkat setiap tahun.

Proporsi alokasi pun sudah harus lebih besar pada belanja publik, bukan pada belanja
aparat. Untuk mendukung universal coverage ini, wajib pajak sangat besar perannya.
Disamping itu, rencana alokasi dan penggunaan harus transparan sehingga masyarakat
akan menunjukkan komitmen dalam jangka panjang.

Untuk mendukung service delivery reIorm, pemerintah harus mampu menjamin
tersedianya sarana dan mutu pelayanan yang sama` dari ujung timur sampai ujung
barat Indonesia. Kebijakan dokter PTT yang hanya enam bulan mungkin perlu di
desain ulang dan dikembalikan ke bentuk semula. Pengamatan di lapangan
membuktikan bahwa sangat jarang dokter PTT menghabiskan waktu sampai enam
bulan di lokasi. Kebanyakan kurang dari 6 bulan.


Niat pemerintah dalam melaksanakan public policy reIorm kelihatan masih setengah-
setengah. Bahkan terkesan seadanya. Hilangnya pasal 113 Undang-undang Kesehatan
Tahun 2009 menjadi contoh nyata. Padahal sudah terbukti bahwa penerimaan dari
rokok hanya sepertiga dari biaya yang harus dikeluarkan untuk menanggulangi
bahaya yang ditimbulkan. Implementasinya juga harus diperkuat. Sanksi hukum
sebaiknya jangan hanya menjadi macan kertas dan bahan olok-olok. Kebijakan
mengenai industri, transportasi dan sektor lain yang terkait harus tegas dan jelas.
Untuk merespons Undang-undang tentang sampah No. 18 tahun 2008, pemerintah
daerah disarankan untuk segera melahirkan PERDA sehingga, misalnya, sampah di
kompleks perumahan tertangani dengan baik dan pasar tradisional akan terlihat
bersih. Risiko-risiko kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh industri harus
segera diidentiIikasi dan ditangani dengan baik.

Yang terakhir, sudah bukan saatnya lagi bidang kesehatan ditangani hanya oleh
departemen kesehatan. Pemerintah harus mau berbagi tugas dan tanggungjawab
dengan masyarakat luas. Upaya-upaya kesehatan berbasis masyarakat harus mendapat
dukungan penuh dari pemerintah. Corporate Social Responsibility yang dijalankan
oleh perusahaan harus didukung dengan memberikan insentiI kepada perusahaan
tersebut. Let other people talk about health harus menjadi motto.

Kita berharap agar pemerintah tidak mengabaikan anjuran Badan Kesehatan Dunia
seperti yang telah dikemukakan dan semoga upaya reIormasi kesehatan yang sedang
dijalankan memberikan manIaat yang sebaik-baiknya.
Berbagai jenis penyakit kini semakin banyak saja. Salah satu penyebabnya, gaya
hidup dan lingkungan yang semakin tidak sehat. Secara umum ada dua jenis penyakit,
yaitu yang menular dan tidak menular. Penyakit yang tidak menular seperti jantung,
tekanan darah tinggi, kencing manis, osteoporosis, rematik, dan sebagainya.

Dalam kelompok penyakit menular ada yang ringan dan ada juga yang berat. Yang
ringan misalnya inIluenza dan diare. Sedangkan yang berat seperti HIV/AIDS, polio,
demam berdarah, campak, TBC, malaria, Ilu burung, SARS, dan sederet penyakit
lainnya.
Menular atau tidaknya suatu penyakit tetaplah harus diwaspadai dan tidak boleh
dianggap enteng. Sebab, ketika seseorang terkena suatu penyakit aktivitas
kehidupannya akan terganggu. Apalagi jika penyakitnya sudah parah, bisa
mengakibatkan kematian.

BAB II. PERMASALAHAN
1. Penyakit demam berdarah.
2. Penanggulangan penyakit menular demam berdarah ditinjau dari hukum kesehatan.

BAB III. PEMBAHASAN
1. DEMAM BERDARAH
Demam berdarah (DB) atau demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit Iebril
akut yang ditemukan di daerah tropis, dengan penyebaran geograIis yang mirip
dengan malaria. Penyakit ini disebabkan oleh salah satu dari empat serotipe virus dari
genus Flavivirus, Iamili Flaviviridae. Setiap serotipe cukup berbeda sehingga tidak
ada proteksi-silang dan wabah yang disebabkan beberapa serotipe (hiperendemisitas)
dapat terjadi. Demam berdarah disebarkan kepada manusia oleh nyamuk Aedes
aegypti.

TANDA DAN GE1ALA
Penyakit ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba, disertai sakit
kepala berat, sakit pada sendi dan otot (myalgia dan arthralgia) dan ruam; ruam
demam berdarah mempunyai ciri-ciri merah terang, petekial dan biasanya mucul dulu
pada bagian bawah badan - pada beberapa pasien, ia menyebar hingga menyelimuti
hampir seluruh tubuh. Selain itu, radang perut bisa juga muncul dengan kombinasi
sakit di perut, rasa mual, muntah-muntah atau diare, pilek ringan disertai batuk-batuk.
Kondisi waspada ini perlu disikapi dengan pengetahuan yang luas oleh penderita
maupun keluarga yang harus segera konsultasi ke dokter apabila pasien/penderita
mengalami demam tinggi 3 hari berturut-turut. Banyak penderita atau keluarga
penderita mengalami kondisi Iatal karena menganggap ringan gejala-gejala tersebut.
Demam berdarah umumnya lamanya sekitar enam atau tujuh hari dengan puncak
demam yang lebih kecil terjadi pada akhir masa demam. Secara klinis, jumlah platelet
akan jatuh hingga pasien dianggap aIebril.

Sesudah masa tunas / inkubasi selama 3 - 15 hari orang yang tertular dapat mengalami
/ menderita penyakit ini dalam salah satu dari 4 bentuk berikut ini :
Bentuk abortif, penderita tidak merasakan suatu gejala apapun.
Dengue klasik, penderita mengalami demam tinggi selama 4 - 7 hari, nyeri-nyeri
pada tulang, diikuti dengan munculnya bintik-bintik atau bercak-bercak perdarahan di
bawah kulit.
Dengue Haemorrhagic Fever (Demam berdarah dengue/DBD) gejalanya sama
dengan dengue klasik ditambah dengan perdarahan dari hidung (epistaksis/mimisan),
mulut, dubur, dsb.
Dengue Syok Sindrom, gejalanya sama dengan DBD ditambah dengan syok /
presyok. Bentuk ini sering berujung pada kematian.

Karena seringnya terjadi perdarahan dan syok maka pada penyakit ini angka
kematiannya cukup tinggi, oleh karena itu setiap Penderita yang diduga menderita
Penyakit Demam Berdarah dalam tingkat yang manapun harus segera dibawa ke
dokter atau Rumah Sakit, mengingat sewaktu-waktu dapat mengalami syok /
kematian.

Penyebab demam berdarah menunjukkan demam yang lebih tinggi, pendarahan,
trombositopenia dan hemokonsentrasi. Sejumlah kasus kecil bisa menyebabkan
sindrom shock dengue yang mempunyai tingkat kematian tinggi.

Diagnosis
Diagnosis demam berdarah biasa dilakukan secara klinis. Biasanya yang terjadi
adalah demam tanpa adanya sumber inIeksi, ruam petekial dengan trombositopenia
dan leukopenia relatiI.
Serologi dan reaksi berantai polimerase tersedia untuk memastikan diagnosa demam
berdarah jika terindikasi secara klinis.
Mendiagnosis demam berdarah secara dini dapat mengurangi risiko kematian
daripada menunggu akut.

Pencegahan
Tidak ada vaksin yang tersedia secara komersial untuk penyakit demam berdarah.
Pencegahan utama demam berdarah terletak pada menghapuskan atau mengurangi
vektor nyamuk demam berdarah. InsiatiI untuk menghapus kolam-kolam air yang
tidak berguna (misalnya di pot bunga) telah terbukti berguna untuk mengontrol
penyakit yang disebabkan nyamuk, menguras bak mandi setiap seminggu sekali, dan
membuang hal - hal yang dapat mengakibatkan sarang nyamuk demam berdarah
Aedes Aegypti.

Hal-hal yang harus dilakukan untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit
demam berdarah, sebagai berikut:
1. Melakukan kebiasaan baik, seperti makan makanan bergizi, rutin olahraga, dan
istirahat yang cukup;
2. Memasuki masa pancaroba, perhatikan kebersihan lingkungan tempat tinggal dan
melakukan 3M, yaitu menguras bak mandi, menutup wadah yang dapat menampung
air, dan mengubur barang-barang bekas yang dapat menjadi sarang perkembangan
jentik-jentik nyamuk, meski pun dalam hal mengubur barang-barang bekas tidak baik,
karena dapat menyebabkan polusi tanah. Akan lebih baik bila barang-barang bekas
tersebut didaur-ulang;
3. Fogging atau pengasapan hanya akan mematikan nyamuk dewasa, sedangkan
bubuk abate akan mematikan jentik pada air. Keduanya harus dilakukan untuk
memutuskan rantai perkembangbiakan nyamuk;
4. Segera berikan obat penurun panas untuk demam apabila penderita mengalami
demam atau panas tinggi;
5. Jika terlihat tanda-tanda syok, segera bawa penderita ke rumah sakit.

Pengobatan
Bagian terpenting dari pengobatannya adalah terapi suportiI. Sang pasien disarankan
untuk menjaga penyerapan makanan, terutama dalam bentuk cairan. Jika hal itu tidak
dapat dilakukan, penambahan dengan cairan intravena mungkin diperlukan untuk
mencegah dehidrasi dan hemokonsentrasi yang berlebihan. TransIusi platelet
dilakukan jika jumlah platelet menurun drastis.
Pengobatan alternatiI yang umum dikenal adalah dengan meminum jus jambu biji
bangkok, namun khasiatnya belum pernah dibuktikan secara medik, akan tetapi jambu
biji kenyataannya dapat mengembalikan cairan intravena. Meskipun demikian
kombinasi antara manajemen yang dilakukan secara medik dan alternatiI harus tetap
dipertimbangkan.

Epidemiologi
Wabah pertama terjadi pada tahun 1780-an secara bersamaan di Asia, AIrika, dan
Amerika Utara. Penyakit ini kemudian dikenali dan dinamai pada 1779. Wabah besar
global dimulai di Asia Tenggara pada 1950-an dan hingga 1975 demam berdarah ini
telah menjadi penyebab kematian utama di antaranya yang terjadi pada anak-anak di
daerah tersebut.

2. Penanggulangan penyakit menular demam berdarah ditinjau dari hukum
kesehatan.

UNDANG-UNDANG NO 36 TAHUN 2009, TENTANG KESEHATAN
TENTANG PENYAKIT MENULAR :
Pasal 152
(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakatbertanggung jawab melakukan
upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular serta akibat
yang ditimbulkannya.
(2) Upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk melindungi masyarakat dari
tertularnya penyakit, menurunkan jumlah yang sakit, cacat dan/atau meninggal dunia,
serta untuk mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat penyakit menular.
(3) Upaya pencegahan, pengendalian, dan penanganan penyakit menular sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui kegiatan promotiI, preventiI, kuratiI, dan
rehabilitatiI bagi individu atau masyarakat.
(4) Pengendalian sumber penyakit menular sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilakukan terhadap lingkungan dan/atau orang dan sumber penularan lainnya.
(5) Upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dengan harus berbasis
wilayah.
(6) Pelaksanaan upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan melalui lintas
sektor.
(7) Dalam melaksanakan upaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah
dapat melakukan kerja sama dengan negara lain.
(8) Upaya pencegahan pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

Pasal 153
Pemerintah menjamin ketersediaan bahan imunisasi yang aman, bermutu, eIektiI,
terjangkau, dan merata bagi masyarakat untuk upaya pengendalian penyakit menular
melalui imunisasi.

Pasal 154
(1) Pemerintah secara berkala menetapkan dan mengumumkan jenis dan persebaran
penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalam waktu yang singkat, serta
menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan.
(2) Pemerintah dapat melakukan surveilans terhadap penyakit menular sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melaksanakan surveilans sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Pemerintah
dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat dan negara lain.
(4) Pemerintah menetapkan jenis penyakit yang memerlukan karantina, tempat
karantina, dan lama karantina.

Pasal 155
(1) Pemerintah daerah secara berkala menetapkan dan mengumumkan jenis dan
persebaran penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalam waktu yang
singkat, serta menyebutkan daerah yang dapat menjadi sumber penularan.
(2) Pemerintah daerah dapat melakukan surveilans terhadap penyakit menular
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Dalam melaksanakan surveilans sebagaimana dimaksud pada ayat (2), pemerintah
daerah dapat melakukan kerja sama dengan masyarakat.
(4) Pemerintah daerah menetapkan jenis penyakit yang memerlukan karantina, tempat
karantina, dan lama karantina.
(5) Pemerintah daerah dalam menetapkan dan mengumumkan jenis dan persebaran
penyakit yang berpotensi menular dan/atau menyebar dalam waktu singkat dan
pelaksanaan surveilans serta menetapkan jenis penyakit yang memerlukan karantina,
tempat karantina, dan lama karantina berpedoman pada ketentuan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1).

Pasal 156
(1) Dalam melaksanakan upaya pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan
penyakit menular sebagaimana dimaksud dalam Pasal 154 ayat (1), Pemerintah dapat
menyatakan wilayah dalam keadaan wabah, letusan, atau kejadian luar biasa (KLB).
(2) Penentuan wilayah dalam keadaan wabah, letusan, atau kejadian luar biasa (KLB)
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dilakukan berdasarkan hasil penelitian
yang diakui keakuratannya.
(3) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat melakukan upaya
penanggulangan keadaan wabah, letusan, atau kejadian luar biasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (2).
(4) Penentuan wilayah dalam keadaan wabah, letusan, atau kejadian luar biasa dan
upaya penanggulangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (3),
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 157
(1) Pencegahan penularan penyakit menular wajib dilakukan oleh masyarakat
termasuk penderita penyakit menular melalui perilaku hidup bersih dan sehat.
(2) Dalam pelaksanaan penanggulangan penyakit menular, tenaga kesehatan yang
berwenang dapat memeriksa tempat-tempat yang dicurigai berkembangnya vektor dan
sumber penyakit lain.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyakit menular sebagaimana dimaksud pada
ayat
(1) diatur dengan Peraturan Menteri.


BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
1. Demam berdarah merupakan penyakit menular dan sampai saat ini masih menjadi
wabah yang menjangkiti masyarakat Indonesia.
2. Penanggulangan wabah penyakit menular yang termasuk didalamnya adalah
demam berdarah telah di atur oleh dalam UU No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
SARAN
1. Masyarakat melakukan pencegahan penyakit demam berdarah dengan melakukan
hidup sehat dan lingkungan sehat
2. Pemerintah secara serius dan konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang bahaya penyakit demam berdarah
3. Pemerintah memberikan pelayanan yang memadai apabila terjadi wabah demam
berdarah.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010, Demam Berdarah, id.wikipedia.org
Siswono, 2006, Cegah Penyakit Menular Dengan Hidup Sehat. www.gizi.net.
Tobing, L.B, 2009, Menyambut Hari Kesehatan Nasional ; ReIormasi Kesehatan,
Peran Pemerintah dan Masyarakat, www.analisadaily.com.
Undang-Undang No 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Sumber Gambar :
inIormasisehat.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai