Anda di halaman 1dari 8

BENCANA ALAM DI INDONESIA TAHUN 2010

1. Gempa Bumi
- Cempa 1awa Barat (Rabu, 19 Mei 21)
Gempa bumi yang mengguncang Jawa Barat menurut Kepala Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG), Surono diperkirakan berasosiasi
dengan aktiIitas zona Subduksi yang terjadi akibat tumbukan lempeng Indo-Australia
dengan lempeng Eurasia.
Menurut BMKG gempabumi ini memiliki intensitas III - IV skala MMI di
Ciamis dan Sukabumi, III skala MMI di Bandung dan Garut, II - III skala MMI di
Bogor dan Jakarta. Menurut laporan dari Pos Gunung Api (PGA) Guntur,
gempabumi memiliki amplitudo maksimum 44 mm (over scale), dan durasi getaran
selama 380 detik dan diikuti gempa susulan dengan durasi 45 detik dan 60 detik.
Hingga kini ini dibuat belum ada laporan kerusakan ataupun korban jiwa yang
disebabkan gempabumi ini.
- Cempa Labuha (Senin, September 21)
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian
ESDM melaporkan, gempa bumi berkekuatan 5,4 SR yang mengguncang Labuha,
Maluku Utara, Senin dini hari tadi (6/9), diperkirakan akibat aktivitas sesar geser
aktiI Tarera Aiduna yang berarah barat-timur.
Berdasar inIormasi Badan Meteorologi Klimatologi dan GeoIisika (BMKG),
gempa bumi terjadi pada pukul 00:34:19 WIB dan berpusat di darat pada koordinat
0,59 LS 127,47 BT. Pusat gempa bumi berada pada kedalaman 30 km, berjarak 5
km timur laut Kota Labuha, Maluku Utara.
Goncangan gempa bumi dirasakan di Kota Labuha dengan intensitas pada
skala III-IV MMI. Di pos pengamatan Gunung Gamalama gempa tercatat di
amplitude maksimum 40 mm dengan durasi 250 detik.
Di provinsi Maluku Utara, goncangan gempa bumi akan terasa kuat pada
daerah yang tersusun oleh endapan kuarter berupa endapan alluvial, endapan pantai,
endapan rombakan gunung api, serta endapan berumur tersier yang telah mengalami
pelapukan. Endapan tersebut bersiIat urai, lepas, belum terkonsolidasi dan
memperkuat eIek goncangan gempa bumi.

- Cempa Maluku (Senin, 18 1anuari 21)
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi melaporkan
gempabumi berkekuatan 5,4 SR yang terjadi di Saumlaki, Maluku, 18 Januari 2010
pukul 19:19 WIB, diperkirakan berasosiasi dengan zona subduksi di utara Kepulauan
Babar dan Kepulauan Tanimbar, Maluku.
Pusat gempabumi berada di 208 km baratlaut Saumlaki, Maluku dan terasa di
daerah sekitarnya yang disusun oleh batuan vulkanik dan alluvium berumur Kuarter
serta batuan sediment berumur Tersier yang telah mengalami pelapukan sehingga
bersiIat urai, lepas, dan memperkuat eIek goncangan gempa. Walaupun berpusat di
laut gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami karena energinya tidak cukup kuat
untuk memicu tsunami.
Menurut inIormasi BMKG, pusat gempabumi berada pada koordinat 6,2 LS
dan 130,71BT pada kedalaman 77 km. Di wilayah Saumlaki, gempa dirasakan
antara I-II pada skala MMI (odified ercalli Intensity) dan tidak dilaporkan
terjadinya kerusakan.
- Cempa Meulaboh (Kamis, 3 1uni 21)
Kota Meulaboh dan sekitarnya, Kamis 3 Juni 2010, pukul 16 :24: 16 WIB
kembali diguncang gempa berkekuatan 5.8 SR. Gempa tektonik akibat tumbukan
antara Lempeng IndoAustralia ke bawah lempeng Eurasia tersebut mekanisme Iokal
sesar naik berarah barat-laut tenggara dan mengakibatkan deIormasi dasar laut
sehingga memicu terjadinya tsunami kecil. gempabumi ini diperkirakan berasosiasi
dengan aktiIitas zona subduksi, tumbukan Lempeng IndoAustralia ke bawah lempeng
Eurasia.
- Cempa Bali (1um'at 12 Februari 21)
Gempabumi berkekuatan 6,6 SR yang mengguncang Pulau Bali, Jumat dini
hari (12/2), pukul 01:43:06 WIB, diperkirakan merupakan gempabumi intraplate
dengan hiposenter berada pada Lempeng Eurasia.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) Badan Geologi,
Kementerian ESDM melaporkan, wilayah sekitar gempa disusun oleh endapan
kuarter berupa endapan pantai, endapan aluvial, dan endapan rombakan batuan
gunungapi. Endapan tersebut bersiIat lepas, urai, unconsolidated, dan memperkuat
eIek goncangan (ampliIikasi) sehingga rentan terhadap goncangan gempabumi.
Badan Meteorologi Klimatologi dan GeoIisika (BMKG) melaporkan, gempa
terjadi pada koordinat 10,11LS-113,85BT, atau 210 km barat daya Nusa Dua Bali.
Dalam laporan BMKG disebutkan, pusat gempa cukup dangkal, terletak pada
kedalaman 10 km, tetapi gempa tersebut tidak mengakibatkan kerusakan karena
berjarak jauh di tengah laut. Gempa juga tidak menimbulkan tsunami karena
meskipun pusat gempa berada di laut, namun diperkirakan tidak terjadi deIormasi
dasar laut yang dapat membangkitkan tsunami.
Menurut inIormasi dari Pos Pengamatan Gunung Bromo, tercatat gempa terasa
pada skala II MMI (odified ercalli Intensity) dengan amplitudo maksimum 37
mm berdurasi 255 detik. Sementara dari Pos Pengamatan Gunung Batur dilaporkan
gempa terasa dengan MMI III (amplitudo maksimum 36 mm durasi 505 detik).
Menurut BMKG, eIek goncangan gempa dirasakan di wilayah Karangkates, Bali
pada skala III-IV MMI, Denpasar, Badung dan Tabanan pada III MMI. Gempa
dirasakan pula di Yogyakarta dan Lombok pada skala II MMI.
- Cempa 1asikmalaya (Rabu, 1 1anuari 21)
Gempabumi yang melanda Tasikmalaya 10 Januari 2010 lalu akibat aktiIitas
subduksi. Akibat aktiIitas tersebut terjadi guncangan gempa yang dirasakan
masyarakat Tasikmalaya dan sekitarnya dengan magnitudo 5,4 SR.
Berdasarkan laporan penyelidikan yang dilakukan PVG, gempabumi dengan
magnitudo 5,4 SR yag mengguncang Tasikmalaya dan sekitarnya beberapa waktu
lalu terjadi akibat aktiIitas penujaman (subduksi) lempeng Samudra Hindia ke arah
bawah lempeng Eurasia.
Wilayah selatan Jawa Barat pada umumnya disusun oleh batuan sedimen,
batuan gunungapi, dan batuan berumur Tersier lainnya yang telah mengalami
pelapukan. Di sebelah utaranya disusun oleh alluvium, batuan gunungapi dan batuan
lainnya berumur Kwarter. Batuan-batuan tersebut bersiIat urai, lepas, unconsolidated
sehingga bersiIat memperkuat eIek goncangan gempa.
BMKG menginIormsikan gempabumi mengguncang wlayah Tasikmalaya
pada hari Minggu, 10 Januari 2010. Gempa terjadi pada pukul 07:25:04 WIB, pusat
gempa berada pada koordinat 8.02LS dan 107,91BT dengan magnituda 5,4 SR
pada kedalaman 14 km, berada pada 84 km baratdaya Tasikmalaya, Jawa Barat.
Gempabumi dirasakan di Garut dengan intensitas IV-V MMI, di Pangandaran dan
Ciamis IV MMI, di Bandung III-IV MMI, di Cianjur III MMI dan di Ciampea II
MMI.

2. Banjir
- asior (Senin, 4 Oktober 21)
Beberapa waktu lalu tepatnya pada tanggal 4 Oktober 2010 Kec. Wasior, Kab.
Teluk Wondarma, Provinsi Papua Barat terkena bencana alam banjir bandang.
Kondisi Geologi wilayah terkena bencana, morIologi Pegunungan Wandiboy
umumnya mempunyai kemiringan lereng yang curam dan terjal serta dataran pantai
yang sempit yang mem anjang dari utara ke selatan. Jenis batuan sepanjang
Pegunungan Wondiboy berumur tua dan homogen, serta lapisan lapuknya tipis.
Batuan berupa batuan metamorI berupa genes (gneis) kuarsa yang siIatnya mudah
hancur dan batuannya mudah pecah.
Struktur geologi yang berkembang berupa patahan (sesar) yang memanjang
dari utara sampai selatan di bagian puncak dan kaki pegunungan bagian barat
Keberadaan sesar tersebut mengakibatkan terbentuknya daerah (zona) hancuran yang
rentan terhadap longsor oleh hujan dan guncangan gempa bumi.
Pemicu utama Banjir Bandang Wasior adalah curah hujan yang tinggi dan
lama. Curah hujan sepuluh jam terakhir sebelum kejadian mencapai 179 mm.
Kondisi curah hujan ini jauh diatas normal (ekstrim.) dari rata-rata 200 mm per bulan
(BMKG, 2010).
Mekanisme Banjir Bandang, curah hujan ekstrim memicu longsoran-Iongsoran
di daerah lereng terjal dan menyeret pepohonan, kemudiar bahan rombakan ini
mengalir ke alur lembah sungai yang berkelokkelok mengalami hambatan dan terjadi
pembendungan. Bahan rombakan yang terdiri dari air, batuan lepas, dan natang
pohon dapat membendung alur sungai di beberapa bagian. Kemudian curah hujan
yang tinggi menyebabkan bendung yang terbentuk tidak kuat menahan beban
akhirnya jebol.
Dalam perjalanannya material yang mengalir semakin ke bawah menggerus
dan menyeret batuan yang dilaluinya dan pepohanan yang tumbuh disepanjang
pinggiran aliran sungai. Pada akhirnya volume aliran bahan rombakan bertambah
banyak, sehingga menyebabkan barjir bandang. Aliran bahan rombakan pada daerah
curam, bergerak sangat cepat dan mempunyai daya erosi yang besar, sedangkan pada
daerah yang datar alirannya melambat dan menyebar luas.
Energi atau momentum aliran bahan rombakan di daerah dataran sangat besar
walaupun kecepatannya melambat tetapi oleh karena melibatkan massa material yang
sangat besar. Akibatnya apapun yang ada di depannya akan terseret ke arah hilir atau
pantai.
Daerah Terdampak, wilayah terdampak umumnya berada di dataran yang
dekat dengan daerah aliran sungai Terdapat 8 (delapan) daerah aliran sungai yang
mengalami banjir bandang, yaitu dari utara sampai ke selatan: S. Maemari, S. Rakwa,
S. Moru, S. Anggris, S. Manggurai, S. iriati, S. Wondamawi I, dan S. Isei.
Terjadinya banjir bandang pada 8 sungai tersebut di atas secara bersamaan
berkaitan dengan karakter Iaktor geologi, kecuraman lereng, dan pemicu curah hujan
bersiIat sama (homogen). Total luas daerah terdampak sekitar 12,5 km2 dan volume
material yang terendapkan di dataran rendah pantai sekitar 12,5 juta m3.
Bencana banjir bandang ini mengakibatkan korban jiwa (153 orang meninggal
dan 146 orang hilang) dan korban luka (310 orang), kerusakan Iasilitas umum
jaringan listrik; jaringan air minum, jembatan, jalan raya, pelabuhan, pasar, rumah
sakit, perkantoran, dan pertokoan), dan pengungsian di dalam dan di luar Kabupaten
Teluk Wondama (4625 orang).

. Gunung Meletus
- Cunung Merapi (2 Oktober 21)
Sejak meletus tanggal 26 Oktober 2010 yang disertai letusan ikutan hingga 31
Oktober 2010, gunung Merapi telah mengeluarkan material sekitar 11 juta meter
kubik. Diperkirakan material yang dikeluarkan masih bertambah banyak.
Kepala Badan Geologi di ruang monitoring akitivitas gunung Merapi yang
berada di kantor BPPTK, jalan Cendana, Yogyakarta. Ditegaskan bahwa Merapi
masih berstatus Awas sehingga penduduk dilarang berada di radius 10 km.
Di ruang itu terpantau aktivitas Merapi dari CCTV yang di pasang di puncak
Plawangan, sisi selatan Merapi guna memantau secara visual kubah lava. Selain itu
juga terpantau kegempaan dengan Seismometer, pemantauan deIormasi dengan
Tiltmeter dan Elektronik Distance Measurement (ESDM) serta pemantauan kimia
gas vulkanik. Semua terpantau secara realtime.
Jumlah material yang keluar sebanyak itu, menurut Sukhyar mengindikasikan
bahwa energi yang dikeluarkan Merapi saat ini tergolong besar. Bandingkan dengan
tahun 2006 yang hanya mengeluarkan material sekitar 2 juta meter kubik. Material
ini telah mengubah kondisi puncak Merapi dari sebelum meletus.

- Cunung Bromo (27 Aovember 21)
Tepat pukul 05:09 WIB G. Bromo mngeluarkan letusan berupa kepulan asap
tebal abu kehitaman dengan tekanan sedang mencapai ketinggian 600 meter. Kepulan
menerus tanpa disertai suara dentuman dan gemuruh. Material yang keluar akibat
tekanan dari dalam kawah gunung berketinggian 2.329 m dml tersebut berupa abu
pasir dan jatuh disekitar kawah dan kolom letusan bagian atas mengarah ke arah
barat daya (Malang).
G. Bromo merupakan gunung api bertipe kerucut sinder dalam kaldera, secara
administratiI terletak di Cemoro Lawang, Desa Ngadisari, Kec. Sukapura, Kabupaten
Probolinggo, Prop. Jawa Timur. AktiIitas vulkanik gunung yang mempeunyai potensi
letusan Ireatik tiba-tiba ini menunujukkan peningkatan sejak tanggal 8 November
2010 lalu dan sejak tanggal 23 November 2010 pukul 16:30 WIB, Pusat Vulkanologi
dan Mitigasi Bencana Geologi, (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM
meningkatkan status G. Bromo dari Siaga (Level II) ke Awas (Level IV).
- Cunung Sinabung (September 21)
Setelah ditetapkannya status Gunung Sinabung menjadi 'AWAS , Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVG) terus memonitor perkembangan
aktiIitas vulkanik gunung tersebut. Hingga tanggal 2 September 2010 pukul 06.00
WIB, gunung Sinabung tetap dalam status 'AWAS.
status Kegempaan tanggal 1 September 2010, sejak Pukul 00.00 24.00 WIB,
terjadi 59 kali gempa Hembusan, 21 kali gempa Vulkanik Dangkal, 8 kali gempa
Tektonik Lokal, 5 kali gempa Tektonik Jauh dan 29 kali gempa Vulkanik Dalam.
Tanggal 2 September 2010, Pukul 00.00 06.00 WIB, 2 kali gempa Hembusan
dengan amplituda maksimum 2 6 detik, lama gempa 48 43 detik.. 7 kali gempa
Vulkanik Dangkal, amplituda maksimum 3,5 10 - 4dan lama gempa 3,5 - 6 detik.
12 kali gempa Vulkanik Dalam , amplituda maksimum 3 - 63 mm, SP 0,5 detik dan
lama gempa 5 12 detik.
Pengamatan secara visual tanggal 1 September 2010, pukul 00.00 06.00
WIB, cuaca pada umumnya terang, asap putih tebal, tekanan sedang dengan tinggi 50
100 m, pukul 06.00 12.00 WIB, cuaca cerah, angin perlahan dari arah Barat,
gunung tertutup kabut jelas, saat jelas asap putih tebal dengan tinggi 50 100 m,
Pukul 12.00 18.00 WIB, cuaca cerah - mendung, angin perlahan - sedang dari arah
Utara, gunung tertutup kabut jelas, saat gunung tampak jelas asap putih sedang
dengan tinggi 50 m dan pukul 18.00 24.00 WIB, cuaca mendung, angin dari arah
Baratdaya, gunung tertutup kabut. Pada Tanggal 2 September 2010, pukul 00.00
06.00 WIB, cuaca cerah - mendung, angin dari arah Timur, gunung tertutup kabut
dan tidak nampak asap.

. Tsunami
- Mentawai (25 Oktober 21)
Tsunami yang menghantam Pagai Utara Selatan terjadi 15 menit pasca gempa
7,2 Skala Richter juga merusak sejumlah kawasan di Kabupaten Mentawai. Kawasan
resort Makaroni dikabarkan rusak berat akibat diterjang tsunami. Hingga kini diduga
tiga orang tewas dan ratusan lainnya hilang.
Sekitar 160 warga Dusun Munte baru-Baru, Desa Betumonga, Pagai Utara,
Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, dilaporkan hilang. Supri mendapat
inIormasi bahwa korban tewas mencapai 3 orang.



KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
UNIVERSITAS HASANUDDIN
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


TUGAS BENCANA ALAM GEOLOGI
BENCANA ALAM DI INDONESIA TAHUN 2010















OLEH :
KAFRIZALDY
D611 08 011






MAKASSAR
2011

Anda mungkin juga menyukai