Anda di halaman 1dari 4

Hakikat Bulan Ramadhan

Sidang jum'at rahimakumullah


Pemahaman bulan ramadhan tidak hanya dimaknai sebagai bulan suci dalam arti suatu
bulan apabila melaksanakan puasa dan amaliah di dalamnya, maka akan mendapatkan ampunan
dari Allah swt; tetapi bulan ramadhan dipahami mengenai penamaan bulan yang penuh dengan
berkah karena hakikat dari kandungan di dalamnya.
Sekurang- kurangnya, ada enam sebutan yang diberikan kepada bulan Ramadhan; ini pula yang
merupakan hakikat dari bulan ini yang harus kita wujudkan dan jangan sampai kita biarkan dia
berlalu tanpa makna.
Pertama; dinamakan syahrut tarbiyah atau bulan pendidikan.
Sebutan ini menggambarkan bahwa pada bulan ramadhan inilah kaum muslimin dididik secara
langsung oleh Allah swt` Hal itu harus dibuktikan keberhasilannya dengan menunjukkan
keperibadian yang lebih baik atau lebih berkualitas islami. Bila tidak, bisa jadi ibadah ramadhan
kita hanya mendapatkan lapar dan haus. Dalam kaitan ini Rasulullah saw bersabda:

& ; _ ;=& V& ^- '-~ ^ ,- - '~ ,- - ,=

Berapa banyak orang yang berpuasa tapi tidak dapat apa-apa dari puasanya itu kecuali hanya
lapar dan haus.
Kedua; bulan Ramadhan dinamakan syahrul ibadah atau bukan ibadah. Penamaan ini
menekankan bahwa pada bulan Ramadhan, aktivitas ibadah yang bersiIat ritual harus kita
tingkatkan, baik yang wajib maupun yang sunnah. Dengan peningkatan ibadah, berarti
meningkat pula semangat pencegahan diri kita terhadap kemungkaran dan kemaksiatan. Hal itu
juga berarti, setelah ramadhan nanti, tingkat kedisiplinan kita dalam melaksankan ketentuan
Allah dan meninggalkan larangan- larangan-Nya akan semakin baik , karena tujuan ibadah di
dalam Islam adalah mendidik seseorang untuk selalu merasa diawasi oleh Allah swt. Hal itu
menjadikan dirinya tidak berani melakukan kemaksiatan.
Sidang jum'at yang mulia.
Ketiga; bulan Ramadhan juga dinamakan syahrul Qur`an, karena pada bulan Ramadhan
itulah Allah pertama kali menurunkan al-Qur`an. Hal itu berarti bahwa selama bulan Ramadhan
setiap muslim harus lebih mendekatkan dirinya kepada al-Qur`an, baik dengan membaca,
memahami maupun mengamalkannya. Oleh karena itu, amat naiI jika seorang muslim tidak
dapat membaca al-Qur`an dengan baik atau dapat membaca tetapi tidak rajin membacanya.
Begitulah seterusnya sampai kepada pengamalan al-Qur`asn itu sendiri.
Dengan datangnya bulan Ramadhan ini, Allah mengingatkan kita akan sejauh mana
interaksi kita terhadap al-Qur`an. Bila seorang muslim telah mendekatkan diri kepada al-Qur`an,
niscaya al-Qur`an itu akan diIungsikannya sebagai petunjuk hidup dan pembeda antara yang hak
dengan yang bathil. Allah swt berIirman dalam surat al-Baqarah ayat 185:

&; -|& ,- --; , '-- - ,& & ^-- J ,-& -& , '~-, |~ , '-
Beberapa hari yang ditentukan itulah bulan Ramadhan, bulan yang didalamnya diturunkan
(permulaan) al-Quran sebagai petunfuk bagi manusia dan penfelasan- penfelasan mengenai
petunfuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Kaum muslimin yang berbahagia.
Keempat; sebutan bulan Ramadhan sebagai syahrud dakwah atau bulan dakwah. Sebutan
ini diberikan karena pada bulan Ramadhan itulah biasanya kegiatan dakwah meningkat, baik
dakwah di masjid, mushalla dan perkantoran, hingga dakwah dilakukan melalui media masa,
seperti koran, majalah, radio dan televisi.
Oleh karena itu, Ramadhan hendaknya dijadikan sebagai momentum untuk menggairahkan
kembali aktivitas dakwah yang pada bulan- bilan lain kadang kala mengalami kelesuan. Untuk
itu, aktivitas dakwah pada bulan Ramadhan harus dipersiapkan secara matang dan dikelola
sebaik mungkin agar kegairahan dakwah tidak hanya terasa pada bulan Ramadhan. Justru
Ramadhan semestinya dijadikan sebagai titik tolak penggairahan dakwah di masyarakat kita.
Kegairahan dakwah harus terus kita tingkatkan karena dakwah merupakan kewajiban bagi setiap
muslim. Rasulullah saw bersabda:

-& ;; _-- &;-
$ampaikan dariku walau hanya satu ayat.
Ramadhan sebagai bulan dakwah, paling tidak tampak dalam bentuk tidak segan-
segannya seseorang muslim menegur muslim lainnya yang sedang berpuasa bila melakukan hal-
hal yang tidak baik, meskipun tidak dengan kalimat langsung.

Sidang jum'at yang mulia.
Kelima; bulan Ramadhan disebut juga syahrul jama`ah atau bulan jamaah. Hal ini karena
pada bulan Ramadhan itulah kesenjangan hubungan antara sesama muslim, baik diperkantoran
maupun dimasyarakat, relatiI dapat dijembatani dengan seringnya kita berkumpul di masjid dan
mushalla. Oleh karena itu berawal dari sini, rasa persaudaraan kita teruji. Selanjutnya, keharusan
kita untuk menolong orang lain disimbolkan dengan menunaikan zakat. Dengan begitu berarti
Ramadhan memang benar- benar kita sebut sebagai syahrul jama`ah.
Kaum muslimin yang mulia.
Keenam; Ramadhan disebut dengan syahrul inIaq. Penamaan ini karena selama bulan
Ramadhan, kita dirangsang kembali oleh Allah dan Rasulnya untuk tidak segan-segan
menginIaqkan harta untuk membantu kaum muslimin yang lemah ekonominya. Ramadhan
sebagai syahrul inIaq berarti mendidik kaum muslimin untuk menumbuhkan kembali ruhul inIaq
(jiwa inIaq) dengan harta. Jika ruhul inIaq kaum muslimin telah hidup kembali, insya Allah
persoalan- persoalan kaum muslimin yang berkaitan dengan dana tidak menjadi persoalan yang
berat.
Oleh karena itu, Ramadhan kali ini, jangan sampai kita lewatkan begitu saja tanpa
peningkatan kualitas diri. Maka menjadi kewajiban kita bersama untuk memanIaatkan
Ramadhan sebagai mana sebutan diberikan kepada bulan Ramadhan. Demikian khutbah kali ini
semoga bermanIaat bagi kita bersama.

_-- J; --=& - -&; '-V& ,- ^-- '- - '-&; _-; -=& ,&& _- -; _ =& 4, '
--& --~& ; ^-& ^; > ---; ;- J;-&
^-& -;~ '- '--~-&; ,---~-& -'~; -; -=& =& ~&; &-
-=&,;& ;

Anda mungkin juga menyukai