Anda di halaman 1dari 10

Judul Tujuan

Percobaan Getaran Pegas


2. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi periode pegas

: 1. Mengetahui hubungan antara periode pegas dan massa beban

Dasar Teori : Gerak yang berulang dalam selang waktu yang sama di sebut Gerak Periodik . Gerak periodic ini selalu dapat di nyatakan dalam fungsi cosinus atau sinus, oleh sebab itu gerak periodik di sebut GERAK HARMONIK. Jumlah dua getaran harmonic yang saling tegak lurus pada umunya menghasilkan suatu kurva tertutup yang di namakan pola Lissajous. Bentuk kurva tersebut bergantung pada: a. Perbandingan amplitude b. Beda fase dua getaran tersebut c. Perbandingan periode dan frekuensi benda bergetar Jika gerak yang periodic ini bergerak bolak-balik melalui lintasan yang sama disebut getaran atau osilasi. Waktu yang di perlukan untuk menempuh satu lintasan bolak-balik di sebut Periode, sedangkan banyaknya getaran dalam tiap satuan waktu di sebut Frekuensi. Hubungan antara periode (T) dan frekuensi (f) menurut pernyataan adalah :

T=
Satuan frekuensi dalam SI adalah putaran per detik atau Hertz (Hz). Posisi pada saat resultan gaya bekerja pada partikel yang bekerja pada partikel yang bergetar sama dengan nol disebut posisi seimbang. Benda di katakana bergetar jika benda melakukan gerak bolak balik. Penyebab gerak bolak balik adalah gaya yang tidak konstan.

Getaran Bebas Tanpa Peredam

Model massa-pegas sederhana

Pada model yang paling sederhana redaman dianggap dapat diabaikan, dan tidak ada gaya luar yang memengaruhi massa (getaran bebas). Dalam keadaan ini gaya yang berlaku pada pegas Fs sebanding dengan panjang peregangan x, sesuai dengan hukum Hooke, atau bila dirumuskan secara matematis:

dengan k adalah tetapan pegas. Sesuai hukum kedua newton gaya yang ditimbulkan sebanding dengan percepatan massa:

Karena F = Fs, kita mendapatkan persamaan diferensial biasa berikut:

Gerakan harmonik sederhana sistem benda-pegas

menganggap bahwa kita memulai getaran sistem dengan meregangkan pegas sejauh A kemudian melepaskannya, solusi persamaan di atas yang memerikan gerakan massa adalah: Bila kita Solusi ini menyatakan bahwa massa akan berosilasi dalam gerak harmonis sederhana yang memiliki amplitudo A dan frekuensi fn. Bilangan fn adalah salah satu besaran yang terpenting dalam analisis getaran, dan dinamakan frekuensi alami takredam. Untuk sistem massa-pegas sederhana, fn didefinisikan sebagai:

Catatan: frekuensi sudut ( = 2f) dengan satuan radian per detik kerap kali digunakan dalam persamaan karena menyederhanakan persamaan, namun besaran ini biasanya diubah ke dalam frekuensi "standar" (satuan Hz) ketika menyatakan frekuensi sistem. Bila massa dan kekakuan (tetapan k) diketahui frekuensi getaran sistem akan dapat ditentukan menggunakan rumus di atas.

Getaran Bebas Dengan Redaman

Bila peredaman diperhitungkan, berarti gaya peredam juga berlaku pada massa selain gaya yang disebabkan oleh peregangan pegas. Bila bergerak dalam fluida benda akan mendapatkan peredaman karena kekentalan fluida. Gaya akibat kekentalan ini sebanding dengan kecepatan benda. Konstanta akibat kekentalan (viskositas) c ini dinamakan koefisien peredam, dengan satuan N s/m (SI)

Dengan menjumlahkan semua gaya yang berlaku pada benda kita mendapatkan persamaan

Solusi persamaan ini tergantung pada besarnya redaman. Bila redaman cukup kecil, sistem masih akan bergetar, namun pada akhirnya akan berhenti. Keadaan ini disebut kurang redam, dan merupakan kasus yang paling mendapatkan perhatian dalam analisis vibrasi. Bila peredaman diperbesar sehingga mencapai titik saat sistem tidak lagi berosilasi, kita mencapai titik redaman kritis. Bila peredaman ditambahkan melewati titik kritis ini sistem disebut dalam keadaan lewat redam. Nilai koefisien redaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis pada model massa-pegas-peredam adalah:

Untuk mengkarakterisasi jumlah peredaman dalam sistem digunakan nisbah yang dinamakan nisbah redaman. Nisbah ini adalah perbandingan antara

peredaman sebenarnya terhadap jumlah peredaman yang diperlukan untuk mencapai titik redaman kritis. Rumus untuk nisbah redaman () adalah

Sebagai contoh struktur logam akan memiliki nisbah redaman lebih kecil dari 0,05, sedangkan suspensi otomotif akan berada pada selang 0,2-0,3. Solusi sistem kurang redam pada model massa-pegas-peredam adalah

Nilai X, amplitudo awal, dan , ingsutan fase, ditentukan oleh panjang regangan pegas. Dari solusi tersebut perlu diperhatikan dua hal: faktor eksponensial dan fungsi cosinus. Faktor eksponensial menentukan seberapa cepat sistem teredam: semakin besar nisbah redaman, semakin cepat sistem teredam ke titik nol. Fungsi kosinus melambangkan osilasi sistem, namun frekuensi osilasi berbeda daripada kasus tidak teredam. Frekuensi dalam hal ini disebut "frekuensi alamiah teredam", fd, dan terhubung dengan frekuensi alamiah takredam lewat rumus berikut.

Frekuensi alamiah teredam lebih kecil daripada frekuensi alamiah takredam, namun untuk banyak kasus praktis nisbah redaman relatif kecil, dan karenanya perbedaan tersebut dapat diabaikan. Karena itu deskripsi teredam dan takredam kerap kali tidak disebutkan ketika menyatakan frekuensi alamiah

Rumusan Masalah : 1. Bagaimanakah hubungan antara simpangan dengan gaya penggerak? 2. Pada saat kapankah pegas di katakan dalam keadaan seimbang? 3. Bagaimana hubungan antara beban yang di berikan pada pegas dengan waktu? Hipotesis :

1. Makin kecil simpangan makin kecil pula gaya penggerak 2. Pada saat gaya berat W sama dengan gaya pegas F, resultan gaya sama dengan nol. 3. Semakin besar beban yang di berikan maka semakin besar pula waktu yang di perlukan. Alat dan bahan No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 : Jumlah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 3 buah

Nama alat dan bahan Dasar statif Kaki statif Batang statif pendek Batang statif panjang Pegas spiral Balok Pendukung Jepitan Penahan Stopwatc h Beban

Prosedur Kerja

1. Susunlah alat dan bahan seperti gambar di bawah ini.

2. Tarik beban ke bawah sejauh kurang lebih 2 cm dan siapkan stopwatch (jam henti) di tangan, lepas beban bersamaan dengan menekan (menghidupkan) jam henti. 3. Hitung sampai 10 getaran dan tepat pada saat itu, matikan jam henti. Catat hasil Pengamatan ke dalam table. 4. Hitung waktu untuk satu getaran (periode T) dan lengkapi isi table. 5. Ulangi langkah 2 langkah 5 sampai dengan simpangan 3 cm. 6. Ulangi langkah 2 langkah 6 dengan masing-masing 1 beban. Tabel Pengamatan : Simpangan 0.02 0,03 Massa Beban Waktu untuk 10 ayunan (t,s) Periode (T,s) 0.02 0.03 0.02 0.03 0.02 0.03

Kesimpulan

Pada percobaan yang kami lakukan pengaruh simpangan terhadap gaya penggerak adalah pada waktunya, semakin jauh simpangan pegas yang kami tarik maka semakin cepat waktu yang di butuhkan oleh pegas untuk menempuh 10 ayunan, sebaliknya jika semakin dekat simpangan yang kami tarik maka semakin lama waktu yang di tempuh bandul untuk 10 ayunan. Pada percobaan yang di lakukan suatu pegas di katakan seimbang jika pegas tersebut dalam keadaan diam (pegas dalam keadaan belum mendapat perlakuan misalnya pada saat tidak di beri beban). Pada percobaan yang di lakukan semakin besar beban yang kami gantungkan pada pegas maka semakin kecil waktu yang diperlukan pegas untuk menempuh 10 ayunan sebaliknya semakin kecil beban yang kami gantungkan pada pegas maka semakin besar waktu yang di perlukan pegas untuk menempuh 10 ayunan. Maka hal-hal yang mempengaruhi periode pegas pada percobaan yang kami lakukan adalah besarnya simpangan (amplitude) dan massa beban yang di gantungkan pada pegas.

DAFTAR PUSTAKA Halliday, Resnick, 2004 ,FISIKA II. Jakarta : Erlangga Tipler, Paul A. Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 2. Jakarta : Erlangga Tim Dosen, 2011, Fisika Umum 2. Medan : FMIPA UNIMED

Anda mungkin juga menyukai