Anda di halaman 1dari 37

A. Pengamatan Siklus Hidup Drosophila I. Tujuan Setelah selesai melakukan percobaan ini, mahasiswa dapat: 1. 2.

Melakukan pengamatan siklus hidup Drosophila Membedakan stadia telur-larva-pupa-imago dalam siklus hidup lalat Drosophila 3. II. Membuat kesimpulan tentang siklus hidup lalat Drosophila Latar belakang Lalat buah (Drosophila) adalah organisme yang memiliki ciri-ciri yang sudah dikenal dan sesuai untuk penyelidikan genetika karena mudah berkembang biak dan memiliki siklus hidup yang singkat. Drosophila telah digunakan secara bertahun- tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Sebagai kelompok hewan yang memiliki siklus hidup yang sangat singkat, perubahan bentuk hidup dan ciri morfologi tiap fase perlu untuk diteliti atau diketahui. Hal ini penting karena Drosophila sebagai objek penelitian genetika merupakan hal yang penting keberadaanya dalam kajian genetika. Salah satu hal yang dapat diamati berkaitan dengan hal tersebut adalah bagaimana siklus hidup Drosophila mulai dari stadium telur yang memiliki keunikan yaitu memiliki satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai, setelah telur menetas kemudian larva secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa, Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Untuk kemudian berkembang menjadi pupa dan pada tahap akhir menjadi imago. III. Prinsip kerja

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Telur benda kecil Drosophila bulat berbentuk dan

panjang

biasanya diletakkan di permukaan makanan. Telur Drosophila berukuran kira-kira 0,5 mm berbentuk lonjong, permukaan dorsal agak mendatar, sedangkan permukaan ventral agak membulat. Pada bagian anterodorsal terdapat sepasang filamen yang fungsinya untuk melekatkan diri pada permukaan, agar telur tidak menggelam dalam medium. Pada bagian ujung anterior terdapat lubang kecil yang disebut micropyle, yaitu tempat masuknya spermatozoa. Dalam waktu 24 jam telur akan menetas menjadi larva. Larva yang menetas ini akan mengalami dua kali pergantian kulit, sehingga periode stadium yang paling aktif. Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Larva kemudian akan menjadi pupa yang melekat pada permukaan yang relatif kering, yaitu pada dinding botol kultur atau kertas saring. Pupa akan

menetas menajdi imago setelah berumur 8-11 hari bergantung pada spesies dan suhu lingkungan. IV. Dasar teori Hukum pewarisan Mendel adalah hukum mengenai pewarisan sifat pada organisme yang dijabarkan oleh Gregor Johann Mendel dalam karyanya 'Percobaan mengenai Persilangan Tanaman'. Hukum ini terdiri dari dua bagian: 1. Hukum pemisahan (segregation) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Pertama Mendel, dan 2. Hukum berpasangan secara bebas (independent assortment) dari Mendel, juga dikenal sebagai Hukum Kedua Mendel. Hukum Segregasi (Hukum Mendel Pertama) Hukum segregasi bebas menyatakan bahwa pada pembentukan gamet, kedua gen yang merupakan pasangan alela itu akan memisah sehingga tiap-tiap gamet menerima satu gen dari alelanya.\ Secara garis besar, hukum ini mencakup tiga pokok: 1. Gen memiliki bentuk-bentuk alternatif yang mengatur variasi pada karakter. Ini adalah konsep mengenai alel. 2. Setiap individu membawa sepasang gen, satu dari tetua jantan dan satu dari tetua betina. 3. Jika sepasang gen ini merupakan dua alel yang berbeda, alel dominan akan terekspresikan. Alel resesif yang tidak

terekspresikan, tetap akan diwariskan pada gamet yang dibentuk.

Hukum Mendel Kedua Hukum kedua Mendel menyatakan bahwa bila dua individu mempunyai dua pasang atau lebih sifat, maka diturunkannya sepasang sifat secara bebas, tidak bergantung pada pasangan sifat yang lain. Dengan kata lain, alel dengan gen sifat yang berbeda tidak saling mempengaruhi. Hal ini menjelaskan bahwa gen yang menentukan e.g. tinggi tanaman dengan warna bunga suatu tanaman, tidak saling mempengaruhi. Drosophila sp merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan. Kingdom Phyllum Class Ordo Famili Genus Spesies Animalia Arthropoda Insecta Diptera Drosophilidae Drosophila Drosophila sp

Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen.

Jantan 1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina

Betina 1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan

2. Sayap lebih pendek dari 2. Sayap lebih panjang dari sayap sayap betina jantan 3. Terdapat sisir kelamin 3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb) 4. Ujung abdomen tumpul dan lebih hitam (sex comb) 4. Ujung abdomen runcing

Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Fase perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003) Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003). Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum

400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat (Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992). Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003). Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985). Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa.

Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985) Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003). Dewasa pada Drosophila sp dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992) Ketersediaan Media Makanan Jumlah telur Drosophila sp yang dikeluarkan akan menurun

apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya

dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972). Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila sp dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa. Intensitas Cahaya Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap. V.
y y y y y

Alat dan bahan Botol kultur yang berisi medium APRG Drosophila kurang lebih 20 pasang Mikroskop Lup Kuas kecil Langkah kerja
y y

VI.

Memasukan lalat buah hasil tangkapan ke dalam botol kultur Mengamati perubahan yang terjadi pada medium, mencatat saat tejadi bertelur, larva, pupa, dan imago

Melakukan pengamatan secara periodik sekitar 4-6 jam. Hasil pengamatan dan pembahasan Tahap Hari , Tanggal Diamati Cucu Nisa Kamis, 25-022010 Minggu, 28-022010 Febi Salinan Anissa Jumat, 26-022010

VII.

Perkembangan

Telur

Sabtu, 2702-2010

Rabu, 0303-2010

Jumat, 2602-2010

Minggu, Larva 28-022010 Selasa, Pupa 02-032010

Sabtu, 0603-2010

Selasa, 0203-2010

Sabtu, 2702-2010

Senin, 0103-2010

Senin, 0803-2010

Sabtu, 0603-2010

Selasa, 02-032010 Kamis, 04-032010

Imago

Kamis, 403-2010

Kamis, 04-032010

Jumat, 12-032010

Rabu, 1003-2010

Rata-rata tahap siklus hidup Drosophila sp kelompok 3: Telur-Larva Larva-Pupa Pupa-Imago : 2 jam 24 menit : 2 jam 24 menit : 3 jam

*Tahap dari pemasukan Drosophila sp hingga bertelur tidak disertakan karena waktu perkawinan tidak diketahui.

Dari hasil pengamatan terhadap siklus hidup Drosophila yang dilakukan oleh kelompok kami, didapat rata-rata lamanya waktu yang dibutuhkan dari tahap telur menjadi larva adalah 2,4 hari, larva menjadi pupa 2,4 hari, dan pupa menjadi imago adalah 3 hari. Jika kita lihat teorinya, waktu yang dibutuhkan telur untuk menjadi larva adalah 24 jam, larva menjadi pupa sekitar 3 hari, dan pupa menjadi imago 8-11 hari. Memang terjadi perbedaan antara hasil pengamatan dengan teori yang dibaca, namun itu semua karena memang siklus hidup Drosophila dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti suhu lingkungan, nutrisi makanan, tingkat kepadatan, intensitas cahaya, dan medium yang digunakan dalam pembiakan Drosophila. Selain itu dari data yang ada di hasil pengamatan, terlihat bahwa antara satu praktikan dan praktikan lainnya terdapat pula perbedaan lamanya siklus hidup Drosophila, hal ini juga tidak terlepas dari adanya pengaruh faktor luar yang telah disebutkan diatas. Agar lebih jelas maka berikut ini akan kami sajikan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup

Drosophila, yaitu antara lain:


y

Suhu lingkungan. Lalat buah mengalami kondisi siklus hidup dan pertumbuhan yang optimal sekitar 8-11 hari apabila berada pada suhu 25o28oC. Waktu perkembangan yang paling pendek (telur-dewasa), adalah 7 hari, dan dicapai pada suhu 28 C. Perkembangan meningkat pada suhu yang lebih tinggi, yaitu sekitar 30 C, selama 11 hari, hal tersebut berkaitan dengan pemanasan tekanan. Pada suhu 25 C tersebut, lama harinya umumnya adalah sekitar 8.5 hari, sedangkan pada suhu 18 C lama harinya sekitar 19 hari dan pada suhu 12 C lama hari perkembangannya adalah 50 hari. Pada suhu 30o ,lalat buah dewasa yang dihasilkan akan steril.

Nutrisi makanan. Kekurangan nutrisi atau makanan akan menyebabkan jumlah telur yang dihasilkan menurun dan pertumbuhannya menjadi lambat. Lalat buah yang kekurangan nutrisi juga akan menghasilkan larvalarva yang kecil, pupa yang kecil dan seringkali gagal tumbuh menjadi

lalat dewasa atau menghasilkan individu dewasa yang akan menghasilkan sedikit telur. Viabilitas telur-telur ini juga dipengaruhi juga oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina.
y

Tingkat Kepadatan. Pengisian botol medium sebaiknya dengan menggunakan medium buah yang cukup dan tidak terlalu banyak. Jumlah lalat buah dalam botol medium juga mempengaruhi kualitas pertumbuhan lalat buah, yang dikembangkan dalam botol media cukup hanya beberapa pasang saja. Dengan kondisi yang ideal, lalat buah dapat hidup hingga 40 hari. Kondisi botol yang terlalu padat akan menurunkan jumlah telur yang dihasilkan dan menurunkan lama hidup suatu individu (tingkat kematian meningkat).

Intensitas cahaya. Dhrosophila menyukai daerah yang remang-remang. Intensitas cahaya yang tinggi akan menyebabkan fase bertelur yang terlambat. Intensitas cahaya yang gelap (rendah) akan menyebabkan pertumbuhannya menjadi lambat.

Medium.

Kekentalan

dan

keenceran

dari

suatu

medium

akan

mempengaruhi pertumbuhan dari Drosophila. Pengenceran medium akan mempengaruhi jumlah telur yang dihasilkan namun tidak berpengaruh pada siklus hidupnya. Tingkat survival dan lamanya waktu hidup akan berkurang apabila lalat dewasa berada pada medium yang sangat encer. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi siklus hidup Drosophila yang dibahas diatas maka jelas bahwa lama siklus hidup yang bervariasi tidak alain adalah dikarenakan bervariasinya lingkungan pertumbuhan Drosophila yang diamati masing-masing praktikan. Misalnya saja yang siklus hidupnya 9 hari, mungkin saja suhu lingkungan tempat pertumbuhan Drosophila itu berkisar diantara 25oC sedangkan yang siklus hidupnya lebih lama mungkin saja suhu lingkungan tempat pertumbuhan Drosophila-nya kurang dari 25 oC. Lalu jika dilihat dari intensitas cahaya, ada praktikan yang meletakkan botol biakan Drosophila-nya di tempat yang banyak cahaya, ada pula praktikan yang meletakkannya di tempat yang minim cahaya, ini juga tentu saja memberikan

perbedaan bagi lamanya siklus hidup. Terbukti bahwa lamanya siklus hidup Drosophila yang dipelihara Febi di tempat gelap (9 hari) lebih lama dari pada siklus hidup Drosophila yang dipelihara Nisa di tempat terang (7hari). Begitulah faktor-faktor eksternal mempengaruhi kecepatan siklus hidup Drosophila, ada yang mempercepat, ada pula yang memperlambat, sehingga memberikan variasi dalam hasil pengamatan. VIII. Kesimpulan Siklus hidup drosophila bervariasi bergantung dengan lingkungan tempat hidupnya. Hal ini dapat dibuktikan dengan perbedaan lama siklus hidup drosophila yang dipelihara tiap a nggota kelompok dalam kelompok kami. Faktor lingkungan yang mempengaruhi perbedaan lamanya siklus hidup drosophila tersebut adalah suhu lingkungan, intensitas cahaya, nutrisi makanan, tingkat kepadatam dan medium n namun yang paling berpengaruh adalah suhu lingkungan dan intensitas cahaya karena medium dan nutrisi makanan yang digunakan relatif sama.

IX.

Daftar pustaka http://www.pdfqueen.com/html/aHR0cDovLzE4YmlvczF1bnNvZWQuZ mlsZXMud29yZHByZXNzLmNvbS8yMDA4LzAzL2J1a3UtYWphci1n ZW4tMDEtcGVuZGFodWx1YW4ucGRm http://unjabisnis.blogspot.com/2009/12/drosophila.html http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Pewarisan_Mendel http://idonkelor.blogspot.com/2009/02/gen-hukum-mendel.html http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/biologiumum/drosophila-melanogaster http://zarzen.wordpress.com/2008/09/27/siklus-hidup-drosophila/ http://yoarika.wordpress.com/2009/10/27/siklus-hidup-drosophilamelanogaster/

B. Determinasi drosophila I. Tujuan Setelah selesai melakukan pengamatan lalat Drosophila, mahasiswa diharapkan dapat membedakan lalat jantan dan lalat betina tipe liar berdasarkan struktur tubuh dan ciri-ciri morfologis lainnya. II. Latar belakang Secara umum drosophila memiliki ciri morfologi yang sama seperti jenis serangga lain yaitu terdiri atas suatu seri segmen yang teratur, segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu kepala, thoraks, dan abdomen. Drosophila memiliki warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang ,Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya, sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan, crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung dan mata berwarna merah. Untuk mengetahui ciri morfologi ini diperlukan pengamatan secara mendalam terhadap struktur tubuh Drosophila. Selain itu ciri sex comb yang hanya dimiliki lalat jantan menjadi hal penting dalam identifikasi Drosophila, hal ini perlu dilakukan karena dapat menjadi pedoman dalam melakukan determinasi drosophila pada tahap selanjutnya untuk

mengetahui keanekaragaman jenis pada Drosophila. III. Prinsip kerja Drosophila memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan betinanya. Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin (sex comb). Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin. Drosophila sp merupakan hewan yang

bersayap, dan berukuran kecil. Secara umum Lalat Drosophila jantan dan betina dapat dibedakan satu sama lain berdasarkan morfologinya antara lain dalam hal: 1. Ukuran tubuh, secara umum lalat betina berukuran lebih besar daripada lalat jantan 2. Abdomen, ujung abdomen lalat betina agak runcing, sedangkan ujung abdomen lalat jantanagak membulat. Pada lalat betina dewasa abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-telur yang siap dikeluarkan 3. Tanda pada abdomen, garis-garis gelap dan terang yang berjumlah 7 segmen dapat terlihat apada ujung abdomen lalat betina, sementara pada lalat jantan beberapa segmen treakhir berfusi sehingga terlihat berwarna hitam 4. Sexcomb atau sisir kelamin, lalat jantan mempunyai sisir kelamin, yaitu serabut-serabut bristle pada permukaan distal dari sendi tarsal depan. Pada lalat betina tidak memiliki sisir kelamin.

Untuk determinasi Drosophila, gunakanlah hewan jantan, karena hewan betina dari subgenus Sophopora seringkali tak bisa dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain. Pada waktu melakuk an perhitungan jumlah duri sisir kelamin, perhatikan benar-benar bahwa duri yang kita hitung adalah duri yang berwarna hitam. Duri-duri lainnya, walaupun berukuran sama dan termasuk kedalam kelompok sisir yang sama tidak dihitung, karena dianggap bukan merupakan bagian dari sisir kelamin. IV. Dasar Teori Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah,

dimasukkan dalam filum Artropoda kelas Insekta bangsa Diptera, anak bangsa Cyclophorpa (pengelompokkan lalat yang pupanya terdapat

kulit instar 3, mempunyai jaw hooks, seri Acaliptrata (imago menetas dengan keluar dari bagian enterior pupa), suku Drosophilidae. Pada Drosophila, determiann sitoplasmik yang sydah ada didalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini

bahkan sebelum fertilisasi. Adapun ciri umum dari Drosophila melanogaster antara lain : 1. 2. Berukuran keci, antara 3-5 mm Urat tepi sayap mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya. 3. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12

percabangan 4. 5. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung Mata berwarna merah

Setiap jenis Drosophila melanogaster khususnya jantan memiliki susunan yang berbeda antara jenis yang satu dengan yang lainnya. Drosophila melanogater muali bertelur setelah berumur lebih kurang 8 jam. Drosphila melanogaster betina sanggup menghasilkan 50-75 butir telur per hari atau dapat menghasilkan 400-500 butir telur. Telur

Drosophila melanogaster berwarna putih susu berbebtuk bulat panjang dengan ukuran 0,5 mm. pada ujung interior terdapat lubang yang disebut mikropil dan terdapat tonjolan memanjang seperti sendok. Telur yang dikeluarkan pada umumnya sudah tahap blastula berkembang dalam 24 jam dan akan menetas menjadi larva. Pergantian kulit 4 kali dan berubah menjadi pupa. Pupa akan menetas setelah 8-11 hari (tergantung dari spesies dan suhu lingkungan). V. Alat Dan Bahan A. Determinasi Sex
y

Kultur lalat Drosophila

y y y y y

Boto pembius Eter Kuas ukuran 1-3 Loupe Mikroskop binokuler

B. Determinasi Species
y y y y

Mikroskop strereo dan monokuler Jarum serangga Alkohol 70 % Cawan petri Langkah Kerja

VI.

A. Determinasi Sex
y

Menyediakan lalat Drosophila liar hasil tangkapan yang telah dikultur dalam medum APRG

Mengetuk botol kultur dan membuka tutupnya lalu mulut botol pembius ditautkan dengan mulut botol kultur, membiarkan lalt berpindah ketempat botol bius dan segera menutupnya.

Memindahkan lalt buah ke dalam cawan petri dan melakukan pengamatn dengan menggunakan loupe atau mikroskop. melakukan pengamatan terhadap: a. Mata majemuk: bentuk, ukuran, warna b. Mata ocelli: 3 ocellus pada daerah atas kepala c. Antenna dan arista d. Kepala e. Thorax: warna dasarnya f. Abdomen : garis-garis hitam pada segmen abdomen g. Jenis kelamin

h. Sayap: bentuk, ukuran relatif dengan tubuh, posisi istirahat, pola venasi

B. Determinasi Species
y Menyediakan lalat buah jantan yang baru di matikan pada kaca

objek berlekuk yang berisi alkohol 70 %


y Di bawah mikroskop stereo, memisahkan sepasang sayap, kaki

depan dan ujung abdomen dengan menggunakan jarum serangga


y Menempatkan bagian-bagian tersebut pada gelas objek tepat di atas

tetesan alkohol
y Mengatur sayap agar tidak melipat, kaki depan yang satu terlihat

bagian luar, dan yang satu lagi terlihat bagian dalam


y Setelah bagian-bagian tersebut rapi, alkohol diteteskn agar bagian

tersebut tetap basa, lalu ditutup dengan kaca objek


y Melakukan determinasi, dengan bantuan kunci determinasi.

VII. Hasil Pengamatan dan Pembahasan Untuk determinasi sex, kami menemukan jumlah Drosophila betina lebih banyak daripada Drosophila jantan. Sedangkan untuk pengamatan kami mengenai determinasi species Drosophila, kami menemukan 2 jenis Drosophila yang dideterminasi kelompok kami, diantaranya adalah Drosophila melanogaster dan Drosophila eugracilis. Berikut adalah penelusuran kunci determinasi yang kami lakukan.
k Drosophila melanogaster

1.b Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm, berwarna coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari paling sedikit duri yang hitam dan tebal dari bristle biasa______________________________ Anak marga Sophophora7 7b. Sisir kelamin terdiri dari banyak duri________________________ 8

8a. Sisir kelamin tersusun menurut panjangnya tarsus, lekuk kelamin umumnya memiliki satu buah duri yang besar____________________ 9 9b. Sisir kelamin terdiri dari satu kelompok duri_________________ 10 10a. Sisir kelamin terdiri dari 7-20buah duri_________D. Melanogaster

k Drosophila eugracilis

1.b Hewan jantan dan betina umumnya berukuran kurang dari 3 mm, berwarna coklat atau coklat tua. Hewan jantan mempunyai sisir kelamin yang terdiri dari paling sedikit duri yang hitam dan tebal dari bristle biasa______________________________ Anak marga Sophophora7 7a. Sisir kelamin hanya terdiri dari dua duri pada tarsal I, ujung abdomen hewan jantan berwarna hitam _______________D. eugracilis

Secara umum kami membedakan Drosophila jantan

dan betina

dilihat dari ukuran tubuh (Drosophila betina berukuran lebih besar

daripada Drosophila jantan), abdomen (ujung abdomen lalat jantan agak runcing, sedangkan ujung abdomen lalat betina agak membulat. Pada lalat betina dewasa abdomen menjadi lebih besar karena berisi telur-telur yang siap dikeluarkan), tanda pada abdomen (garis-garis gelap dan terang yang berjumlah 7 segmen dapat terlihat apada ujung abdomen lalat betina, sementara pada lalat jantan beberapa segmen treakhir berfusi sehingga terlihat berwarna hitam), serta sexcomb atau sisir kelamin (lalat jantan mempunyai sisir kelamin, yaitu serabut-serabut bristle pada permukaan distal dari sendi tarsal depan, pada lalat betina tidak memiliki sisir kelamin). Untuk determinasi Drosophila, kami menggunakan hewan jantan, karena hewan betina dari subgenus Sophopora seringkali tak bisa dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain. Sex comb yang hanya dimiliki lalat jantan menjadi hal penting dalam identifikasi Drosophila, hal ini perlu dilakukan karena dapat menjadi pedoman dalam melakukan determinasi Drosophila pada tahap selanjutnya untuk mengetahui keanekaragaman jenis pada Drosophila. Pada waktu melakukan

perhitungan jumlah duri sisir kelamin, duri yang kami hitung adalah duri yang berwarna hitam. Duri-duri lainnya, walaupun berukuran sama dan termasuk kedalam kelompok sisir yang sama tidak dihitung, karena dianggap bukan merupakan bagian dari sisir kelamin.

VIII. Kesimpulan Determinasi sex Drosophila dilakukan dengan membandingkan Drosophila secara morfologi, yaitu dilihat dari ukuran tubuh, abdomen, tanda pada abdomen, serta sexcomb atau sisir kelamin. Yang kami temukan setelah mendeterminasi kelamin Drosophila yaitu betina lebih banyak ditemukan dibandingkan dengan yang betina. Sedangkan untuk mendeterminasi species, kami menggunakan hanya Drosophila jantan,

karena hewan betina dari subgenus Sophopora seringkali tak bisa dibedakan antara jenis yang satu dengan yang lain. Selain itu, sex comb yang hanya dimiliki lalat jantan menjadi hal penting dalam identifikasi Drosophila. Kami melihat sexcomb Drosophila dibawah mikroskop lalu mendeteterminasinya dengan cara menelusuri kunci determinasi. Dan yang kelompok kami dapatkan ialah dua jenis Drosophila, yaitu Drosophila melanogaster dan Drosophila eugracilis.

IX.

Daftar Pustaka http://afreedabio.blogspot.com/2009/08/identifikasi-tangkapan-daridaerah.html http://supportme5.wordpress.com/ http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/biologiumum/drosophila-melanogaster

AB I PENDAHULUAN I.1 Tujuan 1. Mengetahui tahapan-tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster. 2. Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup Drosophila melanogaster. 3. Mengetahui cara menangani dan memelihara Drosophila melanogaster. I.2 Teori Dasar Lalat buah dan Artrophoda lainnya mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. segmen ini menyusun tiga bagian tubuh utama, ayitu; kepala, thoraks, dan abdomen. seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut). Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan sebelum fertilisasi. setelah fertilisasi, informasi dengan benar dan akhirnya akan memicu struktur yang khas dari setiap segmen. Adapun ciri umum lain dari Drosophila melanogaster diantaranya: 1. Warna tubuh kuning kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. 2. Berukuran kecil, antara 3-5 mm. 1. Urat tepi sayap (costal vein) mempunyai dua bagian yang terinteruptus dekat dengan tubuhnya. 1. 2. 3. 4. Sungut (arista) umumnya berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak ellips dan berwana merah. Terdapat mata oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih kecil dibanding mata majemuk. 5. Thorax berbulu-bulu dengan warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam 6. Sayap panjang, berwarna transparan, dan posisi bermula dari thorax.

Sedangkan ciri-ciri yang membedakan Drosophila jantan dan betina antara lain; Jantan 1. Ukuran tubuh lebih kecil dari betina 2. Sayap lebih pendek dari sayap betina 3. Terdapat sisir kelamin (sex comb) 4. Ujung abdomen tumpul dan lebih hitam Betina 1. Ukuran tubuh lebih besar dari jantan 2. Sayap lebih panjang dari sayap jantan 3. Tidak terdapat sisir kelamin (sex comb) 4. Ujung abdomen runcing Metamorfosis pada

Drosophila termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur larva instar I larva instar II larva instar III pupa imago. Fase

perkembangan dari telur Drosophila melanogaster dapat dilihat lebih jelas pada gambar di bawah ini. Perkembangan dimulai

segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua Pertama, periode periode. di

embrionik

dalam telur pada saat fertilisasi

sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan (Silvia, 2003) Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa (Silvia, 2003). Telur Drosophila berbentuk benda kecil bulat panjang dan biasanya diletakkan di permukaan makanan. Betina dewasa mulai bertelur pada hari kedua setelah menjadi lalat dewasa dan meningkat hingga seminggu sampai betina meletakkan 50-75 telur perhari dan mungkin maksimum 400-500 buah dalam 10 hari. (Silvia, 2003). Telur Drosophila dilapisi oleh dua lapisan, yaitu satu selaput vitellin tipis yang mengelilingi sitoplasma dan suatu selaput tipis tapi kuat

(Khorion) di bagian luar dan di anteriornya terdapat dua tangkai.tipis. Korion mempunyai kulit bagian luar yang keras dari telur tersebut (Borror, 1992). Larva Drosophila berwarna putih, bersegmen, berbentuk seperti cacing, dan menggali dengan mulut berwarna hitam di dekat kepala. Untuk pernafasan pada trakea, terdapat sepasang spirakel yang keduanya berada pada ujung anterior dan posterior (Silvia, 2003). Saat kutikula tidak lunak lagi, larva muda secara periodik berganti kulit untuk mencapai ukuran dewasa. Kutikula lama dibuang dan integumen baru diperluas dengan kecepatan makan yang tinggi. Selama periode pergantian kulit, larva disebut instar. Instar pertama adalah larva sesudah menetas sampai pergantian kulit pertama. Dan indikasi instar adalah ukuran larva dan jumlah gigi pada mulut hitamnya. Sesudah pergantian kulit yang kedua, larva (instar ketiga) makan hingga siap untuk membentuk pupa. Pada tahap terakhir, larva instar ketiga merayap ke atas permukaan medium makanan ke tempat yang kering dan berhenti bergerak. Dan jika dapat diringkas, pada Drosophila, destruksi sel-sel larva terjadi pada prose pergantian kulit (molting) yang berlangsung empat kali dengan tiga stadia instar : dari larva instar 1 ke instar II, dari larva instar II ke instar III, dari instar III ke pupa, dan dari pupa ke imago (Ashburner, 1985). Selama makan, larva membuat saluran-saluran di dalam medium, dan jika terdapat banyak saluran maka pertumbuhan biakan dapat dikatakan berlangsung baik. Larva yang dewasa biasanya merayap naik pada dinding botol atau pada kertas tissue dalam botol. Dan disini larva akan melekatkan diri pada tempat kering dengan cairan seperti lem yang dihasilkan oleh kelenjar ludah dan kemudian membentuk pupa. Saat larva Drosophila membentuk cangkang pupa, tubuhnya memendek, kutikula menjadi keras dan berpigmen, tanpa kepala dan sayap disebut larva instar 4. Formasi pupa ditandai dengan pembentukan kepala, bantalan sayap, dan kaki. Puparium (bentuk terluar pupa) menggunakan kutikula pada instar ketiga. Pada

stadium pupa ini, larva dalam keadaan tidak aktif, dan dalam keadaan ini, larva berganti menjadi lalat dewasa (Ashburner, 1985) Struktur dewasa tampak jelas selama periode pupa pada bagian kecil jaringan dorman yang sama seperti pada tahap embrio. Pembatasan jaringan preadult (sebelum dewasa) disebut anlagen. Fungsi utama dari pupa adalah untuk perkembangan luar dari anlagen ke bentuk dewasa (Silvia, 2003). Dewasa pada Drosophila melanogaster dalam satu siklus hidupnya berusia sekitar 9 hari. Setelah keluar dari pupa, lalat buah warnanya masih pucat dan sayapnya belum terbentang. Sementara itu, lalat betina akan kawin setelah berumur 8 jam dan akan menyimpan sperma dalam jumlah yang sangat banyak dari lalat buah jantan. Pada ujung anterior terdapat mikrophyle, tempat spermatozoa masuk ke dalam telur. Walaupun banyak sperma yang masuk ke dalam mikrophyle tapi hanya satu yang dapat berfertilisasi dengan pronuleus betina dan yang lainnya segera berabsorpsi dalam perkembangan jaringan embrio. (Borror, 1992) Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan pada siklus hidup Drosophila melanogaster diantaranya sebagai berikut: Suhu Lingkungan Drosophila melanogaster mengalami siklus selama 8-11 hari dalam kondisi ideal. Kondisi ideal yang dimaksud adalah suhu sekitar 25-28C. Pada suhu ini lalat akan mengalami satu putaran siklus secara optimal. Sedangkan pada suhu rendah atau sekitar 180C, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan siklus hidupnya relatif lebih lama dan lambat yaitu sekitar 18-20 hari. Pada suhu 30C, lalat dewasa yang tumbuh akan steril. Ketersediaan Media Makanan

Jumlah telur Drosophila melanogaster yang dikeluarkan akan menurun apabila kekurangan makanan. Lalat buah dewasa yang kekurangan makanan akan menghasilkan larva berukuran kecil. Larva ini mampu membentuk pupa berukuran kecil, namun sering kali gagal berkembang menjadi individu dewasa. Beberapa dapat menjadi dewasa yang hanya dapat menghasilkan sedikit telur. Viabilitas dari telur-telur ini juga dipengaruhi oleh jenis dan jumlah makanan yang dimakan oleh larva betina (Shorrocks, 1972). Tingkat Kepadatan Botol Pemeliharaan Botol medium sebaiknya diisi dengan medium buah yang cukup dan tidak terlalu padat. Selain itu, lalat buah yang dikembangbiakan di dalam botol pun sebaiknya tidak terlalu banyak, cukup beberapa pasang saja. Pada Drosophila melanogaster dengan kondisi ideal dimana tersedia cukup ruang (tidak terlalu padat) individu dewasa dapat hidup sampai kurang lebih 40 hari. Namun apabila kondisi botol medium terlalu padat akan menyebabkan menurunnya produksi telur dan meningkatnya jumlah kematian pada individu dewasa. Intensitas Cahaya Drosophila melanogaster lebih menyukai cahaya remang-remang dan akan mengalami pertumbuhan yang lambat selama berada di tempat yang gelap.

BAB II METODE KERJA II.1 Alat dan Bahan ALAT BAHAN

Botol berisi medium dengan sumbat busa Kantong plastik II.2 Metode Kerja 1. Menangkap Lalat Buah

Drosophila melanogaster Buah-buahan yang membusuk

Lalat buah dipancing untuk datang dengan memasukkan pisang atau buahbuahan lain yang sudah mulai membusuk ke dalam kantung plastik kosong. Setelah beberapa pasang lalat buah masuk ke dalam plastik, lalat buah dipindahkan ke botol media. Makin banyak lalat yang tertangkap makin baik, karena meningkatkan kemungkinan terdapatnya lalat betina dan memperkecil kemungkinan adanya kontaminasi oleh jamur. Kemudian botol disimpan di tempat teduh. 2. Memelihara Lalat Buah Lalat buah dipelihara didalam botol berisi media. Media yang digunakan dibuat dari pisang yang sudah dihancurkan dan ragi. Botol media berisi l lat buah a ini sebaiknya disimpan ditempat yang teduh. Bila kultur terkontaminasi oleh jamur, bersihkan media dengan membuang bagian yang terkontaminasi dan sedikit daerah disekitarnya menggunakan sendok. Kultur dapat juga dipindahkan ke media baru, dengan mensterilkan botol dan sumbat busa sebelum dipakai. Bila media menjadi sangat basah,masukkan kertas saring kedalam botol media tersebut. 3. Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah Tempat, tanggal, jam penangkapan dan jumlah lalat buah yang tertangkap dicatat dalam lembar pengamatan. Botol media berisi lalat buah kemudian diamati paling sedikit dua kali sehari. Pada saat pertama muncul tahapan pertumbuhan tertentu, tanggal dan jam pengamatan dicatat. Bila pupa

pertama telah muncul, lalat buah parental harus dikeluarkan dari botol media. Pengamatan dilanjutkan sampai lalat buah dewasa pertama muncul.

BAB III HASIL PENGAMATAN Siklus Hidup Lalat Buah Tanggal lalat buah parental dimasukkan ke dalam botol : 9 September 2008 Tanggal lalat buah parental dikeluarkan dari botol : 19 September 2008 Temperatur rata-rata : 25C

TabelPengamatan

Pertama muncul

Ukuran (mm) dan hasil pengamatan lainnya berwarna putih dengan ukuran

Umur Foto (hari/jam)

Telur

kurang lebih 0.5 mm, terlihat seperti titik berwarna putih,

19 jam

Larva Instar I

bersegmen, berbentuk seperti cacing, motil

2 hari

Larva Instar II

ukuran lebih besar dibanding larva instar I, terlihat 3 hari

adanya warna kehitaman pada bagian anterior larva (mulut larva) ,menggali dengan mulut tersebut Mulut hitam terlihat Larva Instar III jelas berbentuk sungut, bergerak lebih aktif, ukuran menjadi lebih besar Tidak ada pergerakan, muncul Prepupa selaput yang mengelilingi larva, tubuhnya memendek Kutikula menjadi Pupa keras dan berpigmen, tidak bergerak (diam) Ukuran relatif kecil Imago dan kurus, berwarna pucat, dan sayap belum terbentang 10 hari 7 hari 6 hari 4 hari

BAB IV PEMBAHASAN Orang pertama yang menggunakan Lalat buah (Drosophila melanogaster) sebagai objek penelitian genetika adalah Thomas Hunt Morgan yang berhasil

menemukan pautan seks dan gen rekombinan. Ada beberapa keuntungan sehingga lalat buah banyak dijadikan objek untuk kajian-kajian genetik, di antaranya : 1. Lalat buah (Drosophila melanogaster) mudah dipelihara dalam laboratorium karena makanannya sangat sederhana, hanya memerlukan sedikit ruangan dan tubuhnya cukup kuat. 2. Pada temperatur kamar (suhu ruangan), Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menyelesaikan siklus hidupnya kurang lebih dalam 12 hari. 3. Jumlahnya di alam sangat berlimpah dan mudah didapati. 4. Lalat buah (Drosophila melanogaster) dapat menghasilkan keturunan dalam jumlah yang besar. 5. Jumlah kromosom relatif sedikit, yaitu 4 pasang dan memiliki Giant Chromosme. kromosom ini terdapat dalam sel-sel kelenjar ludah yang besarnya 100 kali lipat dari kromosom biasa, sehingga mudah diamati di bawah mikroskop cahaya. 6. Lalat buah (Drosophila melanogaster) memiliki berbagai macam perbedaan sifat keturunan yang dapat dikenali dengan pembesaran lemah. Lalat buah (Drosophila melanogaster) ini memiliki beberapa jenis mutan (individu yang dihasilkan karena adanya mutasi) yang dapat diamati dengan perbesaran yang lemah pula. 7. Perkembangan dari siklus hidupnya mudah di amati, karena terjadi di luar tubuhnya mulai dari telur, larva, pupa hingga menjadi dewasa (imago). Pada pengamatan ini, praktikan mengganti media di dalam botol media. Lalat yang telah dimasukkan ke dalam botol media, mati hanya dalam waktu beberapa jam saja. Hal ini dapat disebabkan karena ketidaklayakan media yang pertama kali diberikan. Karena telah dicampur beberapa bahan untuk mencegah kontaminasi mutan lain seperti bakteri, tungau, atau jamur. Alkohol yang berasal dari bahan anti jamur menyebabkan lalat tidak dapat bertahan lama. Media dalam botol akhirnya diganti dengan pisang ambon bulu busuk yang dilumatkan. Kemudian, lalat dimasukkan ke dalam botol media pada pukul 09.00. Jumlah lalat yang dimasukkan ke dalam botol media sekitar 13 ekor. Pada tanggal 10 september 2008 pukul 04.00 mulai ditemukan beberapa bercak-bercak putih. Menurut literatur, bercak-bercak putih berukuran kurang dari 0.5 mm tersebut tidak lain adalah telur dari Drosophila melanogaster. Pengamatan dilanjutkan lagi hingga mulai muncul larva instar 1 setelah 2 hari. Larva instar 1

berukuran kurang lebih 0.5 mm, berwarna putih, dan terlihat adanya pergerakan (motil). Perubahan berikutnya terlihat saat larva instar 1 mulai membesar ukurannya pada hari ke 3, inilah yang disebut larva instar 2. Selain itu, pergerakannya terlihat lebih aktif dibanding larva instar 1. Saat mengamati munculnya larva instar 2, terlihat adanya kontaminasi jamur. Hari berikutnya, ukuran larva makin bertambah besar dan fase larva instar 3 mulai muncul. Pergerakan larva ini aktif di atas media maupun di dinding botol. Saat pengamatan larva instar 3, media di dalam botol mengalami kenaikan permukaan akibat gas yang menekan di bagian dasar. Gas tersebut diperkirakan dari adanya hasil fermentasi oleh jamur yang tumbuh di sekitar permukaan media. Namun setelah larva berubah menjadi larva instar 3, jamur yang ada di permukaan media menghilang. Larva-larva tersebut yang memakan jamur yang tumbuh di atas permukaan media. Namun, setelah hilangnya jamur bagian dasar media mulai berair. Selanjutnya, larva instar 3 mulai melakukan pergerakan ke bagian atas botol, mengurangi pergerakannya dan diam menempel pada bagian dinding atas botol. Larva instar 3 ini mulai akan berubah menjadi prepupa yang berwarna putih. Prepupa kemudian berubah menjadi fase pupa. Dan imago pun akhirnya muncul setelah 10 hari lamanya. Waktu yang diperlukan Drosophila melanogaster untuk pergiliran yang dilakukan praktikan 2 adalah 8 hari. Lamanya perubahan telur menjadi imago dipengaruhi oleh kondisi lingkungan seperti suhu lingkungan (rendah, ideal atau tinggi) dan perlakuan yang diberikan masing-masing praktikan seperti pemberian intensitas cahaya (botol diletakkan di tempat gelap atau terang). Dalam mengembangbiakkan Drosophila melanogaster dalam botol medium teramati adanya kontaminasi dengan tumbuhnya jamur diatas medium buah pisang ambon bulu busuk yang dilumatkan. Hal ini disebabkan karena media semakin membusuk. Selain itu, beberapa saat botol sempat ditaruh di tempat yang cukup lembab (di dalam lemari). Namun, setelah beberapa waktu dilakukan pengamatan kembali, jamur yang tumbuh di atas medium buah tersebut menghilang karena Drosophila memakan jamur yang tumbuh dalam medium

buah dalam botol. Hal ini memperlihatkan bahwa Drosophila melanogaster, sejenis serangga biasa yang umumnya tidak berbahaya yang merupakan pemakan jamur yang tumbuh pada buah. Pada pengamatan, praktikan perlu mengetahui dan mempelajari siklus hidup Drosophila melanogaster sebelumnya. Dengan mempelajari siklus hidupnya, akan lebih mudah untuk diamati fase-fase pergiliran keturunannya dan mudah diamati proses penurunan sifatnya. Genom Drosophila memiliki kemiripan 77% dengan genom pada manusia, hal ini yang menyebabkan Drosophila melanogaster sebagai model yang ideal untuk dipelajari. Selain itu, juga dapat diaplikasikan untuk meningkatkan jangka hidup manusia dan mempelajari mortalitas manusia. BAB V SIMPULAN 1. Tahapan-tahapan fase pertumbuhan Drosophila melanogaster adalah; telur larva instar I larva instar II larva instar III prepupa pupa imago 2. Lama fase telur sekitar 19 jam, larva instar1 sekitar 1 hari, larva instar 2 sekitar 1 hari, larva instar 3 sekitar 1 hari, prepupa 2 hari, dan pupa 3 hari. Lama siklus hidup lalat Drosophila melanogaster sejak telur menjadi imago adalah selama 10 hari. Lama perubahan dari telur menjadi imago bervariasi tergantung kondisi lingkungan termasuk suhu lingkungan, pencahayaan, kepadatan dan ketersediaan makanan. 3. Dalam memelihara Drosophila melanogaster, botoL media diusahakan berada pada kondisi lingkungan yang ideal yaitu sekitar 25C. Selain itu, perlu diperhatikan ketersediaan media makanannya. Jumlah Drosophila melanogaster yang dimasukkan ke dalam botol cukup beberapa pasang saja sehingga memberikan ruang pada Drosophila melanogaster untuk hidup. Botol media juga sebaiknya diletakkan di tempat dengan cahaya remang-remang yang tidak terlalu besar intensitas cahayanya.

BAB VI DAFTAR PUSTAKA Shorrocks, B. 1972. Drosophila. London: Ginn & Company Limited. Lindsley, Dan. 1992. The Genome of Drosophila melanogaster. California: Academic Press Inc,. Hartwell,L.H, Hood, L.,Goldberg,.,Reynolds, Silver, Veres. 2004. Genetics From Genes To Genoms second edition. New Delhi: McGrawHill Publishing Company LTD. Borror.J.D,Triplehorn. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press. Ashburner, Michael. 1989. Drosophila, A Laboratory Handbook. USA : Coldspring Harbor Laboratory Press. Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung : Jurusan Biologi Universitas Padjdjaran. Strickberger, Monroe, W. 1962. Experiments in Genetics with Drosophila. London: John Wiley and Sons, inc.. Wheeler, MR. 1981. The Drosophilidae: a taxonomic overview. In: The genetics and biology of Drosophila (Ashburner M, Carson HL and Thompson JN Jr, eds). New York: Academic Press. Dirk rieger et al. 2007. The Fruit Fly Drosophila melanogaster Favors Dim Light and Times its Activity Peaks to Early Dawn and Late Dusk,

http://intl jbr.sagepub.com/cgi/content/abstract/22/5/387, diakses pada 12 September 2008 Ashburner, Michael. 2002. Drosophila Genomics and Speciation. http://www.gen.cam.ac.uk/Research/ashburner. diakses tanggal 12 September 2008 Whitington, Prof. Paul. 2005. Our Model: The Fruitfly Drosophila melanogaster. http://www.anatomy.unimelb.edu.au/researchlabs/whitington. diakses tanggal 13 September 2008 http://zarzen.word press.com/2008/09/27/siklus-hidup-drosophila/

Determinasi drosophila DETERMINASI DROSOPHILA I.PENDAHULUAN TUJUAN :Agar Praktikan tidak sembarangan menggunakan nama Drosophila melanogaster untuj jenis yang di tangkapnya.Apalagi jenisnya jarang ditemiu di Indonesia. LANDASAN TEORY Genus Drosophila memiliki banyak species.Dan yang paling banyak dijumpai adalah Drosophila melanogaster.Namun di Indonesia jarang sekali species ini ditemukan. Drosophila yang umum ditemukan di Indonesia adalah dari marga Sophophora dan Drosophila.Anak marga Sophophora dapat dengan mudah dibedakan karenaukurannya yang lebih kecil (kurang dari 3mm)berwarna coklat dan memiliki sisir kelamin (sex Coumb) berupa dua duri besar atau lebih yang tersusun secara beraturan pada tarsal ke 2-4 dari kaki depan.(Nio.K.K.1990) Drosophila memiliki ciri yang berdeba antara jantan dan betinanya.Pada Drosophila jantan Memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang betina.Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan memiliki sisir kelamin.Sedangkan pada yang betina ukuran relative lebih besar,memiliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin.(Soemartomo.S.S.1979) Pada drosophila diremuka 4 pasang kromosom.Pada lalat jantan dan lalat betina

umumnya adalah sama,tetapi ada sedikit perbedaan yaitu pada salah satu kromosom jantan terdapat lengkungan seperti mata pancing.(Sepoetro.D.1975) Pada Drosophila jantan dan betina dapat mudah dipisahkan dalam bentuk segmensegmenabdomen.Abdomen betina mempunyai ujung meruncing dan pola garisgaris yang berbeda dari pada abdomen jantan.Kelamin lalat ditentukan sebagian oleh kromosom X yang dimiliki individu.Nor,alnya lalat betina akan memiliki 2 kromosom X.Sedangkan lalat jantan hanya memiliki 1 kromosom X ditambah 1 Y heterokromatik.Pada lalat buah kromosom Y tidak memiliki peranan penting dalam penentuan jenis kelamin.PAda kromosom Drosophilla hanya sedikit gen aktif.(Goodenough 1984) Drosophila sp merupakan hewan yang bersayap,dan berukuran kecil.Maka dari itu pengamatan morfologi hewan ini bisa dengan menggunakan alat Bantu seperti LUV ataupun kaca pembesar.Genus drosophila mempunyai banyak species.Species yang paling banyak dan tersebar luas adalah Drosophila melanogaster.Selama musim panas species ini terdapat di semua bagian dunia yang biasanya mengerumuni buah-buahan yang ranum. Lalat buah dari suku Drosophillidae termasuk dalam filum Artrophoda kelas Insecta (serangga) bangsa Dipterae (lalat) anak Cyclorrharpha. ALAT DAN BAHAN ALAT: Drosophila sp Eter Alkohol 70% BAHAN Mikroskop Botol Nescafe Kapas Plaster Jarum pentul PROSEDUR KERJA 1. Siapkan botol Nescafe 2. Meletakkan kapas yang di plaster pada tutup botol 3. Memberikan Eter pada kapas tersebut 4. Membius Drosophilla sp 5. Memilih Beberapa ekor Drosophila Jantan 6. Memutilasinya menjadi beberapa bagian yaitu abdomen,kaki depan dan sayap. 7. Membuat preparat awetannya 8. Melihatnya dibawah mikroskop

9. Menuliskan dan menggambarkan hasilnya 10. Menyesuaikannya dengan kunci determinasi yang ada http://ritacuitcuit.blogspot.com/2011/02/determinasi -drosophila.html

Anda mungkin juga menyukai