Anda di halaman 1dari 14

INTERAKSI KEHIDUPAN Kehidupan adalah fenomena atau perwujudan adanya hidup, yaitu keadaan yang membedakan organisme (makhluk

hidup) dengan benda mati. Berbagai jenis organisme dapat ditemukan di dalam biosfer bumi. Ciri umum organismeorganisme tersebuttumbuhan, hewan, fungi, protista, archaea, dan bakteriialah bentukan sel berbahan dasar karbon dan air dengan pengaturan kompleks dan informasi genetik yang dapat diwariskan. Ciri-ciri kehidupan Ciri-ciri kehidupan mencakup keteraturan, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan, pemanfaatan energi, respons terhadap lingkungan, homeostasis, dan adaptasi evolusioner.[1] Makhluk hidup mampu menghasilkan sendiri keturunannya melalui proses reproduksi. Reproduksi dapat berupa pembelahan sebuah sel menjadi dua sel baru. Istilah reproduksi umumnya digunakan untuk menyebut proses menghasilkan suatu individu baru (secara aseksual, yaitu dari satu organisme induk, ataupun secara seksual, yaitu dari dua organisme induk yang berbeda), walaupun istilah tersebut sebenarnya juga menggambarkan proses menghasilkan sel-sel baru dalam proses pertumbuhan. Ciri kehidupan berikutnya ialah pemanfaatan energi, yaitu bahwa makhluk hidup mengambil energi dan mentransformasinya sehingga dapat digunakan untuk melakukan berbagai pekerjaan. Proses ini terwujud sebagai metabolisme, yaitu pertukaran molekul secara terusmenerus di antara bagian-bagian organisme dan di antara organisme dan alam sekitarnya.[2] Metabolisme terdiri dari penguraian bahan organik (katabolisme) dan pengubahan bahan. Interaksi antarkomponen ekologi dapatmerupakan interaksi antarorganisme,antarpopulasi, dan antarkomunitas. Semua makhluk hidup selalu bergantung kepada makhluk hidup yang lain. Tiap individu akan selalu berhubungan dengan individu lain yang sejenis atau lain jenis, baik individu dalam satu populasinya atau individu-individu dari populasi lain. Interaksi demikian banyak kita lihat di sekitar kita. Interaksi Antar Komunitas Komunitas adalah kumpulan populasi yang berbeda di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya komunitas sawah dan sungai. Komunitas sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup komplek karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Interaksi antarkomunitas dapat kita amati, misalnya pada daur karbon. Daur karbon melibatkan ekosistem yang berbeda misalnya laut dan darat.

Interaksi Antarkomponen Biotik dengan Abiotik Interaksi antara komponen biotik dengan abiotik membentuk ekosistem. Hubunganantara organisme dengan lingkungannya menyebabkan terjadinya aliran energi dalam sistem itu. Selain aliran energi, di dalam ekosistem terdapat juga struktur atau tingkat trofik, keanekaragaman biotik, serta siklus materi. Dengan adanya interaksi-interaksi tersebut, suatu ekosistem dapat mempertahankan keseimbangannya. Pengaturan untuk menjamin terjadinya keseimbangan ini merupakan ciri khas suatu ekosistem. Apabila keseimbangan ini tidak diperoleh maka akan mendorong terjadinya dinamika perubahan ekosistem untuk mencapai keseimbangan baru. Adanya perubahan-perubahan pada populasi mendorong perubahan pada komunitas. Perubahan-perubahan yang terjadi menyebabkan ekosistem berubah. Perubahan ekosistem akan berakhir setelah terjadi keseimbangan ekosistem. Keadaan ini merupakan klimaks dari ekosistem. Apabila pada kondisi seimbang datang gangguan dariluar, kesimbangan ini dapat berubah, dan perubahan yang terjadi akan selalu mendorong terbentuknya keseimbangan baru. Rangkaian perubahan mulai dari ekosistem tanaman perintis sampai mencapai ekosistem klimaks disebut suksesi. Terjadinya suksesi dapat kita amati pada daerah yang baru saja mengalami letusan gunung berapi. Rangkaian suksesinya sebagai berikut. Mula-mula daerah tersebut gersang dan tandus. Setelah beberapa saat tanah akan ditumbuhi oleh tumbuhan perintis, misalnya lumut kerak. Tumbuhan perintis ini akan menggemburkan tanah, sehingga tanah dapat ditumbuhi rumput-rumputan yang tahan kekeringan. Setelah rumput-rumput ini tumbuh dengan suburnya, tanah akan makin gembur karena akar-akar rumput dapat menembus dan melapukan tanah, juga karena rumput yang mati akan mengundang datangnya dekomposer (pengurai) untuk menguraikan sisa tumbuhan yang mati. Dengan semakin subur dan gemburnya tanah maka biji-biji semak yang terbawa dari luar daerah itu akan tumbuh, sehingga proses pelapukkan akan semakin banyak. Dengan makin gemburnya tanah, pohon-pohon akan mulai tumbuh. Kehadiran pohon-pohon akan mendesak kehidupan rumput dan semak sehingga akhirnya tanah akan didominasi oleh pepohonan. Sejalan dengan perubahan vegetasi, hewan-hewan yang menghuni daerah tersebut juga mengalami perubahan tergantung pada perubahan jenis vegetasi yang ada. Ada hewan yang datang dan ada hewan yang pergi. Komunitas klimaks yang terbentuk dapat berupa komunitas yang homogen, tapi dapat juga komunitas yang heterogen. Contoh komunitas klimaks homogen adalah hutan pinus, hutan jati. Contoh komunitas klimaks yang heterogen misalnya hutan hujan tropis.

PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN UPAYA MENGATASINYA A. Perubahan Lingkungan 1. Faktor Alam Faktor alam yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan antara lain gunung meletus, gempa bumi, angin topan, kemarau panjang, banjir, dan kebakaran hutan. 2. Faktor Manusia Kegiatan manusia dapat menghasilkan limbah, baik limbah rumah tangga, pertanian, pasar, rumah sakit, maupun pabrik atau industri yang akan merusak lingkungan. B. Keseimbangan Lingkungan 1. Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan Sistem lingkungan memiliki daya lenting, yakni daya untuk pulih kembali ke keadaan seimbang. Selain itu, sistem lingkungan juga memiliki daya dukung, yakni kemampuan lingkungan untuk dapat memenuhi kebutuhan sejumlah makhluk hidup agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar di dalamnya. Daya dukung lingkungan dapat diilusktrasikan sebagai berikut. Ada sebidang tanah yang hanya ditumbuhi oleh reremputan. Sebidang tanah itu dapat menghidupi 1.000 ekor kelinci. Rumput, kelinci, mikroorganisme, dan benda-benda abiotik yang ada di padang rumput itu saling berinteraksi dan akan membentuk ekosistem yang seimbang. 2. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Daya Lenting dan Daya Dukung Lingkungan Manusia selalu berusaha meningkatkan daya dukung lingkungannya, terutama terhadap lingkungan buatan. Misalnya, agar padang rumput dapat menampung lebih dari 1.000 ekor kelinci tanpa terjadi kompetisi, tanah diberi pupuk agar rumput tumbuh lebih subur. Pemberian pupuk pada ekosistem pertanian, pemberantasan hama penyakit, pemilihan bibit, dan pengairan, merupakan beberapa contoh usaha manusia untukmeningkatkan daya dukung lingkungan. Namun harus selalu diingat, kemampuan (kapasitas) lingkungan terbatas. Daya dukung lingkungan tidak mungkin terus-menerus ditingkatkan tanpa batas.

UPAYA MELESTARIKAN LINGKUNGAN Perkembangan iptek memicu industrialisasi. Untuk memenuhi keutuhan populasi yang terus meningkat, harus diproduksi bahan-bahan kebutuhan dalam jumlah besar melalui industri. Akibatnya adalah sebagai berikut. a. Sumber daya alam yang diambil dari lingkungan semakin besar, baik macam maupun jumlahnya b. Industri mengeluarkan limbah yang mencemari lingkungan c. Populasi manusia juga mengeluarkan limbah, yaitu limbah rumah tangga dan limbah manusia yang mencemari lingkungan d. Muncul bahan-bahan sintetik, misalnya insektisida dan obat-obatan yang dapat meracuni lingkungan. C. Pencemaran Lingkungan Pencemaran atau polusi dapat timbul kegiatan manusia atau oleh alam (misalnya gunung meletus). Ilmu lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas manusia. Pelaku pencemaran tidak dipandang dalam tingkat individu, melainkan dalam tingkat populasi. Pencemaran air yang dilakukan oleh seorang yang membuang sehelai kertas ke sungai, mungkin tidak berarti apa-apa. Akan tetapi, jika penduduk kota yang berjumlah 3 juta jiwa masing-masing membuang sehelai kertas ke sungai, maka ada 3 juta helai kertas di sungai. BAHAN PENCEMAR Air sungai/laut,Tanah,Udara,Air,alga,Air tanah,Angina,Tanah,Ikan air,Awan,Tumbuhan,Ikan besar,Hujan asam,manusia 1. Penyebaran Bahan Pencemar Bahan pencmar (polutan) tidak diam di suatu tempat, tetapi dapat menyebar bahkan dapat melampaui batas Negara dan benua. Jika kitamembuang insektisida ke sungai, insektisida tersebutakanterbawa aliran sungai hingga ke bendungan, danau, atau laut. Di perairan tersebut, insektisida masuk ke dalam sel alga. Kemudian, alga dimakan ikan kecil dan ikan kecil dimakan ikan besar. Jadi, tubuh ikan besar mengandung insektisida. Jika ikan ini dikonsumsi manusia, cepat atau lambat akan membahayakan kesehatan manusia. kecil,Sumur/mata

Populasi dapat tersebar mengikuti jarring-jaring makanan atau daur biogeokimia. Dampaknya dapat dirasakan segera atau muncul setelah waktu lama di tempat itu atau di tempat lain yang terlewati pencemar. 2. Jenis Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan umumnya dibedakan menjadi pencemaran udara, pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara (kebisingan). a. Pencemaran Udara Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, debu, SO2, senyawa hidrokarbon (CH4, C4H10),CFC(gas klorofluorokarbon),asap roko dan sebagainya b. Pencemaran Air Pencemaran air dapat terjadi baik pada air sumur, sumber mata air, sungai, bendungan, maupun air laut. Pencemaran di daerah hulu dapat menimbulkan dampak di daerah hilir. Dampak dari pencemaran air yang sangat menonjol adalah punahnya biota air, misalnya ikan, yuyu, udang, dan serangga air. Dampak lain adalah banjir akibat got tersumbat sampah, diikuti dengan menjalarnya wabah muntaber. 1) Limbah Pertanian Limbah pertanian dapat mengandung polutan insektisida atau pupuk organic. Insektisida dapat mematikan biota sungai. Jika biota sungai tidak mati tapi kemudian dimakan hewan atau manusia, orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan sasaran) serta bersifat biodegradable (dapat terurai secara biologi) dan melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. 2) Limbah rumah tangga Limbah rumah tangga dapat berupa berbagai bahan organic (misalnya sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemak, air buangan manusia), atau bahan anorganik seperti plastic, aluminium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah yang bertimbun menyumbat saluran air dan mengakibatkan banjir. Bahkan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologi seperti bibit penyakit, bakteri, dan jamur.

3) Limbah Industri Limbah industri bisa berupa polutan organic yang berbau busuk, polutan anorganik yang berbuih dan berwarna, polutan yang mengandung asam belerang berbau busuk, dan polutan berupa cairan panas. Kebocoran tanker minyak dapat menyebabkan minyak menggenangi lautan dalam jarak sampai ratusan kilometer. Tumahan minyak mengancam kehidupan ikan, terumbu karang, burung laut, dan organisme laut lainnya untuk mengatasinya, genangan minyak dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak. 4) Penangkapan Ikan menggunakan racun Ada orang yang menggunakan tuba (racun dari tumbuhan), potas (racun kimia), atau aliran listrik untuk menangkap ikan. Akibatnya, yang mati tidak hanya ikan tangkapan, melainkan juga biota air lainnya. Pengukuran Pencemaran Air Pencemaran air dapat ditentukan dengan pengukuran secara kimia dan secara biologi. 1. Pengukuran pencemaran air secara kimia Pengukuran pencemaran air secara kimia adalah menentukan banyaknya bahan pencemar atau tingkat pencemaran secara kuantitatif dengan menggunakan bahan-bahan kimia. Pengukuran ini terdiri dari pengukuran BOD, pH air, dan kadar CO2. a. Pengukuran BOD Banyaknya oksigen terlarut yang diperlukan mikroba untuk mengoksidasikan bahan organic disebut sebagai Konsumsi Oksigen Biologis atau Biological Oxygen Demand, yang biasa di singkat BOD. Angka BOD ditetapkan dengan menghitung selisih antara oksigen terlarut awal dengan oksigen terlarut awal awal denagn oksigen terlarut pada air cuplikan (sampel) setelah air disimpan selama 5 hari pada suhu 200C. oleh karenanya, BOD ditulis secara lengkap BOD205 atau BOD5 saja.

Penurunan kadar oksigen terlarut dapat disebabkan oleh tiga hal, yakni : (1) Proses oksidasi (pembongkaran) bahan-bahan organic (2) Proses reduksi oleh zat-zat yang dihasilkan bakteri anaerob dari dasar perairan (3) Proses pernapasan organisme yang hidup di dalam air, terutama pada malam hari. b. Pengukuran pH air Perubahan nilai pH mempunyai arti penting bagi kehidupan air. Nilai pH yang rendah (sangat asam) atau tinggi (sangat alkalis) menjadi tidak cocok untuk kehidupan dari 5 ke 4), dikatakan keasaman naik 10 kali. Jika terjadi sebaliknya, keasaman turun 10 kali. c. Pengukuran kadar CO2 Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar gas CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh suhu, pH, dan banyaknya organisme yang hidup di dalam air. Pencemaran air dapat diketahui dengan mengukur BOD, pH, dan kadar CO2, semakin tercemar, kadar oksigen terlarut semakin kecil. pH rendah merupakan indikasi pencemaran oleh bahan organic. 2. Pengukuran pencemaran air secara biologi Pengukuran pencemaran air secara biologi adalah menentukan tingkat pencemaran secara kualitatif dengan menggunakan petunjuk makhluk hidup (indicator biologis) pengukuran secara biologi hanya dapat menentukan seberapa besar tingkat pencemarannya, tetapi tidak dapat menentukan berapa kadar bahan pencemarnya. Pengukuran pencemaran air secara biologi dilakukan dengan menggunakan makhluk hidup. Planaria dapat dijadikan indicator bahwa sungai belum tercemar. Tubifex dapat dijadikan indicator bahwa sungai tercemar parah oleh bahan organic. c. Pencemaran Tanah Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organic dan anorganik yang berasal dari limbah rumah tangga, pasar, industri, kegiatan pertanian, peternakan, dan sebagainya.

D. Dampak Pencemaran Lingkungan Pencemaran lingkungan dan pencemaran membawa banyak perubahan pada lingkungan. Misalnya, beberapa spesies hewan dan tumbuhan punah, dan adanya bahan pencemar pada sayuran, ikan, dan daging yang dikonsumsi. 1. Punahnya Spesies 2. Ledakan Hama 3. Gangguan Keseimbangan Lingkungan 4. Kesuburan Tanah Berkurang 5. Keracunan dan Penyakit 6. Pemekatan Hayati 7. Terbentuk Lubang Ozon 8. Efek Rumah Kaca E. Pengelolaan Lingkungan secara Terpadu Dewasa ini kesadaran dan kepedulian lingkungan terus berkembang. Upaya pencegahanp encemaran dan pelestarian lingkungan harus dilakukan secara terpadu, baik oleh pemerintah, pihak-pihak terkait, misalnya pihak industri, maupun oleh setiap individu. Pada dasarnya, ada tiga prinsip dasar yang dapat dilakukan untuk melakukan pelestarian lingkungan dan penanggulangan pencemaran, yaitu secara administrative (adanya peraturan dan undang-undang dari pemerintah), secara teknologis (adanya peralatan penglah limbah, pembakar sampah), dan secara edukatif atau pendidikan (melakukan penyuluhan kepada masyarakat, pendidikan di sekolah-sekolah). 1. Penanggulangan secara Administratif Pemerintah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mencegah pencemaran dan mencegah terjadinya ekspoitasi sumber daya alam secara berlebihan. Sebelum membangun pabrik atau melakukan proyek, pihak pengembang diharuskan melakukan analisis mengenai dampak lingkungan (Amdal). 2. Penaggulangan secara Teknologis Setiapindustri diharapkan memiliki unit pengolah limbah, misalnya unti pengolah limbah cair untuk mengolah limbah cair sebelum dibuang ke lingkungan.

3. Penanggulangan secara Edukatif/Pendidikan Penanggulangan secara edukatif diadakan melalui pendidikan sekolah dan penyuluhan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadappentingnya kelestarian lingkungan. Pengendalian pencemaran lingkungan secara : 1. Administratif : a. membuat undang-undang, peraturan, dan b. program pemerintah 2. Teknologis, missal peralatan pengolahan limbah dan sampah. 3. Edukatif : (a) penyuluh maysarakat dan (b) menggalakkan kegiatan reduce, reuse, recycle, repair. G. Pengelolaan Limbah 1. Pengertian Limbah Limbah adalah benda yang dibuang, baik berasal dari alam ataupun dari hasil proses teknologi. Limbah dapat berupa tumpukan barang bekas, sisa kotoran hewan, tanaman, atau sayuran. Di tinjau dari sifatnya, limbah dibedakan menjadi dua golongan besar, yaitu : a. Limbah yang dapat mengalami perubahan secara alami (degradable waste = mudah terurai), yaitu limbah yang dapat mengalami dekomposisi oleh bakteri dan jamur, seperti daun-daun, sisa makanan, kotoran, dan lain-lain b. Limbah yang tidak akan sangat lambat mengalami perubahan secara alami (nondegradable waste = tidak dapat terurai), misalnya plastic, kaca, kaleng, dan sampah sejenisnya). 2. Permasalahan Limbah Pada saat ini, belum semua limbah penduduk perkotaan terlayani oleh fasilitas umum pengelolaan sampah. Masih banyak sampah yang dibakar atau dibuang di badan air atau di lahan kosong. 3. Daur Ulang dan Pemanfaatan Ulang Limbah Limbah dapat dikurangi dengan cara mendaur ulang limbah (recycle) dan pemanfaatan ulang limbah (reuse). Daur ulang adalah pengunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan, menjadi pokok lain.

a. Tujuan DAur Ulang dan Pemanfaatan Ulang Daur ulang dan pemanfaatan ulang mempunyai beberapa tujuan, antara lain sebagai berikut : 1. Mengurangi jumlah limbah untuk mengurangi pencemaran 2. Mengurangi penggunaan bahan atau sumber daya alam 3. Mendapatkan penghasilan karena dapat dijual ke masyarakat. b. Langkah Daur Ulang atau Pemanfaatan Ulang 1. Pemisahan 2. Penyimpanan 3. Pengiriman atau penjualan c. Limbah yang Dapat Didaur Ulang atau Dimanfaatkan Ulang Jenis material limbah yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang adalah sebagai berikut. 1) Kertas. Semua jenis kertas dapat di daur ulang, misalnya kertas Koran dan kardus. 2) Pecah belah. Botol kecap, botol sirop, gelas, piring, atau kaca yang telah pecah dapat didaur ulang untuk membuat botol, gelas, atau piring yang baru. 3) Aluminium. Kaleng bekas makanan dan minuman dapat didaur ulang untuk dibuat kaleng pengemas. 4) Baja. Baja sisa konstruksi bangunan dapat di daur ulang sebagai bahan baku pembuatan baja baru. 5) Plastik. Limbah plastic dapat didaur ulang dengan jalan dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus atau pengepak untuk berbagai keperluan, misalnya tas, botol minyak pelumas, botol minuman, dan botol sampo. 6) Sampah organic. Sampah organic mudah terurai, sehingga sisa makanan dan daun-daunan dapat didaur ulang menjadi kompas. Kompas dapat dimanfaatkan sendiri atau dijual untuk pupuk tanaman.

d. Limbah yang dapat langsung dimanfaatkan ulang Sebagian limbah dapat dimanfaatkan kembali secara langsung tanpa melalui proses daur ulang. Limbah yang dapat dimanfaatkan secara langsung adalah sebagai berikut. 1) Ampas tahu. Ampas tahu dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Ampas tahu mengandung gizi tinggi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan ternak 2) Eceng gondok. Eceng gondok dapat menjadi limbah perairan jika populasinya terlalu banyak. Eceng gondok dapat dimanfaatkan untuk membuat barang kerajinan, seperti tas. 4. Membuat Produk Daur Ulang Akhir-akhir ini, kegiatan membuat produk daur ulang marak dilakukan. Selain tidak memerlukan biaya tinggi, daur ulang mudah untuk dipelajari. Berikut akan dibahas beberapa produk daur ulang. a. Kertas Daur Ulang Daur ulang kertas bertujuan mengurangi limbah kertas dan memprosesnya menjadi kreasi daur ulang yang bernilai seni. b. Pupuk Kompos Cara pembuatan pupuk kompos adalah sebagai berikut. a. Pisahkan sampah organic (daun, ranting) dari sampah anorganik (plastic). b. Masukkan sampah dedaunan dan ranting itu ke dalam bak penampungan c. Tutup bak atau tempat penampungan itu agar proses dekomposisi berlangsung optimal dan terhindar dari terpaan sinar matahari dan guyuran hujan. Sampah yang diproses menjadi kompos harus dalam keadaan basah, tetapi tidak sampai berair. Bak sampah ditutup sehingga sampah tidak cepat kering karena penguapan, atau terlalu basah karena hujan. d. Tumpukan sampah harus dibolak-bolak setidaknya seminggu sekali agar pengomposan berlangsung merata. Dalam waktu dua hingga tiga bulan, tumpukan sampah itu akan terurai menjadi kompos.

5. Mengurangi Limbah dalam Kehidupan Sehari-hari Apabila di sekitar rumah kalian banyak terdapat sampah atau limbah, kalian dapat melakukan usaha-usaha sebagai berikut. a. Reuse Memanfaatkan ulang (reuse), yaitu menggunakan kembali barang bekas tanpa pengolahan bahan, untuk tujuan yang sama atau berbeda dari tujuan asalnya. b. Recycle Mengolah kembali (recycle), yaitukegiatan yang memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk digunakan lebih lanjut. c. Reduce Mengurangi (reduce), adalah semua bentuk kegiatan atau perilaku yang dapat mengurangi produksi sampah. d. Replace Menggantikan dengan bahan yang bisa dipakai ulang (replace), adalah upaya mengubah kebiasaan yang dapat mempercepat produksi sampah, terutama sampah yang mempunyai sifat sukar diolah dan berbahaya. e. Refill Refill artinya mengisi kembali wadah-wadah produk yang dipakai. f. Repair Repair artinya melakukan pemeliharaan atau perawatan agar tidak menambah produksi limbah. H. Etika Lingkungan Etika adalah penilaian terhadap tingkah laku atau perbuatan. Etika bersumber pada kesadaran dan moral seseorang. Etika biasanya tidak tertulis. Namun ada etika yang tertulis, misalnya etika profesi, yang dikenal sebagai kode etik. Etika lingkungan, pada dasarnya adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk lingkungan dan apa yang tidak tidak baik bagi lingkungan. Etika lingkutan bersumber pada pandangan seseorang tetang lingkungan.

Prinsip-prinsip etika lingkungan mengatur sikap dan tingkah laku manusia dengan lingkungannya. Prinsip-prinsip tersebut adalah prinsip tidak merugikan, tidak campur tangan, kesetiaan, dan keadilan. 1. Prinsip tidak merugikan (the rule of Nonmaleficence), yakni tidak merugikan lingkungan, tidak menghancurkan populasi spesies atau pun komunitas biotic. 2. Prinsip tidak campur tangan (the rule of noninterference), yakni tidak memberi hambatan kepada kebebasan setiap organisme, yaitu kebebasan mencari makan, tempat tinggal, dan berkembang biak. 3. Prinsip kesetiaan (The rule of fidelity) yakni tidak menjebak, menipu, atau memasang perangkap terhadap makhluk hidup untuk semata-mata kepentingan manusia. 4. Prinsip keadilan (the Rule of Restitutive Justice), yakni mengembalikan apa yang telah kita rusak dengan membuat kompensasi. Beberapa contoh tindakan tindakan yang sesuai dengan etika lingkungan adalah sebagai berikut : 1. Membuang sampah (missal bungkus permen) pada tempatnya. Jika belum ditemukan tempat sampah, bungkus permen itu hendaknya dimasukkan ke saku terlebih dahulu sebelum di buang pada tempatnya. 2. Menggunakan air secukupnya. Jika tidak sedang digunakan, matikan keran. Dari keran yang menetes selama semalam, dapat ditampung air sebanyak 5- 10 liter, cukup untuk minum bagi dua orang dalam sehari. Ingat, sesungguhnya air itu tidak hanya untuk manusia, tetapi juga untuk makhluk hidup lainnya. 3. Hemat energi. Mematikan lampu listrik jika tidak digunakan. Jika kamu memasak air, kecilkan api kompor tersebut segera setelah air mendidih. Menurut hukum fisika, jika air mendidih, suhunya tidak dapat ditingkatkan lagi. Menggunakan api kompor besar ketika air sudah mendidih hanya memboroskan bahan bakar. 4. Tidak membunuh hewan yang ada di lingkungan, menangkap, atau memeliharanya. 5. Tidak memetik daun, bunga, ranting, atau menebang pohon tanpa tujuan yang jelas dan bermanfaat. 6. Gemar menanam bunga, merawat tanaman, melakukan penghijauan. 7. Mencegah terjadinya pencemaran lingkungan 8. Mengembalikan hewan atau tumbuhan ke habitat aslinya.

DATAR PUSTAKA

id.wikipedia.org/wiki/Biologi www.osun.org/interaksi+antara+makhluk+hidup 203.190.44.8/dangbio/Biologi/Bank%20soal/ekologi.htm www.google.com

Anda mungkin juga menyukai