Proses koagulasi-Ilokulasi optimum, dapat dicapai dengan pengaturan kondisi-
kondisi yang saling berkaitan dan mempengaruhi proses tersebut, seperti :
a. Pengaruh Temperatur Air Apabila temperatur menurun maka viskositas air akan meningkat sehingga kecepatan mengendap Ilok akan menurun. Proses koagulasi Ilokulasi lebih mudah dilakukan pada temperatur tinggi daripada temperatur rendah, karena viskositas air pada temperatur tinggi lebih rendah daripada viskositas air pada temperatur rendah. Hubungan antara temperatur dengan proses koagulasi-Ilokulasi adalah sebagai berikut : 1. pH optimum untuk proses koagulasi akan berubah-ubah karena pengaruh temperatur 2. Dosis koagulan akan bertambah bila temperatur turun 3. Untuk dosis koagulan tertentu, eIIluen dari proses koagulasi-Ilokulasi akan mempunyai kekeruhan yang lebih tinggi bila temperatur rendah b. Pengaruh derajat keasaman (pH) dan alkalinitas Rentang pH dalam proses koagulasi dipengaruhi oleh jenis dan konsentrasi koagulan serta komposisi kimia air yang akan diolah. Koagulasi akan berjalan baik apabila berada pada rentang pH optimum. Di samping itu alkalinitas juga mempengaruhi koagulasi dalam proses pembentukan Ilok. Alkalinitas air, seperti HCO3 - dapat membantu proses pembentukan Ilok dengan peranannya memproduksi ion hidroksida pada reaksi hidrolisa koagulan. Alkalinitas dapat dibuat dengan cara menambahkan senyawa NaOH, Ca(OH)2, NaHCO3, dan CaO yang sekaligus sebagai pengatur pH sebelum koagulasi dilakukan. c. Pengaruh Jenis Koagulan Koagulan adalah bahan kimia yang ditambahkan untuk membantu proses koagulasi. Pemilihan jenis koagulan pada pengolahan air seharusnya didasarkan kepada penelitian perbandingan perIorma koagulan dan setelah itu baru dilihat dari segi ekonomisnya. Jenis koagulan yang paling banyak dipakai di Indonesia adalah tawas atau alumunium sulIat. d. Pengaruh Tingkat Kekeruhan Air Baku Pada tingkat kekeruhan yang rendah, proses destabilisasi akan sukar terjadi. sebaliknya pada tingkat kekeruhan yang tinggi proses destabilisasi akan dapat berlangsung dengan cepat, tetapi bila pada kondisi tersebut dipakai dosis koagulan yang rendah maka pembentukan Ilok kurang eIektiI. Hubungan dosis koagulan dan tingkat kekeruhan secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Umumnya dosis koagulan akan naik bersamaan dengan meningkatnya kekeruhan, akan tetapi kenaikan dosis koagulan ini tidak berbanding lurus dengan peningkatan kekeruhan. 2. Apabila kekeruhan sangat tinggi akan diperlukan koagulan yang lebih sedikit karena besarnya tumbukan antar partikel-partikel koloid yang telah dikoagulasi. Dan bila kekeruhan rendah kemungkinan terjadinya tumbukan tidak terlalu besar sehingga sulit terkoagulasi. 3. Bervariasinya distribusi ukuran partikel lebih memudahkan terjadinya koagulasi, dibanding dengan suspensi yang hanya terdiri dari satu jenis ukuran partikel saja. e. Pengaruh Jumlah Garam-Garam Terlarut Dalam Air Besarnya pengaruh garam-garam ini tergantung pada jenis dan konsentrasinya. Biasanya pengaruh garam-garam ini berakibat langsung terhadap proses koagulasi itu sendiri. Secara garis besar pengaruh garam-garam terlarut adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh anion lebih besar daripada kation, sehingga ion seperti Natrium, kalsium dan Magnesium tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap proses koagulasi. 2. Ion-ion negatiI memperbesar daerah pH optimum koagulasi untuk koagulasi ke arah bagian yang sama, yang tergantung juga pada valensi ion-ion tersebut. Dengan kata lain ion-ion monovalen seperti chlorida, nitrat dan sebagainya tidak memberikan pengaruh yang berarti dibandingkan dengan pengaruh yang diberikan oleh ion-ion sulIat, IosIat dan anion-anion bervalensi lainnya. I. Pengaruh Kondisi Pengadukan Pengaturan kondisi pengadukan sangat penting untuk mencapai proses koagulasi- Ilokulasi yang baik. Pengaturan kondisi pengadukan dapat dilakukan dengan mengatur gradien kecepatan (G) dan lamanya waktu pengadukan (t). Pencampuran koagulan harus benar-benar merata, sehingga koagulan yang dibubuhkan akan bereaksi dengan partikel-partikel koloid atau ion-ion lain dalam suspensi. Disamping itu kecepatan pengadukan sangat mempengaruhi pertumbuhan Ilok dan bila terlalu besar kecepatan pengadukannya akan mengakibatkan pecahnya Ilok. Dengan kata lain kecepatan koagulasi-Ilokulasi berbanding langsung dengan besarnya gradien kecepatan (G).
Karakteristik umum air yang layak dikonsumsi adalah: 1. Bebas dari organisme patogenik 2. Mempunyai kandungan bahan toxic akut yang rendah 3. Jernih 4. Tidak bergaram 5. Bebas dari bahan penyebab bau dan rasa yang berlebihan 6. Tidak mengandung bahan penyebab korosiI
Tujuan 1artest Pada pengolahan air bersih atau air limbah dengan proses kimia selalu dibutuhkan bahan kimia tertentu pula untuk menurunkan kadar polutan yang ada di dalam air atau air limbah. Penambahan bahan kimia tidak dapat dilakukan sembarang, harus dengan dosis yang tepat dan bahan kimia yang cocok serta harus memperhatikan pHnya. Sehingga jartest diperlukan untuk menpotimalkan pengurangan polutan dengan: 1. mengevaluasi koagulan dan Ilokulan 2. menentukan dosis bahan kimia 3. mencari pH yang optimal
anallsls percobaan Hal yang dilakukan selanjutnya adalah praktikan membandingkan data dari masing-masing sampel yang didapat dari hasil pengukuran setelah proses fartest pertama. Praktikan menentukan sampel mana yang dapat dikategorikan menjadi sampel dengan koagulan optimum. Cara Comment |re1]: !angan lupa nllal kekeruhan kallan bandlngln ama kekeruhan dl baku muLu alr Comment |re2]: kalo llaL darl daLa kelompok febrlna ambll daLa yang Lerakhlr yang pallng kecll kekeruhannya menentukannya adalah praktikan memilih sampel mana yang memiliki nilai kekeruhan yang paling rendah dan memiliki nilai pH mendekati pH normal 7.
Setelah proses fartest pertama dihasilkan data percobaan yang terpresentasikan dalam graIik dibawah ini
*Gambar partikel terlampir pada lampiran 4
GraIik diatas menunjukkan hubungan antara dosis koagulan (sumbu x) dengan nilai kekeruhan (sumbu y) dalam tiga kurun waktu pengujian, yaitu: 10 menit, 20 menit, dan 30 menit. GraIik yang berwarna biru; perhitungan kekeruhan setelah pengendapan 10 menit, mengalami penurunan nilai kekeruhan saat dosis koagulan yang digunakan semakin tinggi, begitu pula dengan graIik yang berwarna hijau; setelah pengendapan 20 menit dan graIik yang berwarna merah; setelah pengendapan 30 menit, secara garis besar mengalami penurunan nilai kekeruhan walaupun terjadi keanehan data saat dosis koagulan 50 ppm pada menit ke-30. Keaanehan data ini akan dibahas lebih lanjut pada analisis kesalahan. 0 2 4 6 8 10 0 20 40 60 k e k e r u h a n
( I 1 U ) Dos|s koagu|an (ppm) Graf|k nub kekeruhan Dengan koagu|an IeC|3 percobaan I 10 menlL 20 menlL 30 menlL Secara kesulurahan data percobaan menunjukkan bahwa dosis koagulan yang digunakan akan berbanding terbalik dengan nilai kekeruhan yang dihasilkan. Berdasarkan teori yang disebutkan hal ini dapat terjadi karena semakin banyaknya dosis koagulan yang digunakan maka akan semakin banyak pula tumbukan antar partikel-partikel yang telah dikoagulasi dan pada akhirnya membentuk Ilok sehingga saat pengecekan nilai kekeruhan, partikel-partikel yang terdispersi di perairan akan berkurang. Apabila dihubungkan dengan lamanya waktu pengendapan dari masing-masing -eaker glass dalam kurun waktu 10 menit, 20 menit, dan 30 menit, dapat terlihat pada graIik bahwa semakin lama diendapkan nilai kekeruhan air sampel semakin kecil. Hal terjadi akibat semakin lamanya air sampel di sedimentasikan/ diendapkan maka akan semakin banyak pula partikel yang mampu dikoagulasikan oleh koagulan FeCl 3 sehingga pada saat pengukuran pada menit ke-30 kekeruhan air seamkin berkurang. Setelah penganalisisan terhadap graIik percobaan fartest I, dilakukan pemilihan dosis koagulan optimum terhadap koagulan pada sampel untuk dipakai pada percobaan fartest II. Pemilihan dosis koagulan optimum didasarkan atas beberapa Iaktor, diantaranya adalah pemilihan terhadap nilai kekeruhan dan pH dari masing-masing koagulan. Semakin rendah nilai kekeruhan dan semakin mendekati nilai pH normal, koagulan tersebut dapat dikatakan sebagai dosis koagulan optimim. Koagulan optimum sendiri memilliki pengertian sebagai batas keeIektiIan suatu koagulan dalam mengikat partikel-partikel disekitarnya. Berdasarkan analisis tersebut, terlihat pada tabel 8 bahwa nilai koagulan optimum berada saat dosis 30 ppm dengan nilai kekeruhan menurun mulai dari 3 NTU naik menjadi 4 NTU dan turun kembali ke nilai 3 NTU dan nilai pH yang semakin mendekati normal, yaitu 5,89 menjadi 5, 92 dan pada akhir menit ke 30 menurun menjadi 5,91. Dosis 30 ppm ini kemudian digunakan sebagai dosis pertengahan pada percobaan fartest II, yaitu 20 ppm, 25 ppm, 30 ppm, 35 ppm, dan 40 ppm. Sama seperti percobaan jartest pertama, percobaan jartest kedua juga memiliki hasil yang terpresentasikan dalam sebuah graIik, berikut graIiknya:
Analisa hasil
Terlihat dari graIik diatas, perbandingan antara nilai kekeruhan (sumbu y) dengan dosis koagulan yang digunakan (sumbu x) secara garis besar menunjukkan penunurunan seiring dengan semakin banyaknya dosis koaguan yang digunakan. Apabila data pada tabel 9 dibandingkan dengan data pada tabel 8, koagulan dengan dosis 30 ppm (dosis koagulan optimum) memiliki penurunan nilai kekeruhan yaitu dari 3, 4, 3 menjadi 1,5; 1,2; 0,94 dengan nilai pH rata-rata sama seperti pada percobaan pertama, sebesar 5,93. Jika dianilisis penurunan nilai kekeruhan ini secara tidak langsung dipengaruhi oleh perbedaan penggunaan alat tur-/2eter saat perhitungan kekeruhan di percobaan fartest pertama dengan percobaan fartest kedua. Untuk lebih lengkapnya perbedaan hasil ini akan dibahas pada analisis kesalahan.
nalisis tabel dan berikut tabel data perbandingan antara dosis koagulan dengan nilai kekeruhan hasil praktikum yang telah dibandingkan dengan kelompok lain
( N 1 U ) Dos|s koagu|an (ppm) Graf|k nub koagu|an Dengan kekeruhan IeC|3 9ercobaan II 10 menlL 20 menlL 30 menlL Comment |re3]: 1CLCnC 8AnCL1 lnl !AnCAn ulCCn1CP!!!! soalnya kalo anallsls lLu merupakan hasll anallsls kelompok lu sendlrl berdasarkan hasll lu lnl buaL conLoh darl Lullsan yg gw kaslh lnl kelompok A3 2008 mereka slmpulkan dosls ngaruh ke ukuran flok 1Al 8LLuM 1Ln1u 8LnL8 [adl [angan asal nyomoL gw ngaslh lnl blar kallan ngerLl susunannya Lapl kalo menganallsls leblh balk pake hasll pemlklran lo sendlrl lu sendlrl lu sendlrl (bergaung 1000x)
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa: Untuk koagulan FeCl3 sendiri, nilai kekeruhan secara garis besar semakin menurun saat dosis koagulan yang digunakan semakin banyak, walaupun terdapat satu kenaikan nilai kekeruhan pada menit ke-30 saat dosis koagulan yang digunakan sebanyak 50 ppm. Perbedaan nilai ini akan dianalisis lebih lanjut pada analisis kesalahan. Sama seperti koagulan FeCl 3 , secara keseluruhan koagulan Al 2 (SO 4 ) 3 dan PAC juga mengalami penurunan nilai kekeruhan saat dosis koagulan yang digunakan semakin meningkat. Namun nilai kekeruhan dibandingkan antara ketiga koagulan tersebut Al 2 (SO 4 ) 3 memiliki kekeruhan yang paling rendah, kemudian PAC dan kekeruhan paling besar dimiliki oleh koagulan FeCl 3.
Apabila dianilisis lebih lanjut, perbedaan nilai kekeruhan dari masing-masing koagulan menunjukkan kualitas koagulan tersebut. Semakin rendah nilai kekeruhan pada air sampel menandakan banyaknya partikel yang mampu dikoagulasikan oleh koagulan. Al 2 (SO 4 ) 3 merupakan koagulan yang memiliki kualitas paling baik dibandingkan dengan kedua koagulan lainnya. Namun bila dilihat dari kecepatan pengendapan Ilok, PAC memiliki pengendapan Ilok yang paling cepat dari kedua koagulan lainnya. Berdasarkan analisis tersebutlah koagulan alum sering digunakan pada instalasi pengolahan air karena kualitasnya yang baik walaupun dalam proses pengendapan Iloknya relatiI lama. Selain itu juga koagulan alum memiliki harga yang relatiI murah dibandingkan dengan koagulan PAC,
Analisa kesalahan 1. Kesalahan akibat perbedaan alat yang digunakan saat pengukuran kekeruhan pada percobaan fartest pertama dan percobaan fartest kedua. Perbedaan penggunaan alat ini menyebabkan perbedaan nilai kekeruhan yang cukup signiIikan. 2. Kesalahan akibat lamanya pH meter dalam membaca pH air sampel sehingga kurang eIisien saat pengukuran dengan jeda waktu setiap 10 menit. Comment |re4]: ang lnl [angan dllkuLln kecuall kalo LernyaLa bener berdasrkan hasll lu LernyaLa keslmpulannya sama lnl hasll pemlklran mahaslswa Comment |reS]: PArga Lolong dlcek!!! sapa Lau udah berubah [aman sekarang Comment |re6]: lnl buaL referensl 3. Kesalahan akibat terbatasnya kuvet yang tersedia saat pengukuran kekeruhan menyebabkan terlalu lamanya waktu menunggu untuk memeriksa kekeruhan sampel yang lain dan berakibat pada hasil percobaan. 4. Kesalahan akibat alat fartest yang digunakan kurang eIisien dalam menentukan kecepatan pengadukan dan lama pengadukan. Hal ini membuat kurang tepatnya hasil Ilokulasi-koagulasi pada saat percobaan dan akhirnya memepengaruhi bentuk Ilok serta jumlah partikel yang larut dalam sampel.
1. Kesalahan akibat kurang tepatnya praktikan menimbang dosis koagulan FeCl 3 yang digunakan pada saat percobaan. 2. Kesalahan akibat tertempelnya sidik jari praktikan pada kuvet sehingga mempengaruhi pembacaan tur-/2eter saat membaca kekeruhan sampel. 3. Kesalahan akibat pengambilan air sampel oleh praktikan saat pembacaan kekeruhan. Praktikan mengambil air terlalu ke permukaan air sampel sehingga terlalu banyak partikel yang terikut pada saat pembacaan kekeruhan. Pengambilan sampel yang baik seharusnya berada di tengah-tengah sampel. 4. Kesalahan akibat terlalu banyaknya guncangan yang dilakukan oleh praktikan terhadap air sampel pada saat pengukuran 10 menit pertama sehingga akan mempengaruhi pengukuran pada menit selanjutnya.
CaLaLan 1 lnl buaL referensl lu selaln anallsls boleh lu langsung comoL Lapl musLl dlbedaln kaLakaLanya 2 8uaL yang persenLasl [umaL [angan lupa blkln sllde dan aslsLensl ke gw [uga 3 !angan lupa blkln bagan gambar dl cara ker[a Lapl yang cara ker[a yang dlLulls [ngan dlhapus dlLaruh dl bawahnya a[a 4 8uaL dasar Leorl ga usah banyak2 perhaLlln yang penLlng a[a sama anallsls percobaan gw baLesln max 2 halaman [ngan banyak2 kalo blsa kurang yan musLl banyak analsls hasll 3 ul analslls hasll kalo LernyaLa hasll percobaan lu udah bagus dlLulls apllkasl Leklnlk llngkungannya mlsalnya lA ama lAL (lAL nLu lnsLalasl pengolahan alr llmbah) 6 !angan lupa pake baku muLu alr (alr mlnum alr berslh alr llmbah ) pokoknya yg ada nllal kekeruhannya 7 !angan Lerpaku ama nlh flle yg gw kasl LeLep carl referensl aLo Lambahan darl lnLerneL buku dosen senlor dan bapak serLa lbu 8 Anallsls lLu penLlng 9 1olong bllang ke reLno ama Lemen lu yg [llbaban Ladl (gw ga Lau namanya maap) Maaf gw belum blsa [awab perLanyaan mereka coba Lnya ke aslsLen kallan aLo browslng ke lnLerneL buku [urnal dosen dll maaf"
l.| ;.a |-s.| |-|.s.| 1.|| ;.a |-||. r.|| ||a ll/lll .|.aaa 1\\\l\l n8 Cw harap lu blsa narlk keslmpulan darl kallmaL ga [elas gw yang Lerakhlr lnl SemangaL Leman2