4.1 Visi dan Misi Visi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah Terwujudnya pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang tangguh dan berdaya saing menuju masyarakat sejahtera. Misi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura adalah : 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia baik aparat maupun para petani pelaku agribisnis. 2. Mengembangkan inovasi teknologi spesifik lokasi dan ramah lingkungan baik pada industri hulu, maupun industri hilir serta usahatani pertanian. 3. Mengembangkan usaha agribisnis dari berbagai tingkatan skala usaha baik on farm maupun off farm dan non farm mendorong kerjasama kemitraan bisnis antar usaha yang saling menguntungkan dan berkeadilan. 4. Meningkatkan pemanfaatan dan pelestarian keragaman sumberdaya alam dan sumberdaya hayati secara berimbang. 5. Mengembangkan sumber-sumber penerimaan daerah.
4.2 Strategis dan Tujuan Sasaran 1. Bidang Produksi Tanaman Pangan a. Tujuan
1)
Meningkatkan dan mempertahankan produksi tanaman pangan, untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam rangka mencapai ketahanan pangan daerah.
2)
Meningkatkan kualitas produksi komoditas tanaman pangan untuk memenuhi permintaan pasar sebagai konsumsi, bahan baku industri dan peningkatan eksport.
3)
Mengembangkan
kesempatan
kerja
dan
berusaha
melalui
b.
Sasaran 1) Meningkatnya produksi komoditi tanaman pangan (padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu, ubi jalar). 2) Meningkatnya penggunaan benih unggul bermutu komoditi padi, jagung dan kedelai. 3) 4) Berkembangnya industri penangkaran benih tanaman pangan. Meningkatnya penggunaan pupuk organik dalam budidaya tanaman pangan. 5) Tersedianya pupuk bersubsidi baik pupuk organik maupun anorganik untuk memenuhi kebutuhan Tanaman Pangan. 6) 7) 8) Meningkatnya Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA). Meningkatnya upaya pengendalian serangan OPT tanaman pangan. Menurunnya gagal panen (puso) akibat serangan Organisme Pengganggu Tananaman (OPT) dan Dampak Fenomena Iklim (DFI).
9)
Meningkatnya pemanfaatan lahan kering melalui optimalisasi lahan pertanian dan perbaikan kualitas sumberdaya air.
10)
Terpeliharanya sarana dan prasarana pengairan pada daerah irigasi melalui pengelolaan lahan dan air (PLA).
c.
Bidang Produksi Hortikultura a. 1) Tujuan Meningkatkan dan mempertahankan produksi tanaman hortikultura, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri untuk ketahanan pangan daerah. 2) Meningkatkan kualitas produksi komoditas tanaman hortikultura untuk memenuhi permintaan pasar sebagai konsumsi, bahan baku industri dan peningkatan eksport. 3) Mengembangkan kesempatan kerja dan berusaha melalui mencapai
pengembangan industri perbenihan, penyalur pupuk, ketersediaan Alsintan dan usaha agribisnis.
b.
Sasaran 1) Meningkatnya produksi komoditi tanaman hortikultura (buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias). 2) Meningkatnya penggunaan benih unggul bermutu dan bersertifikat komoditi hortikultura (buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias). 3) Meningkatnya penggunaan pupuk organik, pestisida nabati dan
agensia hayati dalam budidaya tanaman sehat pada komoditas hortikultura. 4) Tersedianya pupuk bersubsidi baik pupuk organik maupun anorganik untuk memenuhi kebutuhan Tanaman Hortikultura. 5) 6) 7) Meningkatnya upaya pengendalian OPT tanaman hortikultura. Meningkatnya keamanan pangan pada produk hortikultura. Menurunnya gagal panen (puso) akibat serangan Organisme Pengganggu Tananaman (OPT) dan Dampak Fenomena Iklim (DFI). 8) Meningkatnya produk hortikultura baik kualitas, kuantitas dan meningkatnya jaminan kontinyuitas produksi 9) 10) Berkembangnya industri perbenihan hortikultura. Berkembangnya usaha kios saprotan (pupuk dan obat-obatan) dalam rangka peningkatan pelayanan terhadap petani. 11) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam
pembuatan pupuk organik, pestisida nabati serta agen hayati. 12) Meningkatnya Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) tanaman hortikultura. 13) Meningkatnya kapasitas pelaku usaha agribisnis hortikultura.
4.3 Strategis dan Kebijakan Pembangunan pertanian di provinsi Nusa Tenggara Barat merupakan bagian integral dari pembangunan sector perekonomian daerah. Sebagai daerah yang agraris dengan potensi sumberdaya alam yang sangat mendukung berkembangnya sector pertanian, memungkinkan berkembangnya usaha agribisnis dengan berbagai
komoditas pertanian sebagai basis usahanya. Subsektor pertanian tanaman pangan dan hortikultura merupakan salah satu domain pengembangan sector pertanian yang cukup dominan. Berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan dengan merujuk pada visi dan misi Gubernur yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) maka kebijakan pembangunan subsector pertanian tanaman pangan dan hortikultura provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2009 2013 diarahkan pada tiga fokus yakni : 1. Mempertahankan bahkan meningkatkan secara proporsional Sasaran Nasional pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura yang ada di daerah sebagai wujud dari komitmen memperkuat ketahanan pangan dalam kerangka NKRI; 2. Mengembangkan lahan kering sebagai salah satu komitmen aktualisasi keberpihakan program pada petani di lahan kering melalui pemberdayaan dan peningkatan kapasitas pengelolaan yang terintegrasi dengan perkembangan pertanian lahan basah; 3. Mengembangkan kemampuan pengelolaan usahatani masyarakat dan
peningkatan kapasitas petani, kelompok tani dan kelembagaan petani lainnya melalui Revitalisasi Penyuluhan Pertanian yang terintegrasi dengan konsepsi pengembangan pertanian berbasis sumberdaya lokal yang mengedepankan prinsip-prinsip keberlanjutan, dalam mewujudkan NTB yang Beriman dan Berdaya Saing khususnya pada sector pertanian. Berdasarkan tiga kebijakan umum tersebut dan dengan memperhatikan tujuan an sasaran strategis yang telah dirumuskan maka kebijakan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura di Provinsi NTB Tahun 2009-2013 meliputi: 1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman pangan melalui pendekatan pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (SL PTT). 2. Mengembangkan pembangunan agribisnis lahan kering dengan menerapkan kaidah-kaidah konservasi dalam rangka memelihara kelestarian sumber daya
alam. 3. Mengembangkan sarana dan prasarana pertanian untuk mendukung sistem ketahanan pangan dan pengembangan agribisnis. 4. Mengembangkan pengelolaan lahan dan air sebagai unsur penunjang peningkatan produksi, produktivitas tanaman pangan dan hortikultura 5. 6. Mengembangkan sistem perbenihan daerah Mengembangkan sistem permodalan yang mudah di akses petani/ kelompok tani dengan bunga yang relatif rendah. 7. Mengembangkan usaha agribisnis dengan pola kemitraan yang saling menguntungkan dan berkeadilan. 8. Melakukan advokasi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dalam rangka menekan laju alih fungsi lahan pertanian terutama yang beririgasi tekhnis. 9. 10. Meningkatkan pembinaan dan pendampingan Kelompok Tani, Koptan, Gapoktan. Mengembangkan pola tanam tumpang sari di berbagai tipologi lahan untuk menunjang ketersediaan pangan terutama di wilayahwilayah rawan pangan. 11. Mengembangkan Penyuluhan Pertanian melalui upaya Revitalisasi Penyuluhan 12. Mengembangkan diversifikasi pangan sejalan dengan upaya diversifikasi tanam agar secara bertahap mengurangi ketergantungan kepada beras, 13. Mengembangkan koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dengan instansi pemerintah seperti Dinas Kimpraswil, Perindag, Koperasi, UKM dan BPTP, Perguruan Tinggi maupun dengan pihak pengusaha BUMN, BUMD, swasta dan LSM pemerhati pertanian.
Aktualisasi penyelengaraan tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura berupa pelaksanaan program dan kegiatan yang didukung oleh sumber pembiayaan yang berasal dari Dana Desentralisasi/APBD, Dana Dekonsentrasi/APBN dan dana Tugas Pembantuan serta sumber pembiayaan yang berasal dari bantuan luar negeri. Pembiayaan program dan kegiatan pembangunan pertanian tanaman pangan dan hortikultura periode 2009 2013 sangat ditentukan oleh penetapan sasaran kinerja dan plafon anggaran yang tersedia pada beberapa sumber pembiayaan sebagaimana tersebut diatas. Selama lima tahun kedepan pembiayaan pada masingmasing program dan kegiatan akan mengalami peningkatan sejalan dengan besaran target dan sasaran kinerja yang telah ditetapkan secara proporsional dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT).
4.4.1 Dana Desentralisasi / APBD Untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan pertanian, baik tanaman pangan maupun hortikultura, dukungan dana APBD Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2009 - 2013 sebesar adalah sebagai berikut :
Jenis Belanja No. Tahun Belanja Tidak Langsung 1. 2. 3. 4. 5. 2009 2010 2011 2012 2013 19.995.552.920 25.994.218.796 29.893.351.615 34.377.354.358 39.533.957.511 Belanja Langsung 12.860.382.170 14.789.439.496 17.007.855.420 19.559.033.733 22.492.888.793 Jumlah 32.855.935.090 40.783.658.292 46.901.207.035 53.936.388.091 62.026.846.304
Untuk mendukung pelaksanaan program pembangunan pertanian, baik tanaman pangan maupun hortikultura, dukungan dana APBN pada tahun 2009 2013 adalah sebagai berikut :
4.4.3 Dana Tugas Pembantuan / APBN Satuan Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB (03) dari Program Ketahanan Pangan adalah : No. 1. 2. 3. Tahun 2009 2010 2011 Jumlah Anggaran 430.000.000 473.000.000 520.300.000
5. 6.
2012 2013
572.330.000 629.563.000
4.5.1 Arah Kebijakan Pendapatan SKPD Dalam rangka mendukung kebijakan Pemerintah Provinsi NTB dalam rangka memperoleh pendapatan yang merupakan sumber penerimaan utama bagi pemerintah daerah untuk membiayai kegiatan-kegiatan baik yang ditujukan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan maupun ditujukan yang menyentuh langsung kepada masyarakat, dan biaya-biaya atas kegiatan-kegiatan tersebut tertuang dalam komponen belanja, maka kebijakan Pendapatan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB adalah : optimalisasi pemanfaatan seluruh asset daerah yang dalam pengelolaan SKPD untuk menghasilkan sumber penerimaan daerah sebagai berikut :
Tahun 2009 2010 2011 2012 2013
3.250.000
3.412.500
3.583.125
3.762.281
3.950.395
Retribusi Jasa Usaha Retribusi Tempat Penginapan / Pesanggrahan / Vila 75.000.000 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah 1.250.390.000 Lain-Lain Pendapatan Yang Syah Komisi Pengadaan Barang dan Jasa 30.000.000 Lain-lain penerimaan 5.000.000 Jumlah 1.363.640.000
78.750.000
82.687.500
86.821.875
91.162.969
1.312.909.500
1.378.554.975
1.447.482.724
1.519.856.860
Dari sumber-sumber pendapatan tersebut, keseluruhannya didasarkan pada penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi SKPD Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi NTB, dengan tetap mengedepankan fungsi pokok dari unit pelaksana teknis.
4.5.2 Arah Kebijakan Belanja SKPD Belanja SKPD adalah semua kewajiban SKPD yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan. Karena sifatnya mengurangi asset, maka kebijakan belanja SKPD antara lain harus mampu meningkatkan nilai tambah (added value) dari setiap pembelanjaan yang dilakukan, sehingga dapat menjadi lebih berdaya guna dalam pencapaian Rencana Strategis Dinas. Berdasarkan hal tersebut, belanja SKPD pada periode 2009-2013 diarahkan untuk menjawab permasalah sebagai berikut : a. Belanja Pegawai (terdiri dari belanja tidak langsung dan belanja langsung digunakan untuk membiayai kegiatan aparatur di bidang pelayanan yang hasil, manfaat dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masyarakat, diarahkan agar lebih efisien, efektif, realistis, dan proporsional terhadap belanja langsung ( urusan wajib dan urusan pilihan); b. Belanja Langsung yang digunakan untuk membiayai program dan
kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya secara langsung dinikmati oleh masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat dengan prioritas : a. Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Sosial dan Ekonomi Berbasis Masyarakat. b. Restrukturisasi, Refungsionalisasi dan Revitalisasi Lembaga-
Lembaga Kemasyarakatan pembangunan ekonomi serta perkuatan Ekonomi Masyarakat. c. c. Pengembangan Ekonomi Lokal Berbasis Pertanian Dalam Arti Luas.
Meningkatkan disiplin anggaran dengan menghindarkan setiap bentuk pembelanjaan yang tidak dianggarkan pada tahun anggaran berjalan, kecuali belanja yang disebabkan keadaan darurat sesuai ketentuan
perundang-undangan dan dicantumkan dalam perhitungan anggaran, penggunaan anggaran secara efektif, efieien, transparan, serta akuntable.
Last Updated On
yang II
Peta Profile
Sekapur Sirih
Visi dan Misi Keadaan Umum Prog. Pertanian
PILIH PRODUK
Tujuan dan Sasaran 1. Mencapai sasaran produksi padi, jagung dan kedelai 2. Mantapkan dan tingkatkan produksi pangan selain padi, jagung dan kedetai 3. Tingkatkan produksi yang berdaya guna tinggi 4. Mempertuas lapangan kerja 5. Tingkatkan kemandirian petani melatui pemberdayaan kelembagaan 6. Tingkatkan pendapatan masyarakat petani 7. Sediakan ketersediaan bahan baku Tanaman Pangan dan Hortikultura 8. Mengembangkan usaha?usaha ramah lingkungan
Fasilitas
Buku Tamu File Dokumen
Sasaran yang hendak dicapai metalui Pembangunan Pertanian Jawa Timuer adalah : 1. Sasaran luas areal, tanam, panen, produktivitas, produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura 2. Sasaran kebutuhan benih
Link Kami
3. Sasaran kebutuhan pupuk 4. Sasaran penyediaan alsintan dalam pengembangan UPJA 5. Sasaran pengembangan prasarana jaringan 6. Sasaran kebutuhan pegawai
Program Pembangunan Pertanian 1. Program Ketahanan Pangan a. Peningkatan Produksi Tanarnan Pangan - Peningkatan Produktivitas - Pengamanan produksi dan penyetamatan hasil produksi b. Peningkatan Produksi Hortikultura - Peningkatan Produktivitas - Pengamanan produksi dan penyelamatan hasit produksi 2. Program Pengem ban gan Agri bisnis a. Penyediaan Sarana Prasarana dan Permodalan b. Pemasaran dan Pengernbangan Usaha 3. Program Pengembangan Pertanian Rakyat Terpadu a. Pengembangan / Pemberdayaan SDM b. Pernasaran dan Pengembangan Usaha
Yang ke tiga
Keragaan
Pengembangan sistem dan usaha agribisnis Jawa Timur, SDM pertanian tidak hanya sekedar faktor produksi melainkan juga sebagai pelaku utama dalam meningkatkan ketahanan pangan dan pengembangan usaha agribisnis Berdasarkan hasil sensus 1993, kondisi rumah tangga pertanian Jawa Timur menunjukkan penurunan pertumbuhan sebesar 7,34 % dibanding tahun 1983.
Di Jawa Timur, jumlah kelompoktani seluruhnya sebanyak 26.683 kelompok yang terdiri dari Kelas Utama, Madya, Lanjut dan Pemula. Kegiatan kelompoktani selain penyuluhan pertanian di pedesaan telah berkembang berbagai kelompok sesuai dengan kegiatannya seperti kelompok wanita tani, kelompok pemuda tani, HIPPA, UPJA, kelompok agribisnis dan SLPHT Visi Pembangunan Pertanian Propinsi Jawa Timur adalah Mewujudkan Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang berwawasan agribisnis, berkelanjutan, kemandirian dan kesejahteraan masyarakat petan". Keadaan Umum Propinsi Jawa Timur Visi dan Misi Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur. Program Pembangunan Pertanian TPH. Perkembangan Penggunaan Lahan. Bencana Alam Banjir dan Kekeringan. Pengendalian OPT . Curah Hujan dan Hari Hujan. Perkembangan Pembenihan . Perkembangan Pemasaran Hasil Pertanian. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDRB). Nilai Tukar Petani. Perkembangan Tanaman Pangan. Perkembangan Sayuran. Perkembangan Komoditas Buah - Buahan. Perkembangan Komoditas Tanaman Hias. Perkembangan Komoditas Tanaman Obat.
Selayang pandang
Penyajian Data dan Informasi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura yang akurat dan tersedia pada saat dibutuhkan seperti Luas Baku Lahan, Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi serta data lainnya yang dianggap penting oleh pemakai data dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan merupakan kebutuhan yang mendasar. Selain penyajian Data dan Informasi Pertanian dalam strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan diperlukan juga Sistem Jaringan Informasi melalui komputer yang merupakan salah satu media informasi secara terpadu yang sedang kita wujudkan. Sistem informasi manajemen terkomputerisasi ini agar dimanfaatkan oleh aparat lingkup pertanian serta seluruh stake holder yang terkait, selain sebagai evaluasi pelaksanaan di lapangan juga sebagai bahan Rencana Tindak Lanjut Program Pembangunan Agribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura di Jawa Barat. Akhirnya, harapan kami semoga adanya situs Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Jawa Barat dapat dimanfaatkan oleh semua pihak yang memerlukan.
Sejarah
Riwayat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat I. Pendahuluan A. Latar Belakang Kegiatan sub sektor pertanian tanaman pangan di Jawa Barat sejak jaman penjajahan sampai saat ini telah mengalami perkembangan yang menggembirakan baik dilihat dari segi pencapaian populasi, Produksi, Konsumsi, Penyeapan Tenaga Kerja, Pendapatan Petani, Permintaan Masyarakat konsumen, Investasi mapun sumbangan bagi Devisa Negara. Perkembangan tersebut tidak terlepas dari keberadaan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat dalam peranannya untuk meningkatkan Produksi, populasi, konsumsi dan pemasaran produk-prosduk pertanian tanaman pangan. II. Riwayat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat A. Jaman Penjajahan Belanda 1. Landbouw Voorlichtings Dienst (LVD) Pada masa penjajahan Belanda, lembaga yang menyelenggarakan pembinaan pertanian di Jawa Barat adalah Provinciale Lanbouw Voorlichtings Dienst (LVD) yang dikepalai oleh seorang Inspektur berkebangsaan Belanda yang disebut Landbouw inspecteur . Lembaga ini diperkirakan telah berdiri sejak tahun 1912. Fungsi lembaga ini adalah untuk memberikan pembinaan terhadap para petani pribumi untuk meningkatkan produksi sedangkan alih teknologi diberikan dalam batas-batas tertentu karena atas dasar pertimbangan politis.
Kelembagaan LVD terdiri dari 2(dua) bagian yaitu : a. Bagiatan Tanaman Rakyat (Indlandsche landbouw) yang bidang pengelolaannya meliputi Tanaman Padi, Palawija, Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan. Bagian Tanaman Keras, yang bidang pengelolaannya meliputi tanaman-tanaman perkebunan seperti Kopi, karet, kapok, kina dan teh.
b.
Satuan organisasi LVD secara organik berada dibawah Departemen Van Landbouw Nijverheid en Handel (Departemen Pertanian, Perindustrian dan Perdagangan) yang berkedudukan di Batavia. Wilayah kerja LVD adalah : c. d. e. f. g. Tingkat provinsi dikepalai oleh : Inspektur LVD yang berkebangsaan Belanda. Tingkat Karesidenan dikepalai oleh Landbouwconsulenten yang berkebangsaan Belanda Tingkat Kabupaten dikepalai oleh : Adjunct Landbouwconsulenten yang pada umumnya dijabat oleh pribumi. Tingkat Kewedanaan dikepalai oleh : Landbouw opzichters, yang dijabat oleh pribumi. Tingkat Kecamatan dikepalai oleh Mantri Landbouw, yang dijabat oleh Pribumi
2.
Lembaga Perbenihan Kelembagaan khusus lainnya yaitu Zaad Hoeve (Balai Benih Padi) yang didirikan tahun 1921 dan berkedudukan di Cihea Kabupaten Cianjur dan dikelola oleh LVD.
3.
Lembaga Pendidikan Pertanian Pada masa penjajahan Belanda terdapat beberapa lembaga khusus yang menyeleggarakan pendidikan di Bidang Pertanian yaitu : a. b. c. Cultur School (CS), berkedudukan di Sukabumi Midlebaare Landbouw School (MLS), berkedudukan di Bogor Landbouw Bedrijf School (LBS), berkedudukan di Tanjungsari kabupaten Sumedang.
B.
Jaman Penjajahan Jepang 1. Norinka Pada jaman pendudukan Jepang, penyelegaraan pembinaan pertanian dilaksanakan oleh Norinka yang bernaung dibawah pemerintahan Jepang. Kebijaksanaan program maupun sistem pembinaan pertanian ditrapkan tidak berbeda pada jaman Belanda, yaitu memberikan pembinaan kepada para petani untuk meningkatkan produksi akan tetapi tujuannya diperluas dengan sasaran utama untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan untuk mensuplai keperluan perang bagi tentara Jepang. 2. Lembaga Perbenihan Pada masa Jepang ini, pengelolaan Balai Benih Padi Cihea dilanjutkan oleh Norinka 3. Lembaga Pendidikan Pertanian Sedangkan dibidang pendidikan pertanian, pada jaman penjajahan Jepang ini ditandai dengan perubahan nama Landbouw Berdrijf School (LBS) menjadi sekolah Pertanian Pertama.
C.
Jaman Kemerdekaan 1. Periode Tahun 1945 s/d 1949 a. Jawatan Pertanian Republik Indonesia Setelah Indonesia merdeka maka pada tahun 1945 didirikan Jawatan Pertanian Republik Indonesia yang merupakan Lembaga di bawah Departemen kemakmuran. Kebijaksanaan maupun programnya adalah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani, sedangkan bidang yang ditanganinya mencakup segala aspek yang menyangkut kemakmuran rakyat, perkebunan, perikanan, kehewanan dan penyalur bahan makanan. b. Lembaga Perbenihan Balai Benih Padi Cihea Ex. Norinka dilanjutkan pengelolaannya oleh Jawatan Pertanian Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Pertanian Cihea (PP Cihea) c. Lembaga Pendidikan Pertanian Pada tahun 1948 sekolah pertanian pertama tanjungsari diubah namanya menjadi sekolah Pendidikan Mantri Pertanian (SPMP).
2.
Periode Tahun 1950 s/d 1974 a. Jawatan Pertanian Rakyat Pada tahun 1950 lahir Provinsi daerah Tingkat I Jawa Barat yang dibentuk dengan undang-undang Nomor 11 Tahun 1950, undangundang tersebut memberikan beberapa urusan yang menjadi kewenangan pangkal daerah, diantaranya adalah urusan pertanian. Dengan terbitnya peraturan perundang-undangan tersebut diatas maka Pemerintah Propinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan Dewan Pemerintah Daerah sementara Propinsi Jawa Barat Nomor 3/UPO/1952 tanggal 4 Juni 1952 yang pokoknya menetapkan : 1. 2. Membentuk Jawatan Pertanian Rakyat, Jawatan Kehewanan dan Jawatan Perikanan darat. Menunjuk beberapa pejabat sebagai Kepala Jawatan masing-masing
Berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 64 Tahun 1957, bagian tanaman perkebunan yang semula termasuk Jawatan Pertanian dipisahkan menjadi lembaga tersendiri bergabung dengan Jawatan Karet Rakyat Jawa Barat yang sekarang menjadi Dinas Perkebunan. Dengan peraturan dareah Nomor 13/PD-DPRD-GR/ 1961 tentang penyerahan urusan-urusan dalam lapangan pertanian rakyat kepada daerah Tingkat II/Kotapraja di seluruh Jawa Barat dibentuk jawatan pertanian rakyat di daerah Tingkat II. Pembinaan, pengendalian dan pengawasan diberikan oleh Jawatan Pertanian Rakyat Wilayah yang berkedudukan di Keresidenan. b. Lembaga Perbenihan 1. Pusat Pembibitan Tanaman Jeruk cabang Pasirjati, yang didirikan tahun 1951 2. Balai Pertemuan Masyarakat Desa (BPMD) beserta lahan percontohannya yang merupakan sarana pendidikan non formal dan merupkan cikal bakal Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) yang didirikan tahun 1951. 3. Balai-balai benih dan Percontohan Pertanian Tanah Kering (PPTK) yang tersebar diseluruh Kabupaten diseluruh Jawa Barat 219 lokasi yang didirikan bertahap dari tahun 19511957. 4. Penyerahan Balai Benih Padi Cihea/PP Cihea dari pemerintah Pusat kepada Pemerintah Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat yang didirikan tahun 1955.
5.
6.
7.
Berdasarkan peraturan daerah Nomor 13/PD-DPRD-GR/ 1961 maka sebagian besar Balai Benih dan PPTK diserahkan kepada Daerah Tingkat II yang bersangkutan. Pusat Pengembangan Produksi Palawija berkedudukan di Plumbon Kabupaten Cirebon, yang didirikan tahun 1970, merupakan pengembangan da r i B alai Benih Kabupaten daerah Tingkat II Cirebon. Perusahaan Pertanian Cihea (PP Cihea)di ubah menjadi Perusahaan Jawatan Tani Makmur cihea berdasarkan Surat keputusan Gubernur Jawa Barat nomor 98/EK/XIII/Pers/70 tanggal 07 April 1970.
c.
Lembaga Pendidikan Pertanian 1. Diadakan penambahan jurusan pada Sekolah Mantri Pertanian (SPMP) Tanjungsari dengan sekolah Guru Pertanian (SGP), pada tahun 1951. 2. Pada tahun 1955 nama sekolah pendidikan Mantri pertanian/Sekolah Guru Pertanian diubah menjadi Sekolah Pengamat Pertanian 3. Berdasarkan KepGub. Jawa Barat Nomor 24/VIII-C/E/60 tanggal 24 Agustus 1960 tentang Pendirian Sekolah Pertanian Menengah Atas Propinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat di Tanjungsari, maka Sekolah Pengamat Pertanian ditingkatkan menjadi Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA). 4. KepGub. Nomor B.III-7/E.53/Pend/SK/65 tanggal 5 Pebruari 1965 tentang pendirian SPMA ditiap-tiap Kabupaten dibentuk 20 SPMA di 17 Kabupaten. 5. Berdiri SPMA Gegerkalong berdasarkan KepGub Nomor B.III-42/E-50-Pend/SK/65 tanggal 20 Oktober 1965.
3.
KEDUDUKAN TUPOKSI
TUGAS POKOK Melaksanakan urusan pemerintahan daerah bidang pertanian tanaman pangan berdasarkan azas otonomi, dekonsentrasi dan tugas pembantuan. FUNGSI 1. Penyelenggaraan perumusan dan penetapan kebijakan teknis sumberdaya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan bina usaha; 2. Penyelenggaraan urusan pertanian tanaman pangan meliputi sumberdaya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan bina usaha; 3. Penyelenggaraan pembinaan dan pelaksanaan tugas-tugas pertanian tanaman pangan meliputi sumber daya, produksi tanaman pangan, produksi tanaman hortikultura dan bina usaha 4. Penyelenggaraan koordinasi dan pembinaan UPTD;
RENCANA DAN STRATEGI Rencana Strategi Pembangunan Pertanian Tahun 2010 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
Dokumen perencanaan jangka panjang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, jangka menengah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah, perencanaan pembangunan tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan perencanaan pembangunan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja (RENJA) OPD. Substansi Rencana Kerja Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat mengacu kepada RPJM Daerah, RPJP Daerah, dan RKP Daerah serta memuat rancangan program dan kegiatan, prioritas pembangunan pertanian, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang akan dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat maupun oleh berbagai pemangku kepentingan lainnya sebagai wujud dari pola perencanaan partisipatif. Rencana Kerja memuat kebijakan publik dan arah kebijakan pembangunan pertanian selama setahun, yang diharapkan dapat menciptakan kepastian kebijakan sebagai komitmen Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yang harus dilaksanakan secara konsisten.
Tahun 2010 merupakan pelaksanaan tahun kedua dari periode kepemimpinan Kepala Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2013, oleh karena itu dalam penyusunan Rencana Kerja Tahun 2010 merupakan penjabaran dari skema RPJM Daerah 2008-2013 atau sebagai tindak lanjut dari RKPD Tahun 2009 serta Rencana Strategis Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 - 2013. Penyusunan Rencana kerja Tahun 2010 Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat berpedoman pada Peraturan Daerah
PROGRAM KERJA
1. APBD 2. APBN 3. TUGAS PEMBANTUAN
Balai Benih Induk Padi : 1. BBI Padi Cihea, Ds. Neglasari, Bojongpicung - Cihea Kab. Cianjur 2. Instalasi Cibeber, Jl. Raya Cibeber Kabupaten Cianjur 3. Instalasi Cikarang, Kabupaten Bekasi 4. Instalasi Rengasdengklok, Kabupaten Karawang 5. Instalasi Jatisari, Kabupaten Karawang 6. Instalasi Cilembang, Kabupaten Tasikmalaya
Balai Benih Induk Palawija : 1. BBI Palawija Plumbon, Jl. Raya Plumbon Km.12 Kabupaten Cirebon 2. Instalasi Karangpawitan, Jl. Raya Karangpawitan Kabupaten Garut 3. Instalasi Cikebo, Kec. Maja - Kabupaten Majalengka 4. Instalasi Panawangan, Kec. Panawangan - Kabupaten Ciamis 5. Instalasi Campaka, Jl. Raya Campaka Kabupaten Purwakarta
Balai Benih Induk Hortikultura : 1. BBI Hortikultura Pasirbanteng, Kabupaten Sumedang 2. Instalasi Margahayu Cikole - Lembang, Kabupaten Bandung
3. 4. 5. 6.
Instalasi Cimangkok Titisan - Sukalarang Kabupaten Sukabumi Instalasi Citatah, Padalarang - Kabupaten Bandung Instalasi Salebu Mangunreja - Kabupaten Tasikmalaya Instalasi Kasugengan Plumbon - Kabupaten Corebon
Balai Benih Induk Kentang Pangalengan, Kabupaten Bandung Balai Benih Padi Tani Makmur Cihea, Desa Bojongpicung Kabupaten Cianjur Balai Mekanisasi Pertanian Tanaman Pangan, Kabupaten Cianjur Balai Proteksi Tanaman Pangan (BPTP), Ciganitri Bandung : 1. Instalasi Laboratorium BPTP Kabupaten Bandung 2. Instalasi Laboratorium BPTP Kabupaten Cianjur 3. Instalasi Laboratorium BPTP Kabupaten Tasikmalaya 4. Instalasi Laboratorium BPTP Kabupaten Indramayu 5. Instalasi Laboratorium BPTP Kabupaten Subang 6. Instalasi Brigade Proteksi Tanaman Pangan, Kabupaten Cianjur, Ciamis, Indramayu, Subang dan Bandung
Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan, Ciganitri Bandung : 1. Instalasi Sub Laboratorium BPSB Kabupaten Cianjur 2. Instalasi Sub Laboratorium BPSB Kabupaten Garut 3. Instalasi Sub Laboratorium BPSB Kabupaten Subang 4. Instalasi Sub Laboratorium BPSB Kab. Indramayu
Balai Pelatihan Pertanian Cihea, Desa Bojongpicung Kabupaten Cianjur SPP-SPMA Tanjungsari, Kabupaten Sumedang SPP-SPMA Gegerkalong, Kabupaten Bandung
Brigade Proteksi Tanaman : 11 buah Stasiun Meterologi Pertanian Khusus (SMPK) : 5 buah Laboratorium Pengamat dan Peramalan Hama/Penyakit : 5 buah Wilayah Pengamatan : 526 buah
Kabupaten Bandung : Pangalengan,Ciwidey, Lembang Kabupaten Garut : Cikajang Kabupaten Cianjur : Cipanas Kabupaten Majalengka : M a j a Kabupaten Bekasi : Cibitung
Strategidan Prioritas, serta Program Pengembangan Agribisnis dan KetahananPangan Tahun 2005, Dalam Rangka Pengembangan Struktur PerekonomianDaerah yang Tangguh adalah sebagai berikut :
4.
5.
6. 7. 8. 9.
10. Pengembangan teknologi dalam penanganan pasca panen. 11. Pengembangan hama dan penyakit pada tanaman.
Strategi Prioritas Kegiatan : 1. 2. Memfasilitasi peningkatan akses petani terhadap sumber permodalan. Membentuk jaringan pemasaran komoditi pertanian berorientasi eksport.
3.
Pelatihan teknis aparatur dan petani tentang teknologi, mitra usaha dan pemasaran serta pembinaan penyuluhan. Identifikasikebutuhan pelayanan agribisnis dan penataan fungsi tugas kelembagaanpemerintah daerah dalam pengembangan agribisnis. Penyediaan infrastruktur Kawasan Sentra Produksi (KSP). Pengembangan alternatif sistem penjualan komoditas pertanian dan manajemen resiko agribisnis.
4.
5. 6.
4. 5. 6. 7. 8. 9.
Indikator Kinerja Program : 1. 2. 3. 4. Peningkatan produktivitas pangan yang efektif dan efisien Pemanfaatan dan pengembangan komoditas pangan unggulan Pengembangan sistem jaminan mutu pangan dan keamanan produk Peningkatan kapasitas sarana dan prasarana yang mendukung terwujudnya ketahanan pangan
5.
Stabilitasi harga gabah petani di pasar bebas minimal sesuai dengan harga dasar pembelian pemerintah Pengembangan kelembagaan lumbung pangan yang mengarah kepada ekonomi pedesaan
6.
Strategi Pelaksanaan Kegiatan Ketahanan Pangan : 1. Meningkatkankoordinasi kebijakan dan program aksi peningkatan produksi tanamanpangan ditingkat Pusat, Pusat-Daerah, dan Antar Daerah Meningkatkanproduksi dan produktivitas komoditi tanaman pangan melalui :Peningkatan Mutu Intensifikasi (PMI), Perluasan Areal Tanam (PAT),pengamanan produksi dan perbaikan pasca panen Peningkatan pelayanan penyuluhan Optimalisasisumber daya lahan dan air melalui pemanfaatan lahan tidur danterlantar, peningkatan IP, pemanfaatan air irigasi, pompanisasi danefisiensi penggunaan air, serta peningkatan diversifikasi usaha Meningkatkan penyediaan dan akses terhadap teknologi Menumbuhkan pusat-pusat pertumbuhan produksi tanaman pangan
2.
3. 4.
5. 6.
Prioritas Pengembangan Produksi Pangan (Padi dan Palawija) : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Meningkatnya produktivitas lahan Meningkatnya produksi pertanian Meningkatnya ketersediaan benih/bibit bermutu (bersertifikat) Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan SDM Pertanian Menurunnya kehilangan produk pada saat panen dan pasca panen Tertanggulanginya hama dan penyakit tanaman Meningkatnya pelayanan fasilitas dan fungsi sarana dan prasarana Meningkatnya pemanfaatan teknologi dalam penanganan hasil dan mutu hasil pertanian Mendorong pengembangan sistem distribusi dan pasar
Kunci Pengembangan Usaha Agribisnis : 1. 2. 3. 4. 5. 6. Informasi permintaan pasar Ketersediaan modal usaha, sumber daya lahan, pengairan dan prasarana Penguasaan dan penerapan teknologi maju Kemampuan berwirausaha dan pemasaran produk Dukungan sumber daya manusia terampil dan tekun Kemampuan menjaga mutu produk dan kontinuitas pasokan
SASARAN PRODUKSI
Tangkai***
APARATUR DI PERTANIAN Aparat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat
Jumlah seluruh pegawai 1.352 orang terdiri dari : PNS Propinsi PNS UPTD/Instalasi PNSD SPP-SPMA Tenaga Kontrak Kerja (Honorer) : : : : 229 orang 881 orang 60 orang 232 orang
: :
: : : :
Jumlah:
25.980 Kelompok
Regu Pengendali Hama Anggota RPH Petani Pengendali Hama Alumni SL; kelompok anggota
17.655 Regu
: 294.868 Orang
Kel P3A Mitra Cai Luas Areal Fungsional (Ha) Jumlah P3A (Unit)
U P J A di Jawa Barat
No. 1
Jumlah 6 1 7
Kab. Bogor
SPL - OECF
No. 3
Jumlah 1 16 1 1 8 1 1 7 1 12 1 1 32 1 1 12 1 1 4 1 21 1 4 1 1 6 1 1 1 11
Kab. Cianjur
Kab. Cirebon
Kab. Majalengka
Kab. Indramayu
Kab. Kuningan
Kab. Purwakarta
10
Kab. Subang
11
Kab. Karawang
12
Kab. Bandung
13
Kab. Sumedang
SPL - OECF
No.
Kabupaten/Kota PMI
Jenis UPJA
Jumlah 1 1 1 10 1 1 2 6 1 3 1 7 1 1 1 204
UP3HP GAPOKTAN SPL - OECF PMI UP3HP GAPOKTAN 15 Kab. Tasikmalaya SPL - OECF PMI UP3HP GAPOKTAN SPL - OECF PMI UP3HP GAPOKTAN Jumlah
14
Kab. Garut
16
Kab. Ciamis
5.8. Penangkar Benih di Jawa Barat Penangkar Benih Padi Penangkar Benih Palawija Penangkar Benih Hortikultura : 225 Orang : 33 Orang : 162 Orang
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Meningkatkan Kualitas dan Produktifitas Sumber Daya Manusia Pertanian Meningkatkan Produksi dalam rangka Mendukung Ketahanan Pangan. Meningkatkan Daya Saing dan Nilai Tambah Produk Pertanian Meningkatkan Sarana Produksi Pertanian Meningkatkan Kemitraan dengan Stake Holder dan Terobosan Pemasaran Produk Pertanian Mewujudkan kelestarian Sumber Daya Alam Melalui Pembangunan Pertanian Yang Berwawasan Lingkungan .
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
Kebijakan Pembangunan yang tertuang dalam RKPD tahun 2009 yang diimplementasikan Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat yaitu: 1. Meningkatkan produksi tanaman pangan yang cukup, berkualitas dan aman dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional 2. Meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha melalui pengembangan produk dan peningkatan nilai tambah produk olahan 3. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di pedesaan 4. Pengembangan komoditas unggulan bernilai ekonomi yang memiliki pangsa pasar besar dan memiliki keunggulan kompetitif 5. Pengembangan kawasan hortikultura yang didasarkan pada kesesuaian sumberdaya lahan dan agroklimat 6. Pengembangan mutu produk secara bertahap untuk memenuhi standar mutu konsumsi segar maupun bahan baku industri 7. Pengembangan perbenihan dan sarana produksi mendukung ketersediaan benih/bibit varietas/klone unggul bermutu
8. Pengembangan perlindungan hortikultura mendukung pengemanan produksi, keamanan konsumsi dan pemenuhan standar akspor 9. Pengembangan kelembagaan yang sesuai dengan sosial ekonomi dan budaya petani 10. Peningkatan kompetensi petugas untuk dapat membina petani dengan baik dan peningkatan kompetensi petani agar dapat memproduksi produk bermutu tinggi yang sesuai dengan preferensi konsumen 11. Pemasyarakatan produk hortikultura dari tingkat pengelola produksi hingga ke pusat promosi 12. Pengembangan sistem informasi manajemen hortikultura untuk menghasilkan data dan informasi yang akurat dan terkini 13. Perbaikan/penyempurnaan regulasi yang berpihak pelaku usaha, produsen dan konsumen 14. Peningkatan investasi untuk menghasilkan produk berdaya saing melalui kebun yang berskala ekonomi komersial 15. Pengembangan manajemen hortikultura dari perencanaan, monitoring hingga evaluasi dengan didukung data, informasi dan peraturan perundangan yang berpihak kepada kesejahteraan pelaku usaha 16. Mendorong tersusunnya bahan legislasi dan regulasi untuk mengendalikan alih fungsi lahan, melindungi kawasan pertanian produktif, yang didukung dengan peningkatan kesadaran masyarakat melalui pemberian intensif dan disinsentif 17. Memperluas areal pertanian melalui penambahan luas baku lahan, peningkatan intensitas pertanaman dan pendayagunaan lahan bukaan baru 18. Mengembangkan sumber irigasi di kawasan lahan rawan kekeringan melalui pemanfaatan sumber air alternatif berskala kecil, berkelanjutan dan partisipasif 19. Meningkatkan fungsi prasarana irigasi melalui penerapan teknologi hemat air dan partisipasi masyarakat 20. Meningkatkan partisipasi masyarakat untuk mengantisipasi banjir dan kekeringan dengan dukungan fasilitasi sarana dan prasarana 21. Memberdayakan kelembagaan dalam meningkatkan fungsi dan peran kelembagaan petani dalam mewujudkan pengelolaan air 22. Meningkatkan kualitas koordinasi kelembagaan pengelolaan lahan dan air melalui pembentukan POKJA, forum komunikasi dan kerjasama antar instansi 23. Meningkatkan kapasitas petugas dan petani dalam pengelolaan lahan dan air yang didukung dengan pendampingan 24. Meningkatkan kapasitas SDM dan kelembagaan usaha di bidang pengolahan dan pemasaran hasil pertanian 25. Meningkatkan penerapan inovasi teknologi pasca panen dan pengolahan hasil pertanian 26. Meningkatkan efisiensi usaha, mutu dan daya saing produk pertanian 27. Mengembangkan kebijakan promosi dan proteksi produk pertanian 28. Meningkatkan status kelembagaan pendidikan, mendirikan sekolah tinggi fungsional teknis pertanian (STFTP), pengembangan Sekolah Pendidikan Pertanian (SPP) dan kurikulum pertanian, pemenuhan standar minimal tenaga pendidikan pertanian dan kerjasama pendidikan 29. Mengembangkan standar kompetensi aparat dan pelatihan berbasis kompetensi kerja 30. Menyelenggarakan penyuluhan pertanian di berbagai jenjang pemerintahan dengan program yang sesuai kebutuhan petani
31. Mengupayakan satu penyuluhan di desa, mendirikan BPP dan memfasilitasi biaya operasional penyuluh pertanian
STRATEGI PEMBANGUNAN
Strategi Pembangunan Pertanian Tahun 2009 A. Memperkokoh fondasi pembangunan pertanian melalui Panca Yasa yang terdiri dari : a. Penyediaan/perbaikan infrastruktur termasuk sistem perbenihan/perbibitan dan riset. Secara garis besar strategi ini akan dituangkan dalam bentuk penyediaan/perbaikan irigasi desa, jaringan irigasi tingkat usahatani, tata air mikro, jalan usahatani, dll b. Penguatan kelembagaan. Secara garis besar strategi ini akan dituangkan dalam wujud pembentukan/pengaktifan kelompok tani dan gabungan kelompok tani, penguatan lembaga ekonomi masyarakat pertanian (LEM-P), dll c. Perbaikan sistem penyuluhan. Secara garis besar strategi ini akan dituangkan dalam bentuk peningkatan sistem penyuluhan dan SDM, pengembangan magang sekolah lapang, diklat petani, dll d. Penanganan pembiayaan pertanian terutama upaya untuk memobilisasi dana masyarakat di perbankan. Secara garis besar strategi ini akan dituangkan dalam bentuk bantuan langsung masyarakat untuk keringanan investasi pertanian (BLMKIP), fasilitasi uang muka alsintan, fasilitasi skim pelayanan pembiayaan pertanian, dll e. Fasilitasi pemasaran hasil pertanian. Secara garis besar strategi ini akan dituangkan dalam bentuk stabilisasi harga produk primer pertanian melalui DPMLUEP, peningkatan kegiatan pasca panen dan pengolahan, mekanisasi pasca panen, pengembangan pasar tani, dll B. Akselerasi Pembangunan Pertanian a. Mengakselerasikan peningkatan produktivitas secara terencana dan berkelanjutan melalui peningkatan mutu intensifikasi melalui penerapan rekayasa ekonomi dan rekayasa sosial di daerah-daerah yang produktivitasnya telah relatif tinggi serta penerapan teknologi maju yang efisien dan spesifik lokasi pada daerah-daerah yang tingkat produktivitasnya relatif rendah b. Manajemen pembangunan pertanian memerlukan pendekatan wilayah sebagai basis penanganan persoalan yaitu wilayah administratif desa guna menjamin berjalannya prinsip-prinsip manajemen efektif, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan hingga ke pengawasannya. Dengan adanya sistem agro-forestry maka di dalam sebuah wilayah pertanian desa diperlukan kesepakatan untuk menentukan satu komoditas unggulan yang dapat diusahakan secara terpadu, komprehensif, efisien dan produktif c. Petani perlu memiliki organisasi ekonomi yang kuat guna memperjuangkan kepentingan mereka terhadap terhadap informasi teknologi, permodalan dan pasar. Untuk itu dilakukan pendekatan SATU DESA, SATU KOMODITAS, SATU PENYULUH
d. Fokus penanganan terhadap sejumlah komoditas yang menjadi perhatian di tingkat nasional dan daerah, yaitu: swasembada padi berkelanjutan, swasembada jagung berkelanjutan, swasembada kedelai 2015 e. Pada tahun 2009, fokus komoditas unggulan yang dikembangkan secara intensif meliputi: i. Tanaman pangan : padi, jagung, kedelai, ubi kayu dan kacang tanah ii. Hortikultura : kentang, cabe merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang, jeruk, durian, anggrek dan rimpang iii. Di tingkat lokal/Kabupaten ditekankan kepada pengembangan ketahanan pangan lokal f. Sinergis seluruh potensi sumber daya secara optimal.
Kebijakan Umum Tahun 2008 (Tujuan Bersama-COMMON GOALS) : Peningkatan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia Ketahanan Pangan, yang difokuskan pada komoditi beras Peningkatan daya beli masyarakat Peningkatan kinerja aparatur Pengelolaan bencana Pengendalian dan pemulihan lingkungan Pengelolaan, pengembangan dan pengendalian infrastruktur Kemandirian energi dan kecukupan air baku COMMON GOALS yang terkait dengan pertanian tanaman pangan
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
1. Ketahanan pangan, difokuskan pada komoditas beras, jagung dan kedelai, Sasaran : a. Meningkatnya produksi beras b. Terpenuhinya stok beras c. Tertatanya distribusi dan perdagangan beras, jagung dan kedelai d. Meningkatnya kondisi infrastruktur jalan, jaringan irigasi dan sumber daya air lainnya di sentra produksi pertanian 2. Peningkatan daya beli masyarakat, difokuskan pada penciptaan lapangan kerja serta menyiapkan tenaga kerja terampil dan berjiwa entrepreneur/kewirausahaan untuk kebutuhan dalam negeri dan luar negeri, Sasaran : a. Meningkatnya Kesejahteraan Petani, Nelayan dan buruh b. Penyediaan Kemudahan Akses Permodalan c. Berjalannya Kemitraan Strategis anatar KUKM, IKM, BUMD dan Pengusaha Besar d. Tumbuhnya Semangat dan Jiwa Kewirausahaan Masyarakat e. Meningkatnya Nilai Tukar Petani di atas 116 f. Tersedianya informasi dan akses permodalan bagi KUMKM Wilayah Pengembangan Kawasan Andalan Agribisnis dan Komoditas Unggulan Pengembangan Komoditi Unggulan dilaksanakan dengan pendekatan pewilayahan pada Kawasan Andalan, yaitu sebagai berikut :
1. Kawasan Priangan Timur dan sekitarnya, meliputi Kabupaten Ciamis, Garut dan Kabupaten Tasikmalaya. Komoditas Ciamis Pangan Jagung Sayuran Buahbuahan Garut Padi, jagung, kedelai, kc.tanah Cabe Merah Cabe Merah, kol, kentang Manggis Manggis, jeruk garut Tasikmalaya Padi, jagung, kacang tanah
Manggis
2. Kawasan Andalan Sukabumi dan sekitarnya. Komoditas Pangan Buah-buahan Sukabumi Kacang tanah, jagung Manggis, rambutan, pepaya, durian, jeruk, pisang
3. Kawasan Andalan CIAYUMAJAKUNING , meliputi Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kabupaten Kuningan. Komoditas Cirebon Pangan Sayuran Bawang merah Buahbuahan Semangka, blewah melon, mangga Indramayu Majalengka Kuningan Padi Jagung Ubi jalar Cabe merah, Bawang bawang merah merah Semangka, Mangga Mangga, blewah durian melon, mangga
4. Kawasan Andalan Cekungan Bandung dan sekitarnya. Komoditas Pangan Sayuran Buah-buahan Bandung Padi, jagung, kedelai Kentang, tomat, wortel, kubis Jeruk, strawberry Sumedang Padi, jagung ubi jalar
5. Kawasan Andalan BODEBEK dan sekitarnya, meliputi Kabupaten Bogor, Depok dan Bekasi. Komoditas Pangan Buah-buahan Bodebek Padi, kacang tanah, jagung Durian, melon, semangka
6. Kawasan Andalan BOPUNCUR , meliputi Kabupaten Bogor dan Cianjur. Komoditas Pangan Buah-buahan Bopuncur Kacang tanah, jagung Pisang, pepaya
Baku Lahan Tahun 2008 di Jawa Barat Luas Lahan Sawah Luas Lahan Sawah Irigasi Teknis Irigasi 1/2 teknis Irigasi sederhana PU Irigasi sederhana non PU Tadah Hujan Pasang Surut Lebak Polder dan lainnya Jumlah Lahan Sawah Dlm 1 th Ditanami Padi 3 x 166.976 32.724 21.236 34.705 Dlm 1 th Dlm 1 th Tidak Sementara Ditanami Ditanami Ditanami tdK Jumlah Padi 2 x Padi 1 x Padi diusahakan 203.643 6.779 1.458 0 378.856 81.585 6.157 525 13 121.003 76.489 5.893 1.246 1.075 280 149 105.144 156.128
108.034 12.165
3.995 0 0 40
91.569 0 0 0
Luas Lahan Kering Pekarangan yang ditanami tanaman pertanian Tegal/Kebun Ladang/Huma Penggembalaan/P.Rumput Sementara tdk diusahakan Kolam/Tebet/Empang Tambak Ditanami pohon/Hutan rakyat Perkebunan
Jumlah Lahan Kering
: : : : : : : : : :
227.136 576.380 219.047 31.586 12.487 35.363 32.207 246.224 291.669 1.672.099
Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha Ha
Lahan Bukan Pertanian Rawa-rawa tdk ditanami : Rumah, bangunan & halaman : sekitarnya Hutan Negara : Lainnya (jln, sungai, danau, lahan tandus dll) :
Jumlah Lahan Lainnya
Ha Ha Ha Ha Ha
Lahan sementara tidak diusahakan di Jawa Barat Lahan Sawah Lahan Kering : : 3.002 12.487 Ha Ha
Penduduk Jawa Barat: Proyeksi Peduduk Tahun 2008 Sensus Penduduk Tahun 2000 : 41.670.282 Jiwa : 36.084.250 Jiwa
Aparat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat Jumlah seluruh pegawai 1.170 orang terdiri dari : PNS Propinsi : 989 orang PNS UPTD/Instalasi : 741 orang PNSD SPP-SPMA : 34 orang Tenaga Kontrak Kerja (Honorer) : 181 orang
Aparat Penyuluh Pertanian di Jawa Barat Penyuluh Pertanian Propinsi : 26 orang Penyuluh Pertanian Kabupaten : 2.404 orang
Kelompok Tani di Jawa Barat Kelompok Pemula : 8.191 Kelompok Kelompok Lanjut : 12.420 Kelompok Kelompok Madya : 4.388 Kelompok Kelompok Utama : 981 Kelompok Jumlah 25.980 Kelompok
Regu Pengendali Hama di Jawa Barat Regu Pengendali Hama : 17.655 Regu Anggota RPH : 200.043 Orang Petani Pengendali Hama : 65.316 Orang Alumni SL; kelompok : 11.795 Kelp Anggota 294.868 Orang
Kelompok P3A Mitra Cai di Jawa Barat Kel P3A Mitra Cai Luas Areal Fungsional (Ha) Jumlah P3A (Unit) TAHUN 2006 559.713 6.786
U P J A di Jawa Barat No. 1 Kabupaten/Kota Kab. Bekasi Jenis UPJA SPL- OECF PMI 2 Kab. Bogor SPL - OECF PMI 3 Kab. Sukabumi SPL - OECF PMI UP3HP 4 Kab. Cianjur SPL - OECF PMI UP3HP 5 Kab. Cirebon SPL - OECF PMI 6 Kab. Majalengka SPL - OECF PMI GAPOKTAN Jumlah 6 1 7 1 16 1 1 8 1 1 7 1 12 1 1
Kab. Indramayu
32 1 1 12 1 1 4 1 21 1 4 1 1 6 1 1 1 11 1 1 1 10 1 1 2
Kab. Kuningan
Kab. Purwakarta
10 Kab. Subang
11 Kab. Karawang
12 Kab. Bandung
13 Kab. Sumedang
14 Kab. Garut
15 Kab. Tasikmalaya
6 1 3 1 7 1 1 1 204
16 Kab. Ciamis
Jumlah
Penangkar Benih di Jawa Barat Penangkar Benih Padi : 225 Orang Penangkar Benih Palawija : 33 Orang Penangkar Benih Hortikultura : 162 Orang