Anda di halaman 1dari 9

Tu6AS PAPFR H0RTlKulTuRA

Budidaya Tanaman Paprika


Dosen Pengampu : TIM ASISTEN HORTIKULTURA





Disusun Oleh:
lKA tuRHAYATl
X4307035

AKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010

BUDIDAYA PAPRIKA
1. Persiapan Greenhouse
!ersiapan greenhouse meliputi sanitasi dan sterilisasi. Sanitasi dilakukan dengan
membuang sisa tanaman yang masih ada didalam greenhouse. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi kemungkinan penularan penyakit dan hama yang ada pada sisa tanaman itu.

Foto 4.2.Sterilisasi Greenhouse
Sterilisasi greenhouse dilakukan dengan menggunakan bahan kimia seperti Lysol dan
Formalin untuk membunuh bibit penyakit yang dapat menyerang tanaman paprika. Untuk
musim tanam berikutnya, dilakukan penggantian plastik mulsa greenhouse yang berIungsi
untuk menjaga kelembaban daerah sekitar perakaran tanaman paprika.
2. Pembibitan
Benih paprika sebelum ditanam di dalam greenhouse disemai dahulu agar lebih mudah
beradaptasi dengan lingkungan tanam nanti. Teknis pembibitan paprika adalah sebagai
berikut :
O Benih terlebih dahulu direndam dengan air hangat kuku selama 30 menit.
O edia tanam berupa arang sekam atau rockwool dibasahi dengan air bersih dan
dipastikan agar media basah sampai merata dan dibiarkan sesaat agar air siraman yang
berlebihan menetes.
O pabila menggunakan media Rockwool, dibuat lubang kecil pada Rockwool dan
apabila menggunakan arang sekam dibuat garitan kecil yang saling berpotongan pada
sekam dengan jarak 2 x 2 cm.
O Benih diletakkan satu persatu pada setiap lubang dengan posisi calon lembaga (titik
tumbuh) menghadap ke bawah 0,5 cm dengan menggunakan pinset, setelah semua
benih disemai kemudian tutup dengan plastik mulsa.
O Benih-benih tersebut ditaruh dilemari semai (germnation chamber) dengan suhu
optimal 20-25 C dan RH 70-90. Suhu dan RH dapat diatur dengan cara
memasang lampu jika suhu rendah dan jika kelembaban rendah semprotkan air ke
dalam lemari semai dengan menggunakan hand sprayer.
O Benih akan berkecambah dalam waktu 7 hari, plastik mulsa dibuka kemudian bibit
dipindahkan ke tempat yang ada sinar dengan tetap menjaga suhu dan kelembaban.
O Bibit dengan kotiledon tumbuh sempurna, dipindahkan ke polybag 15 x 15 cm yang
telah dibasahi dengan larutan nutrisi dengan EC 1,5 mS/cm dan pH 5,5.
O !emeliharaan di persemaian/pembibitan meliputi penyiraman 1-2 kali sehari
(tergantung cuaca, Iase pertumbuhan bibit, dan media yang digunakan), pengendalian
hama dan penyakit selama di nursery misalnya Trips, ite, LeaI miner, rebah
kecambah dll) dan yang tak kalah pentingnya adalah pengaturan kembali jarak antar
tanam agar daun tanaman tidak saling menutupi.
O Bibit siap ditanam ke greenhouse produksi setelah berumur 21-30 hari di polybag
atau sudah berdaun 5 helai

Foto 4.3. !ersemaian !aprika


. Penanaman
!enanaman dilakukan dengan memindahkan bibit yang telah berumur 21-30 hari pada
media tanam yang lebih besar yang telah disusun di dalam greenhouse. edia yang
digunakan untuk penanaman ini adalah arang sekam. !emindahan tanaman dilakukan dengan
cara :
O Bibit diletakkan di sisi polybag untuk penyesuaian cuaca.
O edia tanam disiram sampai basah dengan larutan hara sebanyak 2 liter.
O Regulating stick dicabut dan dikeluarkan dari media.
O Bagian tengah media dilubangi dan tambahkan karboIuram 1 g/polybag.
O Bibit disiram dan dikeluarkan beserta medianya dengan cara membalikkan polybag
bibit sambil menyangga bibit dengan tangan.
O Bibit dimasukkan ke lubang tanam, dan media dirapatkan di sekitar batang.
O Regulating stick dipasang kembali.

Foto 4.4. !enanaman !aprika
. Pemeliharaan
!emeliharaan tanaman paprika meliputi pemupukan, pengajiran, pemangkasan,
penjarangan buah, dan pengendalian hama dan penyakit. !emupukan dilakukan bersamaan
dengan penyiramaan/irigasi. !upuk dilarutkan dalam air kemudian ditampung di dalam
tangki air untuk irigasi tetes. Frekuensi pemberian pupuk ini tergantung pada kondisi cuaca
dan umur tanaman. !ada kondisi cuaca panas, pemberian pupuk dilakukan lebih sering untuk
menjaga supaya tanaman tidak layu. Waktu pemberian pupuk dilakukan pada pukul 8:00,
10:00, 12:00, 14:00, dan 16:00 dengan lama tiap pemberian selama 2 menit.
Terdapat 2 sistem irigasi pada hidroponik paprika di Kabupaten Bandung. Sistem
irigasi pertama menggunakan metode penyiraman tanaman satu per satu menggunakan
selang. Sistem irigasi kedua menggunakan irigasi tetes dimana pada masing-masing polybag
tanaman dipasang pipa kecil yang terhubung dengan tangki penyimpanan air. Dengan irigasi
tetes penyiraman tanaman dilakukan sekaligus pada seluruh tanaman pada waktu yang
bersamaan. Skema irigasi tetes dapat dilihat pada Gambar 4.2.
!ada tanaman yang masih muda larutan pupuk diberikan sebanyak 0,5 liter per pohon
dan pada tanaman dewasa diberikan sebanyak 1,2 liter per pohon. Salah satu sistem irigasi
yang digunakan petani paprika di Kabupaten Bandung menggunakan sistem irigasi tetes.
!ada sistem irigasi tetes ini, selain seluruh polybag tanaman mendapat penyiraman yang
bersamaan, volume penyiraman lebih terkontrol sehingga lebih eIisien dalam hal waktu dan
volume penyiraman.

Gambar 4.2. Skema Irigasi Tetes pada Sistem Hidroponik

Foto 4.5. !engajiran
`!engajiran dilakukan dengan melilitkan benang pada tanaman paprika untuk
menopang tanaman paprika. Dengan penopangan tanaman akan diperoleh bentuk tanaman
yang sesuai dengan kegiatan produksi secara maksimal, terutama dalam eIisiensi lahan.
!engajiran dilakukan pada tanaman yang berumur 2 minggu setelah tanam.
!emangkasan dilakukan untuk membentuk tanaman sehingga pertumbuhan dan produksi
tanaman maksimal. !emangkasan ini meliputi pemangkasan cabang dan tunas (pewiwilan),
pemangkasan daun dan pemangkasan bunga.
O !emangkasan cabang dan tunas dilakukan dengan mengatur dan mengurangi cabang
dan tunas di ketiak daun sehingga hanya ada 2 cabang utama. !emangkasan ini
dilakukan sampai bunga yang dipelihara tumbuh dan mekar.
O !emangkasan daun dilakukan dengan membuang semua daun pada batang utama,
daun yang tua dan sakit serta daun yang terlalu rimbun.
O !emangkasan bunga dilakukan sampai tanaman berusia 4 minggu setelah tanam.
Bunga yang muncul sebelum 4 minggu setelah tanam dibuang. Dari satu ketiak daun
sebaiknya hanya dipelihara 1 bunga agar buah yang dihasilkan besar dan berkualitas.

Gambar 4.3. Tanaman !aprika Hasil !emangkasan

Foto 4.6. !emeliharaan !aprika
Salah satu kendala dalam pertanian yang menggunakan sistem monokultur adalah
penyebaran penyakit dan hama yang sangat cepat jika tidak segera ditangani. Untuk
mencegah penyebaran penyakit dan hama, dilakukan tindakan seperti pengamatan dini pada
serangan hama dan penyakit, membuang dan membakar tanaman yang terkena serangan dan
penyemprotan pestisida.
. Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan beberapa hal seperti waktu dan cara
pemanenan. Berdasarkan waktu, pemanenan dibagi menjadi 2, yaitu panen buah matang hijau
dan panen buah matang berwarna (merah, kuning, orange).
!enggolongan ini disesuaikan dengan permintaan pasar dan harga jual. !ada saat
pemetikan harus diusahakan agar tidak merusak ranting atau tanaman yang masih muda.
Buah paprika sebaiknya dipanen beserta tangkai buahnya dengan menggunakan gunting atau
pisau tajam. Diusahakan agar tangkai buah tidak terlepas dari buah atau tertinggal di cabang
tanaman karena buah akan mudah terserang patogen.

Foto 4.7. !emanenan !aprika
. Pascapanen
!ada tahap pascapanen, buah paprika yang telah dipanen dicuci. !encucian ini
bertujuan untuk menghilangkan kotoran dan sisa pestisida yang ada pada buah paprika.
Selain itu, pencucian ini juga bertujuan untuk menurunkan panas lapang buah sehingga
transpirasi buah menurun. Setelah dilakukan pencucian, buah paprika kemudian disortasi dan
digrading.






DATAR PUSTAKA

Ir. M.S. Iman Harjono - Budidaya Paprika ,cabai manis bernilai komersial - Solo : CV.
neka -1996
Hama penyakit cabai dengan pengendaliannya - Trubus No. 315, Thn.XXVII, Juni - 1996
Ir. Pracaya - ama dan penyakit tanaman - Jakarta : !enebar Swadaya 1991
http://budidayaIurniture.blogspot.com/2007/09/paprika.html

Anda mungkin juga menyukai