Anda di halaman 1dari 57

6

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Umum
Kesehatan merupakan anugrah Tuhan Yang Maha Esa yang sangat
luar biasa dan harus kita jaga. Dengan kondisi yang sehat terutama sehat
secara Iisik manusia mampu menyelesaikan tugasnya dengan baik.
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) merupakan salah satu bantuan
pemerintah berupa pelayanan kesehatan sehingga perananan Jamkesda
begitu penting dalam kehidupan masyarakat. Salah satu aspek yang penting
dalam Jamkesda adalah pelayanan yang diberikan oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas kepada masyarakat tidak mampu atau miskin.
Jaminan kesehatan diselenggarakan secara nasional dengan
menerapkan prinsip asuransi kesehatan sosial. Diselenggarakan secara
nasional untuk dapat memenuhi prinsip portabilitas bahwa jaminan
kesehatan bisa dinikmati di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini tidak
mengurangi peran pemerintah daerah, khususnya daerah yang penerimaan
daerahnya kecil dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang tidak mampu. Dengan pendekatan seperti itu, pemerataan
penyelenggaraan jaminan kesehatan dapat terwujud dan berkelanjutan.
Penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia adalah
tanggung jawab pemerintah telah diamanatkan dalam UUD 1945 hasil
amandemen Tahun 2002, yang dituangkan dalam pasal 34 ayat 1,2,3. Untuk
menjamin akses penduduk terhadap pelayanan kesehatan, mulai Tahun 2010



ini Pemerintah Kabupaten Banyumas melaksanakan upaya pemeliharaan
melalui Program Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) dengan badan
pengelola Unit Pelaksana Teknis (UPT) Badan Layanan Umum (BLU)
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang berada di bawah Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas dengan Peraturan Daerah berdasarkan
peraturan daerah Kota Purwokerto nomor 3 tahun 2010 tentang
penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi penduduk Kabupaten Banyumas
dikembangkan menjadi Jaminan Kesehatan.
Melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah tahun 2010
pemerintah daerah Kabupaten Banyumas tahun 2010 mengalokasikan
sejumlah dana yang ditujukan untuk memberikan jaminan kesehatan bagi
penduduk Kabupaten Banyumas guna mempercepat pencapaian cakupan
kepesertaan JPK (Jaminan Pelayanan Kesehatan) Semesta (Universal
Coverage) melalui program peningkatan kemitraan pelayanan kesehatan,
dengan kegiatan kemitraan asuransi kesehatan masyarakat, DPA Dinas
Kesehatan Tahun 2010.
Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul :
ANALISA SISTEM PELAYANAN 1AMKESDA DI DINAS
KESEHATAN KABUPATEN BANYUMAS
1.2 Maksud dan Tujuan
Laporan mata kuliah KKP (Kuliah Kerja Praktek) merupakan mata
kuliah inti yang harus diikuti dan dipenuhi oleh mahasiswa progam diploma
3 (D. III) BSI Purwokerto. Adapun maksud dan tujuan kuliah KKP ini
adalah :



a. Memberikan pengalaman kepada penulis untuk menerapkan dan
memperluas wawasan pengetahuan di dalam kegiatan KKP atau Riset.
b. Mengaktualisasikan objektivitas pendidikan di dunia kerja yang nyata
sebagai maniIestasi ilmu pengetahuan yang diperoleh.
c. Memberikan pengalaman kerja kepada penulis dalam rangka mengenal
dunia kerja yang nyata.
d. Memberikan wawasan bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat
yang majemuk, dengan berbagai permasalahan yang terjadi.
Sedangkan tujuan dari penulisan laporan KKP ini adalah sebagai
salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah KKP di BSI
Purwokerto.

1.3Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data data yang akurat dalam penulisan Tugas
Kuliah ini, penulis menggunakan beberapa macam metode yaitu :
a. Observasi
Dengan mengadakan penelitian langsung dan praktek kerja selama 1
bulan di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
b. Wawancara
Dalam metode ini penulis melakukan wawancara dan tanya jawab
langsung dengan pihak pihak yang ada hubungannya dengan masalah yang
teliti agar memperoleh data yang jelas.
c. Studi Pustaka

9

Dengan membaca buku buku diklat dan semua yang berhubungan
dengan masalah ini.

1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup yang membatasi penulisan ini sesuai dengan judul
Tugas Akhir yaitu 'ANALISA SISTEM PELAYANAN JEMKESDA
(Jaminan Kesehatan Daerah) DI DINAS KABUPATEN BANYUMAS'
sehingga objek yang diteliti terbatas pada sistem pelayanan Jaminan
Kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas. Mulai dari prosedur
pengajuan Pemohon epesertaan sampai dengan pembuatan laporan
pembiayaan kesehatan peserta di Rumah Sakit . Hal-hal yang menjadi
batasan adalah:
a. Pencatatan data validasi peserta
b. Pemrosesan verivikasi dan laporan rekapitulasi pembiayaan .

1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini terdiri dari beberapa bab yang satu sama
lain merupakan satu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan karena hal ini
merupakan satu kesatuan yang menggambarkan bentuk keseluruhan dari
penulisan ini. Adapun gambaran dari sistematika penulisan ini penulis
menyajikan dalam 3 bab yang terdiri dari :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi uraian penjelasan secara umum tentang hal yang
diteliti, maksud dan tujuan dilakukannya penulisan. Metode yang digunakan

10

dalam pengumpulan data, ruang lingkup dari objek yang diteliti, dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini menjelaskan uraian secara umum tentang pengertian
sistem dan penjelasan tentang peralatan pendukung pada analisa sistem
berjalan.
BAB III ANALISA SISTEM BER1ALAN
Dalam hal ini menjelaskan tentang hal hal umum dari sistem yang
berjalan, tinjauan perusahaan yang dilihat dari sejarah perusahaan dan
struktur organisasi dan Iungsi perusahaan, prosedur sistem berjalan, diagram
alir data sistem berjalan, permasalahan, dan alternatiI permasalahan.
BAB IV PENUTUP
Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa kesimpulan dan
penulis juga mengemukakan saran saran yang berkaitan dengan sistem
berjalan pada pelayanan JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) di Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas.















11

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Sistem
Istilah sistem sekarang ini banyak dipakai. Secara sederhana suatu
sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur
unsur, komponenkomponen, atau variabelvariabel yang saling tergantung
satu sama lain dan saling terpadu.
Terdapat dua kelompok pendekatan dalam mendeIinisikan sistem
yang menekan pada prosedur dan pada elemen atau komponennya.
Pendekatan yang menekan pada prosedur mendeIinisikan sistem sebagai
suatu jaringan kerja dan prosedurprosedur yang saling berhubungan
berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan untuk
menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan sistem yang lebih
menekankan pada elemen atau komponen mendeIinisikan sistem sebagai
kumpulan dari elemenelemen untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Jadi
dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem adalah kumpulan elemen
elemen atau unsurunsur yang saling berhubungan satu sama lain dan
membentuk satu kesatuan untuk mencapai suatu tujuan.




12

Unsurunsur yang saling mewakili suatu sistem secara umum adalah
masukan (input), pengolahan (processing), dan keluaran (output). Disamping
itu suatu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya.
Maka, umpan balik (feedback) dapat berasal dari keluaran yang
dimaksud. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang tentunya akan
memiliki semua unsur-unsur.
A. Pengertian Subsistem
Suatu sistem dapat terdiri dari subsistem sebagai contoh, sistem
komputer terdiri dari beberapa sub sistem yaitu sumber daya manusia
:2an reso:rce), perangkat keras ardware), dan perangkat lunak
software), masingmasing subistem dapat dibagi yang terdiri dari
komponen-komponen itu sendiri.
Subsistem sumber daya manusia :2an reso:rce), terdiri dari
beberapa subsub sistem yaitu para staII komputer proIesional dan para
pemakai. Subsistem perangkat keras ardware), terdiri dari beberapa sub
sub sistem yaitu alat masukan. Contohnya: keyboard, 2o:se, foystick, dan
sebagainya. Alat pemrosesan, contohnya: CPU. Alat keluaran, contohnya:
monitor, proyektor, printer, dan sebagainya. Subsistem perangkat lunak
software), terdiri dari beberapa subsub sistem yaitu perangkat lunak sistem
syste2 software). Contohnya: sistem operasi. Perangkat lunak bahasa
(lang:age software), contohnya bahasa mesin, bahasa perakit dan lainlain.
Perangkat lunak aplikasi (application syste2) terdiri dari pengolahan kata.
Contohnya: s. Word. Pengolahan data, contohnya: Dbase, Foxbase,
Foxpro dan lainlain.

13

Subsistem yang ada saling berinteraksi dan saling berhubungan
membentuk satu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran sistem dapat tercapai.
Interaksi dari subsistemsubsistem sedemikian rupa sehingga dicapai satu
kesatuan yang terpadu dan terintegrasi. Bila dibayangkan jika sebuah sistem
komputer komponennya saling bekerja sendirisendiri dan tidak berintegrasi
dengan baik, maka tujuan dari sistem komputer tersebut tidak akan tercapai.
B. Karakteristik Sistem
Suatu sistem mempunyai atau siIatsiIat yang tertentu, yaitu
mempunyai komponenkomponen co2ponents), batas sistem bo:ndary),
lingkungan luar sistem environ2ents), penghubung interface), masukan
inp:t), keluaran o:tp:t), pengolahan process) dan sasaran obfectives)
atau tujuan goal). Adapun penjelasan lebih detail tentang karakteristik
sistem akan dibahas dibawah ini :
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Komponen komponen sistem atau elemenelemen sistem dapat berupa
suatu subsistem atau bagianbagian dari sistem. Suatu sistem dapat
mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut dengan s:pra syste2.
2. Batas Sistem
Batas sistem bo:ndary) merupakan daerah yang membatasi antara
suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.
Batas sistem

14

ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas
waktu sistem menunjukkan ruang lingkup scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Lingkungan luar environ2ent) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem
dapat bersiIat menguntungkan dan dapat juga bersiIat merugikan sistem
tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari
sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang
lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak
maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem.
4. Penghubung Sistem
Penghubung interface) merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumbersumber daya mengalir dari satu subsistem ke
subsistem lainnya. Keluaran o:tp:t) dari satu subsistem akan menjadi
masukan inp:t) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung.
Dengan penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem
lainnya membentuk satu kesatuan.
5. Masukan Sistem
Masukan inp:t) adalah energi yang dimasukkan kedalam sistem.
Masukkan dapat berupa masukan perawatan 2aintenance inp:t) dan
masukan sinyal signal inp:t).aintenance inp:t adalah energi yang

15

dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. $ignal inp:t adalah
energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
6. Keluaran Sistem
Keluaran o:tp:t) adalah hasil dari energi yang diolah dan
diklasiIikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan.
Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada
s:pra syste2.
. Pengolah Sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah
masukan berupa bahan baku dan bahanbahan yang lain menjadi keluaran
barangbarang jadi.
. Sasaran Sistem
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (obfective).
Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak
akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menetukan sekali masukan
yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu
sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.




16

. Klasifikasi Sistem
Sistem dapat diklasiIikasikan dari beberapa sudut pandang
diantaranya adalah sebagai berikut ini :
1. Sistem Abstrak dan Sistem Fisik
Sistem abstrak adalah sistem yang berupa ideide yang tidak tampak
secara Iisik. Sistem Iisik merupakan sistem yang ada secara Iisik.
2. Sistem Alamiah dan Sistem Buatan Manusia
Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak
dibuat manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh
manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia
dengan mesin disebut :2an2acine syste2 atau ada yang menyebutnya
dengan 2an2acine syste2, karena menyangkut penggunaan komputer
yang berinteraksi dengan manusia.
3. Sistem Tertentu dan Sistem Tak Tentu
Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat
diprediksi. Interaksi diantara bagianbagiannya dapat dideteksi dengan pasti
sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah
contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan
berdasarkan programprogram yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah
sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena
mengandung unsur probabilitas.

1

4. Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis
tanpa adanya campur tangan dari pihak luar. Secara teorotis sistem tertutup
ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benarbenar tertutup,
yang ada hanyalah relatively closed syste2 (secara relatiI tertutup, tidak
benarbenar tertutup).
Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh
dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukkan dan
menghasilkan keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya.
Karena sistem siIatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya,
maka suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik.
Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatiI
tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka
hanya untuk pengaruh yang baik saja.

D. Siklus Hidup Sistem
Siklus hidup sistem ini terdiri dari beberapa tahapan pemrosesan,
yaitu tahap perencanaan, analisis, perencanaan, penerapan, penggunaan dan
pemeliharaan.



1

1. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini pembuat sistem mencoba memahami permasalahn
yang muncul dan mendeIinisikan secara rinci, kemudian membentuk tujuan
pembuatan sistem.
a. Permasalahan yang sebenarnya dideIinisikan secara rinci.
b. Pembangunan sistem harus diarahkan kepada peningkatan
keunggulan ko2peratif.
c. Perubahan aliran inIormasi akan terjadi secara besarbesaran
bagi tenaga kerja di dalam suatu perusahaan.
d. Tanpa perencanaan yang baik, sistem yang dibangun menjadi
tidak optimal atau tidak dapat digunakan.
2. Tahap Analisis
Pada tahap ini pembuatan sistem akan menganalisis
permasalahansecara lebih mendalam dengan penyusunan studi kelayakan.
Menurut seorang ahli terdapat lima dimensi kelayakan, yaitu:
a. Kelayakan Teknis
Menganalisa ketersediaan ardware,software dan brainware
untuk melakukan proses yang dilaksanakan.
b. Pengembalian Ekonomis
Menganalisa manIaat penggunaan dan potensi pengembalian
secara ekonomis dari pembangunan sistem itu.

19

c. Pengembalian Non Ekonomis
Menganalisa penggunaan potensi dan keuntungan
keuntungan yang tidak dapat diukur secara Iinansial. Seperti
ketersediaan inIormasi yang akurat dan tepat waktu setiap
saat.
d. Operasional
Menganalisa apakah sistem dapat diimplementasikan. Hal ini
menyangkut analisis terhadap tempat, lingkungan dan sumber
daya manusia yang akan mengoperasikannya.
e. Jadwal
Menganalisa apakah mungkin dalam keterbatasan waktu yang
ada, sistem tersebut dapat disusun dan diselesaikan.
3. Tahap Perencanaan
Proses perencanaan diperlukan untuk menghasilkan suatu rancangan
sistem yang baik. Perancangan yang kurang baik mengakibatkan sistem yang
harus dibangun harus dirombak total. Tahap perancangan disebut juga tahap
pemecahan masalah, yaitu dengan alur sistem masukan, prosedur proses,
keluaran dan database.


20

4. Tahap Penerapan
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengimplementasikan
rancangan yang telah disusun agar dapat diwujudkan proses implementasi
untuk prosedur dalam teknologi komputer maka menggunakan bahasa
komputer.
5. Tahap Penggunaan dan Pemeliharaan
Pada tahap ini sistem yang telah dicoba dan dinyatakan lulus dapat
digunakan untuk menangani prosedur bisnis yang sesungguhnya.
Pemeliharaan sistem dapat meliputi penataan ulang database, back:p, dan
scanvir:s.

2.2. Peralatan Pendukung %448$8902
Tools syste2 merupakan alat yang tepat digunakan untuk
menggambarkan bentuk logical model dari suatu sistem, dimana simbol-
simbol, lambanglambang dan diagramdiagram menunjukkan secara tepat
Iisiknya. Logical model dapat digambarkan dengan Data Alir Diagram
(DAD) dan arus dari data yang ada di dalam Data Alir Diagram (DAD)
dapat dijelaskan di dalam kamus data.
Sistem dapat menginterpretasikan tools yang digunakan untuk
merancang sistem yang baru. Dimana sistem yang secara logika dapat
digambarkan menggunakan data alir diagram. Sedangkan sistem secara Iisik
dapat digambarkan dengan menggunakan bagian arus sistem atau bagan alur
dokumen.

21

Adapun tools syste2 yang akan digunakan untuk merancang sebuah
sistem dalam penulisan KKP ini yaitu :
A. Diagram Alir Data (DAD)
Diagram Alir Data (DAD) adalah diagram yang menggunakan
notasinotasi simbol untuk menggambarkan arus data dari sistem yang
saling berhubungan dan untuk membentuk dalam komunikasi antara sistem
analisis dengan pemakaian sistem secara logika. Diagram Alir Data (DAD)
terbagi kedalam tiga tahap, yaitu :
1. Diagram Konteks
Dibuat untuk menggambarkan sumber serta tujuan data yang akan
diproses atau dengan kata lain diagram tersebut untuk menggambarkan
sistem secara umum dari keseluruhan yang ada.
2. Diagram Nol
Dibuat untuk menggambarkan tahapan proses yang ada didalam
diagram konteks, yang penjabarannya dibuat secara terperinci.
3. Diagram Detail
Dibuat untuk menggambarkan arus data secara lebih mendetail lagi
dari tahapan proses yang ada di dalam diagram nol.




22

Diagram Alir Data (DAD) sering digunakan untuk menggambarkan
suatu sistem yang ada atau sistem yang akan dikembangkan secara logika
tanpa mempertimbangkan lingkungan Iisik dimana data tersebut akan
disimpan. Keuntungan dari Diagram Alir Data (DAD) adalah
memungkinkan untuk menggambarkan sistem dari level yang paling tinggi
mengurangkan menjadi level yang paling rendah deko2posisi), sedangkan
proses perulangan (looping), proses kepustakaan dan proses perhitungan.
Diagram Alir Data (DAD) memiliki aturan main yang berlaku dalam
penggambaran Diagram Alir Data (DAD). Adapun aturan main, sebagai
berikut:
1. IdentiIikasi terlebih dahulu semua kesatuan luar yang terlibat di
dalam sistem.
2. IdentiIikasi semua input dan output yang terlibat dengan kesatuan
luar.
3. Gambarkan terlebih dahulu diagram konteks.
4. Gambarkan bagian berjenjang untuk semua proses yang ada di dalam
sistem terlebih dahulu.
5. Gambarlah sketsa Diagram Alir Data (DAD) untuk diagram
konteksnya.
6. Gambarlah Diagram Alir Data (DAD) untuk levellevel berikutnya,
diagram nol sampai diagram detail bila perlu.

23

Selain aturan main Diagram Alir Data (DAD) memiliki persyaratan
yang harus dipenuhi dalam penggambaran Diagram Alir Data (DAD), yaitu:
a. Didalam Diagram Alir Data (DAD) tidak boleh menghubungkan
eksternal entity dengan eksternal entity secara langsung.
b. Didalam Diagram Alir Data (DAD) tidak boleh menghubungkan
data store dengan data store secara langsung.
c. Didalam Diagram Alir Data (DAD) tidak boleh menghubungkan
data store dengan eksternal entity secara langsung.
Proses diatas merupakan suatu proses yang harus dilakukan sesuai
dengan aturan aturan yang berlaku.

B. Kamus Data (,9,.943,7)
Kamus data adalah suatu katalog Iakta yang menjelaskan lebih detail
lagi tentang data dari diagram alir data, yang mencakup proses, arus data dan
penyimpangan.
Kamus data harus mencerminkan keterangan yang jelas tentang data
yang akan dicatat. Untuk penulisan laporan KKP ini, maka kamus data harus
memuat hal - hal sebagai berikut:
1. Nama Arus Data
Nama arus data harus dicatat di kaum data, sehingga mereka yang
membaca diagram arus data dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang
arus data tertentu dapat langsung mencarinya di kamus data.

24

2. Alias
Alias atau nama lain dari data yang harus ditulis bila nama lain ada.
Alias perlu ditulis, karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda
untuk orang yang satu dengan yang lainnya.
3. Bentuk Data
Bentuk data ini perlu dicatat di kamus data, karena digunakan untuk
mengelompokkan kamus data ke dalam kegunaannya sewaktu perancangan
sistem. Kamus data yang mencatat data yang mengalir dalam bentuk
dokumen, Iormulir, laporan, cetakan computer, tampilan layar, variable dan
field yang akan digunakan untuk merancang database.
4. Arus Data
Arus data menunjukkan dari nama data dan akan kemana data yang
akan menuju. Keterangan arus data ini perlu dicatat di kamus data supaya
memudahkan mencari arus data di dalam diagram alir data.
5. Penjelasan
Untuk lebih menjelaskan lagi tentanng makna dari arus data yang
dicatat di kamus data, maka bagian penjelasan dapat diisi dengan
keteranganketerangan tentang arus data tersebut.
6. Periode
Periode ini menunjukkan kapan terjadinya arus data periode perlu
dicatat di kamus data. Karena dapat digunakan untuk mengidentiIikasi kapan
input data harus dimasukkan ke dalam sistem, kapan proses program harus
dilakukan dan kapan laporan akan dihasilkan.

25

. 'olume
'olume perlu dicatat di dalam kamus data, karena berisi tentang
volume ratarata dan volume puncak dari arus data.'olume rata- rata
menunjukkan volume terbanyak.
. Struktur Data
Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat pada kamus data
yang terdiri dari itemitem data. Notasi atau simbol yang digunakan dibagi
menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut:
9. Notasi Tipe Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesiIikasi Iormat inp:t
maupun o:tp:t suatu data. Notasi yang umum digunakan antara lain :












26

Table II.1. Notasi Tipe Data
NOTASI KETERANGAN

9
A
Z
.
,
-

/
Setiap karakter
Angka numeric
Karakter alphabet
Angka nol ditampilkan sebagai spasi
kosong
Titik sebagai pemisah ribuan
Koma sebagai pemisah pecahan
Hypen sebagai tanda penghubung (contoh:
021-123456)
Slash sebagai tanda pembagi (contoh:
01/01/2009)

10. Notasi Struktur Data
Notasi ini digunakan untuk membuat spesiIikasi elemen data.
Dimana notasi yang umum digunakan adalah sebagai berikut :






2

Table II.2. Notasi Struktur Data
NOTASI KETERANGAN


( )
}
| |
l
*

Terdiri dari
And (dan)
Pilih (boleh ya atau tidak)
Iterasi atau proses pengulangan
Pilih satu pilihan
Pemisah pilihan di dalam tanda | |
Keterangan atau catatan
Petunjuk (keyIield)

. Normalisasi
Normalisasi merupakan pengelompokan elemen data ke dalam
bentuk table yang menyatakan entity dan relasinya.Adapun tujuannya yaitu
untuk memudahkan kita dalam melakukan pembacaan dan :p date
database.Dalam normalisasi, penulis berusaha untuk mengurangi data yang
rangkap d:plikasi) agar mendapatkan bentuk yang baik.





2

Ada beberapa ketergantungan Iungsi (f:nctional defendency), bentuk
dari f:nctional defendency adalah sebagai berikut:
1. Bentuk Tidak Normal &nnor2ali:ed For2)
Bentuk ini merupakan kumpulan data yang akan direkam, tidak ada
keharusan mengikuti suatu Iormat tertentu, dapat saja data tidak lengkap
atau terduplikasi. Data dikumpulkan apa adanya sesuai dengan saat
menginput.
2. Bentuk Normal Tahap Pertama (1NF)
Bentuk normal pertama mempunyai syarat, yaitu:
a. Bentuk normal pertama jika dan hanya jika siIat dari setiap
relasi atributnya bersiIat atonomik yaitu apabila dipecah
maka ia tidak memiliki siIat induknya.
b. Nilai dari field berupa 'a:to2ic val:e' serta tiap Iield hanya
memiliki satu pengertian.
c. Data dibentuk dalam satu record demi record
Diusahakan tidak ada Iield dalam suatu table yang berulang atau
bernilai ganda.





29

3. Bentuk Normal Tahap Kedua (2NF)
Syarat dari bentuk normal kedua yaitu:
a. Bentuk data telah memenuhi kriteria bentuk normal kesatu.
b. Bentuk normal tahap kedua terpenuhi jika tabel semua atribut
yang tidak termasuk dalam kunci haruslah memiliki
ketergantungan secara Iungsional pada kunci utama pri2ary
key) sehingga untuk membuat normal kedua haruslah sudah
ditentukan kunci Iield.
c. Sebuah table dikatakan tidak memenuhi bentuk normal
tahapkedua, jika ketergantungannya hanya bersiIat parial
yaitu hanya tergantung pada sebagian dari kunci utama.
4. Bentuk Normal Tahap Ketiga (3NF)
Syarat dari bentuk normal ketiga yaitu:
a. Semua relasi harus dalam bentuk normal kedua.
b. Bentuk normal tahap ketiga ini menghilangkan
ketergantungan transitiI yaitu suatu attrib:te kepada attrib:te
lain selain key,sehingga mendapatkan ketergantungan kunci
secara penuh.


30

. Bentuk Normal Tahap oyce-Code CNF)
Bentuk normal tahap boyce-code mempunyai paksaan yang lebih
kuat dari bentuk normal ketiga. Untuk menjadi BCNF syarat yang harus
dipenuhi adalah sebagai berikut:
a. Relasi harus dalam bentuk normal kesatu.
b. Setiap attrib:te harus bergantung pada Iungsi attrib:te s:per
key.
Selain ketergantungan Iungsi, yang digunakan dalam normalisasi
yaitu sebagai berikut:
1. Kunci Calon Candidat Key)
Kunci kandidat adalah satu set minimal attribute yang
mengidentiIikasi secara unik suatu kejadian yang spesiIik dari suatu entity.
Satu minimal set attribut menyatakan secara tidak langsung. Di dalam kunci
calon tidak dapat membuang beberapa attribut dalam set tanpa merusak
kepemilikan yang unik. Jika satu set kunci kandidat berisi lebih dari satu
attribut, maka biasanya disebut unik gabungan.
2. Kunci Primer !ri2ary Key)
Kunci primer adalah satu set minimal attribut yang tidak hanya
mengidentiIikasikan secara unik suatu kejadian yang spesiIik, akan tetapi
juga dapat mewakili setiap kejadian suatu entity.Setiap kunci kandidat punya
peluang menjadi kunci primer.

31

3. Kunci AlternatiI (Alternative Key)
Kunci alternatiI adalah kunci kandidat yang tidak dapat dipakai
sebagai kunci utama.Dimana kunci alternatiI ini dipakai sebagai kunci
pengurutan dalam pembuatan laporan.
4. Kunci Tamu (Foreign Key)
Kunci tamu adalah suatu attribut yang melengkapi suatu hubungan
yang menunjukkan keindukkannya. Kunci tamu ditempatkan pada entity
anak dan sama dengan kunci utama induk direlasikan. Hubungan antar entity
induk dengan anak adalah hubungan satu lawan banyak (one to many
relationship).
D. Struktur Kode
Kode digunakan untuk tujuan mengklariIikasikan data, masukkan
data kedalam komputer dan untuk mengambil bermacam-macam inIormasi
yang berhubungan dengannya. Kode dapat dibentuk dari kumpulan angka,
huruI dan karakter-karakter khusus.Angka merupakan simbol yang banyak
digunakan dalam struktur kode.
1. Pembuatan Kode
Beberapa kemungkinan susunan digit (angka), huruI dan karakter-
karakter khusus dapat dirancang kedalam bentuk kode. Didalam merancang
suatu kode harus diperlihatkan beberapa hal sebagai berikut:


32

a. Harus mudah diingat
Supaya kode mudah diingat, maka dapat dilakukan dengan
cara menghubungkan kode tersebut dengan objek yang
mewakili dengan kodenya.
b. Harus Unik
Kode harus unik untuk masing-masing item yang
mewakilinya. Unik berarti tidak ada kode yang sama.
c. Harus Fleksibel
Kode harus Ileksibel sehingga memungkinkan perubahan-
perubahan atau penambahan item baru dapat tetap diwakili
oleh kode.
d. Harus EIisien
Pemberian kode harus sependek mungkin. Selain mudah
diingat, juga akan eIisien bila disimpan diluar komputer.
e. Harus Konsisten
Pengkodean juga harus konsisten dengan kode yang telah
dipergunakan tersebut.
I. Harus Distandarisasi
Kode harus distandarisasi untuk seluruh departemen dalam
suatu organisasi. Kode yang tidak standar akan megakibatkan

33

kebingungan, salah pengertian dan dapat cenderung terjadi
kesalahan pemakaian bagi yang menggunakan kode tersebut.
g. Spasi dihindari
Spasi didalam kode sebaiknya dihindari, karena dapat
menyebabkan kesalahan didalam penggunaannya.
h. Hindari karakter yang mirip
Karakter-karakter yang hampir serupa bentuk dan bunyi
penggunaannya sebaiknya tidak digunakan dalam kode.
i. Panjang kode harus sama
Masing-masing kode yang sejenis harus mempunyai panjang
yang sama.
2. Tipe dari Kode
Ada beberapa macam tipe dari kode yang dapat digunakan didalam
sistem inIormasi, diantaranya adalah kode mnemonik 2ne2onic code),
kode urut seq:ential code), kode blokblock code), kode group gro:p code)
dan kode decimal deci2al code).
a. Kode Mnemonik ne2onic Code)
Kode mnemonik 2ne2onic code) digunakan untuk tujuan
supaya mudah diingat. Kode ini dibuat dengan dasar
singkatan atau mengambil sebagian dari item yang akan
diwakili dengan kode ini. Umumnya kode ini menggunakan

34

huruI, akan tetapi dapat juga menggunakan gabungan huruI
dan angka.
Contoh : Komputer IBM PC , ukuran 640 kb, color monitor
dapat dikodekan menjadi K-IBM-PC-640-CO.
b. Kode Urut $q:ential Code)
Kode Urut $q:ential Code) disebut juga dengan serial code
yang merupakan kode yang nilai urut antara satu kode dengan
kode berikutnya.
Contoh : 001 CPU
03 2o:se
c. Kode Blok lock Code)
Kode Blok lock Code) mengklariIikasikan item kedalam
kelompok blok tertentu yang mencerminkan satu klariIikasi
tertentu atas dasar pemakaian maksimum yang diharapkan.
d. Kode Group ro:p Code)
Kode group merupakan kode yang berdasarkan Iield-Iield dan
tiap-tiap Iield kode mempunyai arti.Contoh : x-xxx-xxx.
e. Kode Desimal Deci2al Code)
Kode decimal mengklariIikasikan kode atas dasar 10 unit
angka 0-9 atau dari 00-99 tergantung banyaknya kelompok.

35

BAB III
ANALISA SISTEM BER1ALAN

3.1. Umum
Sistem adalah suatu jaringan atau prosedur yang saling berhubungan,
berkumpul bersama sama untuk melakukan kegiatan menyelesaikan suatu
sasaran tertentu. ( Jogiarto Hartono; Analisa dan Desain Sistem, 1999.1 ).
Laporan adalah suatu bentuk data yang dilakukan dan dilaporkan
kepada satu pimpinan sebagai bukti yang dijadikan arsip laporan pada
periode tertentu ( Soemarsono: Manajemen Pengantar, 1996.24 ).
Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan
maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada
yang menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal
biasanya dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran
dalam ruang lingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama,
seperti misalnya sistem bisnis. Untuk sistem seringkali tujuan (goal) dan
sasaran (objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan.
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) yaitu Progam bantuan
sosial untuk pelayanan Kesehatan bagi masyarakat miskin yang tidak masuk
dalam Progam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Latar
belakang di mulainya JAMKESDA pada tahun 200 sesuai SK Bupati
tentang penetapan Keluarga Miskin (SK No. 452) yang mana kemudian data
inilah diakses Kementerian Kesehatan sebagai acuan pemberian dana miskin
yang selanjutnya disebut JAMKESMAS. Karena banyak terjadi complain

36

dalam pelaksanaannya kemudian diadakan pendataan ulang yang selanjutnya
keluar SK bupati No. 32 Tahun 200 , data jumlah jiwa miskin semakin
banyak sehingga ada keluarga miskin yang tidak terdanai dalam Progam
JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Rakyat).
Untuk itu maka Pemerintah Daerah perlu memberikan dana
tambahan untuk diberikan kepada masyarakat miskin yang belum tercakup
dalam progam JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Dana
tersebut diambil dari APBD perubahan yang selanjutnya disebut
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah).
Pengertian dari 'Analisa Sistem Pelayanan Administrasi
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah di Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas itu sendiri adalah kegiatan pelayanan administrasi pengajuan
peserta untuk memperoleh bantuan sosial Jaminan Kesehatan Daerah yang
telah di 'eriIikasi di seksi pelayanan JAMKESMAS yang selanjutnya
veriIikasi tersebut di ajukan ke Rumah Sakit guna sebagai kelengkapan
untuk memperoleh pelayan kesehatan dengan bantuan Dana Jaminan
Kesehatan.
Dalam hal ini penulis mengkhususkan kegiatan pada pelayanan
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah).
Kegiatan ini dilakukan secara terus menerus setiap hari guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya pada pelayanan
kesehatan bagi masyarakat yang tidak mampu atau miskin.

3

3.2. Tinjauan Perusahaan
Dalam tinjauan perusahaan ini berisi sejarah perusahaan, struktur
organisasi serta Iungsi dari masing-masing bagian yang ada dalam
perusahaan tersebut.
3.2.1 Sejarah Perusahaan
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas berdiri pada zaman kolonial
sesudah itu banyak mengalami beberapa perubahan. Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas sebelum tahun 1965 dinamakan JKR (Jawatan
Kesehatan Rakyat) 'Bertujuan Memberikan pertolongan kepada
masyarakat. Dan sekitarnya tahun 192-an JKR berubah nama menjadi
DKR (Dinas Kesehatan Rakyat) dengan misi dan tujuan yang sama pula.
Pada tahun 199 dengan Perda No. 5 dibentuklah DKK (Dinas Kesehatan
Kabupaten) lengkap dengan susunan organisasinya, dimana tugas dari DKK
adalah membantu Bupati, Kepala Daerah, dalam masalah kesehatan. Dan
sampai sekarang Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas memiliki 39
Puskesmas induk dari 4 UPTK. Pada tahun 2001 DKK berubah menjadi
Dinas Kesehatan dan Sosial Kabupaten Banyumas (DINKESOS).
Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas mempunyai Sekertariat dan 4
Bidang, Antara lain:
1. Kepala Dinas
2. Sekertaris
3. Bidang P2SDK (Bidang Pembinaan dan Pengendalian Sumber Daya
kesehatan)

3

4. Bidang P2KPK (Bidang pembinaan dan pengendalian Kemitraan dan
Promosi kesehatan)
5. Bidang P2PL (Bidang Pengendaliaan Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan)
6. Bidang Yankes (Bidang Pembinaan dan Pengendaliaan Pelayanan
Kesehatan)
Dasar hukum didirikannya Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
adalah dengan berdasar pada Perda No 05 Tahun 199 yang kemudian
menjadi pola minimal. Hal ini berkaitan erat dengan adanya otonomi daerah
yang titik beratnya pada daerah, tingkat II. Kemudian dengan hal tersebut
Pemda mengeluarkan Perda No 23 Tahun 2000 tentang struktur organisasi
dan tata kerja Dinas Kesehatan tingkat II diubah lagi dengan Perda
Kabupaten Banyumas No 36 th 200.
3.2.2 Struktur Organisasi dan Fungsi.
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan tercapainya kemampuan
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum demi tujuan
pembangunan nasional.
Struktur organisasi merupakan bagian yang berisi hubungan antara
pimpinan dengan bawahannya dan hubungan sesama, serta terdapat
kewajiban dan tanggungjawab dari masing masing bagian atau dapat pula
diartikan sebagai bentuk tulisan yang menunjukkan sendi sendi penting
dari suatu organisasi, termasuk Iungsi Iungsi utama dan hubungan

39

hubungan satu sama lain, saluran saluran pengawas dan wewenang yang
berkaitan dari setiap pegawai yang dibebani dengan masing masing Iungsi.
Setiap organisasi atau badan usaha baik pemerintah maupun swasta
mempunyai bentuk susunan organisasi tersendiri yang pengaturannya
disusun sedemikian rupa sehingga dalam pembagian tugas masing-masing
karyawan dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Berikut
ini adalah struktur organisasi dan Iungsi Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyumas yaitu :








Gambar III.1 Struktur Organisasi





Kepala Dinas Sekretaris
P2PL P2KPK

P2SDK

P2 YANKES

40

Susunan struktur organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
secara lengkap disajikan beserta penjelasan tentang struktur organisasi dan
uraian tugas masing masing adalah :
1. Kepala Dinas
Kepala Dinas Kesehatan adalah pemimpin Dinas Kesehatan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati. Kepala Dinas
membawahi Sekertaris dan Kepala Bidang serta Kepala Puskesmas di
wilayah Kabupaten Banyumas.
2. Sekertaris
Sekertaris mempunyai tugas mengkoordinir semua kegiatan Kepala
Bidang dan StaI, mengkoordinir Kepegawaian, Keuangan dan Bina
Program.
3. P2SDK
P2SDK (Bidang Pembinaan & Pengendalian Sumber Daya
Kesehatan) mempunyai tugas menyusun perencanaan, perumusan kebijakan
teknis operasional, melaksanakan kegiatan pembinaan, pengawasan dan
pengendalian dalam kegiatan dan perencanaan pendayagunaan dan
pengembangan sumber daya kesehatan, keIarmasian dan perbekalan
kesehatan serta pembiayaan kesehatan dan tugas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas.



41

4. P2KPK
P2KPK (Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan dan
Promosi Kesehatan)
mempunyai tugas mengupayakan usaha kesehatan bersumber
masyarakat.Pelaksanaan perencanaan pengembangan dan pembinaan
jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas)dalam pelaksanaannya pada 39
puskesmas di Kabupaten Banyumas.Pelaksanaan perencanaan program
promosi kesehatan dan UKBM.
5. P2PL
P2PL (Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan)
mempunyai tugas dalam perencanaan dan pengawasan program imunisasi
yang dilaksanakan melalui Puskesmas.Pengawasan dan pengendalian
terhadap penyakit menular.Pembinaan dan pengawasan tempat-tempat
umum dan industri.
6. P2 YANKES
P2 YANKES (Bidang Pembinaan dan Pengendalian Pelayanan
Kesehatan) mempunyai tugas menyusun perencanaan kebijaksanaan teknis
operasional, mengembangkan pedoman dan standar pelayanan, menjabarkan
pedoman teknis pembinaan, pengawasan dan pengendalian serta
memIasilitasi program pelayanan kesehatan dasar dan penunjang, pelayanan
kesehatan rujukan dan khusus, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak.


42

3.3. Prosedur Sistem Berjalan
Dalam kegiatan kantornya Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
memberikan pelayanan JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) kepada
setiap masyarakat yang tidak mampu untuk mengajukan mengajukan
Progam Kesehatan tersebut. Prosedur system pelayanan Progam
JAMKESDA (Jaminan Kesehatan Daerah) adalah sebegai berikut :
A. Proses Pengajuan.
Pemohon dating ke Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas di
bidang P2KP (Bidang Pembinaan dan Pengendalian Kemitraan dan Promosi
Kesehatan) melalui seksi pembiayaan Jaminan Kesehatan Daerah, Petugas
akan memberikan inIormasi tentang syarat-syarat yang dipenuhi oleh
Pemohon seperti SKM (Surat Keterangan Miskin), Surat Berita Acara, Foto
copy KK (Kepala Keluarga), KTP (Kartu tanda Penduduk). Data 'alidasi
peserta dari Kelurahan atau peserta rujukan dari PUSKESMAS setempat.
B. Proses Verivikasi
Petugas seksi pembiayaan Jaminan Kesehatan Daerah memverivikasi
persyaratan yang telah diajukan Pemohon sesuai dengan kelengkapan yang
berlaku. Petugas menginIormasikan kepada pemohon sesuai dengan
kelengkapan syarat-syarat pengajuan kepesertaan JAMKESDA (Jaminan
Kesehatan Daerah) maksimal 2 x 24 Jam sejak Pasien dirawat di Rumah
Sakit yang telah ditunjuk. Petugas memberikan Surat Rekomendasi bantuan
pelayanan kesehatan kepada Pemohon untuk selanjutnya diberikan ke
Rumah Sakit.

43

. Proses Laporan
Rumah Sakit memberikan Data Laporan biaya pelayanan kesehatan
Peserta JAMKESDA yang meliputi pembiayaan rawat inap dan rawat jalan
kepada Petugas seksi pembiayaan Jaminan Kesehatan Daerah.

3.4. Diagram Alir Data Sistem Berjalan
Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan
notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang
penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika,
tersruktur dan jelas.
DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan
sistem yang sedang berjalan logis. Suatu yang lazim bahwa ketika
menggambarkan sebuah sistem kontekstual data Ilow diagram yang akan
pertama kali muncul adalah interaksi antara sistem dan entitas luar. DFD
didisain untuk menunjukkan sebuah sistem yang terbagi-bagi menjadi suatu
bagian sub-sistem yang lebih kecil adan untuk menggarisbawahi arus data
antara kedua hal yang tersebut diatas. Diagram ini lalu "dikembangkan"
untuk melihat lebih rinci sehingga dapat terlihat model-model yang terdapat
di dalamnya.




44

A. Diagram Konteks
Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan
menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan
level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem atau
output dari sistem.Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem.
Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus).
Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store
dalam diagram konteks. Diagram konteks berisi gambaran umum (secara
garis besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa
diagram konteks ini berisi 'siapa saja yang memberi data (dan data apa saja)
ke sistem, serta kepada siapa saja inIormasi (dan inIormasi apa saja) yang
harus dihasilkan sistem.Jadi, yang dibutuhkan adalah :
1. Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem,
2. Data apa saja yang diberikannya ke sistem,
3. kepada siapa sistem harus memberi inIormasi atau laporan, dan
4. apa saja isi/ jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.
Kata 'Siapa di atas dilambangkan dengan kotak persegi (disebut
dengan terminator), dan kata 'apa di atas dilambangkan dengan aliran data
(disebut dengan data Ilow), dan kata 'sistem dilambangkan dengan
lingkaran (disebut dengan process). Diagram di atas adalah Diagram
Konteks dari system Pelayanan Kesehatan Daerah di Dinas Kesehatan
Kabupaten Banyumas.

45

















Gambar III.2 Diagram Konteks








Sistem
Pelayanan
JAMKESDA
Pemohon Petugas
Pelayanan
Kepala
Bidang
Surat Pengajuan Surat Pengajuan
Surat Rekomendasi 'eriIikasi
Laporan Rekapitulasi

46


B. Diagram Nol
Diagram nol adalah diagram yang menggambarkan proses dari data
Ilow diagram. Diagram nol memberikan pandangan secara menyeluruh
mengenai sistem yang ditangani, menunjukkan tentang Iungsi-Iungsi utama
atau proses yang ada, aliran data, dan eksternal entity. Pada level ini sudah
dimungkinkan adanya/digambarkannya data store yang digunakan. Untuk
proses yang tidak dirinci lagi pada level selanjutnya, symbol "*" atau "P
(Iunctional primitive) dapat ditambahkan pada akhir nomor proses.
Keseimbangan input dan output (balancing) antara diagram 0 dengan
diagram konteks harus terpelihara.
Tujuan dari diagram nol adalah untuk 'memerinci sebuah sistem
menjadi 'proses-proses yang harus dilakukan orang dalam.` Atau jika
dibuat dalam kalimat adalah : 'Apa saja proses yang harus dilakukan agar
mencapai sistem tersebut. Jadi, diagram ini adalah kelanjutan dari diagram
konteks, yang 'memperbanyak lingkaran, sedangkan untuk (jumlah dan isi)
terminator serta (jumlah dan isi) data Ilow dari dan ke terminator tersebut
harus tetap. Pada diagram nol di atas pula mulai ditampilkan data store
(penyimpan data/ Iile) yang dibutuhkan. Diagram di atas merupakan diagram
nol Diagram di atas adalah Diagram Konteks dari sistem Pelayanan
Kesehatan Daerah di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.


4



Gambar Diagram Nol (0)







1.0
Proses
Pengajuan
2.0
Proses
'erivikassi
3.0
Proses
Pembuatan
Laporan

Petugas
Pelayanan
Arsip
Pengajuan
Arsip
Klaim,
Pemohon
Surat
Pengajuan
Surat
Pengajuan
Surat
Surat ditolak

Surat diterima

Surat diterima

Rumah
Sakit
Surat Rekomendasi

Surat Klaim, Surat Rekapitulasi

Kepala
Bidang
Surat Klaim, Surat
Rekapitulasi
Surat Klaim,
Surat
Rekapitulasi

4



3.5. Spesifikasi Sistem Berjalan
Berikut ini dijelaskan prosedur sistem berjalan pada sistem
Pelayanan Kesehatan Daerah di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
yang dianalisa penulis mempunyai spesiIikasi bentuk dokumen masukan dan
keluaran. Dokumen-dokumen tersebut antara lain :
3.5.1 Spesifikasi Bentuk Dokumen Masukkan
Dokumen masukan adalah segala macam data atau dokumen yang
berasal dari luar perusahaan yang berguna bagi pengolahan data dan
penentuan keputusan yang akan dibuat oleh perusahaan atau instansi.
Dokumen yang masuk nantinya akan diproses guna penentuan kebijakan
perusahaan terhadap suatu permasalahan. Dokumen tersebut adalah :
Nama Dokumen : Surat Pengajuan
Sumber : Pemohon
Fungsi : Syarat kepesertaan Jaminan Kesehatan
Media : Kertas
Tujuan : Petugas Pelayanan Kesehatan Daerah
Frekuensi : Setiap ada pengajuan pelayanan
Bentuk : Lampiran A.1



49

3.5.2 Spesifikasi Bentuk Dokumen Keluaran
Dokumen keluaran adalah segala macam data atau dokumen dari
proses pengolahan dokumen masukan oleh perusahaan. Fungsi dari
dokumen keluaran adalah sebagai keputusan dan ketetapan dari perusahaan
kepada pihak luar di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.
Beberapa dokumen keluaran adalah sebagai berikut :
1. Nama Dokumen : Pengajuan klaim
Sumber : Rumah Sakit
Fungsi : Bukti pembiayaan Pemohon
Media : Kertas
Tujuan : Pihak Petugas Pelayanan Kesehatan Daerah
Frekuensi : Setiap pelaporan pelayanan kesehatan
Bentuk : Lampiran B.1
2. Nama Dokumen : Laporan Rekapitulasi Pasien Rawat Jalan
Sumber : Rumah Sakit
Fungsi : Sebagai bukti Data Pasien
Media : Kertas
Tujuan : Pihak Petugas Pelayanan Kesehatan Daerah
Frekuensi : Setiap pelaporan pelayanan kesehatan
Bentuk : Lampiran B.2



50

3. Nama Dokumen : Laporan Rekapitulasi Pasien Rawat Inap
Sumber : Rumah Sakit
Fungsi : Sebagai bukti Data Pasien
Media : Kertas
Tujuan : Pihak Petugas Pelayanan Kesehatan Daerah
Frekuensi : Setiap pelaporan pelayanan kesehatan
Bentuk : Lampiran B.3

3.6. Permasalahan Pokok
Pada sistem pelayan jaminan kesehatan daerah yang berlaku di Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas secara umum sudah baik, tetapi kurang
sempurna. Berikut permasalahan pokok yang penulis amati selama penulis
melakukan kuliah kerja praktek selama satu bulan di Bagian P2KP Dinas
Kesehatan Kabupaten Banyumas :
1. Masalah yang sering muncul adalah validitas data dan veriIikasi.
Masih banyak ditemukan warga yang tergolong mampu tetapi tetap
bisa memperoleh Jamkesda.

2. Sistem yang belum tertata dengan baik memicu munculnya praktek
manipulasi data.

3. Proses administrasi, mulai dari tingkas RT hingga Dinas Kesehatan.



51

3.7. Alternatif Pemecahan Masalah






















52

BAB I'
PENUTUP
3.8. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan kerja praktek selama satu bulan di
Dinas Kesehatan Kabupatan Banyumas mengenai pelayanan Jaminan
Kesehatan Daeran maka dapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Petugas pelaksana Progam pembiaayaan dan jaminan kesehatan
dengan sistem Jaminan Sistem Kesehatan Daerah (Jamkesda) ini terdiri
kepala JKPM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat) dan para
staIInya. Seksi JKPM hanya memiliki 5 orang petugas setelah satu orang
mengalami mutasi dan satunya melanjutkan sekolah. Keterbatasan petugas
pelaksana tersebut karena belum adanya prosedur yang jelas mengenai
pembagian tugas, terlebih pemutasian petugas akan mempengaruhi kinerja
pelayanan Jaminan kesehatan Daerah.
2. Kendala sarana atau Iasilitas pendukung yang sering bermasalah
karena keterlambatan dalam segi perawatan Iasilitas akan menghambat
pelaksanaan progam.
3. Masih kurangnya pembagian kerja seksi JKPM . hal tersebut dapat
menimbulkan masalah dalam pembagian wewenang dan beban kerja pada
salah satu petugas.

53

4. Pengawasan yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi dalam
pelaksanaan Progam Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan dengan Sistem
Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) masih harus terus ditingkatkan.
5. Penggerakan pelaksanaan Progam pembiayaan dan Jaminan
Kesehatan dengan sistem Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) masih
kurang eIektiI. Rendahnya media inIormasi dan sosialisasi progam Jaminan
Kesehatan Daerah di tingkat desa membuat progam sistem Jaminan
Kesehatan Daerah kurang begitu optimal. Sehingga banyak terjadi masalah
validasi data disaat verivikasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.

3.6. Saran
Dari pengalaman yang penulis dapatkan melalui kuliah kerja praktek
yang telah penulis laksanakan selama 1 bulan, penulis dapat menyarankan
kepada bidang P2KPK Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas beberapa hal
sebagai berikut :
1. Secara keseluruhan pelayanan Jaminan Kesehatan Daerah yang telah
diberikan oleh pihak Dinas Kesehatan Kabupaten banyumas sudah cukup
baik. Namun pelayanan yang ramah dan bersahabat harus menjadi hal
pertama yang harus diperhatikan, seluruh petugas yang berhubungan
langsung dengan pemohon kepesertaan jamkesda diharapkan selalu
memberikan dorongan mental agar pemohon mendapatkan hak memperoleh
kepesertaan jamkesda sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

54

2. Selain pelayanan yang ramah, dianjurkan untuk lebih ditingkatkan
kelengkapannya di setiap Iasilitas pedukung kerja guna untuk memperlancar
pendataan kepesertaan Jamkesda.
3. Lebih ditingkatkan media inIormasi untuk sosialisasi pada
masyarakat
Demikian saran-saran yang dapat penulis berikan demi peningkatan
kualitas pelayan Jamkesda pada Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas.




55
























56






59

.

60

61







62

Anda mungkin juga menyukai