Anda di halaman 1dari 9

Laporan Keuangan Laporan keuangan melaporkan prestasi histories dari suatu perusahaan dan memberikan dasar, bersama dengan

analisis bisnis dan ekonomi, untuk membuat proyeksi dan peramalan untuk masa depan. Laporan tahunan merupakan dokumen yang memberi informasi kepada pemegang saham dan diaudit sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum. Laporan-laporan keuangan kunci yang mencatat asktivitas semua organisasi yang mempunyai sejumlah tujuan: (1) memberikan satu bahasa yang dimengerti oleh semua pihak, (2) menunjukkan logika dari hubungan timbale balik antara laporan-laporan keuangan, (3) memperkenalkan beberapa prinsip keuangan yang pertama, dan (4) menetapkan pentingnya arus kas yang akan datangsebagai fondasi untuk mengukur nilai sekarang (present value) dan nilai yang akan datang (future value) suatu organisasi. Laporan-laporan keuangan merupakan kartu angka untuk mencatat dan mengevaluasi kinerja suatu organisasi. Laporan-laporan keuangnan karena itu penting bagi manajemen organisasi yang efisien. Laporan-laporan keuangan itu juga memberikan dasar untuk memberikan kompensasi kepada para partisipan atau pemegang andil. Laporan-laporan keuangan perusahaan didasarkan pada aturan-aturan dan konvensi-konvensi akuntansi. Untuk mencapai konsistensi dan komparatabilitas, penggunaan pertimbanganpertimbangan yang subjektif diminimalkan. Tetapi penilaian suatu perusahan didasarkan pada proyeksi atau perkiraan kinerjanya di masa depan. Hal ini melibatkan pemakaian pertimbanganpertimbangan yang subjektif. Jadi laporan-laporan akuntansi tidak tidak mencatat nilai-nilai ekonomis. Sebaliknya, laporan-laporan itu memberikan informasi histories kuantitatif dasar yang merupakan sekumpulan input yang penting yang digunakan dalam menghitung nilai-nilai ekonomis. Gambaran yang lengkap tentang aktivitas-aktivitas akuntansi keuangan suatu perusahaan selama satu tahun terdiri dari tiga laporan keuangan dasar. 1. Neraca awal tahun memberikan gambaran tentang perusahaan pada permulaan tahun pajaknya; ditambah neraca akhir tahun yang memberikan gambaran tentang harta dan hutang akhir. 2. Perhitungan rugi laba menunjukkan arus pendapatan dan beban atau biaya selama interval antara neraca awal dan akhir periode. 3. Laporan ahkir arus kas merinci sumber-sumber perugsahaan arus kas dan ekuivalen kas selama interval waktu yang sama dengan perhitungan rugi laba. Neraca Menurut aturan-aturan akuntansi AS neraca disusun dengan harta di sisi kiri. Di sisi kanan diurutkan sumber-sumber pembiayaan harta tersebut, dengan dana hutang atau ekuitas. Menurut definisi akuntansi neraca dalam keadaan seimbang karena adanya sifat berikut: Aktiva= Kewajiban + Ekuitas Menurut konvensi-konvensi akuntansi hubungan ini didasarkan pada biaya-biaya histories. Jadi ekuitas adalah selisih antara harga perolehan aktiva yang tercatat dikurangi nilai hutang menurut perjanjiannya. Urutan penyusunan aktiva di sisi kiri neraca didasarkan pada likuiditas-jangka waktu yang diperlukan suatu perusahaan yang berjalan untuk menerima kas selama persahaan menjalani siklus operasinya. Kas (realistisnya, simpanan pada lembaga-lembaga keuangan) dimiliki terutama untuk melaksanakan transaksi-transaksi perusahaan. Aktiva yang segera dapat

diuangakan (near cash) dimiliki dalam bentuk surat-surat berharga yang dapat dikonversikan menjadi kas dengan risiko penurunan nilai tercantum yang relative kecil. Piutang dagang merupakan penjualan yang dilakukan kepada pelanggan yang belum diterima pembayaran tunai sesungguhnya. Persediaan dapat berbentuk bahan-bahan baku yang akan digunakan dalam operasi produksi, barang dalam proses, dan barang jadi. Jika sebuah aktiva dijual, nilai buku awalnya dikeluarkan dari property, pabrik, dan peralatan kantor, dan akumulasi penyusutannya dikurangkan dari perkiraan tersebut; jika nilaijualnya di atas (di bawah) nilai buku bersihnya, maka suatu keuntungan (kerugian) modal dicatat pada perhitungan rugi laba. Hutang dagang merupakan jumlah yang terhutang akibat pembelian-pembelian dari pemasokpemasok barang dan jasa. Perkiraan-perkiraan ini merupakan pembelian-pembelian yang belum dibayar dan biasanya disebut sebagai kredit niaga. Hutang dagang tidak memiliki beban bunga yang eksplisit, tetapi sebagian orang berpendapat bahwa suatu beban bunga yang implicit mungkin sudah termasuk dalam harga yang dibayarkan untuk pembelian. Wesel bayar merupakan hutang jangka pendek yang mempunyai beban bunga yang eksplisit. Wesel bayar biasanya merupakan pinjaman dari bank-bank komersial. Hutang-hutang lancar merupakan penjumlahan dari hutang-hutang jangka pendek. Pajak-pajak yang ditangguhkan merupakan selisih antara pengukuran jumlah total kewajiban pajak yang ditanggung perusahaan dalam periode akuntansi dan jumlah pajak yang sesungguhnya dibayar. Saham preferen (preferred stok) adalah suatu bentuk saham yang mempunyai dua cirri campuran antara hutang dan modal sendiri. Pembayaran imbalan kepada para pemegangnya disebut dividen preveren. Berdasarkan jumlah pembayarannya yang konstan, saham preferen sama halnya dengan pembayaran bunga atas hutang. Akan tetapi jiak laba perusahaan tidak cukup untuk membayar dividen preferen, perusahaan tidak dapat dipaksa untuk membayarnya melaikan pembayarannya ditangguhkan. Deviden preferen kumulatif harus dibayar sebelum deviden saham biasa diumumkan untuk dibagikan kepada pemegang saham. Tampak di sini bahwa saham preferen lebih banyak mengandung risiko disbanding denagn hutang, akan tetapi lebih rendah risikonya dibandingkan dengan modal sendiri. Sebenarnya Perkiraan modal sendiri (equity) terbagi dalam empat unsure. Jika terjadi penjualan saham baru, nilai saham yang diterima perusahaan dipisahkan menjadi saham pada nilai nominal (common at par) dan kelebihan atas nilai nominal suatu agio (common in excess of par). Penggunaan nilai nominal sebenarnya merupakan konsep yang ketinggalan zaman. Nilai nominal dahulu digunakan karena jika seorang investor membeli saham di bawah nilai nominal, pada kasus perusahaan mengalami kebangkrutan, maka investor secara pribadi bertanggung jawab atas selisih harga beli dengan nilai nominal saham. Unsure ketiga dari modal sendiri adalah laba ditahan (retained earnings), yang meguraikan secara kronologis besarnya laba ditahan setiap tahun yang disisihkan dari ikhtisar rugi laba. Unsure terakhir dari modal sendiri adalah saham perbendaharaan (treasury stock), yang nilainya dikurangkan terhadap modal sendiri oleh karena merupakan biaya untuk membeli kembali saham perusahaan baik melalui tender maupun pembelian melalui pasar terbuka. Pembelian saham perbendaharaan berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar, tanpa ada efeknya terhadap arus laba yang diharapkan perusahaan. Akibatnya adalah, hasil per saham (earnings per share, EPS) dan harga saham sisanya akan naik begitu terjadi pembelian kembali saham perbendaharaan. Perbedaan anatara aktiva jangka pendek dan hutang jangka pendek disebut modal kerja bersih dari perusahaan. Sejauh terdapat lebih banyak aktiva jangka pendek daripada hutang jangka

pendek, perusahaan itu dikatakan berada dalam posisi yang relative likuid dalam pengertian bahwa ia bisa membayar semua hutang jangka pendeknya tanpa harus mencairkan aktiva jangka panjangnya. Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan, merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang terhadap modal sendiri (debt to equity ratio) menggambarkan struktur permodalan (capital structure) perusahaan, rasio hutang terhadap modal menentukan besarnya financial leverage. Biaya atas seluruh modal yang digunakan perusahaan disebut dengan biaya modal rata-rata tertimbang (weighted average cost of capital) yang merupakan perhitungan biaya atas hutang dan biaya atas modal sendiri setelah diperhitungkan beban pajak. Menurut pandangan pihak investor, hutang dianggap mengandung risiko yang lebih rendah jika dibandingkan dengan modal sendiri, oleh karena pembayaran bungamerupakan suatu kontrak pemenuhan kewajiban dan juga karena dalam kasus perusahaan yang mengalami kebangkrutan, maka pihak yang memberikan pinjaman (debtholders atau kreditur) mempunyai hak yang didahulukan atas harta perusahaan. Untuk modal sendiri, imbalan diberikan dalam bentuk deviden, yaitu bagian dari laba bersih yang diputuskan manajemen untuk dibagikan. Oleh karena modal sendiri mengandung resiko yang lebih besar daripada hutang, maka dana yang berasal dari hutang memerlukan tingkat hasil pengembalian (rate of return) nominal yang lebih rendah daripada modal sendiri. Laporan Rugi Laba Laporan rugi laba adalah laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi, yang biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun . Penjualan bersih disajikan pada bagian atas dari setiap laporan, yang sesudahnya akan dikurangkan dengan berbagai biaya untuk mendapatkan laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa, yang umumnya cukup dinyatakan sebagai laba bersih saja. Sebuah laporan tentang laba dan deviden per saham disajikan di bagian bawah dari laporan rugi laba. Rugi laba per lembar saham (EPS) yang disebut sebagai tototal akhir menunjukkan bahwa di antara seluruh pos yang terdapat di dalam laporan rugi laba, EPS adalah yang paling penting. Depresiasi dan amortisasi merupakan komponen-komponen yang penting dari total biaya operasional. Depresiasi (depreciation) adalah pembebanan tahunan terhadap laba yang mencerminkan estimasi biaya dolar dari peralatan modal yang digunakan dalam proses produksi. Depresiasi adalah penyusutan pada aktiva berwujud (tangible asset), sedangkan amortisasi (amortization) adalah penyusutan pada aktiva tidak berwujud (intangible). Laporan Laba ditahan Laporan dalam saldo laba ditahan di antara tanggal-tanggal neraca dilaporkan di dalam laporan laba ditahan (statement of retained earnings). laba ditahan mencerminkan suatu klaim terhadap aktiva, dan bukanlah merupakan aktiva itu sendiri. Lebih lagi, perusahan menahan labanya terutama untuk memperluas bisnis, dan ini artinya melakukan investasi pada pabrik dan peralatan, pada persediaan, bukannya menumpuk kas dalam sebuah rekening bank. Dalam Al-Quran disebutkan Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang

berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu). Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. Laporan Arus Kas Sebuah perusahaan menghasilkan arus kas yang tinggi tidak selalu berarti bahwa jumlah kas yang dilaporkan pada neracanya juga akan tinggi. Memang posisi kas perusahaan yang dilaporkan pada neraca akan dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk hal-hal berikut: 1. Arus kas.Jika hal-hal lain dianggap konstan, arus kas positif akan mengarah pada lebih banyak kas di dalam bank. 2. Perubahan dalam modal kerja. Modal kerja bersih, didefinisikan sebagai aktiva lancer minus kewajiban lancer. 3. Aktiva tetap. Jika sebuah perusahaan berinvestasi pada aktiva tetap, hal ini akan mengurangi posisi kasnya. Di sisi lain, penjualan dari aktiva tetap akan meningkatkan kas. 4. Transaksi sekuritas dan pembayaran dividen. Jika perusahan menerbitkan saham obligasi selama tahun berjalan, dana yang dikumpulkan akan meningkatkan posisi kasnya. Laporan ini memisahkan aktivitas-aktivitas menjadi tiga kategori: 1. Aktivitas operasi, yang meliputi laba bersih, depresiasi, dan perubahan dalam aktiva lancer dan kewajiban lancer di luar kas dan utang jangka pendek. 2. Aktivitas investasi, yang meliputi investasi atau penjualan aktiva tetap. 3. Aktiva pendapatan, yang meliputi kas yang dihimpun selama tahun berjalan dengan menerbitkan utang jangka pendek, utang panjang atau saham.

PENTINGNYA LAPORAN KEUANGAN Mereka yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Dimana kondisi keuangan suatu perusahaan tercermin dalam laporan keuangannya. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai pengertian laporan keuangan, sifat laporan keuangan, tujuan laporan keuangan, keterbatasan laporan keuangan serta kepentingan pihak-pihak terhadap laporan keuangan itu. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah ringkasan dari proses akutansi selama tahun buku yang bersangkutan yang digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap data atau aktivitas perusahaan tersebut. Pada umumnya laporan keuangan terdiri dari neraca dan perhitungan rugi laba serta laporan perubahan modal, dimana neraca menggambarkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, sedangkan laporan rugi laba memperlihatkan hasil- hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta biaya yang terjadi selama periode tertentu dan laporan perubahan modal menunjukan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan modal perusahaan. Selain diatas laporan keuangan juga sering mengikut sertakan laporan lain yang sifatnya membantu untuk memperoleh keterangan lebih lanjut, diantara laporan tersebut adalah laporan perubahan modal kerja, laporan sumber dan penggunaan kas (laporan

arus kas), laporan sebab-sebab perubahan laba kotor, laporan biaya produksi serta daftar-daftar lainnya. Sifat Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan maksud memberikan gambaran kemajuan (progress report) perusahaan secara periodik. Jadi laporan keuangan bersifat histories serta menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan dalam akutansi serta pendapat pribadi. Fakta-fakta yang telah dicatat, laporan keuangan dibuat berdasarkan fakta dari catatan akutansi, pencatatan dari pos-pos ini merupakan catatan histories dari peristiwa yang telah terjadi dimasa lampau dan jumlah uang yang tercatat dinyatakan dalam harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut. Dengan sifat yang demikian maka laporan keuangan tidak dapat mencerminkan posisi keuangan dari suatu perusahaan dalam kondisi perekonomian paling akhir. Prinsip dan kebiasaan di dalam akutansi, data yang dicatat didasarkan pada prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akutansi yang lazim, di dalam akutansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensikonvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain : bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan terus, konsekwensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan merupakan nilainilai untuk perusahaan yang masih berjalan yang didasarkan pada nilai atau harga pada

terjadinya peristiwa itu. Jadi jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi jika aktiva tersebut dijual. Pendapat pribadi, dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan akutansi telah diatur oleh dalil-dalil dasar yang telah ditetapkan yang sudah menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan tersbut tergantung oleh akuntan atau pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan missal dalam menentukan nilai persediaan itu tergantung pendapat pribadi manajement serta berdasar pengalaman masa lalu Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat untuk suatu tujuan dimana tertuang dalam Prinsip akutansi Indonesia 1984 mengenai tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai sumber-sumber ekonomi dan kewajiban serta modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam sumber ekonomi neto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari aktivitas perusahaan dalam rangka memperoleh laba. 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan di dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam sumbersumber ekonomi dan kewajiban seperti informasi mengenai aktivitas pembelanjaan dan penanaman

5. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijaksanaan akutansi yang dianut perusahaan. Keterbatasan Laporan Keuangan 1. Laporan keuangan sifatnya sementara dan bukan laporan yang final, karena itu jumlah dan hal-hal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tidak menunjukan nilai likuiditas atau realisasi dimana dalam pembuatannya terdapat pendapat-pendapat pribadi yang telah dilakukan oleh akuntan atau management yang bersangkutan. 2. angka yang tercantun dalam laporan keuangan hanya merupakan nilai buku (book value) yang belum tentu sama dengan harga pasar sekarang maupun nilai gantinya. 3. Untuk para investor laporan keuangan hanya bersifat membantu, masih memerlukan ramalan-ramalan sebabnya adalah bahwa data-data yang disajikan oleh akutansi semata-mata hanya didasarkan atas cost (yang bersifat histories) dan bukan atas dasar nilainya, akhirnya timbul jurang (gap) yang cukup besar antara hak kekayaan pemegang saham berupa aktiva bersih perusahaan yang dinyatakan dalam harga pokok historis dengan harga saham yang tercatat dibursa. (ikatan akutansi Indonesia, Jakarta 1974,hal 14). 4. laporan keuangan bersifat konserfatif dalam sikapnya menghadapi ketidakpastian, peristiwa yang tidak menguntungkan segera diperhitungkan kerugiannya. Harta, kekayaan bersih, dan pendapatan bersih selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah.

5. laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi keperluan tiap-tiap pemakai

Anda mungkin juga menyukai