Anda di halaman 1dari 3

SISTEM POLITIK DI INDONESIA Partai politik dan pemilu

DOSEN: DR.USEP SUPRIATNA, M.PD Nip. 1964 0214 199101 001 Oleh Kelompok III: 1. Arti Wahyuni 2. Efendi 3. Djaswadi 4. Sayfudin

PRODI PPKN FKIP UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE TUBAN 2011

BAB II ISI KAJIAN

A. Partai politik Partai politik adalah sebuah organisasi yang menjalani ideology tertentu atau di bentuk dengan tujuan khusus. Definisi lainya adalah sebuah kelompok yang teroganisir yang aggotanya mempunyai orientasi, cita-cita, nilai yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk mendapatkan kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik biasanya dengan bentuk konstusional untuk melaksanakan kebijakan mereka. Adapun Menurut Sigmund Neumann: A political party is the articulate organization of society`s active political agent, those who are concerned with the control of governemental power and who compete for popular support with another group or groups holding divergent view. Maksudnya adalah, partai politik merupakan organisasi dari aktivitas politik yang berusaha untuk menguasai pemerintahan dengan berebut dukungan rakyat atas dasar persaingan dengan satu golongan atau golongangolonga lain yang mempunyai pandangan yang berbeda. Menurut Mirriam Budiardjo: Partai politik adalah suatu kelompok yang teroganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama, tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan berebut kedududkan politik (biasanya) dengan cara konstitusional untuk melakukan kebijaksanaan mereka. B. Pemilihan umum Di Indonesia telah berulangkali di langsungkan pemilihan umum yang di sebut pesta demokrasi Pancasila Rakyat Indonesia. Baik sewaktu orde lama, orde baru, dan reformasi baru-baru ini. Umumnya ada dua system pelaksanaan pemilihan umum yang di pakai, yaitu sebagai berikut: 1. Sistem Distrik

Sistem ini di selenggarakan berdasarkan lookasi daerah pemilihan, dalam arti tidak membedakan jumlah penduduk, tetapi tempat yang sudah di tentukan. Jadi daerah yang sedikit penduduknya memiliki wakil yang sama dengan daerah yang padat penduduknya. Oleh karena itu sudah barang tentu banyak jumlah suara yang akan terbuang di satu pihak tetai malah menguntungkan pihak yang renggang penduduknya. Tetapi karena wakil yang akan di pilih adlah orangya langsung, maka pemilih akrab denag pemilihnya personan stelsel). Satu distrik biasanya satu wakil(single member constituency).

2. Sistem proposional System ini di dasari jumlah penduduk yang akan menjadi peserta pemilih, misalnya setiap 40.000 penduduk pemilih memperoleh satu wakil (suara berimbang), yaitu para partai politik (multi member constituancy) yang di kenal lewat tauda gambar (lijsten stelsel), sehingga wakil dan pemilih kurang akrab Hal ini cukup adil dalam keseimbangan jumlah, bahkan sisa suara dapat di gabung secara nasional untuk kursi tambahan, dengan demikian partai kecil dapat di hargai tanpa harus beraliansi, karena suara pemilih di hargai, tetapi resikonya banyak wakil setoran dari pemerintah pusat karena adakalanya sala satu jumlah yang memenuhi syarat tidak memiliki wakil yang tepat.

Anda mungkin juga menyukai