Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Tanaman kelapa sawit (Elaeis guinensis ack) berasal dari Nigeria, AIrika barat.
Meskipun demikian ada yang mengatakan bahwa kelapa sawit berasal dari Amerika
Selatan yaitu Brazil karena lebih banyak ditemukan spesies kelapa sawit di hutan
Brazil dibandingkan AIrika. Pada kenyataannya tanaman kelapa sawit hidup subur di
luar daerah asalnya seperti Malaysia, Indonesia, Thailand dan Papua New Guinea.
Bahkan memberikan hasil produksi per hektar yang lebih tinggi. Salah satunya
adalah Indonesia yang merupakan salah satu produsen utama minyak sawit.
Adapun kegunaan minyak kelapa sawit untuk industri pangan adalah seperti minyak
goreng, margarin butter, serta bahan untuk membuat kue-kue. Sedangkan untuk
industri non-pangan seperti industri Iarmasi dan industri oleokimia (fatty acid, fatty
alcohol, dan glycerine). Minyak kelapa sawit diperoleh dari lapisan serabut / kulit
buah kelapa sawit melalui proses pengolahan sawit. Pada suhu kamar, minyak kelapa
sawit adalah minyak setengah padat (semi solid). Warna minyak kelapa sawit adalah
merah jingga, dikarenakan adanya warna karotein dalam jumlah yang banyak.
Minyak sawit memiliki bau yang khas dan sangat tajam terhadap 'proses oksidasi.
SiIat ini disebabkan oleh adanya zat tokoIerol. Minyak inti sawit diperoleh dari biji
inti sawit. Minyak inti sawit yang baik berkadar asam lemak yang rendah dan
berwarna kuning terang serta mudah dipucatkan.
Minyak sawit dapat dimanIaatkan di berbagai industri karena memiliki susunan
dan kandungan gizi yang cukup lengkap. Industri yang banyak menggunakan minyak
sawit sebagai bahan baku adalah industri pangan serta industri non pangan seperti
kosmetik dan Iarmasi.
Minyak sawit yang digunakan untuk industri non pangan mempunyai potensi
yang cukup besar untuk digunakan di industri Iarmasi dan industri oleokimia (fatty
acids, fatty alkohol, dan glycerine). Produk non pangan yang dihasilkan dari minyak
sawit dan minyak inti sawit diproses melalui proses hidrolisis (splitting) untuk
menghasilkan asam lemak dan gliserin.
Oleokimia adalah bahan baku industri yang diperoleh dari minyak nabati,
termasuk diantaranya adalah minyak sawit dan minyak inti sawit. Produksi utama
minyak yang digolongkan dalam oleokemikal adalah asam lemak, lemak alkohol,
asam amino, metal ester dan gliserin. Bahan-bahan tersebut mempunyai spesiIikasi
penggunaan sebagai bahan baku industri kosmetik dan aspal. Oleokimia juga
digunakan dalam pembuatan bahan detergen.
Gliserin merupakan hasil pemisahan asam lemak. Gliserin terutama digunakan
dalam industri kosmetika, antara lain sebagai bahan pelarut dan pengatur kekentalan
shampoo, pomade, obat kumur dan pasta gigi. Selain itu gliserin berIungsi sebagai
hemaktan pada industry rokok, permen karet, minyak pelincir, cat, adesiI, plester dan
sabun (Anonim, 2011b).
BAB II
HIDROGENASI

2.1 Hidrogenasi
idrogenasi merupakan reaksi antara hidrogen dengan senyawa organik.
Reaksi ini terjadi dengan penambahan hidrogen secara langsung pada ikatan rangkap
dari molekul yang tidak jenuh sehingga dihasilkan suatu senyawa dengan ikatan
jenuh (Welasih, 2011).
Penggunaan katalis diperlukan agar reaksi yang berjalan eIisien dan dapat
digunakan; hidrogenasi non-katalitik hanya berjalan dengan kondisi temperatur yang
sangat tinggi.
Oleh karena pentingnya hidrogen, banyak reaksi-reaksi terkait yang telah
dikembangkan untuk kegunaannya. Kebanyakan hidrogenasi menggunakan gas
hidrogen (
2
), namun ada pula beberapa yang menggunakan sumber hidrogen
alternatiI; proses ini disebut hidrogenasi transIer. Reaksi balik atau pelepasan
hidrogen dari sebuah molekul disebut dehidrogenasi. Reaksi di mana ikatan
diputuskan ketika hidrogen diadisi dikenal sebagai hidrogenolisis (Anonim, 2011b).
Contoh reaksi hidrogenasi adalah adisi hidrogen ke asam maleat, menghasilkan asam
suksinat seperti gambar di bawah ini :

Gambar 2.1 Reaksi idrogenasi Asam Suksinat
(Anonim, 2011d)

2.2 Manfaat Proses Hidrogenasi
Proses hidrogenasi merupakan salah satu proses yang penting dan banyak
digunakan dalam pembuatan bermacam-macam senyawa organik.Industri yang
menggunakan proses hidrogenasi antara lain adalah industri sorbitol, methanol, dan
margarin (Welasih, 2011). Beberapa aplikasi penting hidrogenasi ditemukan dalam
bidang petrokimia, Iarmasi, dan industri makanan. idrogenasi lemak tak jenuh
menghasilkan lemak jenuh, dan kadang pula lemak trans (Anonim, 2011d).
BAB III
ASAM LEMAK

3.1 Asam Lemak
Asam lemak merupakan asam lemah, yang di dalam air akan terdisosiasi
sebagian. Umumnya asam lemak berIase cair atau padat pada suhu ruang (27 C).
Semakin panjang rantai karbon penyusunnya, semakin mudah membeku dan juga
semakin sukar larut. Asam lemak dapat bereaksi dengan senyawa lain membentuk
persenyawaan lipida.
Persenyawaan lipida tersebut sering dijumpai di dalam tubuh organisme yang
memiliki Iungsi khusus dalam penyusunan sel organism. Beberapa jenis
persenyawaan lipida tersebut antara lain prostaglandin, wax, trigliserida,
gliseroIosIolipida, sIingolipida dan glikoIosIolipida.
Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat berderajat
tinggi (memiliki rantai karbon lebih dari 6). Asam lemak dibedakan menjadi asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan
tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya, sementara asam lemak tak jenuh
memiliki paling sedikit satu ikatan rangkap diantara atom-atom karbon penyusunnya.
Kedua jenis ikatan dalam asam lemak inilah yang menyebabkan perbedaan siIat Iisik
antara asam lemak satu dengan lainnya.
Keberadaan ikatan rangkap dan panjang rantai ini menyebabkan asam lemak
penyusun lipida memiliki dua jenis wujud yang berbeda pada suhu ruang. Dua wujud
lipida yang sering kita temukan adalah lemak dan minyak. Lemak pada suhu ruang
berwujud padat sedangkan minyak pada suhu ruang berwujud cair.

Gambar 3.1 Bentuk lipida dalam kehidupan sehari-hari
(ZulIikar, 2010)
Lemak umumnya disusun oleh asam lemak rantai panjang yang memiliki
ikatan tunggal atau jenuh sedangkan minyak banyak disusun oleh asam lemak rantai
panjang dengan ikatan rangkap atau tak jenuh. Kedua asam lemak tersebut jelas
memiliki perbedaan siIat Iisik dan kimianya, beberapa struktur dan siIat dari kedua
senyawa tersebut disajikan dalam Tabel di bawah ini (ZulIikar, 2010).
Tabel 3.1 SiIat Iisik dan struktur asam lemak jenuh dan tidak jenuh

(ZulIikar, 2010)

BAB IV
FATTY ALKOHOL

4.1 Fatty Alkohol
Fatty alkohol (lemak alkohol) adalah alkohol aliIatis yang merupakan turunan
dari lemak alam ataupun minyak alam. Fatty alkohol merupakan bagian dari asam
lemak dan Iatty aldehid. Fatty alkohol biasanya mempunyai atom karbon dalam
jumlah genap. Molekul yang kecil digunakan dalam dunia kosmetik, makanan dan
pelarut dalam industri. Molekul yang lebih besar penting sebagai bahan bakar.
Karena siIat amphiphatic mereka, Iatty alkohol berkelakuan seperti nonionic
surIaktan. Fatty alkohol dapat digunakan sebagai emulsiIier, emollients, dan
thickeners dalam industri kosmetik dan makanan.
Contoh Iatty alkohol :
1. Capryl alkohol (1-octanol) -- 8 atom karbon
2. Pelargonic alkohol (1-nonanol) -- 9 atom karbon
3. Capric alkohol (1-decanol, decyl alkohol) -- 10 atom karbon
4. 1-dodecanol (lauryl alkohol) -- 12 atom karbon
5. Myristyl alkohol (1-tetradecanol) -- 14 atom karbon
6. Cetyl alkohol (1-hexadecanol) -- 16 atom karbon
7. Palmitoleyl alkohol (cis-9-hexadecan-1-ol) -- 16 atom karbon, unsaturated,
C3(C2)5CC(C2)8O
8. Stearyl alkohol (1-octadecanol) -- 18 atom karbon
9. Isostearyl alkohol (16-methylheptadecan-1-ol) -- 18 atom karbon, branched,
(C3)2C-(C2)15O
10.Elaidyl alkohol (9E-octadecen-1-ol) -- 18 atom karbon, unsaturated,
C3(C2)7CC(C2)8O
11.Oleyl alkohol (cis-9-octadecen-1-ol) -- 18 atom karbon, unsaturated
12.Linoleyl alkohol (9Z, 12Z-octadecadien-1-ol) -- 18 atom karbon,
polyunsaturated
13.Elaidolinoleyl alkohol (9E, 12E-octadecadien-1-ol) -- 18 atom karbon,
polyunsaturated
14. Linolenyl alkohol (9Z, 12Z, 15Z-octadecatrien-1-ol) -- 18 atom karbon,
polyunsaturated
15.Elaidolinolenyl alkohol (9E, 12E, 15-E-octadecatrien-1-ol) -- 18 atom karbon,
polyunsaturated
16.Ricinoleyl alkohol (12-hydroxy-9-octadecen-1-ol) -- 18 atom karbon,
unsaturated, diol, C3(C2)5C(O)C2CC(C2)8O
17.Arachidyl alkohol (1-eicosanol) -- 20 atom karbon
18.Behenyl alkohol (1-docosanol) -- 22 atom karbon
19.Erucyl alkohol (cis-13-docosen-1-ol) -- 22 atom karbon, unsaturated,
C3(C2)7CC(C2)12O
20.Lignoceryl alkohol (1-tetracosanol) -- 24 atom karbon
21.Ceryl alkohol (1-hexacosanol) -- 26 atom karbon
22.Montanyl alkohol, cluytyl alkohol (1-octacosanol) -- 28 atom karbon
23. Myricyl alkohol, melissyl alkohol (1-triacontanol) -- 30 atom karbon
24.Geddyl alkohol (1-tetratriacontanol) -- 34 atom karbon

Fatty alkohol diperoleh dengan cara hidrogenasi metil ester atau asam lemak.
ester metil
2
3 2
,
2 3
# #
u7 atali
P P P P F

lemak asam
2
2 2
,
2
# #
u7 atali
P P P P F

Dalam proses pembuatan Iatty alkohol banyak dilakukan dengan bahan dasar metil
ester, karena dengan proses ini diperoleh persentase Iatty alkohol yg tinggi. Dalam
reaksi hydrogenasi dapat terbentuk
# # #
# # # #
# #
2 2 2 2 2
3 2 2 2 2 2 2
3 2 2 2 2
2
2
PF P
PF P
PF P

Suhu tinggi menyebabkan reaksi sekunder yaitu dehydratasi
(paraIin)
3 2 2 2
2 2 2
# #
# #
PF P
PF P

(Anonim, 2011a)




4.2 Sifat Fisika Fatty Alkohol
SiIat Iisika dari lemak alkohol linear dan primer dapat disimpulkan seperti Tabel 1
dibawah ini:
Tabel 4.1 SiIat-siIat Iisika dari Iatty alkohol




4.3 Sifat Kimia Fatty Alkohol
Kepentingan industri dari Iatty alkohol ini tergantung pada seberapa banyak
reaksi yang dapat dijalani oleh gugus hidroksilnya. Pada kondisi normal, Iatty
alkohol tahan terhadap oksidasi. meskipun begitu, Iatty alkohol ini dapat diubah
menjadi aldehida atau asam karboksilat dengan menggunakan oksidan kuat atau
dengan katalis oksidasi yang dikontakkan dengan oksigen atau air. Reaksi ini penting
dalam pembentukan aldehida C6-C10 jika mereka tidak tersedia dari sumber alam
sehingga harus diproduksi melalui alkohol sintetis.
Berikut adalah beberapa contoh reaksi antara Iatty alkohol dengan senyawa
lain:

(Ziegler, 2000)
BAB V
PRODUKSI FATTY ALKOHOL DALAM INDUSTRI

5.1 Bahan Baku Pembuatan Fatty Alkohol
Terdapat dua kelompok bahan baku alami yang digunakan dalam produksi
lemak alkohol:
1. Lemak dan minyak yang berasal dari tumbuhan ataupun hewan, yang mana
mengandung asam lemak dalam bentuk trigliserida yang dapat dihidrogenasi
setelah melalui reaksi persiapan yang sesuai menghasilkan Iatty alkohol;
2. Lilin ester (wax ester)
(Ziegler, 2000)

5.2 Persiapan Bahan Baku
Mengubah bahan baku minyak inti kelapa sawit (Crude Palm Kernel Oil) dan
minyak kelapa kopra (Crude Coconut Oil) menjadi produk Iatty alkohol tidak dapat
dilakukan secara langsung. Bahan baku harus dipersiapkan terlebih dahulu, yang
mana terdiri dari 2 tahapan :
1. Tahap pertama, hidrolisa bahan baku tersebut menjadi asam lemak (Iatty acid)
dan gliserin, dimana setelah melewati tahap ini asam lemak lazim disebut
asam lemak kasar (crude Iatty acid);
2. Tahap kedua, asam lemak kasar diIraksinasi menjadi asam lemak C
12-18
misalnya;
(Ritongga, 1997)

5.2.1 Proses Hidrolisa Minyak Sawit Mentah
Minyak sawit mentah merupakan bahan baku pembuatan Iatty alkohol
dihidrolisa dalam reaktor, hidrolisa biasa disebut dengan splitting dilakukan secara
kontinu dan berlawanan arah pada temperatur dan tekanan tinggi, sehingga
menghasilkan asam lemak dan gliserin yang berupa sweet wate7. Sistem berlawanan
arah terjadi pada temperatur 240
o
C dan tekanan 47- 49 atm. Minyak dipompakan dari
bagian menara kira-kira 90 cm dari atas menara, sedangkan air dialirkan melalui
puncak menara. Perbandingan antara minyak dan air yang direaksikan adalah 40-50
berat minyak. Minyak disemburkan menembus campuran gliserin yang terakumulasi
di bagian bawah menara, selanjutnya menembus campuran air dan minyak sehingga
mencapai hidrolisa yang sempurna. Sistem yang kontinu dan berlawanan arah
dengan temperatur dan tekanan tinggi dan akan menghasilkan derajat hidrolisa yang
tinggi. Keuntungan dari pemakaian proses hidrolisa ini adalah proses pemisahan
asam lemak dengan gliserol lebih murni, sedangkan kerugiannya asam lemak yang
dihidrolisa masih mengandung air dengan kandungan air yang cukup tinggi (Anonim,
2011c).

5.2.2 Proses Fraksinasi Asam Lemak
Untuk menghasilkan asam lemak dengan kemurnian yang tinggi (98), maka
dilakukan Iraksinasi asam lemak yang merupakan hasil hidrolisa minyak sawit mentah.
Ada 4 jenis proses Iraksinasi asam lemak, yaitu:
a. Fraksinasi kering adalah proses Iraksinasi yang dilakukan berdasarkan pada berat
molekul dan komposisi dari suatu material. Proses ini lebih murah dibandingkan
dengan proses yang lain namun hasil kemurnian Iraksinasinya kurang memberi
mutu yang baik.
b. Proses Iraksinasi basah (wet f7acsination). Fraksinasi basah adalah proses
Iraksinasi menggunakan zat pembasah (wetting agent) atau disebut juga proses
hyd7ophili:ation atau dete7gent proses. asil Iraksinasi dari proses ini sama
dengan proses Iraksinasi kering.
c. Proses Iraksinasi dengan menggunakan pelarut (solvent Irakcination) adalah
proses Iraksinasi menggunakan pelarut misalnya aseton. Proses ini lebih mahal
dibandingkan dengan proses Iraksinasi lainnya, karena mengunakan bahan
pelarut serta tingginya biaya produksi.
d. Proses Iraksinasi dengan pengembunan (condensation f7acsination)
Proses Iraksinasi ini merupakan proses Iraksinasi yang didasarkan kepada titik
didih dari suatu zat/bahan sehingga dihasilkan suatu produk dengan kemurnian yang
tinggi. Fraksinasi pengembunan ini mempunyai biaya yang cukup tinggi, namun proses
produksi lebih cepat dan kemurniannya lebih tinggi (Anonim, 2011c).


5.3 Hidrogenasi Asam Lemak
Proses ini dapat di aplikasikan untuk asam lemak methyl ester dan juga untuk
asam lemak. idrogen dan metil ester yang dipanaskan diumpankan secara terpisah
ke dalam reaktor. Tekanan dan temperatur operasi untuk reaksi ini masing-masing
adalah 25 MPa dan 250-300
o
C dengan bantuan bubuk halus tembaga kromat sebagai
katalisnya.
idrogen yang berlebih berIungsi untuk bersirkulasi di dalam reaktor
pencampuran. Produk campuran dipisahkan menjadi Iasa gas, yang kemudian di-
7ecycle kembali ke dalam reaktor, dan Iasa cairan, yang berasal dari pemisahan
metanol. Produk mentah, yang mana masih mempunyai bilangan penyabunan 6-10,
didestilasikan setelah dipisahkan dari katalisnya. ika reaktor stainless steel yang
digunakan, proses ini langsung dapat diaplikasikan untuk hidrogenasi asam lemak.
Dalam kasus ini, katalis yang tahan asam yang dibutuhkan, dan penggunaan katalis
akan ditingkatkan.
Variasi yang khusus untuk proses hidrogenasi asam lemak telah
dikembangkan oleh Lurgi (Gambar 5.1), dan telah diterapkan juga dalam beberapa
produksi bahan lain. proses ini menggunakan sejumlah besar Iatty alkohol berlebih di
dalam reaktor hidrogenasi. idrogen, Iatty alkohol, lumpur katalis, dan asam lemak
dipompakan ke dalam reaktor secara terpisah; ester terbentuk secara instant dan
kemudian dihidrogenasi di dalam reaktor yang sama dalam waktu sekejap, sehingga
memperpendek proses rekasinya. Proses hidrogenasi berlangsung pada tekanan
operasi 30 MPa dan temperatur 260-300
o
C. penggunaan katalisnya adalah 5-7 kg/mt
asam lemak. Katalisnya dipisahkan secara sentiIugasi dan Iatty alkohol mentah, yang
mana mempunyai bilangan asam 0,1 dan bilangan penyabunan 2-5, dimurnikan
dengan proses distilasi. Selektivitas dari proses ini adalah ~ 99 . Dengan secara
kontinu menggantikan kembali sebagian katalis yang tidak dapat digunakan kembali,
aktivitas dari katalis tembaga kromat ini dapat dijaga konstan (Zeigler, 2000).


Gambar 5.1 idrogenasi Suspensi Asam Lemak (Proses Lurgi)
(Ziegler, 2000)

Keterangan:
a Reaktor
b eate7
c ot Sepa7ato7
d old Sepa7oto7
e lash D7um
I Pemisah Katalis
(Ziegler, 2000)






DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011a. ab J atty Alkohol. ocw.usu.ac.id/course/download/.../tkk-
322sapIattyalkohol.pdI. Diakses pada 21 Oktober 2011.
. 2011b. ab I Pendahuluan. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
/20262/5/Chapter20I.pdI. Diakses pada 14 November 2011
. 2011c. ab II Tinfauan Pustaka. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789
/26433/.../Chapter20II.pdI. Diakses pada 14 November 2011
. 2011d. id7ogenasi. id.wikipedia.org/wiki/idrogenasi. Diakses pada 23
Oktober 2011.
Ritongga, YusuI. 1997. atty Akohol da7i Minyak elapa op7a.
jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/
jurnal/7971524.pdI. Diakses pada 22 Oktober 2011
Welasih, Tjatoer. 2011. Acidity Influence on Glucose yd7ogenation to P7oduce
So7bitol in igh P7essu7e Mixed #eakto7 . digilib.its.ac.id/ITS-Master-
3100003018691/1528. Diakses pada 21 Oktober 2011
Ziegler. 2000. All About atty Alkohol.
www.zenitech.com/.../All20about20Iatty.... Diakses pada 21 Oktober
2011.
ZulIikar. 2010. Asam Lemak. http://www.chem-is-try.org/materikimia/kimia-
kesehatan/
biomolekul/asam-lemak/. Diakses pada 23 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai