Anda di halaman 1dari 19

Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

Abstrak
Krisis energi telah diprediksikan akan melanda dunia pada tahun 2015. Hal ini
dikarenakan semakin langkanya minyak bumi dan semakin meningkatnya permintaan energi.
Untuk itu diperlukan sebuah terobosan untuk memanIaatkan energi lain, selain energi yang
tidak terbarukan. Karena kalau kita tergantung pada energi tidak terbarukan, maka di masa
depan kita juga akan kesulitan untuk memanIaatkan energi ini karena keterbatasan populasi
dari energi tersebut.
Untuk mengatasi krisis energi masa depan, beberapa alternatiI sumber energi
mulai dikembangkan, salah satunya adalah energi biomassa. Pada awalnya, biomassa dikenal
sebagai sumber energi ketika manusia membakar kayu untuk memasak makanan atau
menghangatkan tubuh pada musim dingin. Kayu merupakan sumber energi biomassa yang
masih lazim digunakan tetapi sumber energi biomassa lain termasuk bahan makanan hasil
panen, rumput dan tanaman lain, limbah dan residu pertanian atau pengolahan hutan,
komponen organik limbah rumah tangga dan industri, juga gas metana sebagai hasil dari
timbunan sampah.
Biomassa, dalam industri produksi energi, merujuk pada bahan biologis yang hidup atau
baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar atau untuk produksi industrial.
Sebagai bahan bakar, biomassa perlu diolah terlebih dahulu agar dapat dengan mudah
dipergunakan. Proses ini dikenal sebagai konversi biomassa. Beberapa proses tersebut adalah
dengan mengubah biomassa menjadi briket sehingga mudah disimpan, diangkut, dan
mempunyai ukuran dan kualitas yang seragam.
Studi tentang biomassa telah banyak dilakukan di negara maju seperti Jepang, Jerman,
Inggris dan sebagainya. Hanya saja untuk menjadikan biomassa sebagai produk komersial,
masih diperlukan langkah dan perhatian lebih lanjut, baik dari kalangan ilmuwan, masyarakat
maupun pemerintah. Ketergantungan terhadap bahan bakar Iosil yang sudah membudaya
harus pelan-pelan dialihkan ke sumber energi lain yang terbarukan dan ramah lingkungan.
Namun dari alternatiI-alternatiI seperti yang telah disebutkan, tentunya langkah terbaik
adalah dengan menghemat pemakaian energi, apapun itu bentuknya.













Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

AFTAR ISI
Abstrak....1
aftar Isi.........2
BAB I PENAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..
1.2 Permasalahan ....
1. Tujuan....
1.4 ManIaat .....4
BAB II ASAR TEORI
2.1 Pengertian Biomassa.....5
2.2 Potensi Biomassa Di Indonesia.....6
2. Konversi Biomassa...6
2.4 Dampak PemanIaatan Biomassa.......7
2.5 Kendala Penghambatan Pengembangan Biomassa Di Indonesia.9
2.6 Strategi Pengembangan Energi Biomassa Di Indonesia..10
BAB III PEMBAHASAN
.1 Pengertian Biomassa.....11
.2 Potensi Biomassa Di Indonesia.....12
. Konversi Biomassa...1
.4 Dampak PemanIaatan Biomassa.......16
.5 Kendala Penghambatan Pengembangan Biomassa Di Indonesia.17
.6 Strategi Pengembangan Energi Biomassa Di Indonesia...17
BAB IV KESIMPULAN.....18
AFTAR PUSTAKA ..19






Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

BAB I
PENAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Untuk bisa melangsungkan hidupnya, manusia harus berusaha memanIaatkan sumber
daya hayati yang ada di bumi ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi penggunaan tersebut
haruslah mempunyai tujuan yang positiI yang nantinya tidak akan membahayakan manusia
itu sendiri. Sehingga manusia harus mencari sumber energi alternatiI lain untuk menghidupi
kebutuhan sehari-harinya. Salah satu energi alternatiI yang dapat dikembangkan adalah
energi biomassa.
Disadari atau tidak, sejak zaman dulu manusia telah menggunakan biomassa sebagai
sumber energi. Contohnya adalah penggunaan kayu bakar untuk menyalakan api unggun
uLuu mengIunguLkun LubuI pudu musIm dIngIn. Kayu bakar merupakan bahan biologis
yang terdapat di alam dan dapat dimanIaatkan langsung sebagai sumber energi tanpa perlu
diolah terlebih dahulu. Namun sejak ditemukannya bahan bakar Iosil, penggunaan biomassa
mulai terlupakan. Minyak bumi, gas bumi, dan batubara lebih dipilih sebagai sumber energi
dalam kehidupan di masyarakat.
Umumnya biomassa merujuk pada materi tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan
sebagai bioIuel, tapi dapat juga mencakup materi tumbuhan atau hewan yang digunakan
untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas. Biomassa dapat pula meliputi limbah
terbiodegradasi yang dapat dibakar sebagai bahan bakar. Biomassa tidak mencakup materi
organik yang telah tertransIormasi oleh proses geologis menjadi zat seperti batu bara
atau minyak bumi.

1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
a. Apa itu biomassa?
b. Bagaimana potensi biomassa di Indonesia?
c. Bagaimana konversi biomassa?
d. Apa dampak penggunaan energi biomassa?
e. Apa kendala penghambatan pengembangan energi biomassa di Indonesia?
I. Bagaimana strategi pengembangan energi biomassa di Indonesia?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
a. Mengetahui apa itu biomassa
b. Mengetahui bagaimana potensi biomassa di Indonesia
c. Mengetahui konversi biomassa
d. Mengetahui dampak dari penggunaan energy biomassa
e. Mengetahui apa saja kendala penghambatan pengembangan energy biomassa di
Indonesia
I. Mengetahui bagaimana strategi pengembangan energy biomassa di Indonesia

Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page


1.4 Manfaat
ManIaat dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada
pembaca tentang teknik konversi energi khususnya mengenai konversi energi biomassa di
Indonesia.







































Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

BAB II
ASAR TEORI

2.1 Pengertian Biomassa
Jika dikaitkan dengan produksi energi, biomassa berarti bahan biologis yang hidup atau
baru mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Biomassa bisa digunakan
secara langsung maupun tidak langsung. Artinya, bahan biologis yang terdapat di alam ini
bisa dimanIaatkan secara praktis untuk bahan bakar atau bisa juga diolah terlebih dulu untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.
Biomassa itu adalah energi yang merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru
mati yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar. Biomassa merujuk pada materi
tumbuhan yang dipelihara untuk digunakan sebagai bioIuel, tapi dapat juga mencakup materi
tumbuhan atau hewan yang digunakan untuk produksi serat, bahan kimia, atau panas.
Sumber energi biomassa mempunyai beberapa kelebihan antara lain merupakan
sumber energi yang dapat diperbaharui (renewable) sehingga dapat menyediakan sumber
energi secara berkesinambungan (suistainable). Di Indonesia, biomassa merupakan sumber
daya alam yang sangat penting dengan berbagai produk primer sebagai serat, kayu, minyak,
bahan pangan dan lain-lain yang selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan domestik juga
diekspor dan menjadi tulang punggung penghasil devisa negara.

Gambar 1 Limbah Biomassa










Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page








Gambar 2 Bahan Baku Bioethanol









Gambar Bahan baku Biodiesel

2.2 Potensi Biomassa i Indonesia

Potensi biomassa yang besar di negara, hingga mencapai 49.81 GW tidak sebanding
dengan kapasitas terpasang sebesar 02.4 MW. Bila kita maksimalkan potensi yang ada
dengan menambah jumlah kapasitas terpasang, maka akan membantu bahan bakar Iosil yang
selama ini menjadi tumpuan dari penggunaan energi. Hal ini akan membantu perekonomian
yang selama ini menjadi boros akibat dari anggaran subsidi bahan bakar minyak yang
jumlahnya melebihi anggaran sektor lainnya.
Energi biomassa menjadi penting bila dibandingkan dengan energi terbaharukan karena
proses konversi menjadi energi listrik memiliki investasi yang lebih murah bila di
bandingkan dengan jenis sumber energi terbaharukan lainnya. Hal inilah yang menjadi
kelebihan biomassa dibandingkan dengan energi lainnya. Proses energi biomassa sendiri
memanIaatkan energi matahari untuk merubah energi panas menjadi karbohidrat melalui
proses Iotosintesis yang selanjutnya diubah kembali menjadi energi panas.

2.3 Konservasi Biomassa
Penggunaan biomassa untuk menghasilkan panas secara sederhana sebenarnya telah
dilakukan oleh nenek moyang kita beberapa abad yang lalu. Penerapannya masih sangat
sederhana, biomassa langsung dibakar dan menghasilkan panas. Di zaman modern sekarang
ini panas hasil pembakaran akan dikonversi menjadi energi listrik melali turbin dan
generator. Panas hasil pembakaran biomassa akan menghasilkan uap dalam boiler. Uap akan
ditransIer kedalam turbin sehingga akan menghasilkan putaran dan menggerakan generator.
Putaran dari turbin dikonversi menjadi energi listrik melalui magnet-magnet dalam generator.
Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

Pembakaran langsung terhadap biomassa memiliki kelemahan, sehingga pada


penerapan saat ini mulai menerapkan beberapa teknologi untuk meningkatkan manIaat
biomassa sebagai bahan bakar, dijelaskan pada Gambar 4. Teknologi konversi biomassa tentu
saja membutuhkan perbedaan pada alat yang digunakan untuk mengkonversi biomassa dan
menghasilkan perbedaan bahan bakar yang dihasilkan.

Gambar 4 Teknologi Konversi Biomassa
Dari gambar 4 di atas secara umum teknologi konversi biomassa menjadi bahan bakar
dapat dibedakan menjadi tiga yaitu pembakaran langsung, konversi termokimiawi dan
konversi biokimiawi. Pembakaran langsung merupakan teknologi yang paling sederhana
karena pada umumnya biomassa telah dapat langsung dibakar. Beberapa biomassa perlu
dikeringkan terlebih dahulu dan didensiIikasi untuk kepraktisan dalam penggunaan.
Konversi termokimiawi merupakan teknologi yang memerlukan perlakuan termal untuk
memicu terjadinya reaksi kimia dalam menghasilkan bahan bakar. Sedangkan konversi
biokimiawi merupakan teknologi konversi yang menggunakan bantuan mikroba dalam
menghasilkan bahan bakar.
Beberapa penerapan teknologi konversi biomassa yaitu :
a. Biobriket
b. Pirolisis
c. LiquiIication
d. TransesteriIikasi
e. DensiIikasi
I. Karbonisasi
g. Anaerobic Digestion
h. GasiIikasi
i. Biokimia
2.5 ampak Pemanfaatan Energi Biomassa
Semua jenis energi di alam baik itu yang tak terbarukan maupun terbarukan pastinya
tak lepas dari dampak yang ditimbulkan. Begitu juga dengan energi biomassa tentu
mempunyai dampak baik itu dampak positiI maupun negatiI.
Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page 8

a) Dampak PositiI
Ada banyak sumber energi alternatiI yang dapat dikembangkan. Biomassa pun bisa
dijadikan salah satu alternatiI yang menjanjikan.PemanIaatan energi biomassa sebagai
sumber energi khususnya sebagai bahan baku produksi energi listrik mempunyai kelebihan
atau dampak positiI, antara lain:
1. Merupakan sumber energi paling murah karena jumlahnya melimpah tersedia di alam
bisa dikatakan gratis
2. Dapat diperoleh dengan mudah misalnya sampah atau limbah disekitar kita
. Biaya operasional sangat rendah, hal ini karena bahan baku tersedia melimpah dan gratis
4. Tidak mengenal problem limbah karena dari limbah justru akan diperoleh energy
biomassa
5. Proses produksinya lebih ramah lingkungan karena proses pembakarannya lebih
sempurna, tidak meninggalkan residu atau sisa pembakaran semisal CO
2.

6. Tidak menyebabkan eIek rumah kaca atau global warming
7. Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar.
8. Mengurangi polusi udara; pembakaran biomassa dari limbah pertanian dilakukan di
dalam ruang bakar menggunakan boiler untuk mengurangi eIek polusi asap karena
pembakaran dalam industri menggunakan peralatan kendali polusi untuk mengendalikan
asap, sehingga lebih eIisien dan bersih daripada pembakaran langsung.
9. Mengurangi hujan asam dan kabut asap; Melalui pembakaran biomassa eIek hujan asam
ini akan direduksi, karena pembakaran biomassa akan menghasilkan partikel emisi asam
sulIur (SO
2
) dan nitrogen oksida (NOx) yang lebih sedikit dibandingkan dengan
pembakaran bahan bakar Iosil. Pembakaran biomasa lebih eIisien dan sempurna bila
diproses melalui karbonisasi karena akan menghasilkan bahan bakar yang terbebas dari
volatile matter atau gas mudah terbakar.

b) Dampak NegatiI
1. Ekonomi
Dari segi ekonomi terutama biomassa yang diperoleh dari bahan baku pangan semisal
gandum, tebu dan jagung akan memberikan dampak samping salah satunya naiknya harga
bahan baku pangan. Penyebabnya macam-macam. Di Jerman misalnya, produksi listrik
biomassa mendapat subsidi pemerintah kata ahli biologi Dr. Andre Baumann: 'Ini
memicu persaingan antar petani yang menanam gandum untuk pangan dan petani
biomassa. Selama ini, produsen gandum untuk biomassa mendapat keuntungan lebih
besar daripada petani biasa. Baru belakangan ini, dengan naiknya harga untuk susu dan
gandum, petani biasa dapat bersaing dengan petani biomassa. Produsen biogas tak lagi
dapat membeli bahan dasar gandum dengan harga murah seperti dalam lima tahun
terakhir.
Di Jerman, 100 kilogram gandum menghasilkan energi biomassa seharga 25 Euro. Tapi
bila gandum tersebut dijual sebagai bahan baku pangan, harganya hanya 18 Euro. Kini di
sejumlah negara muncul kekuatiran bahwa para petani bahan pangan beralih ke produksi
Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page 9

tanaman untuk biomassa. Padahal, produksi bahan pangan saat ini saja belum mencukupi
untuk menutup kebutuhan pangan dunia.
2. Lingkungan
Dampak lain penanaman produk pertanian untuk biomassa adalah kerusakan pada
alam. Andre Baumann yang menjabat ketua Organisasi Lingkungan Hidup Jerman
NABU menegaskan produksi tanaman untuk biomassa harus memenuhi standar amdal:
'Biomassa sudah digunakan selama ratusan tahun. Tapi dulu produk biomassa tidak
diangkut dengan truk atau pesawat sampai tempat tujuan. Sekam gandum atau sisa
tanaman lainnya digunakan di pertanian yang sama sehingga membentuk lingkaran yang
tertutup. Tapi sekarang, manusia memakai truk dan kapal laut untuk mengangkut kelapa
sawit dari kawasan tropis ke Eropa, ini menyebabkan siklus penggunaan biomassa tidak
lagi tertutup.' Contohnya di Benua Hitam AIrika. Pakar lingkungan dari Institut Pertanian
untuk Kawasan Tropis dan Subtropis Universitas Hohenheim Joachim
Sauberborn menjelaskan. Di AIrika sumber daya alam yang dapat diperbarui luas
digunakan. Banyak warga masih memakai kayu untuk memasak. Namun, dampak
negatiInya adalah kerusakan kawasan hutan karena penebangan yang tidak
terkontrol. Hilangnya vegetasi hutan menyebabkan pengikisan lapisan tanah yang subur.
Akibatnya, lahan pertanian pun makin berkurang.
Untuk mendapatkan lahan pertanian baru, penduduk AIrika membuka hutan. Akibatnya
siklus kerusakan alam terus berlanjut. Penebangan pohon-pohon untuk lahan pertanian
menyebabkan karbondioksida dilepaskan ke udara. Padahal karbondioksida atau CO
2
adalah
salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global.

2.5 Kendala penghambatan pengembangan energi biomassa di Indonesia
Di indonesia ada beberapa kendala yang menghambat pengembangan energi biomassa
khususnya untuk produksi energi listrik, seperti:
1. Harga jual energi Iosil, misal; minyak bumi, solar dan batubara, di Indonesia masih
sangat rendah. Sebagai perbandingan, harga solar/minyak disel di Indonesia Rp.80,-/liter
sementara di Jerman mencapai Rp.2200,-/liter, atau sekitar enam kali lebih tinggi.
2. Rekayasa dan teknologi pembuatan sebagian besar komponen utamanya belum dapat
dilaksanakan di Indonesia, jadi masih harus mengimport dari luar negeri.
. Biaya investasi pembangunan yang tinggi menimbulkan masalah Iinansial pada
penyediaan modal awal.
4. Belum tersedianya data potensi sumber daya yang lengkap, karena masih terbatasnya
studi dan penelitian yang dilkakukan.
5. Secara ekonomis belum dapat bersaing dengan pemakaian energi Iosil.
6. Kontinuitas penyediaan energi listrik rendah, karena sumber daya energinya sangat
bergantung pada kondisi alam yang perubahannya tidak tentu.



Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

2.6 Strategi Pengembangan Energi Biomassa di Indonesia


Berdasar atas kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya mengembangkan dan
meningkatkan peran energi biomassa khususnya pada produksi energi listrik, maka beberapa
strategi yang mungkin diterapkan, antara lain:
1. Meningkatkan kegiatan studi dan penelitian yang berkaitan dengan; pelaksanaan
identiIikasi setiap jenis potensi sumber daya energi biomassa secara lengkap di setiap
wilayah; upaya perumusan spesiIikasi dasar dan standar rekayasa sistem konversi
energinya yang sesuai dengan kondisi di Indonesia; pembuatan "prototype" yang sesuai
dengan spesiIikasi dasar dan standar rekayasanya; perbaikan kontinuitas penyediaan
energi listrik; pengumpulan pendapat dan tanggapan masyarakat tentang pemanIaatan
energi biomassa tersebut.
2. Menekan biaya investasi dengan menjajagi kemungkinan produksi massal sistem
pembangkitannya, dan mengupayakan agar sebagian komponennya dapat diproduksi di
dalam negeri, sehingga tidak semua komponen harus diimport dari luar negeri. Penurunan
biaya investasi ini akan berdampak langsung terhadap biaya produksi.
. Memasyarakatkan pemanIaatan energi terbarukan sekaligus mengadakan analisis dan
evaluasi lebih mendalam tentang kelayakan operasi sistem di lapangan dengan
pembangunan beberapa proyek percontohan
4. Meningkatkan promosi yang berkaitan dengan pemanIaatan energi dan upaya pelestarian
lingkungan.
5. Memberi prioritas pembangunan pada daerah yang memiliki potensi sangat tinggi, baik
teknis maupun sosio-ekonomisnya.
6. Memberikan subsidi silang guna meringankan beban Iinansial pada tahap pembangunan.
Subsidi yang diberikan, dikembalikan oleh konsumen berupa rekening yang harus
dibayarkan pada setiap periode waktu tertentu. Dana yang terkumpul dari rekening
tersebut digunakan untuk mensubsidi pembangunan sistem pembangkit energi listrik di
wilayah lain.











Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pengertian Biomassa
Sebelum mengenal bahan bakar Iossil, manusia sudah menggunakan biomassa sebagai
sumber energi. Misalnya dengan memakai kayu atau kotoran hewan untuk menyalakan api
unggun. Sejak manusia beralih pada minyak, gas bumi atau batu bara untuk menghasilkan
tenaga, penggunaan biomassa tergeser dari kehidupan manusia. Namun, persediaan bahan
bakar Iossil sangat terbatas. Para ilmuwan memperkirakan dalam hitungan tahun persediaan
minyak dunia akan terkuras habis. Karena itu penggunaan sumber energi alternatiI kini
digiatkan, termasuk di antaranya penggunaan biomassa.
Biomassa adalah jumlah bahan hidup yang terdapat di dalam satu atau beberapa jenis
organisme yang berada di dalam habitat tertentu. Biomasa pada umumnya dinyatakan dalam
berat kering organisme persatuan luas habitat, yang dinyatakan dalam kg/m2, atau kg/m.
Biomasa adalah salah satu sumberdaya hayati, merupakan energi matahari yang telah
ditransIormasi menjadi energi kimia oleh tumbuhan berhijau daun. Ada yang mendeIinisikan
Biomassa sebagai bahan-bahan organik berumur relatiI muda dan berasal dari tumbuhan atau
hewan; produk & limbah industri budidaya (pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan,
perikanan).

3.2 Potensi Biomassa i Indonesia
Potensi biomassa di Indonesia yang bisa digunakan sebagai sumber energi jumlahnya
sangat melimpah. Limbah yang berasal dari hewan maupun tumbuhan semuanya potensial
untuk dikembangkan. Tanaman pangan dan perkebunan menghasilkan limbah yang cukup
besar, yang dapat dipergunakan untuk keperluan lain seperti bahan bakar nabati.
PemanIaatan limbah sebagai bahan bakar nabati memberi tiga keuntungan langsung.
Pertama, peningkatan eIisiensi energi secara keseluruhan karena kandungan energi yang
terdapat pada limbah cukup besar dan akan terbuang percuma jika tidak dimanIaatkan.
Kedua, penghematan biaya, karena seringkali membuang limbah bisa lebih mahal dari pada
memanIaatkannya. Ketiga, mengurangi keperluan akan tempat penimbunan sampah karena
penyediaan tempat penimbunan akan menjadi lebih sulit dan mahal, khususnya di daerah
perkotaan.
Selain pemanIaatan limbah, biomassa sebagai produk utama untuk sumber energi juga
akhir-akhir ini dikembangkan secara pesat. Kelapa sawit, jarak, kedelai merupakan
beberapa jenis tanaman yang produk utamanya sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
Sedangkan ubi kayu, jagung, sorghum, sago merupakan tanaman-tanaman yang produknya
sering ditujukan sebagai bahan pembuatan bioethanol.





Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

3.3 Konversi Biomassa


Beberapa penerapan teknologi konversi biomassa yaitu :
a. Biobriket
Briket adalah salah satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi
biomassa ke bentuk biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi
lebih teratur. Briket yang terkenal adalah briket batubara namun tidak hanya batubara saja
yang bisa di bikin briket. Biomassa lain seperti sekam, arang sekam, serbuk gergaji, serbuk
kayu, dan limbah-limbah biomassa yang lainnya. Pembuatan briket tidak terlalu sulit, alat
yang digunakan juga tidak terlalu rumit. Di IPB terdapat banyak jenis-jenis mesin pengempa
briket mulai dari yang manual, semi mekanis, dan yang memakai mesin.
b. Pirolisis
Pirolisis adalah penguraian biomassa (lysis) karena panas (pyro) pada suhu yang lebih
dari 150
o
C. Pada proses pirolisa terdapat beberapa tingkatan proses, yaitu pirolisa primer dan
pirolisa sekunder.
Pirolisa primer adalah pirolisa yang terjadi pada bahan baku (umpan), sedangkan pirolisa
sekunder adalah pirolisa yang terjadi atas partikel dan gas/uap hasil pirolisa primer. Penting
diingat bahwa pirolisa adalah penguraian karena panas, sehingga keberadaan O
2
dihindari
pada proses tersebut karena akan memicu reaksi pembakaran Proses ini sebenarnya bagian
dari proses karbonisasi yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, tetapi sebagian
menyebut pada proses pirolisis merupakan high temperature carbonization (HTC), lebih dari
500 oC. Proses pirolisis menghasilkan produk berupa bahan bakar padat yaitu karbon, cairan
berupa campuran tar dan beberapa zat lainnya. Produk lainn adalah gas berupa karbon
dioksida (CO
2
), metana (CH
4
) dan beberapa gas yang memiliki kandungan kecil
.. Liquifi.ation
LiquiIication merupakan proses perubahan wujud dari gas ke cairan dengan proses
kondensasi, biasanya melalui pendinginan, atau perubahan dari padat ke cairan dengan
peleburan, bisa juga dengan pemanasan atau penggilingan dan pencampuran dengan cairan
lain untuk memutuskan ikatan. Pada bidang energi liquiIication tejadi pada batubara dan gas
menjadi bentuk cairan untuk menghemat transportasi dan memudahkan dalam pemanIaatan.
Sebagai contohnya adalah Biomass To Liquid (BTL). Setelah produksi biodiesel
melalui proses transesteriIikasi dilakukan, cendekiawan-cendekiawan dunia tidak berhenti
dalam upaya memanIaatkan biomassa menjadi bahan bakar cair. Biodiesel BTL merupakan
teknologi lanjutan (sering disebut dengan biodiesel generasi kedua) dari penciptaan bahan
bakar berbasis biomassa. Teknologi BTL (Biomass To Liquid) pada dasarnya terdiri atas dua
proses, proses pencairan tidak langsung dimulai dengan reaksi reIormasi/gasiIikasi bahan
baku menjadi gas sintesis (campuran gas hidrogen dan karbon monoksida), diikuti dengan
sintesis Fischer-Tropsch (F-T) dari gas sintesis menghasilkan minyak sintesis (syncrude),
dan upgrading minyak sintesis menjadi bahan bakar sintesis seperti diesel (solar) sintesis
yang dikenal sebagai F-T diesel, liqueIied petroleum gas(LPG), kerosin dan naItalen. F-T
liquid memiliki keunggulan, yaitu hampir bebas dari kandungan sulIur ( 5 ppm), rendah
Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

kandungan aromatik ( 1 persen), biodegradable, tidak beracun, dapat digunakan tanpa


modiIikasi inIrastruktur, dan memiliki emisi polutan yang rendah. Gambar di bawah ini
menampilkan diagram alir sederhana teknologi BTL.

Dari diagram alir di atas, terlihat bahwa teknologi BTL ini dimulai dengan melakukan
perlakuan awal terhadap biomassa yang digunakan sebagai umpan. Perlakuan awal ini
mencakup pengecilan ukuran dan pengeringan yang dilakukan dalam sebuah rotary dryer.
Panas yang diperlukan pada proses pengeringan ini diperoleh dari panas sensibel gas buang.
Bagian proses selanjutnya adalah proses gasiIikasi biomassa. GasiIikasi biomassa
adalah proses bertemperatur tinggi (600-1000C) untuk mendekomposisi hidrokarbon dalam
biomassa menjadi molekul-molekul gas yang terutama terdiri dari hidrogen, karbon
monoksida, dan karbon dioksida. Pada banyak kasus, proses gasiIikasi juga menghasilkan
arang, tar, serta metanol, air, dan berbagai molekul dan senyawa lainnya. Konversi biomassa
menjadi gas sintesis secara umum melibatkan dua proses. Proses pertama adalah pirolisis.
Pirolisis melepaskan gas-gas terbang yang terkandung dalam biomassa pada temperatur di
bawah 600C melalui serangkaian reaksi yang kompleks. Proses berikutnya adalah konversi
arang.
Banyak metode gasiIikasi yang tersedia untuk memproduksi gas sintesis. Metode-
metode ini akan menghasilkan komposisi gas sintesis yang beraneka-ragam yang mana
variasi perbandingan CO dengan H
2
dapat tercapai. Gas sintesis yang diproduksi oleh metode
yang berbeda akan mengandung pengotor yang berbeda-beda. Pengotor ini selanjutnya akan
mempengaruhi proses yang akan berlangsung dalam reaktor Fischer-Tropsch berkaitan
dengan racun katalis sehingga diperlukan pencucian gas sintesis. Salah satu metode gasiIikasi
berskala komersial telah dikembangkan oleh Choren.
Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page


ambar 2. Choren Carbo-V Process.

Gas sintesis yang dihasilkan dari proses gasiIikasi mengandung kontaminan yang
berbeda-beda seperti partikulat, tar, alkali, H
2
S, HCl, NH

, dan HCN. Kontaminan ini akan


menurunkan aktivitas pada sintesis Fischer-Tropsch karena akan meracuni katalis. SulIur
adalah racun yang tidak dapat dihilangkan dari katalis yang mengandung kobalt dan besi
karena sulIur akan melekat pada sisi aktiI katalis. Selain sulIur, tar yang dihasilkan pada
proses gasiIikasi dapat menimbulkan kerak pada peralatan dan memasuki pori pada
penyaring ketika terkondensasi. Untuk menghindari terjadinya hal-hal tersebut, tar harus
berada di bawah titik embunnya pada tekanan operasi sintesis Fischer-Tropsch. Oleh karena
itu, tar sebaiknya direngkah menjadi hidrokarbon dengan rantai yang lebih pendek.
Setelah mengalami gasiIikasi, gas sintesis akan diproses dalam reaktor sintesis Fischer-
Tropsch. Pada umumnya, katalis yang digunakan dalam proses ini adalah besi atau kobalt
dengan silika sebagai support. Namun, kualitas gas sintesis hasil gasiIikasi biomassa belum
memenuhi persyaratan dilangsungkannya sintesis Fischer-Tropsch, karena itu perlu dilakukan
pengkondisian terlebih dahulu.
Gas sintesa hasil gasiIikasi memiliki rasio H
2
/CO sekitar 0.6-0.8, sedangkan
sintesis Fischer-Tropschmembutuhkan rasio tersebut sekitar 2. Karenanya, gas sintesa akan
mengalami shiIt reaction untuk menambahkan H
2
hingga memenuhi persyaratan
berlangsungnya sintesis Fischer-Tropsch. ShiIt reaction berlangsung dengan mekanisme
sebagai berikut:
CO + H
2
O -> CO
2
+ H
2

Katalis yang digunakan dalam shiIt reaction adalah Fe

O
4
atau logam-logam transisi
yang lain. Reaksi ini sangat sensitiI terhadap temperatur dengan kecenderungan bergeser ke
arah reaktan jika temperatur dinaikkan.
Reaksi Fischer-Tropsch menghasilkan hidrokarbon dengan panjang rantai yang
bervariasi dengan mereaksikan campuran karbon monoksida dengan hidrogen (gas sintesis).
Saat ini, reaksi ini dioperasikan secara komersial oleh Sasol di AIrika Selatan (dari gas
sintesis batubara) dan Shell di Malaysia (dari gas sintesis gas alam). Produk yang dihasilkan
Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

oleh reaksi F-T adalah hidrokarbon dengan panjang rantai yang bervariasi. Selektivitas cairan
yang tinggi sangat diharapkan untuk mendapatkan jumlah maksimum dari hidrokarbon rantai
panjang. Perolehan C1-C4 akan menurun seiring dengan meningkatnya selektivitas C5.
Keberadaan C1-C4 pada oIIgas dapat digunakan secara eIisien pada turbin gas sebagai
pembangkit listrik.
Proses F-T umumnya beroperasi pada rentang tekanan dan temperatur sebesar 20-40 bar
dan 180-250C. Semakin tinggi tekanan parsial H
2
dan CO akan memberikan selektivitas
yang semakin tinggi untuk C5. Banyaknya inert pada syngas akan menurunkan tekanan
parsial H
2
dan CO dan menurunkan selektivitas C5.
Jika produk akhir yang diinginkan adalah diesel, produk F-T
memerlukan hydrocracking. Hidrogen ditambahkan untuk memutuskan ikatan rangkap
setelah F-T-liquids direngkah secara katalitik dengan menggunakan hidrogen. Produk F-T
telah seluruhnya bersih dari sulIur, nitrogen, nikel, vanadium, asphaltene dan aromatik yang
selama ini ditemukan dalam produk pengilangan minyak bumi. F-T diesel dengan angka
cetane yang sangat tinggi juga dapat digunakan sebagai komponenblending untuk
meningkatkan kualitas solar pada umumnya. Produk cair dari sintesa Fischer-Tropschini
sangat sesuai untuk digunakan pada kendaraan dengan Iuel cell.
Namun, penerapan teknologi ini membutuhkan biaya investasi yang sangat besar
dengan pay back period sekitar 15-20 tahun. Perhitungan dilakukan berkaitan dengan
Ieasibilitasnya untuk diterapkan di Indonesia, karenanya beberapa asumsi perhitungan juga
disesuaikan dengan kondisi di Indonesia seperti bahan baku yang digunakan adalah tandan
kosong sawit (TKS) dengan harga Rp 500,-/kg dan harga bahan bakar BTL ini sama dengan
harga BBM di Indonesia tanpa subsidi (berarti sekitar Rp10.000 untuk bensin dan Rp8.000
untuk solar). Perhitungan dilakukan tanpa mempertimbangkan nilai suku bunga yang berlaku,
karena pabrik tidak mengalami keuntungan jika suku bunga diterapkan.

d. Transesterifikasi
TransesteriIikasi adalah proses kimiawi yang mempertukarkan grup alkoksi pada
senyawa ester dengan alkohol
e. ensifikasi
Praktek yang mudah untuk meningkatkan manIaat biomassa adalah membentuk
menjadi briket atau pellet. Briket atau pellet akan memudahkan dalam penanganan biomassa.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan densitas dan memudahkan penyimpanan dan
pengangkutan. Secara umum densiIikasi (pembentukan briket atau pellet) mempunyai
beberapa keuntungan (-attacarya dkk, 1996) yaitu : menaikan nilai kalor per unit volume,
mudah disimpan dan diangkut, mempunyai ukuran dan kualitas yang seragam.
f. Karbonisasi
Karbonisasi merupakan suatu proses untuk mengkonversi bahan orgranik menjadi arang
pada proses karbonisasi akan melepaskan zat yang mudah terbakar seperti CO, CH
4
, H
2
,
Iormaldehid, methana, Iormik dan acetil acid serta zat yang tidak terbakar seperti seperti CO
2
,
H
2
O dan tar cair. Gas-gas yang dilepaskan pada proses ini mempunyai nilai kalor yang tinggi
dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan kalor pada proses karbonisasi.
Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

g. Anaerobi. digestion
Proses anaero-c deston yaitu proses dengan melibatkan mikroorganisme tanpa
kehadiran oksigen dalam suatu digester. Proses ini menghasilkan gas produk berupa metana
(CH
4
) dan karbon dioksida (CO
2
) serta beberapa gas yang jumlahnya kecil, seperti H
2
, N
2
,
dan H
2
S. Proses ini bisa diklasiIikasikan menjadi dua macam yaitu anaerobic digestion kering
dan basah. Perbedaan dari kedua proses anaerobik ini adalah kandungan biomassa dalam
campuran air. pada anaerobik kering memiliki kandungan biomassa 25 0 sedangkan
untuk jenis basah memiliki kandungan biomassa kurang dari 15 (Sn dan Msra, 2005).
h. asifikasi
Secara sederhana, gasiIikasi biomassa dapat dideIinisikan sebagai proses
konversibahan selulosa dalam suatu reaktor gasiIikasi (as1er) menjadi bahan bakar. Gas
tersebut dipergunakan sebagai bahan bakar motor untuk menggerakan generator pembangkit
listrik. GasiIikasi merupakan salah satu alternatiI dalam rangka program penghematan dan
diversiIikasi energi. Selain itu gasiIikasi akan membantu mengatasi masalah penanganan dan
pemanIaatan limbah pertanian, perkebunan dan kehutanan. Ada tiga bagian utama perangkat
gasiIikasi, yaitu : (a) unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, disebut reaktor
gasiIikasi atau gasiIier, (b) unit pemurnian gas, (c) unit pemanIaatan gas.
i. Biokimia
PemanIaatan energi biomassa yang lain adalah dengan cara proses biokimia.Contoh
proses yang termasuk ke dalam proses biokimia adalah hidrolisis, Iermentasi dan an-aerobic
digestion. An-aerobic digestion adalah penguraian bahan organik atau selulosa menjadi
CH
4
dan gas lain melalui proses biokimia. Adapun tahapan proses anaerobik digestion adalah
diperlihatkan pada Gambar .
Selain anaerobic digestion, proses pembuatan etanol dari biomassa tergolong dalam
konversi biokimiawi. Biomassa yang kaya dengan karbohidrat atau glukosa dapat
diIermentasi sehingga terurai menjadi etanol dan CO
2
. Akan tetapi, karbohidrat harus
mengalami penguraian (hidrolisa) terlebih dahulu menjadi glukosa. Etanol hasil Iermentasi
pada umumnya mempunyai kadar air yang tinggi dan tidak sesuai untuk pemanIaatannya
sebagai bahan bakar pengganti bensin. Etanol ini harus didistilasi sedemikian rupa mencapai
kadar etanol di atas 99.5.
3.4 ampak Pemanfaatan Energi Biomassa
Dampak positiI dari penggunaan biomassa adalah penggunaan modal yang tidak terlalu
besar. Pada hakekatnya sumber-sumber energy biomassa sudah tersedia di alam. Jadi kita
bisa menggunakan sumber-sumber energy biomassa secara gratis. Sumber energy biomassa
bisa berasal dari tumbuhan ataupun limbah, sehingga biomassa tidak mengenal adanya
limbah ataupun sisa pembakaran berupa CO
2
. Karena tidak menghasilkan sisa pembakaran
berupa CO
2
, maka akan mengurangi dampak global warming.
Sedangkan dampak negative dari penggunaan energy biomassa bisa ditinjau dari dua
aspek, yaiut secara ekonomi dan secara lingkungan. Dari segi ekonomi, bagi penggunaan
energy biomassa yang berasal dari bahan pangan, akan menimbulkan persaingan antara
Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page

petani pangan dengan petani biomassa. Hal itu terjadi karena petani biomassa akan
mendapatkan untung lebih besar daripada petani pangan biasa.
Sedangkan dari segi lingkungan adalah kerusakan pada alam. Dilihat dari keterdapatan
bahan baku biomassa yang terdapat di alam secara gratis, maka ditakutkan akan terjadinya
degradasi Iungsi alam. Dan apabila sudah terjadi kerusakan atau degradasi Iungsi alam, maka
bencana yang lain pun bisa ikut menyusul melanda lingkungan kita.
3.5 Kendala Penghambat Pengembangan Energi Biomassa i Indonesia
Kendala yang ada di Indonesia dalam mengembangkan energy biomassa salah satunya
adalah keterbatasan modal. Keterbatasan modal yang dimaksud adalah untuk biaya
pembangunan pada kegiatan awalnya. Selain itu juga rekayasa dan teknologi pembuatan
sebagian besar pembuatannya belum terdapat di Indonesia atau dengan kata lain masih harus
mengimport dari Negara lain. Dan juga masih minim nya potensi sumber daya yang lengkap
dan kurangnya studi dan penelitian tentang masalah ini. Sehingga masih sangat sulit untuk
mengembangkan energy bimassa di Indonesia.
3.6 Strategi Pengembangan Energi Biomassa i Indonesia
Indonesia melakukan strategi-strategi untuk bisa mengembangkan energy biomassa.
Salah satunya yaitu dengan mengadakan pelatihan dan studi tentang biomassa. Dengan
melakukan pelatuhan dan studi ini diharapkan para sumber daya manusia yang akan
mengelolah biomassa tersebut bisa menjalankan tugasnya dengan baik sehingga bisa
meminimalisir kekurangan-kekurangannya.
















Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page 8

BAB IV
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah :
1. Biomassa itu adalah energi yang merujuk pada bahan biologis yang hidup atau baru mati
yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar.
2. Keterdapatan sumber energy biomassa di Indonesia sangatlah melimpah, mulai dari
bahan bilogis yang masih hidup, mati, ataupun limbah.
. Beberapa penerapan teknologi konversi biomassa yaitu :
a. Biobriket
b. Pirolisis
c. LiquiIication
d. TransesteriIikasi
e. DensiIikasi
I. Karbonisasi
g. Anaerobic Digestion
h. GasiIikasi
i. Biokimia
4. Dampak positiI dari penggunaan energy biomassa, antara lain:
a. Merupakan sumber energi paling murah karena jumlahnya melimpah tersedia di alam
bisa dikatakan gratis.
b. Dapat diperoleh dengan mudah misalnya sampah atau limbah disekitar kita
c. Biaya operasional sangat rendah, hal ini karena bahan baku tersedia melimpah dan
gratis
d. Tidak mengenal problem limbah karena dari limbah justru akan diperoleh energy
biomassa
e. Proses produksinya lebih ramah lingkungan karena proses pembakarannya lebih
sempurna, tidak meninggalkan residu atau sisa pembakaran semisal co
2.

I. Tidak menyebabkan eIek rumah kaca atau global warming
g. Tidak terpengaruh kenaikkan harga bahan bakar
h. Mengurangi polusi udara
i. Mengurangi hujan asam dan kabut asap
5. Dampak NegatiI dari energi biomassa antara lain :
a. Dari segi ekonomi adalah persaingan antara petani pangan biasa dengan petani
biomassa
b. Dari segi lingkungan adalah menyebabkan kerusakan alam karena pengambilan bahan
baku yang langsung dari alam.
6. Kendala yang dihadapi di Indonesia salah satunya adalah penyiapan modal awal untuk
pembangunan dan kurangnya studi tentang biomassa
7. Strategi yang dilakukan adalah dengan melakukan pelatihan ataupun studi tentang
biomassa dan meminimalisir pengeluaran Iinancial.


Pengelolaan Sumbei Eneigi Teibaiukan Biomassa Page 9

AFTAR PUSTAKA
http://www.kamase.org/biomassa-sebagai-pilihan-sumber-energi-terbarukan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Biomassa
http://web.ipb.ac.id/~tepIteta/elearning/media/Energi20dan20Listrik20Pertanian/MAT
ERI20WEB20ELP/Bab20III20BIOMASSA/pendahuluan.htm
http://moechah.wordpress.com/2008/09/17/energi-alternatiI-itu-bernama-biomassa/
http://www.dw-world.de/dw/article/0,,057079,00.html
http://www.dw-world.de/dw/article/0,,057079page2,00.html
http://beyoureselI.blogspot.com/2008/09/pengembangan-energi-terbarukan-di.html

Anda mungkin juga menyukai