Anda di halaman 1dari 3

A.

Keluarga Islami Generasi muda adalah penerus bangsa, mereka perlu dididik dengan sebaik mungkin agar membawa perubahan uuntuk bangsanya. Pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi merupakan hal yang lazim uuntuk dilalui mereka. Namun, terdapat sesuatu yang lebih penting dari jenjang-jenjang sekolah tersebut, yaitu keluarga. Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang anggotaanggotanya terikat secara lahir dan batin dan terikat secara hukum karena pertalian darah dan pernikahan (DR KH. Zakky Mubarak, MA, 2010: 197). Keluarga merupakan elemen terpenting dalam masyarakat, sebuah unit terkecil yang memegang peran fundamental dalam hal pembentukan karakter generasi peneus bangsa ini. Islam adalah agama yang indah, terdapat panduan dalam islam bagaimana caranya membangun keluarga yang baik. Sakinah1, mawaddah2, dan rahmah3 adalah tiga hal yang sangat penting untuk dipahami dan dilaksanakan. Sebagai umat muslim, marilah kita lebih mengenal apa itu keluarga islami. Jika pancasila adalah dasar negara kita, agama Islam adalah fondasi kita dan keluarga kita. Keluarga islami adalah dambaan tiap kaum muslim dimana terdapat kebahagiaan yang mendalam ketika memiliki keluarga islami. Keluarga sakina, mawaddah, dan rahmah telah memiliki konsep pada Q.S. Ar-Rum, 30:21.

Artinya: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nyaialah Dia menciptakan untukmu istriistri darijenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasatenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramurasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yangdemikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagikaum yang berpikir.

sakinah= ketenangan; 2mawaddah = cinta sejati; 3rahmah= kasih sayang

Begitu indah agama Islam, perkawinan merupakan suatu hal yang dianjurkan untuk menyempurnakan ibadah. Islam mengajarkan bagaiman caranya untuk membangun keluarga sakinah, mawadah, dan rahmah. Keluarga sakinah didefinsikan sebagai sebuah keluarga yang memiliki ketenangan dalam menghadapi setiap masalah. Ketenangan tersebut dibangun dengan kesamaan paham, kesepakatan, dan rasa saling memiliki sehingga ketika terjadi perseisihan/kesalahpahaman, suami/istri/ anak dapat saling mendukung akan adanya penyelesaian yang membangun. Koreksi diri dan mengingat betapa pentingnya keluarga kitadapat menjadi pemicu dan pengaman kita untuk tetap mempertahankan keluarga.

Mawaddah adalah cinta sejati dimana untuk membentuk cinta sejati dibutuhkan unsur-unsur seperti perhatian, tanggung jawab, penghormatan, serta pengetahuan. Jika cinta dalam sebuah keluarga telah diikat atau dikemas dalam mawaddah, niscaya perceraian pun sulit terjadi. Rahmah merupakan kondisi psikologis yang muncul di dalam hati karena menyaksikan ketidakberdayaan (M. Quraish Shibab 2003:209) sehingga suami istri berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi pasangannya. Rahmah membuat keluarga sbagai tempat berteduh karena di dalamnya pasangan saling member semangat dan perhatian lebih. Terdapat pesan dari Rasulullah S.A.W untuk para pria (suami) untuk berlaku baik kepada kaum wanita ataupun istri. Mereka1 merupakan partner atau teman hidup pendamping kita. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. Nabi Muhammad bersabda: Seorang Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya. Sebaik-baiknya kalian adalah yang paling baik kepada istrinya. (HR. Bukhari) Selain pada pria, nabi S.A.W juga memberikan pesan untuk kaum wanita (isteri) untuk taat kepada suaminya selama perinah itu baik sehingga peran istri sebagai pendamping hidup berjalan dengan baik selaras dengan fungsi yang lain seperti sebagai penasihat dalam keluarga.

mereka berarti banyak, islam memperbolehkan poligami maksimal 4 orang itupun dengan syarat seadil-adilnya (saat ini sudah tidak relevan untuk berpoligami karena sangat sulit untuk adil seperti rasulullah s.a.w)

Terdapat tiga kebahagiaan dalam keluarga yang tersurat pada sabda rasulullah yang diriwayatkan oleh HR al-Hakim dalam kitabnya al-mustadrak ala alshahihain, II/175 No 2684, yaitu (1) memiliki istri yang shalihah, bila engkau memandangnya menyenangkan kamu dan bila engkau pergi, hatimu mempercayai bahwa ia dapat menjaga dirinya dan menjaga hartamu (2) kendaraan yang layak (3) Rumah yang luas yag di dalamnya banyak didatangi tamu. Kendaraan layak di sini bukan berarti kendaraan mewah seperti mobil dkk. melainkan kendaraan yang digunakan untuk hal yang baik (menuju hal yang baik) yang diridhoi Allah S.W.T. Rumah yang luas dapat diartikan sebagai rumah yang memiliki ketentraman dan kenyamanan meskipun secara fisik rumah itu kecil. Selain keberadaan suami istri, dalam keluarga terdapat seorang anak atau lebih. Peran keluarga sangat penting untuk pembentukan karakternya terutama dalam mendalami ilmu islam. Indonesia yang notabene adalah negara dengan penduduk muslim terbesar dunia belum begitu tersadarkan untuk mendidik anak-anaknya pendidikan agama mulai sejak dini. Contoh kasus PBL kami yang berjudul Anak muda dan jenazah ibunya merupakan wujud bakti seorang anak terhadap ibunya hingga akhir hayat sang ibu. Dari kejadian tersebut, dapat diinterpretasikan bahwa peran keluarga dalam mendidik anak tersebut telah memuakkan hasil, anak tersebut sangat peduli terhadap orang tuanya. Akan tetapi, terdapat sedikit kejanggalan dalam kasus tersebut seperti tidak adanya keterangan bahwa jenazah itu sudah dimandikan atau belum, dikafani atau belum, sehingga menurut saya anak tersebut seharusnya membawa jenazah ibunya dengan segera ke rumah duka di Purwokerto agar dimandikan dan disholati karena sebelum disholati seharusnya jenazah dimandikan terlebih dahulu dan seharusnya prosesi pemakaman seharusnya dilakukan sesegera mungkin. Menyolatkan jenazah ibunya di sebuah tempat dimana banyak orang tidak tahu siapa dia dan keluarganya merupakan wujud penundaan prosesi pemakaman. Dari pemicu diatas dapat disimpulkan bahwa anak merupakan investasi yang amat penting bagi orang tua, selain meneruskan keturunan, mereka juga dapat menjadi penolong kita kelak jika kita mendidiknya dengan baik sehingga mereka menjadi anak yang sholeh dan sholehah serta tidak salah langkah ketika kita tiada. Sumber: Mubarak, Zakky. 2010. Menjadi Cendekiawan Muslim. Jakarta: PT. Magenta Bhakti Guna.

Anda mungkin juga menyukai