Pria, 19 tahun diantar ke Rumah Sakit dalam keadaan demam tinggi.
Berdasarkan alloaanamnesis dengan keluarga, kurang lebih 1 minggu ini penderita demam, nyeri kepala, dan muntah. Ada riwayat kejang demam saat usia 4 tahun. Pada pemeriksaan Iisik ditemukan apatis dan rangsangan meningen positiI. Dokter menduga pasien mengalami meningitis. Untuk menegakkan diagnosis diambil sampel cairan serebrospinal melalui pungsi lumbal dan menunjukkan kekeruhan. Sebagai seorang mukallaI, dalam keadaan seperti itu, dia tetap berkewajiban menjalankan syariat islam SASARAN BELAJAR 1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI MENINGES, LCS, VENTRICULUS 2. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN KEJANG DEMAM 1. DEFINISI KEJANG DEMAM 2. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM 3. ETIOLOGI KEJANG DEMAM 4. PATOFISIOLOGI KEJANG DEMAM 5. MANIFESTASI KLINIS KEJANG DEMAM 6. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING KEJANG DEMAM 7. PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM 8. KOMPLIKASI KEJANG DEMAM 3. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MENINGITIS 1. DEFINISI MENINGITIS 2. EPIDEMIOLOGI MENINGITIS 3. ETIOLOGI MENINGITIS 4. PATOFISIOLOGI MENINGITIS 5. MANIFESTASI KLINIS MENINGITIS 6. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING MENINGITIS 7. PENATALAKSANAAN MENINGITIS 8. KOMPLIKASI MENINGITIS 9. PENCEGAHAN MENINGITIS 10. PROGNOSIS MENINGITIS 4. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN MUKALLAF ,- ANATOMI MENINGES, LCS, VENTRICULUS Tugasnya ardi sm tia ya KEJANG DEMAM Def|n|s| ke[ang demam adalah bangklLan ke[ang yang Ler[adl pada kenalkan suhu Lubuh (suhu rekLal 38C) yang dlsebabkan oleh suaLu proses eksLrakranlal |o|og| W emua lnfeksl yang bersumber darl luar susunan saraf pusaL seperLl LonslllLls farlnglLls forunkulosls serLa pasca lmunlsasl 9@ (perLusls) dan campak (morblll) W 9enyaklL yang pallng serlng menlmbulkan ke[ang demam adalah lnfeksl saluran pernafasan aLas oLlLls medla akuL pneumonla gasLroenLerlLls akuL exaLerna sublLum bronchlLls dan lnfeksl saluran kemlh W 9roduksl Lokslk mlkroorganlsme Lerhadap oLak (shlgellosls salmonellosls) W espon alergl aLau keadaann lmun yang abnormal oleh karena lnfeksl W 9erubahan keselmbangan calran dan elekLrollL W keracunan obaL W lakLor heredlLer W dlopaLlk |as|f|kas| 1 e[ang Demam Sederhana (5lmple lebtlle 5elzote) dengan clrl clrl ge[ala kllnls sebagal berlkuL W Dmur penderlLa 6 bulan 3 Lahun W ke[ang berlangsung slngkaL 13 menlL W ke[ang umum Lonlk dan aLau klonlk W Dmumnya berhenLl sendlrl W @anpa gerakan fokal aLau berulang dalam 24 [am W @ldak dldapaLkan kelalnan neurologls sebelum dan sesudah ke[ang W lrekuensl ke[ang kurang darl 3 kall/Lahun W @emperaLur leblh darl 39C e[ang Demam omp||kaa (mplex lebtlle 5elzote) dengan clrlclrl ge[ala kllnls sebagal berlkuL W ke[ang perLama kall pada umur 6 bulan aLau 3 Lahun W ke[ang lama 13 menlL W ke[ang fokal aLau parslal saLu slsl aLau ke[ang umum dldahulul ke[ang parslal W 8erulang aLau leblh darl saLu kall dalam 24 [am W ldapaLkan kelalnan neurologls W lrekuensl ke[ang leblh darl 3 kall/Lahun W @emperaLur kurang darl 39 1. MANIFESTASI KLINIS KEJANG DEMAM Gejalanya 1. Demam (terutama demam tinggi atau kenaikan suhu tubuh yang terjadi secara tiba tiba) 2. Pingsan yang berlangsung selama 30 detik 5 menit (hampir selalu terjadi pada anak anak yang mengalami kejang demam) 3. Postur tonik (kontraksi dan kekakuan otot menyeluruh yang biasanya berlangsung selama 10 20 detik) 4. Gerakan klonik (kontraksi dan relaksasi otot yang kuat dan berirama biasanya berlangsung 1 2 menit) 5. Mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan atau kelemahan 6. Gerakan sentakan berulang tanpa didahului kekauan atau hanya sentakan 7. Lidah atau pipinya tergigit 8. Gigi atau rahangnya terkatup rapat 9. Inkotinensia (mengeluarkan air kemih atau tinja diluar kesadarannya) 10. Ganggua pernaIasan 11. Apneu (henti naIas) 12. Kulitnya kebiruan Setelah mengalami kejang biasanya 1. Akan kembali sadar dalam waktu beberapa menit atau tertidur selama 1 jam atau lebih 2. Terjadi amnesia (tidak ingat apa yang telah terjadi) sampai sakit kepala 3. Mengantuk 4. Linglung (siIatnya sementara dan siIatnya ringan) 1. DIAGNOSIS DAN DIAGNOSIS BANDING KEJANG DEMAM Anamnesis Biasanya didapatkan riwayat kejang deman pada anggota keluarga lainnya (ayah, ibu atau saudara kandung). Pemeriksaan 1. EEG (electroencephalogram EEG adalah pemeriksaan gelombang otak untuk meneliti ketidaknormalan gelombang. Pemeriksaan ini tidak dianjurkan untuk dilakukan pada kejang demam yang baru terjadi sekali tanpa adanya deIisit (kelainan) neurologis. Tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa EEG yang dilakukan saat kejang demam atau segera setelahnya atau sebulan setelahnya dapat memprediksi akan timbulnya kejang tanpa demam di masa yang akan datang. Walaupun dapat diperoleh gambaran gelombang yang abnormal setelah kejang demam, gambaran tersebut tidak bersiIat prediktiI terhadap risiko berulangnya kejang demam atau risiko epilepsi . Pungsi lumbal pemeriksaan cairan serebrospinal (cairan yang ada di otak dan kanal tulang belakang) untuk meneliti kecurigaan meningitis. Pemeriksaan ini dilakukan setelah kejang demam pertama pada bayi 3. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan seperti pemeriksaan darah rutin, kadar elektrolit, kalsium, IosIor, magnesium, atau gula darah tidak rutin dilakukan pada kejang demam pertama. Apalagi dalam penggalian riawayat penyakit sebelumnya tidak dicurigai peristiwa yang menunjukkan penyebab gangguan elektrolit dn gangguan guila darah pemeriksaan terebut hanya menghamburkan biaya. Pemeriksaan laboratorium harus ditujukan untuk mencari sumber demam, bukan sekedar sebagai pemeriksaan rutin. euroimaging ang termasuk dalam pemeriksaan neuroimaging antara lain adalah CT-scan dan MRI kepala. Secara umum penderita kejang demam tidak memerlukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Pemeriksaan tersebut dianjurkan bila anak menunjukkan kelainan saraI yang jelas, misalnya ada kelumpuhan, gamngguan kesadaran, gangguan keseimbangan, sakit kepala yang berlebihan atau lingkar kepala kecil. Diagnosis banding 1.radang selaput otak (meningitis) 2. radang otak (enseIalitis) 3. abses otak PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM Dita belum ngirim KOMPLIKASI KEJANG DEMAM Komplikasi 1. Kerusakan sel otak 2. Penurunan IQ pada kejang demam yang berlangsung lama lebih dari 15 menit dan bersiIat unilateral 3. Kelumpuhan MENINGITIS Def|n|s| ,enlnglLls adalah suaLu peradangan darl selapuLselapuL (yang dlsebuL menlnges) yang mengellllngl oLak dan sumsum Lulang belakang (splnal cord) p|dem|o|og| lsLrlbusl lrekuensl ,enlnglLls a Crang/ ,anusla b @empaL c WakLu eLermlnan ,enlnglLls a PosL/ 9e[amu b genL c Llngkungan |o|og| W ,enlnglLls krlpLlkokus - vlral menlnglLls - 8acLerlal menlnglLls - ,enlnglLls @uberkulosls CenerallsaLa - ,enlnglLls 9urulenLa lagnosls ,enlnglLls W lagnosa pasLl darl menlnglLls menlngococcus hanya dengan lsolasl organlsme darl Cl lagnosa relaLlf dapaL dlLegakkan sebelum LerdapaL hasll lsolasl W menlnglLls menlngococcus perlu dllakukan kulLur darl lesl kullL sekreL nafosarlng darah dan Cl 9ada beberapa kasus dlagnosa dapaL dlLegakkan dengan pemerlksaan apus darl sedlmen Cl/gram sLaln W 9ungsl Lumbal 9ungsl lumbal adalah uapaya pengeluaran calran serebrosplnal dengan memasukan [arum ke dalam ruang subarakhnold @esL lnl dllakukan unLuk pemerlksaan calran serebrosplnall mengukur dan mengurangl Lekanan calran serebrosplnal menenLukan ada Lldaknya darah pada calran serebrosplnal unLuk mendeLeksl adanya blok subarakhnold splnal dan unLuk memberlkan anLlbloLlc lnLraLhekal ke dalam kanalls splnal LeruLama kasus lnfeksl The Evaluation Normal value What abnormal Iindings may indicate pressure Less than 200cm H 2 O Tumor, hydrocephalus, intracranial bleeding color Clear and colorless Cloudy-bacteria, WBCs, red-tinged- subarachnoid bleeding blood none Cerebral hemorrhage, or traumatic tap cells No red blood cells, lymphocytes 5/mm 3 Red blood cells- an indication oI the amount oI blood within the spinal canal, lymphocytes-cerebral abcesss, meningitis, encephalitis. Culture and sensitivity No organisms present Bacterial or Iungal inIections protein 15 - 45 mg/dl up to 70mg/dl Ior elderly and children Meningitis, encephalitis, myelitis, tumors, inIlammatory processes Glucose 50 - 75 mg/dl or 60 to 70 oI blood glucose level Meningitis, neoplasm Chloride (not routinely evaluated) 700 - 750 mg/dl Meningeal inIections, tubercular meningitis Lactic dehydrogenase 2.0 - 7.2 U/ml Bacterial meningitis, inIlammation Lactic acid 10 - 25 mg/dl Bacterial or Iungal meningitis Cytology No malignant cells Tumors oI brain or spinal cord Glutamine 6 - 15 mg/dl Hepatic encephalopathy, Reye's syndrome W @es arah 9ada paslen yang dlduga menlnglLls Les darah dllakukan sebagal marker lnflamasl apablla pungsl lumbal Lldak dapaL dllakukan lagnosls 8andlng W ,enlnglsmus W bses oLak W @umor oLak PENATALAKSANAAN MENlNClTlS PENATALAKSANAAN MENlNClTlS IonalaIaksanaan IainakoIogis A.Obat antI Inf!amasI : 1.Moningilis luloikuIosa : soniazid 1O - 2O ng/kg/24 jan oiaI, 2 kaIi sohaii naksinaI 5OO gi soIana 1 12 lahun. Rifanfisin 1O - 15 ng/kg/ 24 jan oiaI, 1 kaIi sohaii soIana 1 lahun. Slioplonisin suIfal 2O - 4O ng/kg/24 jan sanpai 1 ninggu, 1 - 2 kaIi sohaii, soIana 3 luIan. 2.Moningilis lacloiiaI, unui < 2 luIan : SofaIospoiin gonoiasi ko 3 l) anpisiIina 15O - 2OO ng (4OO gi)/kg/24 jan ', 4 - 6 kaIi sohaii. KoIoianfonikoI 5O ng/kg/24 jan ' 4 kaIi sohaii. 3.Moningilis lacloiiaI, unui > 2 luIan : AnpisiIina 15O-2OO ng (4OO ng)/kg/24 jan ' 4-6 kaIi sohaii. SofaIosfoiin gonoiasi ko 3. .Pcngnbatan sImtnmatIs : iazopan ' : O.2 - O.5 ng/kg/dosis, alau ioclaI O.4 - O.6/ng/kg/dosis konudian kIion diIanjulkan dongan. Ioniloin 5 ng/kg/24 jan, 3 kaIi sohaii. Tuiunkan panas : Anlipiiolika :IaiasolanoI alau saIisiIal 1O ng/kg/dosis. Konpios aii IAM alau os. Iongolalan supoilif : Caiian inliavona. Zal asan, usahakan agai konsiliasi O2 loikisai anlaia 3O - 5O. P Prognosis rognosis MMeningitis eningitis Iondoiila noningilis dapal sonluh, laik sonluh dongan cacal noloiik alau nonlaI alau noninggaI loiganlung : a.unui pondoiila. l.}onis kunan ponyolal c.oial iingan infoksi d.Lana sakil soloIun nondapal pongolalan o.Kopokaan kunan loihadap anliliolic yang diloiikan f.Adanya dan ponanganan ponyakil Pencegahan Meningitis Pencegahan Meningitis $aat InI tcrdapat 3 macam cnnjugatc vaksIn yaItu: a. HlOC, dinana pioloin caiiioi loiasaI daii non loksigonik nulanl daii loksin diphloiia yang loiikalan dongan ianlai pondok oIigosacchaiida/OC daii poIyiilosyIiililoIphospalo/IRI kasuI poIisakaiida haonophiIus infIuonzao lipo . l. IRI-OMI, conjugalo vaksin yang loiisi ouloi nonliano pioloins daii N. Moningilidis/OMI, yang loiikalan dongan ianlai IRI poIynoi c. IRI-, loiisi loksoid diphloiia yang loiikalan dongan ianlai sodang IRI poIynoi