Sel T
H
0 mengalami pematangan di bawah pengaruh IL-12
yang dikeluarkan makroIag sel T CD
4
subtype T
H
1 mampu
mengeluarkan IFN-alIa aktivasi makroIag mengeluarkan berbagai
mediator penting di hilir: a. TNF (rekrut monosit aktivasi histiosit
epiteloid respon granulomastosa) ; b. IFN-delta (bersama TNF
aktivasi gen Inducible Nitric Oxide Synthase peningkatan kadar
Nitrix Oxide di tempat inIeksi (oksidator kuat) terbentuknya zat
antara nitrogen reaktiI dengan radikal bebas lain kerusakan oksidatiI
pada beberapa bakteri dari dinding sel hingga DNA nya)
Selain mengaktiIkan makroIag, sel T CD
4
juga permudah
terbentuknya sel T sitotoksik CD8 mematikan makroIag yang
terinIeksi oleh tuberculosis
DeIek di setiap langkah pada respon T
H
1 (termasuk pembentukan IL-
12, IFN-delta, atau NO) granulomsa tidak terbentuk sempurna
tidak ada resistensi perkembangan penyakit
$ecara singkat imunitas terhadap infeksi tuberculosis diperantarai
oleh sel 1 dan ditandai dengan pembentukkan 2 cabang
hipersensitivitas dan munculnya resistensi terhadap organisme bila
terpajan lagi di masa depan mobilisasi dan respon imun lebih
cepat. Hilangnya hipersensitivitas menandakan hilangnya resistensi
tersebut.
Kumar-Cotran-Robbins.27.Buku Ajar Patologi Jo. 2.akarta: ECC
A. TUERKULOSIS PRIMER
Kuman tuberkulosis yang masuk melalui saluran napas akan bersarang di
jaringan paru sehingga akan terbentuk suatu sarang pneumoni, yang disebut
sarang primer atau aIek primer. Sarang primer ini mungkin timbul di bagian
mana saja dalam paru, berbeda dengan sarang reaktivasi. Dari sarang primer
akan kelihatan peradangan saluran getah bening menuju hilus (limIangitis
lokal). Peradangan tersebut diikuti oleh pembesaran kelenjar getah bening di
hilus (limIadenitis regional). AIek primer bersama-sama dengan limIangitis
regional dikenal sebagai kompleks primer. Kompleks primer ini akan
mengalami salah satu nasib sebagai berikut :
Sembuh dengan tidak meninggalkan cacat sama sekali (restitution ad
integrum)
Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas (antara lain sarang Ghon, garis
Iibrotik, sarang perkapuran di hilus)
Menyebar dengan cara :
U Perkontinuitatum, menyebar ke sekitarnya
Salah satu contoh adalah epituberkulosis, yaitu suatu kejadian penekanan
bronkus, biasanya bronkus lobus medius oleh kelenjar hilus yang
membesar sehingga menimbulkan obstruksi pada saluran napas
bersangkutan, dengan akibat atelektasis. Kuman tuberkulosis akan
menjalar sepanjang bronkus yang tersumbat ini ke lobus yang atelektasis
dan menimbulkan peradangan pada lobus yang atelektasis tersebut, yang
dikenal sebagai epituberkulosis.
U Penyebaran secara bronkogen, baik di paru bersangkutan maupun ke paru
sebelahnya atau tertelan
U Penyebaran secara hematogen dan limIogen. Penyebaran ini berkaitan
dengan daya tahan tubuh, jumlah dan virulensi kuman. Sarang yang
ditimbulkan dapat sembuh secara spontan, akan tetetapi bila tidak terdapat
imuniti yang adekuat, penyebaran ini akan menimbulkan keadaan cukup
gawat seperti tuberkulosis milier, meningitis tuberkulosis, typhobacillosis
Landou:y. Penyebaran ini juga dapat menimbulkan tuberkulosis pada alat
tubuh lainnya, misalnya tulang, ginjal, anak ginjal, genitalia dan
sebagainya. Komplikasi dan penyebaran ini mungkin berakhir dengan :
- Sembuh dengan meninggalkan sekuele (misalnya pertumbuhan
terbelakang pada
anak setelah mendapat enseIalomeningitis, tuberkuloma ) atau
- Meninggal. Semua kejadian diatas adalah perjalanan tuberkulosis
primer.
. TUERKULOSIS POSTPRIMER
Tuberkulosis postprimer akan muncul bertahun-tahun kemudian setelah
tuberkulosis primer, biasanya terjadi pada usia 15-40 tahun. Tuberkulosis
postprimer mempunyai nama yang bermacam-macam yaitu tuberkulosis bentuk
dewasa, locali:ed tuberculosis, tuberkulosis menahun, dan sebagainya. Bentuk
tuberkulosis inilah yang terutama menjadi masalah kesehatan masyarakat, karena
dapat menjadi sumber penularan. Tuberkulosis postprimer dimulai dengan sarang
dini, yang umumnya terletak di segmen apikal lobus superior maupun lobus
inIerior. Sarang dini ini awalnya berbentuk suatu sarang pneumoni kecil. Sarang
pneumoni ini akan mengikuti salah satu jalan sebagai berikut :
U Diresopsi kembali dan sembuh tanpa meninggalkan cacat
U Sarang tersebut akan meluas dan segera terjadi proses penyembuhan
dengan penyebukan jaringan Iibrosis. Selanjutnya akan terjadi
pengapuran dan akan sembuh dalam bentuk perkapuran. Sarang tersebut
dapat menjadi aktiI kembali dengan membentuk jaringan keju dan
menimbulkan kaviti bila jaringan keju dibatukkan keluar.
U Sarang pneumoni meluas, membentuk jaringan keju (jaringan kaseosa).
Kaviti akan muncul dengan dibatukkannya jaringan keju keluar. Kaviti
awalnya berdinding tipis, kemudian dindingnya akan menjadi tebal
(kaviti sklerotik). Kaviti tersebut akan menjadi:
- meluas kembali dan menimbulkan sarang pneumoni baru. Sarang
pneumoni ini akan mengikuti pola perjalanan seperti yang disebutkan di
atas
- memadat dan membungkus diri (enkapsulasi), dan disebut tuberkuloma.
Tuberkuloma dapat mengapur dan menyembuh, tetapi mungkin pula aktiI
kembali, mencair lagi dan menjadi kaviti lagi
- bersih dan menyembuh yang disebut open healed cavity, atau kaviti
menyembuh dengan membungkus diri dan akhirnya mengecil.
Kemungkinan berakhir sebagai kaviti yang terbungkus dan menciut
sehingga kelihatan seperti bintang (stellate shaped)
http://www.klikpdpi.com/konsensus/tb/tb.html
Anamnesis:
Px.penunjang
Alur diagnosis:
4 Anamnesis
Keluhan yg ditanyakan: batuk lebih dr 2 minggu,demam, keringat
yg berlebihan di malam hari, turun, nafsu makan
turun,malaise
4 Pemeriksaan fisik : perkusi redup, Suara nafas ada sura
tambahan atau tidak(ada ronky/tidak),stemfremitus mengeras
4 Pemeriksaan penunjang
X foto torax
Sputum
Tes Tuberkulin(cara & interpretasi)
Tes Kulit TC (Tes Mantoux)
Tes kulit TBC dilakukan untuk mengetahui apakah kita terinIeksi kuman TBC. Dokter atau
petugas kesehatan akan menyuntikkan cairan test yang disebut tuberculin dibawah kulit
lengan.
Setelah 2-3 hari di tempat suntikan akan timbul benjolan. Benjolan tersebut akan diukur, jika
diameter benjolan lebih dari 10 mm maka hasilnya positiI. PositiI berarti kita terkena inIeksi
TBC.
http://idkI.bogor.net/yuesbi/e-DU.KU/edukasi.net/Peng.Pop/Kesehatan/TBC/all.htm
b. Pemeriksaan Penunjang
i. Radiologi
O TB Primer
4 Daerah konsolidasi pneumonik periIer dg
pembesaran kelenjar hilus mediastinum
4 Daerah konsolidasi dpt berukuran kecil, lobaris, atau
lbh luas hingga seluruh lapang paru.
O TB postprimer :
4 Konsolidasi bercak, terutama pd lobus atas, srg
disertai kavitas
4 EIusi pleura, empiema, atau penebalan pleura
4 TB milier : nodul2 diskret berukuran 1-2mm yg
terdistribusi di seluruh lapang paru.
Lecture Notes Radiologi, Pradip R. Patel, ed. 2,
EMS