Anda di halaman 1dari 3

InIrastruktur dan Suprastruktur Politik di Indonesia

Struktur politik di dalam suatu negara adalah pelembagaan hubungan organisasi antara
komponen-komponen yang membentuk bangunan politik dan selalu berkenan dengan alokasi
nilai-nilai yang bersiIat otoritatiI, yang dipengaruhi oleh distribusi serta penggunaan kekuasaan.
Menurut AlIian, permasalahan politik dapat dikaji melalui berbagai pendekatan, yaitu dapat
didekati dari sudut kekuasaan, struktur politik, komunikasi politik, konstitusi, pendidikan, dan
sosialisasi politik, pemikiran, dan kebudayaan politik.
1. InIrastruktur Politik
Kelompok masyarakat yang merupakan kekuatan sosial dan politik rill di dalam masyarakat,
disebut 'inIrastruktur politik yang mencakup 5 komponen yaitu :
partai politik, kelompok kepentingan, kelompok penekan, media komunikasi politik dan tokoh
politik.
a. Partai Politik (political party) di Indonesia
Menurut Husazar dan Stevenson, partai politik adalah sekelompok orang yang terorganisir yang
berusaha untuk mengendalikan pemerintahan agar dapat melaksanakan program-programnya dan
menempatkan angota-anggotanya dalam jabatan pemerintah.
Sejarah Partai Politik
- Masa Pra Kemerdekaan
Partai-partai yang berkembang sebelum kemerdekaan dengan 3 aliran besar yaitu Islam(Sarekat
Islam), Nasionalis(PNI, PRI, IP, PI), dan Komunis(PKI), serta Budi Utomo sebagai organisasi
modern yang melakukan perlawanan tidak secara Iisik terhadap Belanda.
- Masa Pasca Kemerdekaan (1945-1965)
Maklumat Pemerintah(3 Nov 45) yang memuat keinginan pemerintah akan kehadiran partai
politik agar masyarakat dapat menyalurkan aspirasi secara teratur membuat tumbuh suburnya
partai-partai politik pasca kemerdekaan. Dan terbagi 4 aliran yaitu : dasar Ketuhanan(Partai
Masjumi, Parkindo, NU, Partai Katolik), dasar Kebangsaan(PNI, PIR, INI, PTI, PWR), dasar
Marxisme(PKI, Partai Murba, Partai Sosialis Indonesia, Permai), dan dasar Nasionalisme(PTDI,
PIN, IPKI).
Pada masa Demokrasi Liberal berakibat mandeknya pembangunan ekonomi dan rawannya
keamanan karena perhatian lebih ditujukan pada pembenahan bidang politik. Hingga Presiden
Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang melahirkan Demokrasi terpimpin. Dan terjadi
pengucilan kekuatan TNI oleh PKI dalam Peristiwa G30s/PKI dengan jatuhnya 7 perwira tinggi
TNI AD. Akhirnya, Kehancuran Orde Lama ditandai dengan surutnya politisi sipil.
- Masa Orde Baru (1966-1998)
Pada era Orde Baru partai Golkar selalu mengalami kemenangan dan hanya mempergunakan
asas Pancasila. Era Orde Baru mengalami antiklimaks kekuasaan hingga Indonesia mengalami
krisi moneter dan berkembang menjadi krisis multidimensi.
- Masa ReIorImasi(1999-Sekarang)
Pada masa ini merupakan arus angin perubahan menuju demokratisasi dan asas keadilan. Dan
partai politik diberi kesempatan untuk hidup kembali dan mengikuti pemilu dengan multi partai.
b. Kelompok Kepentingan (interest group)
Aktivitasnya menyangkut tujuan yang lebih terbatas, dengan sasaran yang monolitis dan
intensitas usaha yang tidak berlebihan serta mengeluarkan dana dan tenaga untuk melaksanakan
tindakan politik di luar tugas partai politik.
Menurut Gabriel A. Almond, kelompok kepentingan diidentiIikasi kedalam jenis-jenis
kelompok, yaitu :
- Kelompok anomik ~ Terbentuk diantara unsur masyarakat secara spontan
- Kelompok non-asosiasional ~ Jarang terorganisir secara rapi dan kegiatannya
bersiIat kadang kala.
- Kelompok institusional ~ BersiIat Iormal dan memiliki Iungsi politik disamping
artikulasi kepentingan.
- Kelompok asosiasional ~ kelompok khusus yang memakai tenaga proIessional
yang bekerja penuh dan memiliki prosedur teratur
untuk memutuskan kepentingan dan tuntutan.
c. Kelompok Penekan (pressure group)
Salah satu institusi politik yang dapat dipergunakan oleh rakyat untuk menyalurkan aspirasi dan
kebutuhannya dengan sasaran akhir adalah untuk mempengaruhi atau bahkan membentuk
kebijakan pemerintah.
Kelompok penekan dapat terhimpun dalam beberapa asosiasi yaitu :
a. Lembaaga Swadaya Masyarakat (LSM),
b. Organisasi-organisasi sosial keagamaan,
c. Organisasi Kepemudaan,
d. Organisasi Lingkungan Hidup,
e. Organisasi Pembela Hukum dan HAM, serta
I. Yayasan atau Badan Hukum lainnya.
d. Media Komunikasi Politik(political communication media)
Salah satu instrumen politik yang berIungsi menyampaikan inIormasi dan persuasi mengenai
politik baik dari pemerintah kepada masyarakat maupun sebaliknya.
e. Tokoh Politik (political/Iigure)
Pengangkatan tokoh politik merupakan proses transIormasi seleksi terhadap anggota masyarakat
dari berbagai sub-kultur dan kualiIikasi tertentu yang kemudian memperkenalkan mereka pada
peranan khusus dalam sistem politik.
Pengangkatan tokoh politik akan berakibat terjadinya pergeseran sektor inIrastruktur politik,
organisasi, asosiasi, kelompok kepentingan serta derajat politisasi dan partisipasi masyarakat.
Menurut Letser G. Seligman, proses pengangkatan tokoh politik akan berkaitan dengan beberapa
aspek, yaitu :
a. Legitimasi elit politik,
b. Masalah kekuasaan,
c. Representativitas elit politik, dan
d. Hubungan antara pengangkatan tokoh-tokoh politik dengan perubahan politik.

Anda mungkin juga menyukai