Anda di halaman 1dari 4

PEMBAHASAN

Persamaan gas ideal bersama-sama dengan massa jenis gas dapat digunakan untuk menentukan berat molekul senyawa volatil. Dalam hal ini menyarankan konsep gas ideal, yakni gas yang akan mempunyai sifat sederhana yang sama dibawah kondisi yang sama. Berdasarkan persamaan gas ideal dapat diketahui bahwa banyaknya mol gas biasanya dinyatakan sebagai n, juga sama dengan massa, m dibagi massa molar, M (yang mempunyai satuan) g/mol ) jadi n = mol/M. Berat molekul (bila tak bedimensi) sama dengan bilangan massa molar : PV = Praktikum kali ini bertujuan untuk dapat menentukan berat molekul senyawa volatil berdasarkan pengukuran massa jenis gas dengan menggunakan persamaan gas ideal. Pada percobaan kali ini dipergunakan sampel berupa larutan kloroform dan aseton. Pada praktikum kali ini, dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan massa erlenmeyer kosong agar dapat menentukan massa cairan. Berat labu erlenmeyer ditambahkan alumium foil dan karet gelang untuk kloroform yakni 72,98 gr sedangkan berat labu erlenmeyer ditambah alumium foil dan karet gelang untuk aseton yakni 73,80 gr. Labu erlenmeyer kemudian dimasukan kloroform/aseton lalu dipanaskan sampai suhu 100 rC. Setelah semua cairan volatil menguap, labu erlenmeyer diangkat, kemudian diletakkan dalam desikator. Desikator berfungsi sebagai pengering dan pendingin dari alat laboratorium untuk percobaan. Berat labu erlenmeyer ditambahkan alumium foil dan karet gelang untuk kloroform yang didinginkan yakni 73,66 gr sedangkan berat labu erlenmeyer ditambah alumium foil dan karet gelang untuk aseton yang didinginkan yakni 73,95 gr. Oleh karena itu didapatkan berat cairan kloroform yakni 0,689 gr dan untuk aseton yakni 0,159 gr. Dengan menggunakan persamaan gas ideal maka diperoleh BM dari larutan volatil tersebut. Dalam perhitungan didapatkan nilai BM kloroform ialah 151,45 gr/mol,

sedangkan BM kloroform yang sebenarnya adalah 119,5 g/mol. Dalam perhitungan didapatkan nilai BM aseton ialah 33,7045 gr/mol, sedangkan BM aseton yang sebenarnya adalah 58 g/mol. Hasil yang didapatkan ini jauh berbeda dengan nilai BM secara teoritis. Kesalahan ini dapat terjadi karena kekurangtelitian praktikan pada saat praktikum. Kesalahan dapat juga terjadi karena kesalahan pada saat melakukan pemanasan; alat yang digunakan kurang bersih dan steril; masih terdapatnya udara dalam labu erlenmeyer hingga mempengaruhi nilai BM yang diperoleh. Dalam perhitungan berat molekul (BM) aseton dan kloroform dapat menggunakan persamaan gas ideal yaitu dengan adanya volume air dan massa jenisnya, maka dapat dihitung massa jenis zatnya. Dengan mengetahui nilai massa jenis zat maka berat molekul juga dapat dihitung. Pada data hasil perhitungan dapat disimpulkan bahwa nilai massa cairan volatil berpengaruh terhadap berat molekul (BM). Dengan demikian, semakin besar nilai dari massa cairan volatil nya maka semakin besar pula nilai berat molekulnya. Dalam percobaan kali ini digunakan dua larutan volatil, yaitu zat kloroform dan aseton. Kedua cairan volatil tersebut tampak berbeda dalam lama pengerjaannya. Pada larutan kloroform, zat bila dipanaskan lebih lambat menguap daripada aseton. Hal tersebut disebabkan karena berat molekul dari kloroform itu sendiri jauh lebih besar daripada aseton sehingga fase dari kloroform jauh lebih sulit untuk diubah daripada aseton.

VI.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari praktikum ini antara lain : 1. Penentuan berat molekul senyawa volatil dapat dilakukan dengan mengukur massa jenis senyawa dan menggunakan persamaan gas ideal.

2.

Nilai BM (berat molekul) yang diperoleh pada percobaan untuk kloroform adalah sebesar 151,45gr/mol, sedangkan nilai BM teoritisnya sebesar 119,5 gr/mol.

3. Nilai BM (berat molekul) yang diperoleh pada percobaan untuk aseton adalah sebesar 30,7045 gr/mol, sedangkan nilai BM teoritisnya sebesar 58 gr/mol.

4. Pada perhitungan persen error, diproleh hasil yakni % error BM kloroform yakni 26,7364 %, sedangkan untuk % error BM aseton yakni 41,8905 %.

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James E. 1999. Kimia Universitas, Jilid 1, edisi kelima. Binarupa Aksara. Jakarta.

s Halliday dan Resnick. 1978. Fisika Jilid I. Erlangga. Jakarta. Respati. 1992. Dasar-Dasar Ilmu Kimia Untuk Universitas. Rineka Cipta. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai