Anda di halaman 1dari 2

TUGAS PENGANTAR KEILMUAN MIPA

Hanley Andrean (16011130)


K02
Dosen : Dra. Samitha Dewi Djajanti

Penemuan Material Baru
Reaksi Iusi nuklir merupakan reaksi penggabungan dua inti atom untuk membentuk suatu
inti atom baru yang lebih berat. Reaksi Iusi ini akan disertai oleh pelepasan energi yang sangat
besar. Pelepasan energi ini akan menyebabkan kenaikan suhu pada lingkungan reaksi Iusi.
Energi ini sebenarnya dapat digunakan sebagai sarana pembangkit listrik, seperti halnya juga
energi yang diperoleh dari reaksi Iisi nuklir (reaksi pemisahan inti atom). Namun, sampai saat
ini, belum ada material yang dapat menahan pelepasan energi dari reaksi Iusi nuklir karena
material yang digunakan memiliki titik leleh yang kurang tinggi untuk menahan energi dari
reaksi Iusi.
Reaksi Iusi membutuhkan beberapa syarat agar reaksi dapat terjadi. Syarat yang pertama
adalah suhu yang tinggi, sekitar 100 juta Kelvin. Pada suhu ini, hidrogen akan berada dalam
bentuk plasma, bukan gas. Plasma adalah kondisi energi tinggi dimana semua elektron lepas dari
atom dan bergerak bebas. Suhu setinggi ini dapat dihasilkan dengan bantuan laser, microwave,
dan partikel ion. Syarat yang kedua adalah tekanan yang tinggi untuk mendekatkan atom sampai
ke jarak 0,001 pm (1 x 10
-15
m). Pendekatan inti sampai jarak sedemikian dapat dicapai dengan
bantuan dari medan magnet, laser, dan sinar ion.
Untuk pemanIaatan energi dari reaksi Iusi, diperlukan suatu material yang memiliki titik
leleh tinggi yang tinggi. Sampai saat ini, material yang memiliki titik leleh tertinggi berada pada
kisaran 4000-5000 Kelvin, sedangkan untuk menahan energi Iusi, dibutuhkan titik leleh jauh
lebih tinggi dari itu. Material ini digunakan sebagai dinding tempat terjadinya reaksi Iusi. Jadi
material ini digunakan sebagai penahan radiasi yang dipancarkan oleh senyawa radioaktiI yang
digunakan dalam reaksi Iusi. Pada dasarnya, reaktor nuklir dengan reaksi Iusi akan menghasilkan
radiasi radioaktiI yang lebih rendah dari reaktor nuklir reaksi Iisi.
Sampai saat ini, manusia sudah dapat melakukan reaksi Iusi, walaupun masih belum
dapat dimanIaatkan sebagai sumber energi listrik. Reaksi Iusi yang berhasil dilakukan adalah
reaksi deuterium-tritium, reaksi ini dimanIaatkan sebagai sarana perang dalam bentuk bom
hidrogen. Disisi lain, reaktor nuklir reaksi Iusi sudah memiliki berbagai model, tetapi
pemanIaatannya masih belum berjalan, karena belum adanya material sebagai dinding tersebut.
Material yang memiliki titik leleh tinggi tentu saja harus memiliki ikatan yang kuat antar
molekulnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa senyawa yang digunakan haruslah senyawa yang
besar (agar gaya Londonnya besar), dan berupa senyawa ion (agar memiliki gaya dipole-dipol).
Pembuatan material semacam ini dapat dilakukan dengan menentukan terlebih dahulu berapa
titik leleh yang diinginkan dengan galat cukup besar lewat metode indemann Criterion. Setelah
itu, berbagai proses trial and error dapat dilakukan untuk menggabungkan berbagai unsur atau
senyawa yang memiliki kriteria sesuai yang didapat dari hasil perhitungan indemann Criterion.
Kesimpulannya, reaksi Iusi nuklir memerlukan sebuah material dengan titik leleh tinggi
agar reaksi Iusi dapat dimanIaatkan sebagai pembangkit energi listrik. Material ini digunakan
sebagai dinding penahan bahan bakar nuklir agar tidak ada radiasi yang berlebih di sekitar
reaktor. Material ini harus memiliki bentuk molekul yang besar, dan merupakan senyawa ion
agar titik lelehnya lebih tinggi. Pembuatan unsur ini dapat dilakukan dengan prediksi titik leleh
dan trial and error.

Anda mungkin juga menyukai