Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL SKRIPSI STUDI DAN IMPLEMENTASI ALGORITMA CAESAR CIPHER UNTUK KEAMANAN PESAN EMAIL YANG BERSIFAT RAHASIA

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dunia internet pada era sekarang ini sangatlah luas penggunaan dan perkembangannya, salah satu fasilitas dan layanan yang sangat vital dalam dunia internet adalah pesan email. Email pada dasarnya hanyalah sebuah pesan elektronik yang dikirimkan melalui media jaringan internet. Dengan adanya email, proses pengolahan, penyimpanan serta pendistribusian data dan informasi sangatlah mudah dilakukan dan digunakan oleh semua kalangan lapisan masyarakat. Aspek kemudahan yang didapat tersebut ternyata berbanding terbalik dengan faktor confidentiality (kerahasiaan), intergrity dan availability

(ketersediaan). Proses pengiriman email melalui media internet pada dasarnya hanyalah melakukan pengiriman data tanpa melakukan pengamanan terhadap konten dari data yang dikirim, sehingga ketika dilakukan penyadapan pada jalur pengirimannya maka data yang disadap dapat langsung dibaca oleh penyadap. Untuk menghidari kemungkinan data yang disadap dapat langsung dibaca oleh penyadap, maka data yang dikirim diacak dengan menggunakan metode penyandian tertentu sehingga pesan yang terkandung dalam data yang dikirim tersebut menjadi lebih aman.

2 Banyak sekali cara-cara yang ditempuh untuk memperkuat pengamanan, seperti penggunaan autentikasi user dan password berlapis pada email, namun tetap saja kerahasiaan dari isi data dan informasinya belumlah bisa dikatakan aman dan terlindungi apabila jatuh kepada orang yang tidak bertanggung jawab. Adapun usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi kejahatan cyber dalam hal pencurian pesan email yaitu dengan memperkuat sistem keamanan komputer, dengan cara membuat algoritma penyandian yang lebih kuat terhadap serangan. Ukuran dari kekuatan algoritma penyandian tersebut adalah banyaknya usaha yang diperlukan dalam melakukan pemecahan dari kunci sandi tersebut. Pengiriman data dan penyimpanan data melalui email memerlukan suatu proses yang dapat menjamin keamanan dan keutuhan dari data yang dikirimkan tersebut. Data tersebut harus tetap rahasia selama pengiriman dan harus tetap utuh pada saat penerimaan ditujuan. Untuk memenuhi hal tersebut, dilakukan proses penyandian (enkripsi dan dekripsi) terhadap data yang akan dikirimkan. Enkripsi dilakukan pada saat pengiriman dengan cara mengubah data asli menjadi data rahasia sedangkan dekripsi dilakukan pada saat penerimaan dengan cara mengubah data rahasia menjadi data asli. Jadi data yang dikirimkan selama proses pengiriman adalah data rahasia, sehingga data asli tidak dapat diketahui oleh pihak yang tidak berkepentingan. Data asli hanya dapat diketahui dan dibaca oleh penerima setelah data tersebut telah diterjemahkan dengan menggunakan kunci rahasia. Berawal dari latar belakang masalah tersebut, maka penulis mengambil judul Studi dan Implementasi Algoritma Caesar Cipher Untuk Keamanan Pesan Email yang Bersifat Rahasia

3 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengimplementasikan algoritma caesar cipher dalam menjaga keamanan pesan email agar pihak yang tidak berwenang tidak dapat memecahkan informasi yang terdapat dalam data yang telah disadap sehingga keamanaan dan kerahasiaan data tetap terjaga. 1.3 Batasan Masalah Untuk mengidentifikasi masalah dan pembahasan supaya lebih terarah dan tidak menyimpang, penulisan akan memberikan beberapa batasan masalah, sebagai berikut : 1. Mengimplementasikan algoritma caesar cipher dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP. 2. Dalam mengimplementasikan algoritma caesar cipher, tahapan yang dilakukan dimulai dari desain tampilan, generasi kode, dan pengujian sistem. 3. Dalam pengamanan data hanya sebatas integritas data. 1.4 1.4.1 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Sesuai dengan konsep yang ada, untuk menyelesaikan hasil penelitian maka tujuan penelitian yang hendak dicapai yaitu mengimplementasikan algoritma caesar cipher dalam bentuk sistem yang dapat menjaga kerahasiaan dan keamanan pesan email.

4 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu, dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang kriptografi khususnya enkripsi dan dekripsi didalam pengamanan dan kerahasiaan pesan email menggunakan algoritma caesar cipher.

5 II. 3.1 3.1.1 TINJAUAN PUSTAKA

Landasan Teori Kriptografi Kriptografi (cryptography) berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas kata cryptos yang artinya rahasia, dan graphein yang artinya tulisan. Berdasarkan terminologi, kriptografi adalah ilmu dan seni untuk menjaga kerahasiaan pesan dengan cara mengubahnya dari satu bentuk ke bentuk lainnya yang tidak dapat dimengerti lagi artinya. Kriptografi disebut ilmu, karena didalamnya menggunakan berbagai metode (rumusan), dan sebagai seni, karena didalamnya membutuhkan teknik khusus daalam mendesainnya. (Rinaldi Munir, 2006). Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari tentang cara menjaga keamanan suatu pesan atau informasi. Pesan atau informasi dapat dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu pesan yang dapat dibaca dengan mudah (plaintext ) dan pesan yang tidak mudah dibaca (ciphertext). Untuk melakukan kriptografi digunakan algoritma kriptografi. Algoritma kriptografi terdiri dari dua bagian, yaitu fungsi enkripsi dan dekripsi. Enkripsi adalah proses untuk mengubah plaintext menjadi ciphertext, sedangkan dekripsi adalah kebalikannya yaitu mengubah ciphertext menjadi plaintext. Salah satu teknik enkripsi adalah teknik subtitusi, yaitu mengganti setiap karakter plaintext dengan karakter lain. Terdapat empat cara dalam menggunakan teknik subtitusi, yaitu :
a)

Monoalphabet, dimana setiap karakter ciphertext mengganti satu

macam karakter plaintext tertentu.

6
b)

Polialphabet, dimana setiap karakter ciphertext mengganti lebih dari satu

macam karakter plaintext.


c)

Monograf / unilateral, dimana satu enkripsi dilakukan terhadap satu

karakter plaintext. Monograf/unilateral, dimana satu enkripsi dilakukan terhadap satu karakter plaintext.
d)

Poligraf / multilateral, dimana satu enkripsi dilakukan terhadap lebih dari

satu karakter plaintext. Teknik enkripsi substitusi yang pertama kali dikenal dan paling sederhana ditemukan oleh Julius Caesar. Metode yang digunakan dalam caesar chiper ini adalah dengan mempertukarkan setiap huruf dari plaintext dengan huruf lain dengan interval 3 huruf dari huruf plaintext. Sebagai contoh dapat dilihat di bawah ini : A B C D E F GH I JK L M N P O Q R S TU V WX Y Z D E F G H I JK L MN O P Q R S T U V WX Y ZA B C

Untuk menyandikan sebuah pesan, cukup mencari setiap huruf yang hendak disandikan dialfabet biasa, lalu tuliskan huruf yang sesuai pada alfabet sandi. Untuk memecahkan sandi tersebut gunakan cara sebaliknya. Contoh penyandian sebuah pesan adalah sebagai berikut. teks terang: kirim pasukan ke sayap kiri teks tersandi: NLULP SDVXNDQ NH VDBDS NLUL Proses penyandian (enkripsi) dapat secara matematis menggunakan operasi modulus dengan mengubah huruf-huruf menjadi angka, A = 0, B = 1,..., Z = 25. Sandi (En) dari "huruf" x dengan geseran n secara matematis dituliskan dengan,

Sedangkan pada proses pemecahan kode (dekripsi), hasil dekripsi (Dn) adalah

Setiap huruf yang sama digantikan oleh huruf yang sama di sepanjang pesan, sehingga sandi Caesar digolongkan kepada, substitusi monoalfabetik, yang berlawanan dengan substitusi polialfabetik. 3.1.2 Algoritma Ditinjau dari asal-usul katanya, kata Algoritma sendiri mempunyai sejarah yang aneh. Orang hanya menemukan kata algorism yang berarti proses menghitung dengan angka arab. Anda dikatakan algorist jika Anda menghitung menggunakan angka arab. Para ahli bahasa berusaha menemukan asal kata ini namun hasilnya kurang memuaskan. Akhirnya para ahli sejarah matematika menemukan asal kata tersebut yang berasal dari nama penulis buku arab yang terkenal yaitu Abu Jafar Muhammad Ibnu Musa Al-Khuwarizmi. Al-Khuwarizmi dibaca orang barat menjadi Algorism. Al-Khuwarizmi menulis buku yang berjudul Kitab Al Jabar WalMuqabala yang artinya Buku pemugaran dan pengurangan (The book of restoration and reduction). Dari judul buku itu kita juga memperoleh akar kata Aljabar (Algebra). Perubahan kata dari algorism menjadi algorithm muncul karena kata algorism sering dikelirukan dengan arithmetic, sehingga akhiran sm berubah menjadi thm. Karena perhitungan dengan angka Arab sudah menjadi hal yang biasa, maka lambat laun kata algorithm berangsur-angsur dipakai sebagai metode perhitungan (komputasi) secara umum, sehingga kehilangan makna kata aslinya. Dalam bahasa Indonesia, kata algorithm diserap menjadi algoritma.

8 Algoritma adalah urutan langkah-langkah logis penyelesaian masalah yang disusun secara sistematis dan logis . Kata logis merupakan kata kunci dalam algoritma. Langkah-langkah dalam algoritma harus logis dan harus dapat ditentukan bernilai salah atau benar. Dalam beberapa konteks, algoritma adalah spesifikasi urutan langkah untuk melakukan pekerjaan tertentu. Pertimbangan dalam pemilihan algoritma adalah, pertama, algoritma haruslah benar. Artinya algoritma akan memberikan keluaran yang dikehendaki dari sejumlah masukan yang diberikan. Tidak peduli sebagus apapun algoritma, kalau memberikan keluaran yang salah, pastilah algoritma tersebut bukanlah algoritma yang baik. Pertimbangan kedua yang harus diperhatikan adalah kita harus mengetahui seberapa baik hasil yang dicapai oleh algoritma tersebut. Hal ini penting terutama pada algoritma untuk menyelesaikan masalah yang memerlukan aproksimasi hasil (hasil yang hanya berupa pendekatan). Algoritma yang baik harus mampu memberikan hasil yang sedekat mungkin dengan nilai yang sebenarnya. Ketiga adalah efisiensi algoritma. Efisiensi algoritma dapat ditinjau dari 2 hal yaitu efisiensi waktu dan memori. Meskipun algoritma memberikan keluaran yang benar (paling mendekati), tetapi jika kita harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan keluarannya, algoritma tersebut biasanya tidak akan dipakai, setiap orang menginginkan keluaran yang cepat. Begitu juga dengan memori, semakin besar memori yang terpakai maka semakin buruklah algoritma tersebut.

9 3.1.3 Php Menurut Peranginangin (2006:2) PHP (Hipertext Preprocessor) adalah softwere open-Source yang disebarkan dan dilisensikan secara gratis serta dapat di-download secara bebas dari situs resminya. Sedangkan menurut Nugroho (2008:114), PHP adalah bahasa standar yang digunakan dalam dunia Web site, dimana merupakan bahasa program yang berbentuk skrip yang diletakan didalam server Web.

10 III. 3.1 METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Dalam pengerjaan penelitian ini, digunakan metode penelitian dengan tahapan-tahapan sebagai berikut : Dalam teknik ini, penulis mengumpulkan dan mencari referensi materi yang penulis bahas dari buku-buku dan mengutip dari sumber-sumber yang berhubungan dengan penulisan ini. 3.2 Metode Pengembangan Sistem Metode yang digunakan untuk mengimplementasikan algoritma caesar cipher kedalam bentuk aplikasi adalah Sequential Linier Model Process atau juga dikenal dengan nama Model Linier Sekuensial yang memiliki tahapan-tahapan yaitu : rekayasa pemodelan sistem atau informasi, analisis kebutuhan, desain, generasi kode, pengujian serta pemeliharaan.

Rekayasa dan pemodelan sistem/informasi. Karena perangkat lunak selalu merupakan bagian dari sebuah sistem yang lebih besar, kerja dimulai dengan membangun syarat dari semua elemen sistem dan mengalokasikan beberapa subset dari kebutuhan ke perangkat lunak tersebut. Analisis kebutuhan perangkat lunak. Proses pengumpulan kebutuhan diintensifkan dan difokuskan, khususnya pada perangkat lunak. Untuk memahami sifat program yang dibangun, perekayasa perangkat lunak (analis) harus memahami domain informasi, tingkah laku, unjuk kerja, dan antar muka

11 (interface) yang diperlukan. Kebutuhan baik untuk sistem maupun perangkat lunak didokumentasikan dan dilihat lagi dengan pelanggan. Desain. Desain perangkat lunak sebenarnya adalah proses multi langkah yang berfokus pada empat atribut sebuah program yang berbeda; struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface, dan detail (algoritma) prosedural. Proses desain menerjemahkan syarat/kebutuhan ke dalam sebuah representasi perangkat lunak yang dapat diperkirakan demi kualitas sebelum dimulai pemunculan kode. Sebagaimana persyaratan, desain didokumentasikan dan menjadi bagian dari konfigurasi perangkat lunak. Generasi Kode. Desain harus diterjemahkan ke dalam bentuk mesin yang bisa dibaca. Langkah pembuatan kode melakukan tugas ini. Jika desain dilakukan dengan cara yang lengkap, pembuatan kode dapat diselesaikan secara mekanis. Pengujian. Sekali kode dibuat, pengujian program dimulai. Proses pengujian berfokus pada logika internal perangkat lunak, memastikan bahwa semua pernyataan sudah diuji, dan pada eksternal fungsional yaitu mengarahkan pengujian untuk menemukan kesalahan-kesalahan dan memastikan bahwa input yang dibatasi akan memberikan hasil aktual yang sesuai dengan hasil yang dibutuhkan. Pemeliharaan. Perangkat lunak akan mengalami perubahan setelah disampaikan kepada pelanggan. Perubahan akan terjadi karena kesalahan-kesalahan ditentukan, karena perangkat lunak harus disesuaikan untuk mengakomodasi perubahanperubahan di dalam lingkungan eksternalnya, atau karena pelanggan

membutuhkan perkembangan fungsional atau unjuk kerja. Pemeliharaan

12 perangkat lunak mengaplikasikan lagi setiap fase program sebelumnya dan tidak membuat yang baru lagi Model sekuensial linier adalah paradigma rekayasa perangkat lunak yang paling luas dipakai dan paling tua. Masalah-masalah yang kadang-kadang terjadi ketika model sekuensial linier diaplikasikan adalah : 1. Jarang sekali proyek nyata mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan oleh model ini. Meskipun model linier bisa mengakomodasi iterasi, model itu melakukannya dengan cara tidak langsung. 2. Kadang-kadang sulit bagi pelanggan untuk menyatakan semua

kebutuhannya secara eksplisit. 3. Pelanggan harus bersikap sabar. Sebuah versi kerja dari program-program itu tidak akan diperoleh sampai akhir waktu proyek dilalui. 4. Pengembang sering melakukan penundaan yang tidak perlu. Bradac mendapatkan bahwa pada model ini banyak anggota tim proyek haus menunggu tim yang lain untuk melengkapi tugas yang saling memiliki ketergantungan. Masing-masing dari masalah tersebut bersifat riil. Tetapi paradigma siklus kehidupan klasik memiliki tempat yang terbatas namun penting di dalam kerja rekayasa perangkat lunak. Paradigma itu memberikan template di mana metode analisis, desain, pengkodean, pengujian dan pemeliharaan bisa dilakukan. Siklus kehidupan klasik tetap menjadi model bagi rekayasa perangkat lunak yang paling luas dipakai.

13 3.3 Penelitian Sebelumnya

Anda mungkin juga menyukai