Anda di halaman 1dari 25

Desain Sistem Terinci Pada Siklus Produksi Pada PT.

Gendish Mitra Kinarya

DISUSUN OLEH : WIDADA, SE., MM

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS GUNADARMA JAKARTA 2009

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desain terperinci dimaksudkan untuk memprogram computer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasikan system. Desain input terperinci atau masukan merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari informasi adalah data yang terjadi dari tarnsaksitrasnsaksi yang dilakukan oleh organisasi. Data hasil transaksi merupakan masukan untuk system informasi akuntansi. Hasil dari system tidak terlepas dari data yang dimasukan. Sampah yang masuk, sampah yang keluar dan demikianlah istilah yang terkenal dalam pengolahan data. SIA yan baik memang harus menganut GIGO (Garbage In Garbage Out). Supaya tidak dihasilkan sampah, maka input yang masuk dalam system informasi harus tidak boleh berupa sampah. Oleh karena itu desain input berusaha membuat suatu system yang dapat menerima input yang bukan sampah. Desain input terinci dimulai dari desain dokumen dasar sebagai penangkap input yang pertama kali. Jika dokumen dasar tidak didesain dengan baik, kemungkinan input yang tercatat dapat salah bahkan kurang. Pada tahap desain output secara terinci, desain output ini hanya dimasukan untuk menentukan kebutuhan output dari system baru. Output apa saja yang dibutuhkan untuk system yang baru? Desain output secara terinci dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan ini. Bagaimana dan seperti apa bentuk dari output output tersebut? Desain output terinci dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan ini. Tujuan dari output adalah untuk menetapkan sifat, format, isi dan waktu dari laporan tercetak, dokumen dan tampilan layar. Menyusun output sesuai kebutuhan pemakai membutuhkan kerjasama antara para pemakai dan pendesain. Dalam mendesain input dan output, harus dipertimbangkan pula

desain dari database. Karena database merupakan file data acuan dalam melaksanakan desain input dan output. Hasil yang diperoleh dari system adalah laporan. Dimana fungsi dari laporan adalah sebagai bahan dalam mempertimbangkan keputusan yang akan diambil. Agar menghasilkan laporan yang tepat waktu, cepat, relevan dan akurat, maka dibutuhkan sistem kerja yang baik. Oleh karena banyak perusahaan yang menggunakan system dalam menjalankan sistemnya. 1.2 1. 2. 3. 4. Rumusan Masalah Dalam hal ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut : Bagaimana desain input terinci pada PT. Gendish Mitra Kinarya ? Bagaimana desain output terinci pada PT. Gendish Mitra Kinarya ? Bagaimana desain database terinci pada PT. Gendish Mitra Kinarya? Bagaimana desain teknologi terinci pada PT. Gendish Mitra Kinarya ? 1.3 1. 2. 3. 4. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan desain input terinci pada PT. Gendish Mitra Kinarya ? Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan desain output terinci pada PT. Gendish Mitra Kinarya ? Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan desain database terinci pada PT. Gendish Mitra Kinarya ? Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan desain teknologi terinci pada PT. Gendish Mitra Kinarya ?

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prosedur Pengawasan Produksi Fungsi dan organisasi Produksi pengawasan produksi adalah prosedur yang dimulai dari dikeluarkannya order produksi, mengikuti pelaksanaannya dan kalau perlu mengadakan penyesuaian penyesuaian. Dalam membuat order produksi perlu dipertimbangkan tersedianya bahan, kapasitas pabrik dan kemampuan karyawan. Order produksi biasanya dibuat beberapa lembar dan dikirimkan pada tiap tiap bagian yang akan mengerjakan order tersebut. Prosedur pengawasan produksi ini erat hubungannya dengan prosedur pesanan penjualan, prosedur pengiriman dan prosedur pembelian. Fomulir order produksi dibuat oleh pabrik berdasarkan pesanan dari langganan yang diterima bagian penjualan. Mungkin juga order produksi dibuat berdasarkan rencana produksi yang disusun oleh bagian produksi dan bagin penjualan. 2.2 Jenis Prosedur Pengawasan Produksi Ada 2 jenis pengawasan produksi sebagai berikut : 1. Prosedur pengawasan order produksi khusus, yaitu prosedur dimana sebuah order produksi dikeluarkan untuk memerintah pabrik agar memproduksi sejumlah produk tertentu . biasanya prosedur ini digunakan dalam keadaan sebagai berikut : a. produk dibuat berdasarkan pesanan dari pembeli. b. dalam perusahaan assembling c. dalam perusahaan yang proses produksinya continue dimana produk dibuat berdasarkan rumus.

2. Prosedur pengawasan order produksi berulang, yaitu prosedur dimana sebuah order produksi dikeluarkan untuk memerintah pabrik untuk memproduksi produk tertentu selama suatu periode yang akan datang. 2.3 Formulir Dalam prosedur pengawasan order produksi khusus digunakan fornmulir-formulir sebagai berikut : 1. Order produksi 2. Daftar kebutuhan bahan (bill of materials) 3. Surat permintaan bahan (requisition) 4. Urutan kegiatan (operation list) 5. Traveler Card atau Route Card 6. kartu kerja (job ticket) Dalam prosedur pengawasan order produksi berulang, formulir yang digunakan adalah order produksi, dan surat permintaan bahan atau daftar kebutuhan bahan yang digunakan untuk meminta bahan dari gudang. 2.4 Model Prosedur Pengawasan Produksi Ada 4 model prosedur pengawasan produksi, yaitu : 1. Produksi barang-barang untuk memenuhi pesanan dari pembeli yang sertifikasinya ditentukan oleh pembeli. Barng dikirim untuk pembeli pada saat dikerjakan. 2. Produksi barang-barang untuk memenuhi pesanan dari pembeli, bentuknya ditentukan oleh pembeli dan sebagian oleh perusahaan. Barang dikirim kepada pembeli selama musim tertentu, pada tanggal yang sudah disetujui. 3. Produksi suku cadang untuk persediaan yang akan di assembling atau dijual sebagai suku cadang. 4. Produksi secara continue (proses) berdasarkan rumus-rumus tertentu.

Model prosedur pengawasan produksi diambil dari buku accounting system oleh Cecil Gillespie.

2.4.1

Produksi

barang-barang

untuk

memenuhi

pesanan

dari

pembeli. Spesifikasi dari pembeli , segera dikirim sesuai bila sudah selesai. Contoh beriktu ini adalah untuk percetakan, urutan-urutan sebagai berikut: 1. Karyawan bagian perencanaan produksi menulis order produksi rangkap 5 dan dibagikan sebagai berikut : a. Lembar 1 untuk bagian composer. b. Lembar 2 untuk bagian cetak. c. Lembar 3 untuk bagian jilid. d. Lembar 4 untuk bagian pengiriman. e. Lembar 5 disimpan sebagai arsip untuk mengawasi pelaksanaan order produksi tersebut. 2. Tata usaha pabrik menyimpan order produksi untuk masing-masing bagian, sedapat mungkin dengan bagian yang bersangkutan. Apabila bahan yang akan digunakan belum tersedia, order produksi ini disimpan di bagian belakang (sebalik) tempat penyimpanan. Apabila bahan sudah tersedia, order produksi tadi dipindahkan ke tempat penyimpanan untuk order produksi yang aktif. 3. Ketika suatu bagian sudah siap untuk mengerjakan pekerjaan baru, tata usaha pabrik mengambil order produksi dan menyerahkan ke bagian yang bersangkutan. Bersamaan dengan itu satu tembusan order produksi yang merupakan tembusan utnuk pengawasan di tempatkan pada tempat penyimpana order produksi bagian yang bersangkutan. Tembusan untuk pengawasan ini di tempatkan paling

muka dalam tempat penyimpanan order produksi. Dengan demikian dapat segera diketahui order produksi mana yang sedang dikerjakan. 4. Apabila pekerjaan ini sudah diselesaikan dibagian terakhir, bagian penmgiriman menyiapkannya untuk dikirim dan mengecek kuantitasnya dengan tembusan order produksi. Tembusan ini di cap di kirim apabila barang- barang tersebut sudah dikirim ke pemesan dan diserahkan ke bagian billing. Berdasarkan tembusan order produksi yang diterima dari bagian pengiriman, di buat faktur oleh bagian billing dan diserahkan pada pemesan. 2.4.2 Produksi barang mode untuk memenuhi pesanan dari pembeli, pengirimannya dilakukan pada waktu yang akan datang Pesanan dari langganan dipisahkan menurut jenis produk dan jenis pengiriman, sehingga dapat di ketahui produksi yang harus di kerjakan setiap bulan. Untuk mencapai tujuan ini dapat digunakan unit shipping order procedure, dimana masing-masing shipping order dapat di pisah-pisahkan menurut jenis produk dan periode pengirimannya. 2.4.3 Produksi suku cadang untuk persediaan atau dijual. Untuk memproduksi suku cadang, dikeluarkan suatu order produksi dengan tembusan- tembusannya. Tiap-tiap tembusan digunakan untuk : 1. Surat permintaan bahan 2. Order produksi 3. Traveler Card 4. Cost Copy Order Produksi dan traveler card diserahkan pada bagian produksi bersama dengan surat permintaan bahan. Cost copy diserahkan pada seksi akuntansi biaya. Untuk mengerjakan assembling dari suku cadang tersebut prosedurnya sama dengan di atas. Produksi secara continue berdasarkan resep (rumus)

Contoh produksi yang continue adalah pabrik cat dimana pekerja di samping harus tahu bahan-bahannya juga ukuran (banyaknya) masingmasing bahan yang digunakan. Dalam perusahaan seperti ini biasanya dibuatkan resep (rumus) untuk tiap jenis produk. 2.5 Aplikasi-Aplikasi Siklus Produksi Pengendalian produksi, pengendalian persediaan, akuntansi biaya, dan akuntansi property/kepemilikan merupakan fungsi-fungsi umum dalam siklus produksi di perusahaan-perusahaan manufaktur. 2.6 Pengendalian Produksi System akuntansi biaya berfokus pada pengelolaan persediaan manufaktur : bahan baku, barang dalam proses, dan produk selesai. Job costing merupakan prosedur dimana biaya didistribusikan ke pekerjaan atau order produksi tertentu. Ini membutuhkan system pengendalian order produksi. Dalam penentuan biaya berdasarkan proses produksi (process costing), biaya dikumpulkan dalam proses atau departemen berdasarkan periode. Berkas dan laporan. Pengendalian produksi mencakup perencanaan produk mana yang akan diproduksi dan penjadwalan produksi untuk mencapai pemanfaatan sumber daya secara optimal. Kebutuhan-kebutuhan dasar produksi disajikan dalam daftar bahan dan daftar kegiatan utama. Daftar bahan mencakup bahan yang dibutuhkan dan deskripsi mengenai order. Daftar bahan dapat digunakan sebagai referensi untuk penggantian bahan, dan sebagai dasar menentukan bahan pendukung, atau sebagai daftar bahan bagi pemakai. Daftar kegiatan utama hampir serupa dengan daftar bahan; merincikan kegiatan tenaga kerja, urutannya, dan mesin-mesin yang mereka butuhkan secara khusus dalam kegiatan produksi. Menentukan produk mana yang akan diproduksi membutuhkan keterpaduan antara permintaan produk, permohonan produk, dan sumber daya yang tersedia di perusahaan. Sumber daya tersedia untuk produksi yang fungsi pengendalian produksi melalui laporan posisi pengendalian dan laporan

ketersediaan barang. Laporan posisi bahan baku merinci sumber daya bahan dalam persediaan yang tersedia untuk produksi. Laporan ketersediaan barang menyajikan ketersediaan sumber daya tenaga kerja dan mesin. Aliran-aliran transaksi. Order produksi digunakan sebagai otorisasi departemen produksi untuk membuat produk-produk tertentu. Permintaan bahan diterbitkan untuk setiap order produksi untuk mengotorisasi departemen persediaan untuk mengeluarkan bahan ke departemen produksi. Kegiatan tenaga kerja dicatat dalam kartu jam kerja. Kartu ini diposting ke order produksi dan dikirikan ke departemen akuntansi biaya. Laporan posisi produksi merinci pekerjaan selesai per order produksi sesuai dengan proses produksi.

PEMBAHASAN

3.1. Objek Penelitian. PT. Gendish Mira Kinarya adalah suatu perusahaan yang bergerak di bidang konveksi. Perusahaan ini memproduksi seragam kerja dan beraneka ragam type blouse untuk wanita, seperti : Laziza, dan Biandra. Perusahaan ini didirikan pada tahun 2002 yang beralamat di jalan Garuda B No. 595, Duta Kranji, Bekasi Barat 17135, no. Telp (021) 885-7013. Awal berdirinya usaha ini, karena beliau memiliki bakat berdagang dan memiliki pertemanan dengan beberapa relasi yang bergerak dibidang yang sama. Pemilik dari usaha konveksi ini adalah Ibu Brigyta dengan bantuan satu orang kepercayaannya dan dukungan dari kerabat dekatnya. Awal berdirinya usaha konveksi ini terdiri dari mesin cutting 1 buah, mesin jahit 50 buah, mesin obraas 2 buah, mesin pressing 1 buah, mesin lubang kancing 1 buah, mesin hem 1 buah, dan mesin pasang kancing 1 buah, dan memiliki 66 orang tenaga kerja dengan modal pinjaman kredit dari beberapa bank, seperti : Bank Danamon, Bank BRI, dan Bank Lippo.

Usaha memproduksi seragam kerja dan pakaian blouse wanita ini masih berjalan lancar hingga sekarang. Hal ini dapat dibuktikan dari jumlah pemesanan dengan kualitas dan kuantitas yang cukup baik serta memuaskan pelanggannya. 3.2.Struktur Organisasi Perusahaan Dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan diperlukan adanya pembagian kerja yang teratur, sehingga hubungan kerja serta wewenang dan tanggung jawab dapat terlihat dengan jelas. Dengan adanya struktur organisasi di dalam perusahaan tersebut maka dapat dilihat dengan jelas mengenai hubungan kerja, wewenang dan tanggung jawab dari tiap-tiap bagian. Struktur organisasi PT. Gendish Mitra Kinarya terlihat pada gambar 3.1.

Pimpinan Perusahaan

Pimpinan Produksi

Bagian Pemotongan Bahan

Bagian Bagian Menjahit Menjahit Bahan Bahan

Bagian Bagian Pengepakan Pengepakan Barang Barang

Bagian Bagian Order Order Barang Barang

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Gendish Mitra Kinarya

Adapun penjabaran tugas, wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah : 1. Pimpinan Perusahaan Bertugas untuk mengawasi jalannya perusahaan, untuk mengawasi pemasukkan dan pengeluaran kas perusahaan, mengawasi seluruh para karyawan, dan bertanggung jawab atas kelangsungan hidup perusahaan. 2. Pimpinan Produksi Bertugas untuk mengawasi jalannya produksi, mengawasi pekerjaan para karyawan, serta membuat design dan pola pakaian yang akan diproduksi. 3. Bagian Pemotongan Bahan Bertugas untuk memotong bahan menjadi bagian-bagian model dengan bermacam-macam ukuran. 4. Bagian Menjahit Bahan

Bertugas menjahit bahan-bahan yang telah dipotong oleh bagian pemotongan bahan. 5. Bagian Pengepakan Bahan Bertugas untuk merapikan pakaian, memasang resleting, kancing, menyetrika dan mengepakan untuk dikirim ke tempat pelanggan. 6. Bagian Order Barang Bertugas Mengirimkan barang yang telah selesai kepada para pelanggan. 3.3.Jenis Produksi dan Daerah Pemasaran PT. Gendish Mitra Kinarya terus berkembang setiap tahunnya yang menjadi trend para wanita. Sebagian besar hasil produksinya dipasarkan ke Sophie Martin dan Coca-Cola cabang Jakarta. Perusahaan ini memproduksi seragam kerja dan beraneka ragam type blouse untuk wanita, seperti : Laziza, dan Biandra.

3.4.
A.

DESAIN SISTEM TERINCI DESAIN INPUT TERINCI Masukan (input) merupakan awal dimulainya proses informasi.

Bahan mentah dari informasi adalah data yang terjadi dari transaksi transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Data hasil dari transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi akuntansi. Adapun cara cara dalam mengurangi jumlah inputan adalah dengan mengurangi kode, data yang relatif konstan disimpan di file induk acuan, jam dan tanggal dapat diambil dari sistem dan rutin diperhitungkan dilakukan oleh sistem. Agar suatu formulir yant digunakan dapat mencapai sasaran, diperlukan suatu perencanaan yang baik. Perancangan yang baik untuk formulir diharapkan dapat menghilangkan kelemahan kelemahan yang ada dan juga meperlihatkan faktor faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang formulir. Pengkodean

memudahkan proses pengolahan data karena dengan kode data akan lebih mudah diidentifikasi.

PT. Gendish Mitra Kinarya Bekasi

Daftar Kebutuhan Bahan No : 882 Tgl : Mei07 No Pesanan : No. Order Penjualan :

No

Kode Barang

Satuan

Nama dan Spesifikasi

Kuantitas

Diisi oleh bagian akuntansi Harga Satuan Jumlah

1 2 3 4

KB 6422 KB 6959 KB 5251 KB 2846

Piece Gulung Lusin Lusin

Bahan Katun Benang Jahit Label Prod. Kancing Benang Obras

40 150 250 500

1300000 6000 2400 7000

52000000 900000 600000 3500000

KB 6582

Gulung

100

8000

800000

Dibuat oleh

Disetujui oleh

Dikeluarkan oleh

Diterima oleh

Dibukukan oleh

Cahyono

Brigyta

Syamsul

Maman

Gambar 3.2 Desain Input Terinci Siklus Produksi B. DESAIN OUTPUT TERINCI Pada tahap desain output secara terinci, desain output ini hanya dimaksudkan untuk menentukan kebutuhan output dari sistem baru. Output apa saja yang dibutuhkan untuk sistem yang baru? Desain output secara terinci dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan ini. Bagaimana dan seperti apa bentuk dari output output tersebut? Desain output terinci dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan ini. Tujuan dari desain output adalah untuk menetapkan sifat, format, isi dan waktu dari laporan tercetak, dokumen dan tampilan layar. Menyusun output sesuai dengan kebutuhan pemakai membutuhkan kerjasama antara pemakai dan pendesain.

Pengaturan isi dari output akan secara langsung menentukan kemudahan dari output untuk dipahami dan dimengerti. Pengaturan tata letak output merupakan pekerjaan desain yang penting dan sangat diperlukan baik bagi pemakai sistem maupun programmer. Bagi pemakai sistem digunakan untuk menilai isi dan bentuk dari output apakah sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Bagi programmer akan digunkan sebagai dasar pembuatan program untuk menghasilkan output yang diinginkan. Programmer membutuhkan desain output ini untuk mennetukan posisi kolom, baris dan informasi yang harus disajikan suatu output. Pengaturan tata letak isi output yang akan dicetak di printer dapat digunakan alat bagan tata letak printer (Printer Layout Chart) dan kamus data output. Supaya tidak dihasilkan sampah, maka input yang masuk dalam sistem informasi harus tidak boleh brupa sampah. Oleh karena itu desain input harus berusaha membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah. Desain input terinci dimulai dari desain dokumen dasar sebgai penangkap input yang pertama kali. Jika dokumen dasar tidak disesain dengan baik, kemungkinan input yang dicatat dapat salah bahkan kurang. Berikut ini adalah desain output terinci siklus produksi berupa laporan : PT. Gendish Mitra Kinarya Laporan laba rugi Periode Mei 2007 (dalam ribuan) Penjualan (5.000 x Rp 1.125) Biaya Produksi : BBB BTKL BOP (V) BOP (T) HPP Persediaan Akhir ( 150 x Rp 846) Harga Pokok Penjualan Rp5.625.000 Rp2.297.400 Rp1.665.180 Rp 123.745 Rp 143.912 + Rp4.230.237 (Rp 126.907) (Rp4.103.330)

Laba Kotor Biaya Non Produksi : Biaya Adm & Umum Biaya Pemasaran Jumlah Biaya Non Produksi Laba Bersih

Rp1.521.670 Rp Rp 26.100 39.150 + (Rp 65.250) Rp1.456.420

C.

DESAIN DATABASE TERINCI Di tahap desain secara umum sebelumnya, desain database hanya dimaksudkan untuk mengidentifikasikan kebutuhan file file database yang diperlukan oleh sistem informasi saja. Pada tahap desain terinci ini, desain database dimaksudkan untuk mengidentifikasikan isi atau struktur dari tiap tiap file yang telah diidentifikasikan di desain secara umum. Elemen elemen data di suatu database yang harus dapat digunakan untuk pembuatan suatu output. Demikian juga dengan input yang akan direkamkan di database, file file database harus mempunyai elemen elemen untuk menampung input yang dimasukan. Dengan demikian isi atau struktur dari suatu file database tergantung dari arus data masuk dan arus data keluar ke atau dari file tersebut. Arus data dari suatu file database dapat dilihat pada diagram arus data (DAD) yang telah dibuat di desain model secara umum.

CUSTOMER PT. GENDISH MITRA KINARYA CODE NAME / CONTACT ADDRESS BERNOFARM Benny Rahmadi Jl. Kaji No. 54 Jakarta 10130 PRIMA HEXAL Farid Gunawan Jl. Abdul Muis No. 40 Wisma BSG Lantai 6 Jakarta 10160 PHONE SALES PERSON

BE R

021 6318949

Benny

PH

021 34834333

Farid

YU

YAHI UTAMA Anwar Nugraha Jl. Raya Serang KM.12 Tanggerang 23010 TEMPO SCAN PASIFIC Denny Effendi Jl. HR Rasuna Said Kav.11 Gedung Bina Mulia Jakarta 12950 ORGANON INDONESIA Fajar Kurniawan Jl. RC Veteran Bintaro Kebayoran Lama Jakarta 12330 PRADJA PHARIN Rama Ramadhan Jl. Melawai Raya No.93 Graha Darya Varia Jakarta 12130

021 5961043

Anwar

TSP

021 5201858

Denny

OI

021 7359988

Jarwo

PP

021 7258010

Rama

Gambar 3.3 Desain Database Terinci Siklus Produksi


EMPLOYEE CARD PT. GENDISH MITRA KINARYA CODE EC01 NAMA Ahmad Karnadi ALAMAT Taman Wisma Asri Blok CC 35 No.48 Bekasi Komp. Graha Harapan Blok A-5 No.17 Bekasi Komp. Bumi Kencana Jl. Manggis No.10 Bekasi EC04 Maman Amarullah Pondok Timur Indah Blok B No.393 Bekasi 0218252872 0218876792 NO TELEPON

EC02

Dedi Eryadi

0218254615

EC03

Indra Malie

0218861517

EC05

Syamsul Mustafa

Pondok Pekayon Indah Blok AA-2 No.12A Bekasi 0218209725

Gambar 3.4 Desain Database Terinci Siklus Produksi D. DESAIN TEKNOLOGI TERINCI Desain dari teknologi terinci sebenarnya telah dilakukan ditahap

desain secara umum. Pada desain secara umum ini telah dapat ditentukan jenis dan jumlah dari teknologi yang akan digunakan. Yang belum didefinisikan secara pasti pada desain secara umum adalah kapasitas dari teknologi simpanan luar yang akan digunakan. Kapasitas simpanan luar yang telah didefinisikan pada tahap desain secara umum hanya ditaksir secara kira kira terlebih dahulu berdasarkan pengalaman analis sistem. Setelah file file database berhasil didesain secara terinci, kebutuhan kapasitas simpanan luar sekarang dapat dihitung dengan lebih tepat. Besarnya kapasitas simpanan luar yang dibutuhkan oleh sistem informasi dapat dihitung berdasarkan besarnya file file database yang akan menyimpan untuk satu periode tertentu. Dari kamus data dari masing masing file dapat dihitung besarnya file tersebut, yaitu sebesar panjang recordnya dikalikan dengan volumenya tiap periode simpanan dikalikan dengan kejadiannya. Dalam mendesain teknologi PT. Gendish Mitra Kinarya menggunakan software akuntansi dalam aplikasi kegiatan penjualan. Dalam melakukan penginputan di perusahaan menggunakan keyboard dan scanner dalam pemprosesan menggunakan CPU (Central Processing Unit) dan Main Memory dan output yang dihasilkan seperti tulisan (dokumen laporan), image(diagram pie dan tabel) dan printer. Untuk menyimpan data perusahaan menggunakan alat seperti disket, flashdisk dan hardisk komputer. Kelemahan dari desain teknologi yang digunakan oleh perusahaan adalah :

1. Output yang digunakan hanya terbatas berbentuk tabel dan diagram seharusnya disertai grafik. 2. Perusahaan tidak mementingkan memori yang digunakan sehingga dapat mengakibatkan kekurangan memori. Cara memperbaiki : 1. Seharusnya output disertai grafik agar dapat memudahkan untuk melihat perbandingan dari perubahan penjualan pada setiap periode. 2. Perusahaan juga perlu memperlihatkan memori yang digunakan atau menyediakan cadangan memori.

KESIMPULAN

1.

Masukan (input) merupakan awal dimulainya proses informasi. Bahan mentah dari informasi adalah data yang terjadi dari transaksi transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Data hasil dari transaksi merupakan masukan untuk sistem informasi akuntansi. Desain input terinci pada siklus produksi PT Gendish Mitra Kinarya berupa daftar kebutuhan bahan. Perancangan yang baik untuk formulir diharapkan dapat menghilangkan kelemahan yang ada. Pengkodean memudahkan proses pengolahan data karena dengan kode data akan lebih mudah diidentifikasi.

2.

Tujuan dari desain output adalah untuk menetapkan sifat, format, isi dan waktu dari laporan tercetak, dokumen dan tampilan layar. Menyusun output sesuai dengan kebutuhan pemakai membutuhkan kerjasama antara pemakai dan pendesain. Desain output terinci pada siklus produksi PT Gendish Mitra Kinarya adalah berupa Laporan Laba Rugi yang terdalamnya terdapat perhitungan harga pokok produksi.

3.

Pada tahap desain terinci ini, desain database dimaksudkan untuk mengidentifikasikan isi atau struktur dari tiap tiap file yang telah diidentifikasikan di desain secara umum. Desain database terinci pada siklus produksi PT Gendish Mitra Kinarya adalah berupa data

nama customer dan pegawai untuk memudahkan penginputan dalam siklus produksi. 4. Desain dari teknologi terinci : Pada desain secara umum ini telah dapat ditentukan jenis dan jumlah dari teknologi yang akan digunakan. Kapasitas dari teknologi simpanan luar yang akan digunakan. Setelah file file database berhasil didesain secara terinci, kebutuhan kapasitas simpanan luar sekarang dapat dihitung dengan lebih tepat. Dari kamus data dari masing masing file dapat dihitung besarnya file, yaitu sebesar panjang recordnya dikalikan dengan volumenya tiap periode simpanan dikalikan dengan kejadiannya. Dalam menggunakan :

mendesain

teknologi

PT.

Gendish

Mitra

Kinarya

Software akuntansi dalam aplikasi kegiatan penjualan. Dalam melakukan penginputan di perusahaan menggunakan keyboard dan scanner .

Dalam pemprosesan menggunakan CPU (Central Processing Unit) dan Main Memory.

Output yang dihasilkan seperti tulisan (dokumen laporan), image(diagram pie dan tabel) dan printer.

Untuk menyimpan data perusahaan menggunakan alat seperti disket, flashdisk dan hardisk komputer.

1. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi umum dalam siklus produksi di perusahaan-perusahaan manufaktur adalah, kecuali a. Pengendalian Produksi c. Pengendalian Persediaan b. Pengendalian Penjualan d. Akuntansi Biaya Jawab : B 2. Pengendalian atas persediaan dan produksi didasarkan pada fungsifungsi terpisah dan catatan-catatan atas dasar dokumentasi, seperti a. Formulir Permohonan Bahan c. Kartu Pesanan b. Order Penjualan d. Order Pembelian Jawab : A 3. .. digunakan sebagai otorisasi departemen produksi untuk membuat produk-produk tertentu. a. Order Penjualan c. Order Produksi b. Order Pembelian d. Order Barang Jawab : C 4. Laporan posisi produksi secara periodic dikirim dari departemen produksi ke a. Fungsi Pengendalian Produksi c. Fungsi pengendalian Manajemen b. Fungsi Pengendalian Barang d. Fungsi pengendalian Produksi

Jawab : A 5. Kartu jam kerja pada siklus produksi diposting ke order produksi dan dikirim ke a. Departemen Persediaan c. Departemen akuntansi Properti b. Departemen Produksi d. departemen Akuntansi Biaya Jawab : D 6. Prosedur pengawasan order produksi khusus, biasanya digunakan dalam keadaan sebagai berikut, kecuali : a. Produk di buat berdasarkan pesanan dari pembeli. b. Dalam perusahaan assembling. c. Dalam perusahaan yang proses produksinya kontinyu dimana produk dibuat berdasarkan rumus. d. Dimana prosedur pengawasan order produksi berulang. Jawab : D 7. Perintah kepada mandor atau pejabat lain untuk memproduksi suatu produk tertentu atau untuk mengerjakan operasi tertentu atas suatu produk adalah pengertian dari a. Order produksi b. Daftar kebutuhan bahan c. Surat permintaan bahan d. Urutan kegiatan Jawab : A 8. Untuk memproduksi tiap-tiap suku cadang, dikeluarkan suatu order produksi dengan tembusan-tembusan sebagai berikut, kecuali a. Surat permintaan bahan b. Order produksi c. Cost copy d. Cost accounting Jawab : D 9. Berikut modal prosedur pengawasan produksi yaitu, kecuali.. a. Produksi barang-barang untuk memenuhi pesanan dari pembeli, yang spesifikasinya ditentukan oleh pembeli. b. Produksi barang-barang untuk memenuhi pesanan dari pembeli, tidak akan di assembling atau dijual sebagi suku cadang.

c. Produksi barang-barang untuk memenuhi pesanan dari pembeli, bentuknya di tentukan oleh pembeli dan sabagian oleh perusahaan. d. Produksi secara kontimyu (proses) berdasarkan rumus-rumus tertentu. Jawab : B 10. Dalam prosedur pengawasan order produksi khusus di gunakan formulir-formulir sebagai berikut, kecuali. a. Order produksi b. Surat permintaan bahan c. Urutan produksi d. Urutan kegiatan (operation list) Jawab : C

DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 1998. Sistem Akuntansi, Penyusunan Prosedur dan Metode. Yogyakarta : BPFE. Yusuf, Amir Abadi. 2000. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta : Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai