Anda di halaman 1dari 1

BERGESERNYA NILAI TRADISI GOTONG ROYONG

Dalam keseharian, kita seringkali mendengar kata 'Gotong Royong. Bahkan masih
ingatkah kalian sewaktu SD dulu matapelajaran Pendidikan Kewarganegaraan mayoritas berisi
materi mengenai gotong royong. Bahkan tidak tanggung-tanggunga kata ini pernah digunakan
sebagai nama sebuah kabinet pada era Presiden Megawati. Gotong royong merupakan sebuah
kebudayaan asli Indonesia yang tidak dimiliki oleh negara lain. Gotong royong menjadi sebuah
tradisi turun temurun yang memiliki banyak sekali manIaat, maka dari itu tidak heran jika
masyarakat Indonesia seringkali melakukan suatu pekerjaan secara gotong royong.
Tradisi Gotong Royong ini bahkan berlanjut hingga jaman modern saat ini. Namun
sayangnya nilai debuah gotong royong ini telah mengalami pergeseran. Jika dulu kita
menggunakan istilah gotong royong untuk membangun sebuah jembatan, membersihkan
lingkungan, membantu korban bencana alan dll. Namun Ienomena saat ini malah menunjukkan
bagaimana masyarakat Indonesia melakukan gotong royong dalam hal keburukan. Bukankah kita
pernah mendengar acara nyontek massal yang dilakukan siswa saat menempuh UAN, bahkan
tidak tanggung-tanggung pihak guru pun turut serta pula. Belum lagi pemberitaan mengenai
pemerintah saat ini, dimana para politisi secara gotong royong melakukan korupsi besar-besarab
dan berusaha menyembunyikannya.
Apa yang membuat nilai gotong royong ini berkembang ke arah yang negatiI? Ini tidak
lain dikarenakan bangsa ini telah kehilangan karakternya. Dan mengapa bangsa ini menjadi
kehilangan karakternya?? Ya jawabannya terletak pada sistem pendidikan kita yang hanya lebih
mengutamakan kognitiI dan mengukur hasil belajar siswa dari sebuah nilai pelajaran saja bukan
dari sikapnya. Maka dari itu tidak heran semakin lama perbedaan antara benar dan salah semakin
tipis, hukum tidak lagi berlaku, dan semakin hilang pula karakter bangsa ini.

Anda mungkin juga menyukai