Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Penghitungan Dan Penyusunan Pendapatan Nasional (MODUL 2)

Oleh: Sahibul Munir, Ir.,SE.,M.Ec.

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM KELAS KARYAWAN

UNIVERSITAS MERCU BUANA


2007/2008

PENGANTAR MAKROEKONOMI
PERHITUNGAN DAN PENYUSUNAN PENDAPATAN NASIONAL

PENDAHULUAN
Sejauh ini alat pengukur yang sering digunakan untuk mengetahui secara kuantitatif, arah, intensitas, dan kecepatan keberhasilan dalam pembangunan ekonomi suatu negara adalalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP) atau yang sering dikenal sebagagai Pendapatan Nasional. Sebenarnya, Pendapatan Nasional itu lebih ditujukan untuk mengukur kemakmuran material masyarakat secara kuantitatif.

Seperti yang dinyatakan dalam GBHN, kemakmuran yang ingin dicapai oleh bangsa Indonesia, bukan hanya kemakmuran material saja, tetapi lebih pada kesejahteraan social yang lingkupnya lebih luas. Dalam pengertian kesejahteraan social ini, dikandung maksud untuk lebih melengkapi pengukuran keberhasilan pembangunan tersebut. Sebab Pendapatan Nasional tersebut ditujukan untuk mengukur keberhasilan usaha yang berupa kemampuan menghasilkan barang dan jasa, sedangkan kesejahteraan sosial tidak hanya cukup dipenuhi dengan tersedianya barang dan jasa.

Disamping barang dan jasa ekonomi, masyarakat juga memerlukan pendidikan yang memadai, kesehatan yang baik, hiburan yang cukup dan sebagainya. Untuk itulah dikenal alat pengukur lain yang dapat dipakai sebagai suplemen bagi Pendapatan Nasional yaitu Indeks Kualitas Hidup (Physical Quality Life Index). Kecuali itu itu GBHN juga masih menunjuk pada bentuk kesejahteraan yang lain, kesejahteraan spiritual yang tidak dibicarakan dalam ilmu ekonomi.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

KONSEP DAN DEFINISI. Konsep


Pendapatan nasional mula-mula dirumuskan oleh Boisgilbert di Perancis dan Petty di Inggris pada abad XVII. Pandangan mereka tentang Pendapatan Nasional berkisar pada nilai uang, barang dan jasa yang dihasilkan dan dikonsumsikan. Konsep ini kemudian dikembangkan dengan jalan memasukan tambahan stock modal tahunan yang sudah ada didalam negeri. Sesudah dilakukan sensus pada tahun 1840 di Amerika Serikat, yang untuk pertama kalinya ditanyakan berbagai informasi ekonomi. Dengan berbagai informasi ekonomi tersebut, Tucker mencoba menaksir Produk Nasional Amerika Serikat pada tahun 1843. Dalam konsep Tucker ini jasa belum diperhitungkan seperti halnya pada konsep Boisgillbert dan Petty. Perhatian pada usaha perhitungan pendapatan nasional pemerintah pada waktu itu masih kecil, sebab sebelum Keynes titik berat perhatian para ekonom, adalah pada ekonomi mikro, bukan pada ekonomi makro. Pada tahun 1932 karena ada pergeseran perhatian kearah Pendapatan Nasional dan kesempatan kerja sebagai akibat krisis besar ekonomi yang melanda Amerika Serikat pada tahun 1930-an, maka usaha kearah perbaikan perhitungan Pendapatan Nasional mulai lebih diintensifkan. Studi yang mendalam mengenai perhitungan Pendapatan Nasional mulai dilaksanakan dibawah pimpimpinan Simon Kuznets dan hasilnya diumumkan pada tahun 1934. Sejak itu Pendapatan Nasional atau lebih tepatnya Produk Nasional Bruto(Gross National Product, GNP) mendapatkan kedudukan sebagai alat pengukur kegiatan ekonomi yang paling penting. Penemuan dan pengukuran Produk Nasional Bruto, juga merupakan bukti statistik gagasan Adam Smith yang menyatakan bahwa kemakmuran suatu negara tidak diukur dengan banyaknya logam mulia yang dimilikinya, tetapi ditentukan oleh banyaknya barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakatnya.

Definisi Pendapatan Nasional.


Jika kita perhatikan gambar arus perputaran output dan pengeluaran(circular flow of economic activities), maka aliran output (barang dan jasa) yang dihasilkan oleh sektor bisnis dinamakan Produk Nasional. Sedangkan aliran balas jasa terhadap Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

penggunaan faktor produksi oleh sektor bisnis ke sektor rumah tangga dinamakan Pendapatan Nasional. Dengan demikian Pendapatan Nasional (National Income) dapat didefinisikan sebagai nilai seluruh barang jadi dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara dalam jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun).

Dalam perhitungan Pendapatan Nasional dikenal beberapa istilah : 1.Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product, GDP). 2.Produk Nasional Bruto(Gross National Product, GNP). 3.Produk Nasional Netto (Net National Product, NNP) 4.Pendapatan Nasional (National Income, NI). PENDEKATAN PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL
Dengan memperhatikan pola sircular flow of income and payment

(aliran pendapatan dan pembayaran) akan memudahkan dalam melakukan


perhitungan dan penyusunan Pendapatan Nasional. Terdapat 3(tiga) cara yang dapat digunakan untuk melakukan perhitungan dan penyusunan Pendapatan Nasional,

yaitu

cara

pengeluaran/pembelanjaan (income approach), dan

(spending cara

approach),

cara

pendapatan

produksi

(prodction

approach/value added approach). 1. SPENDING APPROACH. Menjumlahkan pengeluaran terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh perekonomian suatu negara. GDP = C + I + G + (X-M) C = pengeluaran konsumsi rumah
tangga.

I = investasi sektor swasta. G = pengeluaran pemerintah. X-M = %k3por neto.


PENGHITUNGAN GDP

4 2. CARA PRODUKSI
Perhitunga. Pendapatan Nasional dilakukan dengan menjumlahkan nilai tambah (value4added) yang diciptakan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

ole` seLuruh sektor5yang terdapa` $idalam perekonomian.

5 5 3. CARA PENDAPATAN
Menjumla(kan pendapatan yang diterima oleH faktor produksi. Tenaga kebja Upah. Modal Bunga Tanah mendapatkan Kewiraus!haan meNdapatkan SEwa Laba meNdapatkan 5 mendapatkaN

1. CARA PENGDLUARAN (SPENDING APPROACH).


Pen`apataF Naqion!l yang dihitung dencan cara pengelu!ran d)lakukan dengan menjueLahkan nilai seluruh pengeluaran terhadap barang jadi dan5jasa yang dihasilkan didalam suatu perekOnomian. Dalam cara pengelqaran ini, yang dihipun' adalah aliran pengeluaran/pembel!njaan yang dilakukan oleh sektor rumah tangga (consumption expenditur%), untuk p%mbantukan modal domestik bruto (investment), sektor pemerintah (government expenditure), dan sektor luar negeri (net export)

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Aliran pengeluaran ini meru`akan nilai seluruh pengeluaran tebhadap bArangbarang akhib dan jasa yang diproduksi oleh sekdor bisnis.perus`haan.

(1).Pengeluaran knnsumsi (consumption expenditure).

rumah

tangga

AdaLah pengeluran yang dilaKukan oleh sehuruh rumah tangga terhadap barang jadi dal jasa yang diharilkan oleh berbafai p%rusa`aan yang ada didalam sUatu negara. Barang akhir dan jasa xang dibeli ol%h sektor rumah tangga meliputi barang y!ng digunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Jenis barang dan jasa 4ersebut meliputi bahal makanan dan minuman, te+sTil dan Pboduk tekstil, bArang-babang kebutuhan rumah taNgg! yang lain (seperti radio, TV,meja kursi), da. jasa-jasa yang dibutuhkan rumah tangga, seperti transportasi, pengobatan dan pendidikan. Tidak semua pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan sebagai pengeluaran rumah tangga(consumption expenditure). Transaksi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga untuk membeli rumah digolongkan sebagai investasi. Membayar asuransi, mengirim uang sekolah kepada anak atau orang tua juga tidak termasuk dalam pengeluaran rumah tangga karena transaksi tersebut tidak merupakan pembelanjaan terhadap barang atau jasa yang dihasilkan oleh perekonomian.

(2).Pengeluaran Expenditure)
Pengeluaran

Pemerintah

(Government

pemerintah terhadap barang dan jasa dikelompokan menjadi

pengeluaran konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah. Pengeluaran konsumsi

pemerintah meliputi pembelian barang dan jasa seperti gaji pegawai,TNI dan Polisi,
membeli ATK, BBM dan lain-lain. Sedangkan investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana jalan, jembatan, gedung, dan irigasi. Sedangkan pengeluaran pemerintah seperti pemberian beasiswa, subsidi, dan bantuan kepada korban bencana alam tidak digolongkan sebagai pengeluaran konsumsi pemerintah terhadap produk nasional, karena pengeluaran tersebut tidak untuk membeli barang dan jasa.Pengeluaran seperti itu disebut transfer pemerintah(Tr) Pengeluaran pemerintah yang digolongkan sebagai transfer pemerintah(Tr) antara lain adalah bantuan-bantuan yang diberikan kepada para penganggur, uang pensiun Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

yang dibayarkan kepada pemerintah yang tidak bekerja lagi, bantuan-bantuan kepada orang cacat, bantuan kepada veteran dan berbagai beasiswa yang diberikan oleh pemerintah.

(3).Pengeluaran Investai (Investment)


Dalam perhitungan Pendatan Nasional ini, investasi yang dilakukan oleh sektor perusahaan juga disebut sebagai pembentukan modal tetap domestik bruto. Nilai pengeluran ini mengambarkan seluruh nilai pembelian sektor bisnis(swasta) dan pemerintah terhadap barang-barang modal yang diproduksi oleh sektor bisnis yang dapat menaikan produksi barang dan jasa di masa yang akan datang. Termasuk didalam pengeluaran invespas) ini adalah nilai rumah tinggal yang didirikan dalam satu periode tertentu, pabrik dan peralatannya, dan 0erubahan perrediaan barang tahan lama.

Dida,am pengumpulan data investasi, pengeluaran investasi tersebut meliputi: (1) Pengeluaran tebhadaP barang modal dan peralatan produksi. (2) Perubahan-perubahan daham nilai mnventori pa`a akhi2 taun. (3) Peng%luaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tiNggal.

(4

.Pengeluaran aktor Luar Negeri (Net Ekport)


Adanya perdagangan internasional dengan Negara lain akan menggal!kan lalu

lintas ekspor "arang dan ja3a. Ekspor akanmenambah pengeluaran terhadaP barangBarang dan7jasa yang diproduksi oleh sektor bisnis dan menyebabkan barang yang dipboduksi didalam perekonomian melingkat. Sedangkan iepor meny!babkan terjadinya aliraN pengeluaran/pembelanjaan keluar neger) yang akan mengqrangi/menrunkan kegiatan produksi yang dilaKukan oleh sektor perusahaan. Dengan demikian ekspor neto yang positif akan dapat menaikan Pendapatan Nasional. Sehingga yang perlu dihitung ke dalam pEndapatan nasional hanyahah ekspor neto, y!itu ekspor setelah dikuraNgi dengan impo.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Tabel 1
PENGGUNAAN PRODUK DOMESTIK BRUTO,PRODUK NASIONAL BRUTO, DAN PENDAPATAN NASIONAL, 2002. (Menrut Harga yang8berlaku dalam Rp. Triliun) Jenis Penge,uaran , Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangea 2. Pengeluaran Konsumsi PemerinTah 3. Pembentukan ModAl Tetap D/mesti+ Brut/ 4. Perubahan stok 5. Ekspor Barang dan Jasa 6. Dikurangi : Impor Barang dan J!sa PROUK DOMESTI BRUTO (PB) 3. Pendapatan Netto Faktor Produkri dari L N 8. PRODUK NASIONAL8BRTO (PNB) 9. Dikurangi Pajak Tak Langsung Netdo 10.Dikurangi : PenyusutaN 11.PRODUK NASIONAL NETO Nilai 1.13(,3 132,1 325,3 -96,0 569,9 459,6 1.610,0 -77,8 1.32,2 71,2 80,5 1.380,5 Persdntase 70,7 8,2 26,2 -6,0 35,4 28, 100 -4,8 95,2 4,4 5,0 8,

Sumber : Badan Pusat S$atisti, Statist)k Indonesia 2002 () Pendapatan netto dari faktor produksi dari luar negeri, merupaka. nilai pendapatan faktgr pboduksi Indonesia di LN dikurangi nilai pendApatan faktor produksi Asing di Indonesia.

PN = PNB(Gross Domestic Product, GNP) Pajak tak langsung + Subsidi- Depresiasi.


Di Indonesia Subsidi tidak dihitung, oleh sebab itu diantara PNB dan PN memiliki hubungan sebagai berikut :

PN = PNB Pajak tak langsung Depresiasi.


Didalam menghitung pendapatan nasional dengan cara pengeluaran(spending

approach)

maka yang dijumlahkan hanya nilai pembelanjaan berbagai golongan

masyarakat terhadap barang-barang jadi dan jasa yang telah diproduksi oleh perekonomian. Barang jadi adalah barang yang tidak mengalami proses produksi lebih lanjut, dan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sedangkan nilai barang-barang yang masih akan diproses lagi tidak ikut dijumlahkan dalam Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran untuk menghindari terjadinya double counting.

Pajak tak langsung : adalah pajak-pajak yang pada yang pada dasarnya beban pajakanya dapat dialihkan(digeser) kepada pihak lain oleh para wajib pajak. Perubahan stok : adalah investasi yang tidak dikehendaki(unintended investment) dan ini disebut juga persediaan (inventory). Pembentukan Modal Domestik Bruto : adalah pengeluaran untuk barang-barang bukan konsumsi, seperti misalnya, investasi dalam bentuk gendung, prasarana, mesin-mesin dan barang-barang yang digunakan dalam proses produksi. Dengan bertambahanya barangbarang modal ini pembangunan akan semakin meningkat. Penyusutan : adalah dana cadanangan untuk membeli barang moal pengganti apabila barang modal yang ada kemudian menjadi rusak. Karena perekonomian Indonesia juga terkait erat dengan perekonomian

dunia(internasional), maka sebagian dari pengeluaran konsumsi rumah tangga(C), pengeluaran konsumsi pemerintah(G), dan pengeluaran untuk barang modal berasal dari impor. Begitu juga sebagian barang yang kita haasilkan juga dijual ke luar

negeri(ekspor). Jadi Produk Domesti Bruto(Gross Domestic Product, GDP) diperoleh dengan menambahakan ekspor terhadap pengeluaran konsumsi(rumah tangga dan pemerintah) dan investasi, kemudian dikurangi dengan impor. GDP ini nilai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan didalam negeri.

Secara simbolis GDP dapat dinyatakan sebagai :

GDP = C + I + G + (X M)
Dimana : C = pengeluan konsumsi rumah tangga(consumption expenditure)
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

I = inestasi(investment) G= pengeluaran konsumsi pemerintah(Government Expenditure). X= nilai barang ekspor(export) M= nilai barang impor(import)

Sedangkan GNP adalah :

GNP = GDP + F

F : pendapatan netto faktor produksi dari luar negeri.

2.

CARA

PRODUKSI

(VALUE

ADDED

APPROACH)
Pendapatan nasional yang dihitung dengan pendekatan produksi adalah jumlah

seluruh nilai tamabah (value added) yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor(lapangan usaha) yang terdapat didalam perekonomian. Seluruh nilai tambah yang diciptakan oleh
suatu sektor merupakan nilai produksi dari sektor tersebut yang disumbangkan kepada pendapatan nasional. Perhitungan Pendapatan nasional melalui pendekatan produksi dilakukan hanya dengan menjumlahkan nilai tambah(value added) yang diciptakan oleh sektor-sektor yang ada didalam perekonomian, adlah untuk menghindari terjadinya perhitungan ganda(double counting).

Value Added(nilai tambah) : adalah pendapatan yang diperoleh


perusahaan dari penjualan barang dan jasa yang dihasilkan setelah dikurangi dengan biaya untuk memperoleh bahan(barang alin) yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yan dijual tersebut. Bahan(barang lain) yang diperlukan oleh perusahaan untuk menghasilkan barang dan jasa akhir(final product0 yang akan diual kepada konsumen disebut barang antara(intermediate goods). Final product(produk akhir) adalah barang yang siap digunakan oleh konsumen akhir(untuk konsumsi akhir).

Berikut ini disajikan contoh menghitung value added hipotetik:


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Tabel 2. Perhitungan Value Added Hipotetik Produksi Baju


No 1 2 3 4 5 6 7 8 Barang Kapas Benang Cita Cita Cita Baju Baju Baju Penjual Petani Pabrik Pemintalan Pabrik Cita Grosir Cita Pengecer Cita Perush.Konveks i Grosir Baju Pengecer Baju Pembeli Pabrik Pemintalan Pabrik Cita Grosir Cita Pengecer Cita Perush.Konveksi Grosir Baju Pengecer Baju Konsumen Harga ($) 1000 2500 3000 3400 3900 4500 4650 4750 Nilai Tambah 1000 1500 500 400 500 600 150 100

Total Nilai Tambah = yang dibayar konsumen

4.750

Dalam menghitung nilai tambah(value added) tiap sektor/lapangan usaha, maka nilai barang antara(intermediate goods) harus dikurangkan, misalnya nilai tambah sektor pertanian diperoleh dengan mengurangkan nilai pupuk(Saprotan) terhadap nilai padi. Berikut ini disajikan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap GDP.

Tabel 3. Produk Domestik Bruto(GDP) Murut Lapangan Usaha, 2002(Rp.T) Lapangan Usaha Menurut Harga Harga tetap Berlaku Th.1993 Nilai % Nilai % 1.Pertanian, peternakan, kehutanan, 281,3 17,6 68,0 15,9
perikanan.

2.Pertambangan dan penggalian. 3.Industri pengolahan 4.Listrik,gas dan air. 5.Bangunan. 6.Perdagangan, hotel dan restoran. 7.Pengangkutan dan komunikasi. 8.Keuangan, sewa dan jasa perusahaan. 9.Jasa-jasa lain (termasuk pemerintahan)

191,8 402,6 29,1 92,4 258,9 97,3 105,6 151,0

11,9 25,0 1,8 5,7 16,1 6,0 6,5 9,4

39,8 113,7 7,5 25,3 69,3 33,6 29,9 39,6

9,3 26,7 1,8 5,9 16,2 7,9 7,0 9,3

PRODUK DOMESTIK BRUTO

1.610,0

100

426,7

100

Sumber : Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2002.


Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Tabel 2. diatas menunjukan bahwa dalam perekonomian Indonesia dibedakan menjadi 9 sektor. Dua sektor yang pertama dinamakan sektor primer. Tiga sektor berikutnya dinamakan sektor sekunder. Sektor ke-6 hingga sektor ke-9 dikelompokan sebagai sektor jasa atau sektor tertier.

3. CARA APPROACH).

PENDAPATAN

(INCOME

Pendapatan Nasional yang dihitung dengan pendekatan income approach adalah nilai jumlah seluruh penerimaan yang diperoleh dari penjualan faktor-faktor produksi yang terdapat didalam perekonomian. Pada umumnya pendapatan yang diterima faktor-faktor produksi dikelompokan sebagai berikut :

(1) Pendapatan para pekerja, yaitu upah dan gaji. (2) Pendapatan dari usaha perseorangan(perusahaan perseorangan) (3) Pendapatan dari sewa. (4) Bunga modal neto, yaitu nilai seluruh pembayaraN bunga dikurangi b5nga atas pinjaman konsumsi dan bunga atas pinjaman pemerintah. (5) Keuntungan perusahaan.
Pendapatan dari usaha perseorangan adalah jumlah gaji dan upah, bunga, sewa dan

keu.tungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan yang dIjalan+an oleh pemil)knya sendiri dan keluarganya.
Di Indonesia data tentang pendapatan/penerimaan faktor-faktor pro`uksi tersebut belum lengkap* Maka hingga saat ini Indonesia belum melakukan penghitungan pendapAtan nasional dengan pendekatan penerimaan(income aproach)

Berikut ini disajikan contoh perhitungan Pendapatan Nasional(NatiO.al Income) Amerika Serikat $engan metode Income Approaach :

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Tabel 4.P%ndapatan Nasional Amerika Serikat, 1997($Milyard). Jenis Kegiatan Nilai 1. Ganjaran(reward) untuk pekerja 4.703 2. Pendapatan Usaha Pe2seorangan 545 3. Pendapatan dari sewa 148 4. Keuntungan Perus!haaN Perseroran 804 5. Bunga "ersih neto 450

% 70,7 8,2 2,2 12,1 6,8

Pendapatan Nasional(National Income)

6.650

100,0

Hubung`n antara PNB(GNP) Dengan PN(NI).


Dalaperhitun'an pendapatan nasional Yang dilakukaf dengan metode pengeluaran(expenditure approach) maka nilai pEndapatan nasional yang diperolehnya adalah Produk Nasio.al Bruto(Gross National Produc4, GNP). Sedangkan perHitungan pendapatan nasiOnal dengan cara pendapatan(income approach) maka niLai pendapatan nasionaL yang diperolehnya adalah Pendapatan nasional(National INcome, NI).

Hubungan GNP denGan PN di Amerika Serikat ditunjukan oleh tabel 5. berikut ini :

Tabel 5. Hubungan Antara GNP dengan NI di Amerika Serikat, 1997 Jenis Pendapatan
Produk na3ional Brut/(GNP) Kurangi : Depresiasi Produk Nasional Neto(Net National Product, NNP) Kurangi : Pajak tak langsung setelah dikurangi subsidi PeNdapatan Nasional(National Income( NI)

Nilai($ M)
8.063 868 7.195 545 6.650

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSIBEL.


DidaLam penghidungan pendapatan nasionAl Amerika Serikat dan beberapa negara industri lainnya dua istilah yaitu pendapatan14pribadi GNP = GDP + F dan pendapatan

di3posibeldisposable income).

Pendapatan pribadi adalah sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan yang

diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apa pun, yang diterima oleh penduduk suatu negara.
Termasuk pendapatan pribadi adalah transfer pemerintah yang diterima oleh seseorang.

Hubungan Pendapatan Nasional Dengan Pendapatan Pribadi.


PENDAPATAN NASIONAL(NATIONAL INCOME).

Dikurangi : 1. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan(retained earning) 2. Pajak keuntungan perusahaan. 3. Kontribusi kepada dana pensiun Ditambah : 1. Transfer pemerintah 2. Bunga pinjaman konsumen. 3. Bunga pinjaman pemerintah. = PENDAPATAN PRIBADI
Sedangkan yang dimaksud dengan Pendapatan Dispoibel (disposable income) adalah pendapatan pribadi dikurangi pajak yang harus dibayar oleh penerima pendapatan.

1. Yd = Y T Pusat PengembanganYd = C +- S 2. Bahan Ajar UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Pengukuran Harga Dalam Pendapatan Nasional(GDP)

Perhitungan

Nilai pendapatan nasional biasanya dihitung menurut harga yang berlaku(current price) dan harga konstan. Pendapatan nasional yang dinilai menurut harga yang berlaku pada tahun produk nasional yang sedang dinilai dihasilkan dinamakan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku. Sedangkan pendapatan nasional yang dihitung menurut harga yang tidak berubah dari tahun ke tahun lainnya dinamakan pendapatan nasional menurut harga konstan atau pendapatan nasional riel. Nilai pendapatan nasional yang dihitung menurut haraga yang berlaku, tidak selalu mencerminkan perubahan jumlah produksi barang dan jasa yang sebenarnya terjadi didalam perekonomian. Keadaan tersebut karena adanya inflasi yang mengakibatkan adanya perubahan harga-harga yang berlaku dari satu tahun ke tahun lainnya. Inflasi menyebabkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat akan mengalami kenaikan meskipun dengan produksi =0, karaena naiknya harga output yang diproduksi. Untuk memisahkan apakah kenaikan nilai GDP itu disebabkan oleh infasi(kenaikan harga-harga) atau memang karena produksi naik, maka digunakan angka

indeks(index number).
Cara yang paling sederhana untuk memisahkan pengaruh inflasi terhadap nilai pendapatan nasional ialah dengan medeflasikan nilai pendapatan nasional menurut harga yang berlaku dengan menggunakan indeks harga. Mendeflasikan pendapatan nasional menurut harga yang berlaku adalah menghitung pendapatan nasional riel dari berbagai tahun dengan menghilangkan atau meghapuskan pengaruh kenaikan harga-harga yang terjadi dari tahun ke tahun terhadap kenaikan pendapatan nasional pada tahun-tahun yang bersangkutan.

Tabel 6. Pendeflasian Nilai GDP Hipotetik Tahun 1971 1974. Tahun 1971 1972 1973 GDP menurut Harga yang berlaku(Rp.Milyard) 3.605 4.405 6.508 Indek Harga 1966 = 100 649 693 912 GDP riel (harga konstan) (100/649)x3.605 = 553 (100/693)x4.405 = 636 (100/912)x6.508 = 714
Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

1974

10.261

1283

(100/1.283)x10.261 = 800

Proses membagi GDP nominal dengan indeks Harga ini disebut deflasi. Dengan tahun dasar 1966, mberarti bahwa GDP tahun 1971 sebesar Rp 3.605 milyar mempunyai daya beli sama dengan Rp 553 milyard pada tahun 1966. Tahun dasar adalah tahun dimana nilai pendapatan nasional pada tahun itu digunakan sebagai dasar dalam menunjukan pertumbuhan pendapatan riel nasional pada tahun-tahun ssesudahnya.

PN(GDP)riilt = (100/IH)xPN(GDP)harga yangberlaku Manfaat Penghitungan Pendapatan Nasional.


1. Untuk

menilai prestasi kegiatan dijalankan oleh suatu pemerintahan.

ekonomi

yang

Semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara berarti semakin tinggi pula jumlah output yang telah dapat diproduksi oleh suatu negara. Kenaikan jumlah output sangat berkaitan erat dengan penambahan lapangan kerja. Penggunaan data pendapatan nasional sebagai pengukur prestasi ekonomi adalah dengan melihat tingkat pengangguran yang ada didalam perekonomian tersebut. Jika tingkat pengangguran masih tinggi, maka keadaan ini menunjukan bahwa pendapatan nasional yang telah dicapainya masih dibawah potensinya yang maksimum. Disamping itu dengan data pendapatan nasional(PN) akan dapat diketahui samapai sejauh mana prestasi pembangunan ekonomi telah dapat dicapai, yaitu dengan membandingkan nilai PN riil saat ini dengan PN riil tahun sebelumnya.

2. Untuk

mengetahui

dan

menelaah

struktur

perekonomian.
Dari penghitungan pendapatan nasional dengan metode produksi(value added approach) akan dapat diketahui besarnya kontribusi masing-masing sektor ekonomi dalam pembentukan PN/GDP suatu negara.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

3. Sebagai bahan perumusan kebijakan pemerintah.

Kritik terhadap Kelemahan Penggunaan Sebagai Ukuran Kemakmuran.

GDP

1. Dalam penghitungan GDP/GNP tidak memasukan faktor-faktor sosial lain yang


mempengaruhi kemakmuran suatu bangsa. Seperti misalnya proses industrialisasi yang cepat dikota besar dapat menimbulkan adanya urbanisasi yang kemudian dapat menimbulkan adanya masalah sosial lainnya.

2. Penghitungan GDP/GNP menggunakan anggapan bahwa harga pasar dapat


menggambarkan nilai sosial dari suatu barang. Seperti adanya eksternalitas. Misalnya perusahaan yang dalam proses produksinya dapat mengakibatkan timbulnya polusi.Polusi ini merupakan biaya sosial, tetapi tidak dibebankan pada biaya produksi perusahaan, sehingga harga produk tidak sama dengan biaya sosialnya. 3. Adanya produksi yang tidak dipasarkan. Seperti di pedesaan, petani yang menghasilkan barang yang dikonsumsinya sendiri. Dalam halini tidak terlihat dalam perhitungan GNP/GDP.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. Sahibul Munir SE, M.Si PENGANTAR EKONOMI MAKRO

Anda mungkin juga menyukai