Anda di halaman 1dari 17

PENGELOLAAN AIR LAUT MENJADI AIR TAWAR ATAU SIAP DI MINUM DENGAN METODE REVERSE OSMOSIS TERHADAP PENCEMARAN

AIR LAUT

Di Susun Oleh : LULUK SRI LESTARI (08600032)

PRODI S1 KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

2010
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb. Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah kami yang berjudul Pengelolaan Air
Laut Menjadi Air Tawar atau Air Siap Minum dengan Teknologi Reverse Osmosis Terhadap pencemaran air laut ini dapat terselesaikan.

Makalah yang berjudul Pengelolaan Air Laut Menjadi Air Tawar atau Air
Siap Minum dengan Teknologi Reverse Osmosis Terhadap Pencemaran Air Laut ini

kami susun berdasarkan referensi data dari internet dan buku. Makalah ini kami susun secara sistematis dengan tujuan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Ilmu Kesehatan Masyarakat pada semester IV. Pepatah mengatakan Tiada Gading Yang Tak Retak maka dalam pembuatan makalah ini tentu masih banyak kekurangannya. Untuk itu kami memerlukan saran dan kritik para pembaca agar makalah ini bisa menjadi acuan ke depan yang lebih baik lagi. Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua khususnya mahasiswa-mahasiswi UM-Surabaya. Wassalamualaikum Wr.Wb Surabaya 02 Maret 2010 Penyusun

ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... KATA PENGANTAR...................................................................................... BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................. 1.1 1.2 1.3 Latar Belakang.......................................................................... Rumusan Masalah..................................................................... Tujuan.......................................................................................

i ii iii 1 1 3 3 4 4 5 6 7 8 10 12 12 13 14

BAB 2 PEMBAHASAN ............................................................................... 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 Definisi pencemaran laut.......................................................... Dampak Pencemaran Laut........................................................ Pengendaliaaan Pencemaran Laut ........................................... Proses Terjadinya Intrusi Air Asin .......................................... Pengolahan Air Intrusi (Air Payau) Menjadi Air Tawar.......... Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis.............................

BAB 4 PENUTUP......................................................................................... 4.1 4.2 Simpulan................................................................................... Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

iii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG Dewasa ini kerusakan dan pencemaran laut telah menjadi suatu masalah yang penting dan perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Hal ini berkaitan dengan semakin meningkatnya kegiatan manusia dalam usaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Di samping menghasilkan produk-produk yang diperlukan bagi kehidupannya, kegiatan manusia menghasilkan pula produk sisa (limbah) yang dapat menjadi bahan pencemar (polutan). Cepat atau lambat polutan itu sebagian akan sampai di laut. Hal ini perlu dicegah atau setidak-tidaknya dibatasi hingga sekecil mungkin. Air laut sebagai sumber daya air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih namun kondisi saat ini terancam tercemar yang dapat menurunkan kualitas air tersebut. Tidak tersedianya akses terhadap air bersih dan air layak minum dapat menimbulkan permasalahan permasalahan perkotaan yang lebih kompleks, di bidang kesehatan, pendidikan mapun ekonomi. Dengan pengelolaan air laut menjadi air tawar maupun air siap minum maka dapat meningkatkan supply kebutuhan air bersih di negara Indonesia yang berdampak pada penurunan angka kemiskinan. Dampak yang paling kita rasakan terjadinya pemanasan global adalah musim kemarau relatif lebih panjang sedangkan musim penghujan relatif lebih pendek. Ini adalah salah satu ciri pemanasan global. Oleh karena

musim kemarau relatif lebih panjang, sehingga timbuhan air hujan yang nantinya menjadi air tanah tentunya menjadi sangat berkurang, sementara penggunaan air tanah cenderung meningkat. Kondisi inilah awal mula terjadinya intrusi air asin tersebut. Masalah intrusi air laut ini telah banyak merugikan masyarakat Indonesia. Ini bukan hanya terjadi di daerah pedalaman tapi juga terjadi di kota kota besar terutama di Jakarta., sehingga air sumur di daerah itu berubah menjadi asin. Namun, menurut Smith, peneliti asal Jerman mengatakan bahwa air asin yang berada di sumur-sumur penduduk di Jakarta bukanlah hasil dari intrusi, tetapi akibat adanya air fosil. Menurutnya tidak semua air yang rasanya asin menunjukkan terjadinya intrusi. Bisa jadi itu hanya air yang terjebak dalam batuan (water connate /air fosil). Air ini terjebak di dalam batuan puluhan tahun lamanya, sehingga airnya menjadi asin. dalam pengelolaan air laut sebagai sumber daya air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Disadari atau tidak, krisis air di Indonesia semakin mengkhawatirkan. Sebuah ironi, negara yang dikaruniai berlimpah-ruahnya air justru memiliki kualitas air yang semakin terpuruk. Dalam kondisi semacam ini, teknologi pengolahan air bisa menjadi salah satu solusi pemecahan masalah. Salah satu teknologi pengolahan air yang sedang dikembangkan adalah pengolahan air laut menjadi air tawar. Mengingat sangat besar potensi terjadinya pencemaran air laut yang berakibat menurunkan kualitas air laut tersebut. Penyebabnya tidaklah lain adalah kegitan rutinitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, yang sangatlah sulit dan hampir tidak mungkin untuk menghilangkan aktivitas

tersebut. Hal yang dapat dilakukan adalah meminimalkan kegiatan dan dampak yang timbul. Untuk itu diperlukan diperlukan pemilihan dan penggunaan teknologi yang tepat guna memanfaatkan sumber daya air yang melimpah ini. Karena kekurangan akan air bersih akan menyebabkan permasalahan-permasalahan perkotaan seperti kemiskinan di bidang, kesehatan, pendidikan dan pendapatan.

1.2 Rumusan Masalah 1. Definisi pencemaran laut? 2. Dampak Pencemaran Laut? 3. Pengendaliaaan Pencemaran Laut ? 4. Proses Terjadinya Intrusi Air Asin ? 5. Pengolahan Air Intrusi (Air Payau) Menjadi Air Tawar ? 6. Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis?

1.3 Tujuan 1. Menjelaskan Definisi pencemaran laut 2. Menjelaskan Dampak Pencemaran Laut 3. Menjelaskan Pengendalian Pencemaran Laut 4. Menjelaskan Proses Terjadinya Intrusi Air Asin 5. Menjelaskan Pengolahan Air Intrusi (Air Payau) Menjadi Air Tawar 6. Menjelaskan Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pencemaran Laut Berdasarkan Peraturan Pemerintahan No.19/1999, pencemaran laut diartikan dengan masuknya atau dimasukkan mahkluk hidup, zat, energi. Dan atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan atau fungsinya (Pramudianto, 1999) Sedangkan menurut Konvensi Hukum Laut III ( United Nations Convention on thr law of the sea = UNCLOS III ) memberikan pengertian bahwa pencemaran laut adalah perubahan dalam lingkungan laut termasuk muara sungai ( estruaries) yang menimbulkan akibat buruk sehingga dapat merugikan terhadap sumber daya laut hayati (marine living resources), bahaya terhadap kesehatan manusia, gangguan terhadap kegiatan di laut termasuk perikanan dan penggunaan laut secara wajar, memerosotkan kualitas air laut dan menurunkan mutu kegunaan dan manfaatnya (Siahaan, 1989 )

2.2 Dampak Pencemaran Laut Dampak yang timbul akibat pencemaran oleh berbagai jenis polutan yang ada dilaut. Ada beberapa polutan yang dapat langsung meracuni kehidupan biologis. Ada juga pula polutan yang menyerap banyak jumlah

oksigen selama proses dekomposisi. Ada polutan yang mendorong tumbuhnya jenis-jenis binatang tertentu. Dan ada pula polutan yang berakumulasi di dalam jaringan makanan laut yang tidak dapat dihancurkan oleh sel-sel hidup (bioaccumulation).misalnya antara lain pada: Industri Pertanian Masalah pencemaran yang dikaitkan dengan pertanian adalah sedimentasi pestisida dan pupuk. Aliran air hujan dari daerah pertanian juga mengandung bahan makanan yang besar seperti senyawa nitrogen yang jika sampai ke laut dapat menyebabkan masalah eutrofikasi. Konservasi Lahan Mangrove Umumnya, kerugian akibat kerusakan hutan mangrove dirasakan seiring dengan menurunnya produksi ikan yang merupakan sumber mata pencaharian. Pengerusakan sebagian besar terjadi karena kegiatan reklamasi dengan pengurugan (penimbunan) untuk berbagai tujuan seperti perluasan pemukiman, perluasan obyek pariwisata dan rekreasi, demikian juga halnya dengan perluasan lahan tambak. Buangan Air Panas (Thermal Water) Meningkatnya jumlah dan besarnya pusat tenaga listrik telah menimbulkan pencemaran yang akut di beberapa daerah. Pusat tenaga listrik menggunakan air pendingin dalam jumlah besar untuk mendinginkan kondensor atau mengontrol temperatur reaktor nuklir. Air panas juga mengandung ion-ion logam beracun atau unsur-unsur radioaktif yang kemudian dibuang melalui sungai, danau, dan muara sehingga membahayakan lingkungan.

Tumpahan Minyak Sumadhiharga (1995) memaparkan dampak-dampak yang

disebabkan oleh pencemaran minyak di laut. Akibat jangka pendek dan jangka panjang antara lain: Akibat Jangka Pendek : menyebabkan molekul-molekul

hidrokarbon minyak dapat merusak membran sel biota laut, mengakibatkna keluarnya cairan sel dan berpenetrasinya bahan tersebut ke dalam sel. Akibat jangka panjang : akibatnya akumulasi minyak di dalam zooplankton dapat berpindah ke ikan pemangsanya. Demikian seterusnya bila ikan tersebut dimakan ikan yang lebih besar, hewanhewan laut lainnya, dan bahkan manusia.

2.3 Pengendaliaaan Pencemaran Laut Setelah mengetahui berbagai dampak yang ditimbulkan dari polutanpolutan lingkungan laut, maka sangatlah perlu dilakukan upaya pengendalian bahkan pencegahan terhadap pencemaran laut mengingat akibatnya yang tidak saja dirasakan oleh biota-biota laut tetapi juga oleh manusia. Upaya pengendalian pencemaran laut perlu dilaksanakan sejak awal, dalam arti limbah-limbah yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia, baik di darat maupun di laut, haruslah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut. Berbagai metoda pengolahan limbah telah digunakan dan dikembangkan pada berbagai industri. Pengolahan yang dilakukan dapat merupakan

pengolahan gabungannya.

secara

fisik,

kimia,

dan

biologi

ataupun

merupakan

Sehingga pengendalian pencemaran laut bisa menggunakan salah satu dari metode Aplikasi Teknologi Membran Reverse Osmosis dimana Reverse osmosis dapat menghilangkan kandungan senyawa organik dan anorganik dari air. Konsentrasinya dapat terus di-up-grade sampai kadar tertentu sehingga zat-zat yang terlarut dapat di-recovery secara ekonomis. Air yang telah diolah kemudian dapat digunakan untuk kebutuhan produksi. Dengan menggunakan proses ini, masalah suplai air, pengolahan air, dan recovery zat-zat yang berguna dapat diatasi sekaligus.

2.4 Proses Terjadinya Intrusi Air Asin Pada daerah yang berdekatan dengan pantai atau dekat dengan laut, maka terjadi pertemuan antara air laut dengan air tawar yang kita kenal dengan sebutan interface. Interface ini bisa menjorok ke arah laut dan juga bisa juga menjorok ke arah darat tergantung besar kecilnya imbuhan air hujan. Apabila imbuhan air hujan lebih sangat besar, maka interface akan menjorok ke arah laut, sedangkan imbuhan air hujan sedikit atau tidak ada sama sekali, maka interface akan menjorok ke arah darat. Perubahan di dalam tanah oleh imbuhan atau perubahan luar aliran dalam daerah air tawar, menyebabkan perubahan interface. Penurunan aliran air tawar yang masuk ke laut menyebabkan interface bergerak ke dalam tanah dan menghasilkan intrusi air asin ke dalam akuifer. Sebaliknya suatu peningkatan aliran air tawar mendorong interface ke arah laut. Laju gerakan

interface dan respon tekanan akuifer tergantung kondisi batas dan sifat akuifer pada kedua interface. Akibat penggunaan air tanah yang berlebihan sementara imbuhan air hujan terbatas menyebabkan interface menjadi naik ke atas. Keadaan ini kita kenal dengan sebutan up conning (lihat gambar di atas). Sehingga air yang dikonsumsi menjadi asin akibat pengaruh air laut.

2.5 Pengolahan Air Intrusi (Air Payau) Menjadi Air Tawar Disadari atau tidak, krisis air di Indonesia kian mengkhawatirkan. Sebuah ironi, negara yang dikaruniai berlimpah-ruahnya air justru malah memiliki kualitas air yang kian terpuruk. Dalam kondisi semacam ini, teknologi pengolahan air bisa menjadi salah satu solusi pemecahan masalah. Salah satu teknologi pengolahan air yang sedang dikembangkan adalah pengolahan air laut menjadi air tawar. Hal ini ditempuh karena Indonesia adalah negara kepulauan yang mempunyai laut yang luas dan teknologi ini lebih murah daripada pengolahan air sungai. Pada dasarnya prinsip pemurnian air laut adalah memisahkan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar, proses ini kita kenal dengan sebutan desalinasi. Ada banyak cara untuk mengolah air asin menjadi air tawar,antara lain: a. Penyulingan Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam, yaitu dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap tinggal dalam larutan

(air laut). Dengan menggunakan alat suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat. b. Osmosis Balik (Revefse Osmosis) Osmosis balik atau reverse osmosis (RO), dilaksanakan dengan memberikan tekanan terhadap air laut, sehingga memaksa dari molekulmolekul air murni menembus suatu membran semipermeabel, sedangkan sisanya berupa garam larut, bahan-bahan organik, bakteri akan ditolak (rejeksi). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar diatas. Osmosis balik ini dioperasikan secara kontinyu. Kemurnian air yang dicapai hingga 99% dan tingkat produksi yang tinggi. RO merupakan cara paling murah untuk menawarkan pemurnian air laut. Keuntungan metode ini adalah kemurnian air yang dihasilkan bagus, menghemar tempat,dan menghemat energi. c. Evaporator Evaporator adalah sistem utama bagi pabrik untuk mengolah air laut menjadi air tawar. Ladang garam memproduksi garam melalui proses penguapan air laut. Sebaliknya, air bersih akan diproduksi, dengan menghilangkan garam dari air laut. Evaporator untuk mengolah air laut dirancangan untuk

mengumpulkan uap yang terjadi di dalam proses penguapan dengan cara antar lain :

Penguapan dengan multi guna : Air laut akan direbuskan untuk penguapan. Uap itu akan terkumpul maka menjadi air tawar. Teknologi itu biasanya digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala besar. Cara tekanan peresapan (osmosis) dengan arah balik : Cara untuk mengurangi dan menghapus rasa asin air laut. Teknologi ini digunakan untuk pabrik pengolah air laut sekala menengah dan kecil.

2.6 Keunggulan dan Aplikasi Reverse Osmosis Menurut Ir. Teuku Zulkarnain, MT, kandidat doktor teknik lingkungan Institut Teknologi Bandung, Keunggulan RO yang paling superior dibandingkan metode-metode pemisahan lainnya yaitu kemampuan dalam memisahkan zat-zat dengan berat molekul rendah seperti garam anorganik atau molekul organik kecil seperti glukosa dan sukrosa. Keunggulan lain dari RO ini yaitu tidak membutuhkan zat kimia, dapat dioperasikan pada suhu kamar, dan adanya penghalang absolut terhadap aliran kontaminan, yaitu membran itu sendiri. Selain itu, ukuran penyaringannya yang mendekati pikometer, juga mampu memisahkan virus dan bakteri. Teknologi RO cocok digunakan dalam pemurnian air minum dan air buangan. Di bidang industri, teknologi RO dapat digunakan untuk memurnikan air umpan boiler. Selain itu, Karena kemampuannya dalam memisahkan garam-garaman, teknologi reverse osmosis cocok digunakan dalam pengolahan air laut menjadi air tawar (desalinasi). Pengolahan ini terdiri dari beberapa tahap:

10

Tahap pertama, Pre-treatment untuk memisahkan padatan-padatan yang terbawa oleh umpan. Padatan-padatan tersebut jika terakumulasi pada permukaan membran dapat menimbulkan fouling. Pada tahap ini pH dijaga antara 5,5-5,8.

Tahap kedua, High pressure pump digunakan untuk memberi tekanan kepada umpan. Tekanan ini berfungsi sebagai driving force untuk melawan gradien konsentrasi. Umpan dipompa untuk melewati membran. Keluaran dari membran masih sangat korosif sehingga perlu diremineralisasi dengan cara ditambahkan kapur atau CO2. Penambahan kapur ini juga bertujuan menjaga pH pada kisaran 6,8-8,1 untuk memenuhi spesifikasi air minum.

Tahap Ketiga, Disinfection dilakukan dengan menggunakan radiasi sinar UV ataupun dengan cara klorinasi. Sebenarnya, penggunaan RO untuk desalinasi sudah cukup jitu untuk memisahkan virus dan bakteri yang terdapat dalam air. Namun, untuk memastikan air benar-benar aman (bebas virus dan bakteri), disinfection tetap dilakukan.

11

BAB 3 PENUTUP

3.1 Simpulan Pencemaran laut bisa dikatakan sebagai perubahan lingkungan laut di tandai dengan masuknya atau dimasukkan mahkluk hidup, zat, energi. Dan atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan atau fungsinya, sehingga dampak yang ditimbulkan begitu banyak dan itu sangat merugikan bagi kehidupan manusia maupun biota biota yang ada di laut. Maka dari itu upaya pengendalian pencemaran laut perlu dilaksanakan sejak awal, dalam arti limbah-limbah yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan manusia, baik di darat maupun di laut, haruslah diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke laut. Cara pengolahan bisa menggunakan salah satu dari metode Aplikasi Teknologi Membran Reverse Osmosis dimana Reverse osmosis dapat menghilangkan kandungan senyawa organik dan anorganik dari air. Konsentratnya dapat terus di-up-grade sampai kadar tertentu sehingga zat-zat yang terlarut dapat di-recovery secara ekonomis. Air yang telah diolah kemudian dapat digunakan untuk kebutuhan produksi. Teknologi ini mempunyai beberapa keunggulan di antaranya tidak membutuhkan tambahan bahan kimia yang besar dalam prosesnya sehingga tidak menambah masalah pencemaran yang baru.

12

3.2 Saran Sebaiknya sebagai generasi baru sudah selayaknya kita serta

pemerintah harus peduli dan tanggap dalam masalah lingkungan, karena lingkungan merupakan bagian dari kehidupan kita semua, terutama masalah tentang kebutuhan air bersih, mengingat sampai sekarang masih banyak dipedalaman maupun kota-kota besar masih kekurangan air bersih. Dan itu harus segera ditangangi, kita tidak mungkin sebagai calon tenaga kesehatan berpanggu tangan melihat keadaan negara kita dalam kedaan yamg memprihatinkan. Maka dari itu cara yang paling tepat untuk mengatasi masalah itu bisa dengan mengolah air laut menjadi air minum yang siap di konsumi Untuk itu diperlukan diperlukan pemilihan dan penggunaan teknologi yang tepat guna memanfaatkan sumber daya air yang melimpah ini. Karena kekurangan akan air bersih akan menyebabkan permasalahanpermasalahan prkotaan seperti kemiskinan di bidang, kesehatan, pendidikan dan pendapatan. sebaiknya hal ini dapat dijadikan pertimbangan pemerintah dalam pemecahan mengenai masalah keterpurukan kualitas air dan intrusi air laut. Pemerintah hendaknya melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang cara pemurnian air payau menjadi air tawar sehingga dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai alternatif serta proses pemurnian diatas kita dapat juga menghasilkan nilai tambah produksi garam di Indonesia. Sehingga dapat mengurangi angka kemiskinan yang diakibatkan tidak tersedianya akses air bersih khusunya bagi masyarakat berpengahsilan rendah.

13

DAFTAR PUSTAKA

Prasetyo, Sulung. Teknologi Osmosis Balik Ubah Air Asin Menjadi Layak Minum. indomembrana.com/index.php?action=news.detail&id_news=1 26k Ranselhijau. 2008. Pengolahan Air Intrusi (Air Payau) Menjadi Air Tawar. ranselhijau.wordpress.com/2008/07/31/pengolahan-air-intrusi-air-payaumenjadi-air-tawar/ - 15k Hidayat, Wahyu. 2007. Teknologi majarimagazine.com/2007/11/teknologi-membran/ - 96k Membran.

14

Anda mungkin juga menyukai