Anda di halaman 1dari 5

Diagnosa

Pre Eklamsi Ringan

Definisi
Hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Wibowo dan Rachimhadi, 2006)

Tanda dan Gejala


a) Tekanan darah sistolik antara 140-160 mmHg dan tekanan darah diastolik 90-110 mmHg b) Proteinuria minimal (< 2g/L/24 jam) c) Tidak disertai gangguan fungsi organ (Wibowo dan Rachimhadi, 2006)

Etiologi Peran
Prostasiklin dan Tromboksan. Pada preeklamsia/ekla msia didapatkan kerusakan pada endotel vaskuler, sehingga terjadi penurunan produksi prostasiklin (PGI2) yang pada kehamilan normal meningkat Peran Faktor Imunologis : Preeklamsia/ekla msia sering terjadi pada kehamilan pertama dan tidak timbul lagi pada kehamilan berikutnya karena pembentukan blocking antibodies Peran Faktor Genetik/familial (Sudhabrata K, 2001)

Komplikasi
Komplikasi dibawah ini yang biasa terjadi pada preeklamsia berat dan eklamsia (Wibowo dan Rachimhadi, 2006) : 1) Solusio plasenta 2) Hipofibrinogenemia 3) Hemolisis 4) Perdarahan otak 5) Kelainan mata 6) Edema paru-paru 7) Nekrosis hati 8) Sindroma HELLP yaitu haemolysis, elevated liver enzymes dan low Platelet 9) Kelainan ginjal 10) Komplikasi lain: Lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat kejangkejang pneumonia aspirasi dan DIC 11) Prematuritas

Penanganan
menurut Saifuddin, 2002 : a) Kehamilan kurang dari 37 minggu - Pantau tekanan darah, urine (untuk proteinuria), reflex dan kondisi janin. - Konseling pasien dengan keluarganya tentang tandatanda bahaya preeklamsia dan eklamsia. - Lebih banyak istirahat. - Diet biasa (tidak perlu diet rendah garam). - Tidak perlu diberi obatobatan. - Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit: Diet biasa. Pantau tekanan darah 2 kali sehari, dan urine (untuk proteinuria) sehari sekali. Tidak perlu obat-obatan. Tidak perlu diuretik, kecuali jika terdapat edema paru, dekompensatio kordis atau gagal ginjal akut. Jika tekanan diastolic turun sampai normal pasien dapat dipulangkan. Jika tidak ada tanda perbaikan, tetap dirawat. Lanjutkan penanganan dan observasi

Pre Eklamsi Berat

Hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan. (Wibowo dan Rachimhadi, 2006)

a) Tekanan darah sistolik > 160 mmHg atau tekanan darah diastolik > 110 mmHg b) Proteinuria (> 5 g/L/24 jam) atau positif 3 atau 4 pada pemeriksaan kuantitatif Bisa disertai dengan : a) Oliguria (urine

1. Terjadi kejang (eklampsia) 2. Kegagalan fungsi organ fital. a) Terjadinya peningkatan fungsi hepar b) Paru-paru edema c) Otak edema d) Tensi > 200 mmHg mengakibatkanpembulu h darah pecah 3. Komplikasi pada janin 1. prematur Perawatan konservatif (usia 2. IUGR kehamilan <36 minggu) 3. Gawat janin

kesehatan janin. Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat, pertimbangkan terminasi kehamilan. Jika tidak, rawat sampai aterm. Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklamsia berat. b) Kehamilan lebih dari 37 minggu - Jika serviks matang, pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitoksin atau prostaglandin. - Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan prostaglandin atau kateter folley atau lakukan seksio sesaria. Penanganan preeklamsia berat dan eklamsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklamsia. Semua kasus preeklamsia berat harus ditangani secara aktif. Penanganan konservatif dan gangguan penglihatan sering tidak sahih.

400 mL/24jam) b) Keluhan serebral, gangguan penglihatan c) Nyeri abdomen pada kuadran kanan atas atau daerah epigastrium d) Gangguan fungsi hati dengan hiperbilirubinemia e) Edema pulmonum, sianosis f) Gangguan perkembangan intrauterine g) Microangiopathic hemolytic anemia, trombositopenia (Wibowo dan Rachimhadi, 2006)

4. IUFD

a. Tirah baring. b. Infus D5:RL = 3:1. c. Diet rendah garam dan tinggi protein (diet preeklamsia) d. Pasang kateter tetap (bila perlu). e. Medikamentosa: - Anti konvulsan MgSO4. - Anti hipertensi Nifedipine 10 mg sublingual, dilanjutkan dengan 10 mg q 8 jam. - Kortikosteroid (Oradexon i.m. 2 kali 10 mg) untuk kehamilan <36 minggu. - Antibiotikum, diuretikum dan kardiotonikum hanya diberikan atas indikasi. Perawatan aktif (terminasi kehamilan), yaitu pada keadaan-keadaan di bawah ini: - Umur kehamilan >36 minggu. - Terdapat tanda-tanda impending eklamsia atau eklamsia - Gawat janin. - Sindroma HELLP. - Kegagalan perawatan konservatif, yakni setelah 6 jam perawatan tidak terlihat tanda-tanda perbaikan penyakit.

Eklamsia

Preeklasia+kejang 1) Perdarahan (Manuaba, 2007) subkapsular 2) Perdarahan periportal sistem dan infark liver 3) Edema parenkim liver 4) Peningkatan pengeluaran enzim liver Tekanan darah dapat meningkat sehingga menimbulkan kegagalan dari kemampuan sistem otonom aliran darah sistem saraf pusat (ke otak) dan menimbulkan berbagai bentuk kelainan patologis sebagai berikut (Manuaba, 2007) : 1) Edema otak karena permeabilitas kapiler bertambah 2) Iskemia yang menimbulkan infark serebal 3) Edema dan perdarahan menimbulkan

Pada umumnya disahului oleh makin memburuknya preeklamsia dan terjadinya gejalagejala nyeri kepala frontal, gangguan penglihatan, mua keras, nyeri epigastrium, dan hiperrefleksia. Bila keadaan ini tidak dikenal dan diobati sgera, akan timbul kejang, terutama pada persalinan bahaya ini besar. (Sarwono, 2007)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Solusio Plasenta Hipofibrinogenemia Hemolisis Perdarahan otak Kelainan mata Edema paru-paru Nekrosis hati Sindrome HELLP Komplikasi lain Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uteriin (Sarwono, 2007)

Tirah baring, diet preeklamsia atau per sonde (bila pasien dalam keadaan koma). - Infus D5:RL = 3:1. - Pasang kateter tetap. - Kepala direndahkan, isap lendir orofaring. - Pasang sudip lidah untuk mencegah lidah tergigit bila pasien kejang. - Medikamentosa. (Saifuddin, 2002)

nekrosis 4) Edema dan perdarahan pada batang otak dan retina 5) Dapat terjadi herniasi batang otak yang menekan pusat vital medula oblongata.

Anda mungkin juga menyukai