Artikel :
3 Bagaimana Memasang Tampon Pada Epistaksis?
6 Venaseksi
9 Bagaimana Memperlakukan Pasien Kecil?
12 Prosedur Pengambilan Pap Smir Dalam Kamar Praktek
14 Pengambilan dan Pengiriman Bahan Pemeriksaan Mikrobio-
logik
16 Penggunaan Kompres Terbuka Dalam Dermatologi
18 Pasien Dengan Kedaruratan Psikiatrik
22 Penatalaksanaan Pneumotoraks di Dalam Praktek
26 Pemeriksaan Radiologik Toraks
Karena epistaksis (perdarahan hidung) merupakan keadaan ikat dan disisakan talinya sepanjang 30 cm (sebanyak 4
darurat, maka harus dihentikan dengan segera. Apapun penye- buah). Tali ini berguna ketika memasangnya kelak: me-
babnya dapat dicari dan dihilangkan pada lain kesempatan, masukkan depper ke nasofaring.
karena untuk pemeriksaan lengkap memerlukan waktu. 8. Alat penghisap (suction) — kalau ada — untuk menghisap
Di bawah ini akan diberikan petunjuk praktis cara menghenti- darah di kavum nasi sehingga pemasangan tampon lebih
kan epistaksis dari yang ringan sampai yang berat dengan me- mudah sebab lapangan pandangan agak bersih.
masang tampon. Metode penyampaian yang kami pakai ialah
secara 'Instruksi kerja' dari buku manajemen, di mana tindak- OBAT-OBAT YANG DIPERLUKAN
an-tindakan dibagi atas langkah -langkah penting disertai 1. Suntikan antikoagulan.
dengan petunjuk bagaimana dan penjelasan singkat mengapa 2. Larutan tetrakain atau lidokain efedrin 1 % yang berguna
dilakukan tindakan tersebut. untuk membasahi kapas: sebagai anestesi dan vasokonstrik-
tor.
ALAT-ALAT YANG PERLU DISIAPKAN Langkah-langkah untuk memasang tampon pada epistaksis
1. Lampu kepala, supaya kedua tangan kita bebas memegang dapat disingkat pada petunjuk di bawah ini.
alat dan lain-lain. Kalau tidak ada, perlu lampu senter biasa
yang dipegang orang lain.
2. Spekulum hidung.
3. Pinset bayonet atau knee pincet untuk memasang tampon.
4. Kapas digunting atau dilipat-lipat ukuran 11⁄2 x 6 cm; tebal
% cm.
5. Kain kasa, ukuran 6 x 15 cm yang dilipat -lipat menjadi se-
macam kerucut (= sprot/es). Untuk cepatnya dapat dibuat
dengan memegang dengan dua jari di tengahnya, dan sisa
kain kasanya dipilin, (jawa: diplirid). Sprot/es ini dapat pula
dimasak dengan boorzalf.
6. Tampon boorzalf.
Tampon pita panjang yang dimasak dengan boorzalf.
Cara membuat tampon pita ini; dengan melipat menjadi
pita selebar 6 — 8 mm dari gulungan kain kasa selebar
5 cm.
7. Tampon Belloque: dibuat dari depper (lipatan kain kasa)
yang padat sebesar 3 — 5 cm diameternya. Depper ini di -
TEKNIK VENASEKSI
Umumnya venaseksi dikerjakan oleh dokter dengan bantu-
an seorang perawat. Sementara dokter mencuci tangannya
dengan sabun dan sikat di bawah air mengalir selama 10
menit, perawat menyiapkan semua keperluan VS. Dipilih
ukuran bidai yang sesuai dengan besarnya penderita, lalu
kakinya difiksasi pada bidai dengan verban demikian rupa
jangan sampai sirkulasi tertekan. Di atas meja kecil yang ber-
alas duk steril diletakkan semua alat VS yang kemudian di-
tutupi lagi dengan duk steril lain.
Setelah selesai mencuci tangan, dokter menggunakan
sarung tangan steril lalu kulit daerah maleolus medialis di-
desinfeksi mula-mula dengan yodium segar 3% kemudian
dengan alkohol 70%. Sekarang tempat insisi ditentukan di
anterior pertengahan maleolus medialis yang ditandai garis
oleh jarum kulit sepanjang 0,5—1 cm. Daerah operasi dilin-
dungi duk steril yang dijepit dengan klem duk, sedemikian
rupa sehingga daerah operasi saja yang terbuka. Di sekitar
lokasi insisi, kulit diinfiltrasi dengan procain 1- 2 ml mulai
dari lapisan intradermal sampai subkutis. Sesudah itu pada
tanda garis tadi, dengan scalpel dikerjakan insisi kulit me-
lintang sepanjang 1 cm.
Jaringan ikat dan lemak subkutis dibebaskan sepintas lalu
dengan pinset vena berujung tumpul dan bengkok yang se-
terusnya dimasukkan sampai tulang tibia, dan dengan ujung
pinset diarahkan ke maleolus medialis semuanya digait ke
permukaan dan vena yang dicari akan ikut terangkat, lalu
dengan kedua pinset vena, vena dibersihkan dari jaringan
Memeriksa bayi dan anak-anak kecil merupakan problem tutup untuk dipegangnya. Katakan, " Saya tidak dapat me-
tersendiri. Mereka sering -sering tidak kooperatif, dan bila ter- nyuntik lagi sekarang."
lalu kecil belum dapat bicara. Malahan, sebagian besar dari Biasanya, anak akan memegang jarum suntik itu erat-erat,
mereka menjadi takut, menangis, dan tidak mau diperiksa. dan membiarkan kita memeriksanya dengan santai.
Untuk itu, para dokter atau perawat membutuhkan trik-trik
tertentu dalam menghadapi pasien- pasien kecil tersebut. Tentu REFLEKS
saja trik-trik itu berdasarkan pengalaman mereka dalam Untuk memperoleh refleks tendon yang baik, sering - sering
praktek. Nah, mungkin pengalaman mereka itu bermanfaat sulit bila anak tidak kooperatif. Untuk itu, suruh anak meme-
juga bagi kita. gang dua buah bola karet kecil; satu tangan memegang satu
STETOSKOP TERSENYUM buah bola. Berikan aba-aba dengan hitungan sampai lima.
Pada hitungan ke lima, anak harus melemparkan bola kuat-
kuat, dan pada saat itulah tes refleks kita lakukan. Biasanya
akan memberikan hasil yang baik.
INSPIRASI
Menyuruh anak untuk menarik napas dalam-dalam kadang-
kadang sulit, misalnya pada saat melakukan foto toraks.
Untuk itu, berikan balon padanya, dan suruh anak meniup
balon itu. Pada saat anak menarik napas untuk meniup balon,
lakukanlah pengambilan foto.
MANDIKAN BONEKA
Bila memandikan pasien - pasien kecil merupakan problem,
coba mandikan boneka atau mainan kesukaan lainnya ber-
sama mereka. Anda akan heran betapa cepat dan gembira me-
reka mandi bersama mainannya.
MENCARI VENA
Satu hal yang pasti: bayi merasa aman dalam pelukan ibunya. Vena pada bayi kadang - kadang tidak tampak. Agar dapat
Itulah sebabnya dianjurkan bila ingin menyuntik bayi, biar- terlihat, gunakan senter yang diletakkan pada telapak tangan
kan mereka dalam gendongan ibunya, daripada meletakkan atau kaki, sedangkan ruangan digelapkan. Ini memungkinkan
mereka di atas meja praktek. Bayi dipeluk rapat-rapat meng- kita melihat ekstremitas secara keseluruhan, dan sekaligus
hadap bahu ibunya. Pada saat itulah jarum segera disuntikkan. menemukan vena yang akan dicari. Teknik ini juga berguna
Jika pun bayi menangis, biasanya hanya sebentar, malah untuk membedakan massa kistik atau solid pada rongga perut
kadang- kadang tidak bereaksi apa-apa. bayi.
Cara lain lagi, berikan dahulu bayi susu botol seperti biasa-
nya. Pada botol yang lain, ujung dotnya telah diisikan obat.
Setelah bayi minum susu sebagian, ganti botolnya dengan yang
berisi obat, dan setelah habis tukar lagi dengan botol mula-
mula. Penggantian ini tidak akan begitu terasakan oleh bayi
karena ia masih lapar saat minum susunya sebagian.
(Kris)
Dari : Pediatricks, Hints for Helping Young Patients
MEMBERIKAN OBAT
Bila susah meminumkan obat pada bayi, masukkan obatnya
ke dalam semprit tanpa jarum. Ujung semprit dimasukkan ke
dalam mulut bayi. Waktu bayi mengisap, tekan semprit per-
lahan-lahan seperti hendak menyuntik.
PENDAHULUAN
Pap smir adalah salah satu tindakan diagnostik dalam me-
nemukan sedini mungkin terjadinya kanker leher rahim. Cara
pengambilannya sangat mudah dan tidak memerlukan peralat-
an yang rumit dan mahal 1,2 .
Secara anatomi, serviks uteri terdiri dari ektoserviks yang
mempunyai epitel skuamosa, endoserviks yang dilapisi epitel
toraks, dan di antara kedua jenis epitel ini terletak daerah
sambungan skuamokolumner. Daerah sambungan skuamo-
kolumner ini sangat penting dalam deteksi kanker leher rahim.
Keganasan pada tingkat dini dapat berupa displasia ringan,
sedang, berat sampai karsinoma in situ 1,2 . Sedangkan keganas-
an lanjut terbanyak berupa karsinoma skuamosa, sedangkan
adenokarsinoma serviks mempunyai angka kejadian yang
kecil. Perubahan dari displasia sampai terjadi karsinoma
invasif dapat terjadi dalam kurun waktu beberapa tahun, se-
6. Tabung berisikan larutan fiksasi alkohol 96%.
hingga menemukan keganasan yang masih terbatas dalam
epitel sangat penting dan dapat ditentukan penatalaksanaan-
nya. Karsinoma invasif mempunyai angka kematian yang CARA PENGAMBILAN SEDIAAN
tinggi. 1. Isi formulir dengan lengkap dan sesuaikan dengan nomor
urut pengambilan
ALAT YANG DISEDIAKAN 2. Dipasang spekulum cocor bebek untuk menampilkan
1. Formulir konsultasi sitologi serviks.
2. Spatula Ayre yang dimodifikasi 3. Spatula Ayre yang telah dimodifikasi dengan ujung yang
panjang guna mencapai sambungan skuamokolumner1,
diusap 360° pada permukaan serviks.
4. Spatula kemudian digeserkan pada gelas sediaan yang telah
diberikan label dengan pinsil gelas pada sisi kirinya. Peng-
3. Gelas sediaan yang pada salah satu sisinya telah diberikan geseran meliput setengah panjang gelas sediaan, dan hendak-
tanda/label. nya digeserkan sekali saja — jangan diputar beberapa kali —,
karena akan menyebabkan kerusakan sel.
Larutan Burowi
Sebagai kompres diencerkan 1 : 10, mengandung alumi-
nium asetat. Efeknya ialah astringen dan antiseptik ringan.
Larutan garam faal (0,9%)
Kami menggunakannya pada kelainan di dekat mata, misal-
nya pada herpes zoster optalmikus, karena jika mengenai mata
tidak mengiritasi. Yang dikehendaki ialah efek sebagai kom-
pres terbuka, dan bukan efek garam faal.
Kalium permanganas
Efeknya ialah antiseptik, dan astringen. Pada dermatitis
dipakai pengenceran 1/10.000, sedangkan pada infeksi diguna-
kan pengenceran 1/5000. Pada dermatitis, kulit telah peka,
karena itu dipakai yang lebih encer. Jika konsentrasinya lebih
kuat daripada 1 : 5000 dapat mengiritasi kulit. Cairan ini mu-
rah dan sering dipakai, kekurangannya berwarna merah, se-
hingga mewarnai kulit dan pakaian.
Perak nitrat
Sebagai kompres dipakai larutan dengan konsentrasi 0,25 —
0,5%. Efeknya ialah antiseptik dan astringen. Kompres ini
efektif untuk infeksi kuman Gram negatif, misalnya Pseudo-
monas aeruginosa.
Larutan perak nitrat mempunyai daya astringen yang kuat,
karena itu sangat efektif untuk dermatitis eksudatif yang ku-
rang atau tidak memberi perbaikan dengan kompres lain;
hanya konsentrasinya lebih rendah, yakni 1 %o.
Kekurangannya ialah mewarnai kulit menjadi hitam karena
PENUTUP
Sebaiknya setiap dokter yang ingin bekerja mandiri, atau
yang akan berangkat ke perifir membekali dirinya dengan
pengetahuan yang efektif. Khususnya mereka perlu memper-
siapkan pengetahuannya dalam menanggulangi kasus-kasus
darurat, karena masyarakat akan menilai sampai di mana ke-
trampilan dokter-dokter tersebut.
Walaupun di Indonesia, kita menjumpai keterbatasan-
keterbatasan tertentu (baik dalam penyediaan obat maupun
alat-alat mutakhir), tapi ketrampilan dalam menangani kasus-
kasus akut tersebut merupakan seni tersendiri, yang tak akan
terlupakan dalam perjalanan hidup para dokter. Justru keber-
hasilan anda dalam menangani kasus-kasus darurat, akan mem-
pertebal kepercayaan diri, dan akan membuat anda tidak
tekebur — bahwa pengetahuan anda sebenarnya terbatas.
Karena itu pulalah, dalam kesempatan ini, penulis masih
Dr. Amirullah R
Karo Pulmonologi Rumkital dr Mintohardjo, Jakarta
Dr. Susworo
Bagian Radiologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Pemeriksaan radiologik toraks merupakan jenis pemeriksaan dapat dinilai banyak sekali kelainan yang mungkin terjadi;
terbanyak yang dilakukan oleh seorang ahli radiologi; jumlah- namun yang terutama adalah ada tidaknya infiltrat. Untuk
nya berkisar antara 80 — 90% dari seluruh pemeriksaan radio- negara-negara dengan risiko penularan kuman tuberkulosis
logik. yang tinggi, maka asosiasi pertama adanya "perselubungan"
Dari jumlah tersebut sebagian besar foto toraks dilakukan pada paru adalah proses spesifik, terutama apabila kelainan
atas indikasi check-up (dengan atau tanpa keluhan), kontrol tersebut terletak pada apeks paru. Setelah itu baru dipikirkan
setelah pengobatan, untuk melihat progresivitas penyakit, kemungkinan lain seperti proses aspesifik, alergi (sindroma
atau untuk melihat adakah hubungan kelainan yang diderita Loefler) atau proses neoplasma. Tehtunya semua ini amat
dengan kelainan pada paru-paru (Koch, proses metastasis tergantung pada gejala klinik dan laboratorik yang timbul.
dsb.) atau jantung (dekompensasio kordis karena kelainan Masih banyak lagi kelainan parenkhnnal yang dapat dideteksi
organik dari jantung). dengan pemeriksaan toraks ini.
Foto toraks, "MCS" (masa-chest screening) dan fluoroskopi Kelainan pada diafragma yang sering kali tampak adalah
merupakan 3 macam cara pemeriksaan toraks yang masing- adanya adesi (perlekatan) akibat proses lama yang telah me-
masing mempunyai kelebihan dan kekurangan, CT-Scanning nyembuh, letak diafragma yang tinggi bisa akibat kelumpuhan
serta tomografi paru merupakan metoda pemeriksaan yang saraf frenicus atau proses di hepar.
mempunyai keunggulan lain dengan ruang lingkup yang ber- Dalam keadaan normal, kedua sinus kosta-frenikus lancip
beda, sehingga tidak akan disinggung lebih lanjut di sini. bentuknya; apabila menjadi tumpul maka kemungkinan telah
terjadi pennnbunan cairan pada daerah tersebut; karena ba-
FOTO TORAKS gian tersebut merupakan bagian terendah dari rongga toraks
Di samping foto tulang ekstremitas, untuk fraktur, maka dalam keadaan berdiri. Keadaan ini dikenal sebagai efusi
foto toraks merupakan metoda pemeriksaan yang paling pleura.
"digemari" oleh dokter dan paling "beken" di kalangan pen- Kelainan pada jantung yang tampak adalah berupa pem-
derita. Acapkali indikasi foto toraks datang dari fihak pen- besaran menyeluruh atau komponen-komponennya, seperti
derita. "Minta dironsen dokter"! Maka penderita pun merasa atrium kiri, ventrikel kanan, segmen pulmonal dan sebagainya
lebih sembuh begitu foto selesai. Dan seandainya si penderita yang akan lebih jelas tampak pada pemeriksaan dengan analisa
mendapat kesempatan untuk konsultasi mengenai foto toraks- jantung, yaitu dengan memberikan bubur barium per os. Pem-
nya sendiri, ia akan dengan penuh perhatian mengamat-amati- besaran atrium kiri akan menyebabkan terdorongnya barium
nya, hampir selalu semua penderita menanyakan bagian yang dalam usofagus ke arah dorsal.
sama yaitu lulus paru, apakah itu kelainan atau bukan. (Mung- Pelebaran arkus aortae serta aorta yang memanjang dal
kin karena menyerupaai belalai gajah). berkalsifikasi merupakan proses degenerasi yang sering tampak
Dengan foto toraks, secara sistematis dapat dinilai tulang- pada penderita tua.
tulang iga (kecuali iga sebelah bawah yang sudah tertutup Demikian pula media' stinum yang melebar serta pembesari
diafragma), klavikulae, (kadang-kadang skapula), kelengkung- an kelenjar-kelenjar sekitar ha1us dapat tampak pada posisi
an (skoliosis) kolumna vertebralis serta kaput humeri. Ke- postero-anterior dan lateral. Pelebaran mediastinum ini biasa-
mudian pada parenkhim paru (merupakan indikasi terbanyak), nya dicurigai sebagai proses neoplasma (Limfoma, timoma)
RINGKASAN
JALAN NAPAS
Tidak jarang terjadi korban kecelakaan meninggal karena
hipoksia akibat obstruksi jalan napas; yang mungkin disebab-
kan oleh5 :
1. Trauma kepala yang disertai hilangnya kesadaran sehingga
lidah jatuh ke belakang
2. Aspirasi isi lambung, darah, atau benda lain
3. Trauma jaringan luar dengan akibat edema sekitar jalan
napas
Mempertahankan jalan napas adekuat merupakan prioritas
pertama dalam penanggulangan penderita kecelakaan. Pada
fraktur mandibula terutama bilateral, lidah mungkin jatuh ke
belakang kalau penderita berada pada posisi terlentang . Pen-
derita sadar masih dapat mengkompensasikan gangguan napas
'
ini dengan mengubah menjadi posisi lateral.2,4,5,7 .Gangguan
dapat pula ditolong dengan memasang pipa orofaring (Guedel)
atau pipa nasofaring. Akan tetapi pada gangguan napas yang
berat, kita harus segera melakukan intubasi endotrakea atau
trakeotomi.
Pada cedera laring, trakea atau kombinasi fraktur maksila
dan mandibula yang memberikan gejala obstruksi jalan napas,
dianjurkan untuk segera melakukan trakeotomi karena intuba-
si endotrakea akan lebih sulit. 4
Krikotiroidotomi, salah satu tindakan lain untuk meng-
atasi obstruksi jalan napas, yaitu memasukkan jarum besar
(No. 14) menembus membrana krikotiroid. Melalui jarum ini
ditiupkan oksigen secara intermiten. Krikotiroidotomi adalah
tindakan darurat sementara sebelum dapat dilakukan intubasi
endotrakea atau trakeotomi, sedangkan penderita perlu oksi-
genisasi secepat-cepatnya. 7
Penderita dengan fraktur mandibula harus dilakukan intu-
basi nasotrakea, karena pada akhir operasi rahang atas dan ba-
wah diikat dengan kawat (interdental wiring). Ekstubasi sete-
lah pembedahan diselenggarakan kalau penderita betul-betul
sudah bangun. Komplikasi muntah pada penderita yang belum
46 Cermin Dunia Kedokteran No. 38 1985
terhirup ke dalam trakea dan bronkus sehingga terjadi obs-
truksi napas total. Akibatnya terjadi apnea, hipoksia, sia-
nosis, henti jantung. Dapat pula terjadi dengan aspek yang
lebih ringan berupa obstruksi napas parsial, pneumonia lo-
baris. Kesulitan ini dapat ditolong dengan menghisap mela-
lui pipa endotrakea, bronkoskop, kalau perlu dirawat di
ruang intensif (ICU).
2. Cairan lambung yang masuk ke dalam trakea dan bronkus
mempunyai pH 2,5 akan merusak organ tersebut dengan
akibat terjadi pneumonia aspirasi asam atau lebih dikenal
dengan nama sindroma Mendelson. Gejala yang manifes
dapat berupa, spasme bronkus, takipnea, ronki basah selu-
ruh paru, sianosis, hipotensi, kadang-kadang disertai gejala
syok sampai terjadi henti jantung. Pada tingkat ini morta-
litas penderita sangat tinggi. Terapi : dilakukan pengisap-
an, bantuan pemapasan dengan respirator, pemberian kor-
tikosteroid dan antibiotika.
SYOK
sadar beraldbat fatal. Dianjurkan memakai antiemetik. Untuk Syok akan terjadi kalau trauma mengenai pembuluh darah
keselamatan penderita, kita harus menyiapkan alat pemotong besar hingga terjadi perdarahan yang hebat. Gejala-gejala akan
kawat (wiring cutter), berjaga-jaga kalau terjadi komplikasi terlihat kalau perdarahan melebihi 40% volume darah1,4,6.
gangguan napas. Kalau gejala syok nampak setelah 48 jam, biasanya bukan ka-
Fraktur tulang hidung sering pula disertai fraktur maksila rena perdarahan tetapi disebabkan oleh septikemia atau ke-
dan tulang dasar tengkorak, dengan gejala cairan otak keluar terlambatan terapi cairan. 5
melalui rongga hidung (rinore). Untuk mencegah infeksi menye- Trauma maksilofasial jarang sekali disertai perdarahan he-
bar ke otak, tidak dibenarkan melakukan intubasi nasotrakea. bat sampai terjadi syok. Walaupun demikian, observasi kardio-
Tetapi kalau disertai oleh fraktur mandibula di mana tidak di- vaskular selalu kita lakukan. Transfusi darah harus tersedia
benarkan melakukan intubasi orotrakea, pilihan lain adalah sewaktu-waktu diperlukan. Anestesia tidak dibenarkan dilaku-
trakeotomi. 2,5,7 kan kalau masih ada tanda-tanda syok, kita harus menunggu
pemberian cairan infus atau transfusi adekuat. Kalau diperlu-
LAMBUNG PENUH kan tindakan pembedahan dan anestesia secepat-cepatnya,
Pada penderita yang mendapat kecelakaan, pengosongan kita dapat segera melaksanakannya asal sudah mulai terlihat
lambung dipengaruhi refleks inhibisi yang ditimbulkan oleh tanda-tanda perbaikan. 5
rasa sakit, takut, stimulasi simpatikus, syok, pemberian narko-
tik 5,6 Penundaan operasi 4 - 6 jam mungkin dapat mencegah PENATALAKSANAAN ANESTESIA
muntah, akan tetapi bukan merupakan garansi keamanan. Premedikasi
Kita harus mengetahui dengan pasti jam berapa makan yang
Salah satu tujuan premedikasi ialah menenangkan dan me-
terakhir dan terjadi kecelakaan. Penderita ini masih akan me-
ngurangi rasa sakit. 4 Penderita yang mendapat trauma boleh
muntahkan makanan yang belum tercerna selama 24 jam sete-
diberikan narkotik dengan dosis kecil, kemudian dosis diting-
lah kecelakaan kalau terjadi segera makan. 4
gikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Tetapi observasi
Menghadapi penderita dengan lambung penuh ini, ada 3 hal
respirasi dan kardiovaskular harus dilakukan dengan teliti.
yang dapat kita lakukan 5
Narkotik tidak dibenarkan untuk diberikan pada penderita
1. Mengosongkan lambung, dapat kita tempuh dengan mema- yang tidak sadar atau disorientasi karena trauma kepala, ka-
sang pipa nasogastrik atau merangsang muntah sewaktu rena narkotik dapat menutupi gejala-gejala kelainan otak 4,6
penderita masih sadar. Barbiturat tidak dianjurkan untuk penderita trauma, ka-
2. Mengurangi keasaman isi lambung dengan obat-obat anta- rena tidak mempunyai efek analgesia, akibatnya penderita
sid. menjadi eksitasi. Inilah yang dikatakanefek anti analgesia dari
3. Intubasi endotrakea. barbiturat. 4
Bahaya yang kita takutkan pada penderita dengan lambung Obat antikolinergik seperti sulfas atropin dipergunakan
penuh adalah pneumonia aspirasi. Giesecke (1981), menge- untuk mengurangi sekresi jalan napas dan refleks vagus. Pem-
mukakan bahwa kematian dalam penatalaksanaan anestesia berian intravena beberapa menit sebelum induksi akan membe-
penderita dengan lambung penuh, 5 - 50% karena pneumonia rikan efek yang lebih baik.4,6 Kemungkinan lain dari efek an-
aspirasi. 4 tikolenergik ialah mengurangi volume dan keasaman cairan
Pneumonia aspirasi mempunyai 2 aspek klinik 4 yaitu : lambung, tetapi masih dalam taraf penelitian.
1. Terjadi kegagalan karena isi lambung yang belum tercerna Untuk mengurangi volume dan keasaman caftan lambung
KESIMPULAN
Bioteknologi sebagai sebuah sistem pendekatan baru dalam
mengubah bahan baku menjadi produk yang berguna, melalui
proses transformasi yang bersifat biologik dengan memanfaat-
kan pengetahuan biologi, biokimia, mikrobiologi, biologi
molekul, biofarmasi dan kemajuan rekayasa dalam penelitian
bioteknologi akan membawa penemuan baru dan penyempur-
naan pemecahan masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang
akan diterobos melalui penerapan bioteknologi mencakup
diagnosis, pengobatan dan pencegahan penyakit, khususnya
terhadap penyakit yang merupakan ancaman serius bagi ke-
sehatan penduduk dunia. Kemajuan penelitian dan pengem-
bangan bioteknologi untuk kesehatan telah berhasil mencipta-
kan sejumlah produk baru, baik sebagai penemuan maupun
pengembangan atau penyempurnaan. Sementara kendala
prospek untuk masa datang terletak pada ketersediaan dana
dan tenaga ahli terutama bagi negara berkembang.