Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA 2

KEBIJAKAN LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP KLAIM MALAYSIA ATAS BLOK AMBALAT
DOSEN : Drs. R. Sumpena Prawirasaputra Drs. Chandra Purnama, M.S. Viani Puspitasari, S.IP., M.M

Disusun Oleh : Natalia Yessie Kristanty Han Awal Pandu Erieny Kristiany Lydia Siagian Oktari Berliani Uly Nisa Azmi 170210080006 170210080000 170210080000 170210080000 170210080176 170210080226

JURUSAN HUBUNGAN INETRNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS PADJAJARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak antara Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Indonesia juga berbatasan dengan Malaysia, Papua Nugini.1 Berdasarkan Deklarasi Juanda 1957, deklarasi yang diterima dan ditetapkan dalam Konvensi Hukum Laut Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), Indonesia dinyatakan sebagai negara kepulauan.2 Sesuai prinsip negara kepulauan, Blok Ambalat juga merupakan wilayah Indonesia. Karena berbatasan dekat dengan Malaysia, maka pada tahun 1967, Indonesia dan Malaysia mengadakan pertemuan membahas hukum laut diantara kedua negara. Pada tanggal 27 Oktober 1969 dilakukan penandatanganan perjanjian antara Indonesia dan Malaysia, yang disebut sebagai Perjanjian Tapal Batas Kontinental Indonesia Malaysia. Adanya perjanjian mengenai perbatasan kedua wilayah negara tersebut, menimbulkan persengketaan diantara keduanya. Kedua negara bersengketa memperebutkan Ambalat. Masalah antara Indonesia dan Malaysia seputar blok Ambalat mengemuka ketika terdengar kabar bahwa pemerintah Malaysia melalui perusahaan minyak nasionalnya, Petronas, memberikan konsesi minyak (production sharing contract) kepada perusahaan minyak Shell, atas cadangan minyak yang terletak di Laut Sulawesi (perairan sebelah timur Kalimantan). Pemerintah Indonesia mengajukan protes atas hal ini karena merasa bahwa wilayah itu berada dalam kedaulatan negara Indonesia.3 Sebenarnya klaim Malaysia terhadap cadangan minyak di wilayah itu sudah diprotes Indonesia sejak tahun 1980, menyusul diterbitkannya peta wilayah Malaysia pada tahun 1979. Peta tersebut mengklaim wilayah di Laut Sulawesi sebagai milik Malaysia dengan didasarkan pada kepemilikan negara itu atas pulau Sipadan dan Ligitan. Malaysia beranggapan bahwa dengan dimasukkannya Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah kedaulatan Malaysia, secara otomatis perairan di Laut Sulawesi
1

Central Intelligent Agency. Indonesia. 2011. The World Factbook. Diakses pada Jumat, 16 September 2011. 2 Anon. Profil Pulau Ambalat. 2009. PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk. Diakses pada Jumat, 16 September 2011. 3 Anon. Kompas, 5 Maret 2005.

tersebut masuk dalam garis wilayahnya. Indonesia menolak klaim demikian dengan alasan bahwa klaim tersebut bertentangan dengan hukum internasional.4 Penulis ingin memberikan gambaran terhadap fenomena ini, yang mungkin dapat menjadi wawasan bagi para pembaca. Peulis juga ingin mengkaji ulang bagaimana kebijakan Indonesia terhadap klaim Malaysia atas Ambalat. Persengketaan antara Indonesia dan Malaysia ini, menjadi hal yang dapat dikaji sebagai pengetahuan baru bagi penulis dan pembaca. 1.2 Perumusan Masalah Dengan melihat dari latar belakang mengenai perselisihan Indonesia dan Malaysia tersebut, serta hasil dari Mahkamah Internasional, untuk mengkaji mengenai penyelesaian masalah ini, maka penulis mengajukan perumusan masalah sebagai berikut : Bagaimana Kebijakan Luar Negeri Indonesia Terhadap Klaim Malaysia atas Blok Ambalat? 1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.3.1 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini dalam rangka bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap situasi baru. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengkaji ulang mengenai kebijakan Indonesia terhadap klaim Malaysia tersebut, karena sudah kedua kalinya wilayah Indonesia telah diklaim oleh Malaysia setelah Pulau Sipadan dan Ligitan.

1.3.2

Kegunaan Penelitian

Pernyataan resmi Deplu RI dalam Kepemilikan Sipadan Tak Berefek Batas Maritim, Kompas, 5 Maret 2005: Argumentasi Malaysia, yang mendasarkan klaimnya dengan berdasar kepemilikan negara itu atas Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan, tidak bisa diterima Indonesia karena bertentangan dengan hukum internasional. Kepemilikan Malaysia atas Sipadan dan Ligitan tidak memberikan efek penuh pada batas maritim. Sebagai negara yang bukan negara kepulauan, Malaysia tidak bisa menggunakan klausul yang dimiliki negara kepulauan, seperti Indonesia, untuk menarik garis batas wilayahnya.

Penelitian yang kami lakukan ini bermanfaat teoritis, yaitu dalam memberikan pengetahuan tambahan kepada para pembaca mengenai pokok persoalan tertentu. Dalam hal ini kami memberikan pengetahuan mengenai bagaimana sikap Indonesia dalam kebijakan yang dibuatnya dalam menyelesaikan permasalahan sengketa batas wilayah dengan negara lain, khususnya pada masalah ini dengan Malaysia atas blok Ambalat. 1.4 Kerangka Pemikiran Dalam melakukan suatu penelitian, maka dibutuhkan teori-teori ilmiah sebagai alat ukur berupa pendekatan yang dapat membantu kita dalam menemukan dan memahami masalah.5 Pendekatan merupakan suatu cara untuk menghampiri dari suatu segi tertentu dalam melihat suatu masalah.6 Dalam sub tertentu akan diuraikan teoriteori yang digunakan dalam memahami penelitian. Penguraian yang dilakukan merupakan konsep atau teori yang dirasa perlu dan relevan berhubungan dengan permasalahan sehingga dapat untuk memahami penelitian. 1.5 Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1.5.1 Metode Penelitian

Metode yang kami gunakan dalam melakukan penelitian ini adalah Metode Penelitian Kualitatif. Metode Penelitian Kualitatif adalah penelitian dengan menggunakan latar alamiah, bertujuan untuk menafsirkan suatu fenomena dan dilakukan dengan mneggunakan berbagai metode, wawancara, pengamatan, pemanfaatan dokumen yang ditujukan untuk memahami secara mendalam dibandingkan mengetahui. (Denzin & Lincoln, 1987).

1.5.2

Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan penelitian ini tentu membutuhkan data yang signifikan untuk mendukung penelitiannya. Dalam mengumpulkan data, kami menggunakan
5

Jujun S.Suriasumantri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta, 1996. Hal 316. 6 J.C.Johari, Comparative Politics, Sterling Publisher Private, New Delhi, 1990. Hal 21.

studi literatur, yaitu berupa kepustakaan dan literatur dari penelitian sebelumnya yang sudah ada. Data diperoleh dari berbagai sumber buku, jurnal, artikel, dan melalui internet. 1.6 Sistematika Penulisan Penulisan tugas akhir ini akan dibagi kedalam empat bab, dimana pada masingmasing bab akan membahas poin-poin pokok tersendiri guna mendapatkan hasil penulisan ilmiah yang baik. Secara umum, keempat bab tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : 1. Bab I, Pendahuluan, yang berisi pembahasan masalah mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, dan Sistematika penelitian.
2. Bab II, Tinjauan Pustaka dan Objek Penelitian, berisi teori dan konsep yang

digunakan yang sesuai dengan permasalahan penelitian serta menjelaskan mengenai objek yang diteliti.
3. Bab III, Hasil Penelitian dan Pembahasan, dimana menguraikan bagaimana

persengketaan awal antara Indonesia dan Malaysia. Ini akan menunjukkan kebijakan yang diambil Indonesia untuk menghadapi klaim Malaysia tersebut. Dalam bab ini juga akan menjelaskan hasil yang telah diputuskan oleh Mahkamah Internasional terhadap persengketaan tersebut.
4. Bab IV, Simpulan dan Saran, berisi simpulan dari hasil penelitian yang

dilakukan, dengan menjawab dari perumusan masalah yang telah diajukan, dan pemberian saran baik itu secara substantif maupun metodologis

Anda mungkin juga menyukai