Anda di halaman 1dari 9

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari hari, tenaga kesehatan berIungsi sebagai pemberi
pelayanan kesehatan dan pasien sebagai penerima pelayanan kesehatan. Hukum
mengatur hubungan tenaga kesehatan dengan pasien sebagai suatu hubungan hak
dan kewajiban. Prinsip sederhananya hak satu pihak menjadi kewajiban pihak lain
dan kewajiban atas hak perlindungan hukum kesehatan.
Menurut Pasal 1 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 Tentang
Tenaga Kesehatan yang dimaksud dengan Tenaga Kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan/atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Tenaga Kesehatan yang berhadapan dengan pasien seperti dokter dan
perawat, dalam melaksanakan tugasnya harus menghormati hak pasien.
Yang dimaksud dengan hak pasien antara lain ialah hak inIormasi , hak untuk
memberikan persetujuan, hak atas rahasia kedokteran,hak atas pendapat kedua
(second opinion) .
1.2.Tujuan
Mengetahui DeIinisi Tenaga Analis Kesehatan
Mengetahui Perlindungan Hukum Bagi Tenaga Kesehatan
Mengetahui Regulasi dan Perlindungan Hukum




2
BAB II
ISI
2.1. Definisi Analis Kesehatan
Analis kesehatan atau pranata laboratorium adalah bagian dari proIesi di
bidang kesehatan. Selama ini masyarakat lebih mengenal dokter, perawat, bidan,
apoteker. Sedangkan analis kesehatan jarang dikenal.
Analis kesehatan adalah petugas yang bekerja di laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium sebagai penunjang diagnosa dokter.
Seorang analis harus memiliki ketrampilan dan tanggung jawab yang tinggi dalam
pemeriksaan sampel. Hal ini berhubungan dengan adanya risiko yang Iatal jika
terjadi kesalahan. ProIesi apapun sudah semestinya dilakukan dengan ketulusan.
Seperti juga menjadi seorang analis yang berhubungan dengan nyawa manusia.
2.2. Tugas Pokok dan fungsi Analis Kesehatan
Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunologi-serologi, toksikologi, kimia
lingkungan, patologi anatomi, biologi dan Iisika
Fungsi Analis Kesehatan
O Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses spesimen
O Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen
O Mengoperasikan dan memelihara peralatan/ instrumen laboratorium
O Mengevaluasi data laboratorium
O Mengevaluasi teknik, instrumen, dan prosedur baru laboratorium secara
eIektiI dan eIisien
O Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium
O Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik
kelaboratoriuman
3
O Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium
kesehatan
2.3. Perlindungan Hukum dan Profesi
Perlindungan Hukum terhadap tindak kekerasan, ancaman, perlakuan
diskriminatiI, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pimpinan unit kerja,
pasien, keluarga pasien, masyarakat, birokrasi, dan/atau pihak lain.
Perlindungan proIesi terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak
sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak
wajar, pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap proIesi,
dan pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat dalam
melaksanakan tugas keproIesionalannya.
2.4. Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kesehatan
Pasal 53 ayat ( 1 ) UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
menyebutkan: Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan proIesinya. Perlindungan Hukum sering
disalah artikan sebagai " Kekebalan Hukum " oleh banyak tenaga kesehatan.
Akibatnya mereka kadang kadang berlaku kurang hati hati, bahkan cenderung
sembrono.
Hendaknya dipahami bahwa dalam hukum dikenal adanya asas kesamaan
kedudukan dihadapan hukum ( equality beIore the law ). Artinya, setiap orang
yang bersalah, siapapun dia, harus dihukum bila terbukti melakukan kesalahan.
Contohnya, pasal yang digunakan untuk menghukum pilot pesawat terbang yang
terbukti lalai dalam melakukan tugas sehingga pesawatnya mengalami kecelakaan
( dan menyebabkan kematian penumpang ) adalah pasal yang sama dengan yang
digunakan untuk menghukum dokter yang dianggap lalai sehingga pasiennya
meninggal karena syok anaIilaktik.
Pasal pasal dalam KUHP yang mengatur hal diatas adalah:
Pasal 359 KUHP : Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan
4
orang lainmati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau
pidana kurungan paling lama satu tahun.
Pasal 360 KUHP : (1) Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya)
menyebabkan orang lain mendapat luka-luka berat, diancam dengan pidana
penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun. (2)
Barangsiapa karena kesalahannya (kelalaiannya) menyebabkan orang lain luka-
luka sedemikian rupa sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan
pekerjaan jabatan atau pencarian selama waktu tertentu, diancam dengan pidana
penjara paling lama sembilan bulan atau pidana kurungan paling lama enam bulan
atau pidana denda paling tinggi empat ribu lima ratus rupiah.
Pasal 361 KUHP : Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini
dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau pencarian, maka pidana
ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat dicabut haknya untuk
menjalankan pencarian dalam mana dilakukan kejahatan, dan hakim dapat
memerintahkan supaya putusannya diumumkan.
Penjelasan untuk Pasal 361 Yang dikenakan pasal ini misalnya dokter,
bidan, ahli obat, sopir, kusir dokar, masinis, yang sebagai orang ahli dalam
pekerjaan mereka masing masing, dianggap harus lebih berhati hati dalam
melakukan pekerjaannya. Apabila mereka ini mengabaikan ( melalaikan )
peraturan peraturan atau keharusan keharusan dalam pekerjaannya, sehingga
mengakibatkan mati ( Pasal 359 ) atau luka berat ( Pasal 360 ), maka akan
dihukum lebih berat.
Hukum pidana tentu saja bisa dianggap sangat tidak adil. Apa boleh buat,
memang begitu kondisi hukum kita. Karena itu sangat penting tenaga kesehatan
harus selalu melatih diri untuk menghadapi segala kemungkinan. Siapkan Iorm
Persetujuan Tindakan Medik, simpan dengan rapi, lakukan Rekam Medik dengan
cermat dan baik. Sampaikan hal hal terburuk kepada pasien dan keluarganya
sebelum tindakan dimulai. Komunikasi menjadi kunci utama dalam hubungan
3
tenaga kesehatan dengan pasien. Sangat penting juga bahwa semua peralatan
untuk menangani syok anaIilaktik tersedia setiap saat.
2.5. Regulasi dan Perlindungan Hukum
O Tenaga kesehatan berhak mendapatkan imbalan dan perlindungan hukum
dalam melaksanakan tugas sesuai dengan proIesinya. (UU Kesehatan No.
36 Tahun 2009, Pasal 27 ayat (1))
O Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan yang melakukan
tugasnya sesuai dengan standar proIesi tenaga kesehatan. (PP No. 32
Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan Pasal 24 : 1)
O Hak mendapat perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai
dengan proIesinya (SE Dirjen pelayanan Medik No. YM.02.04.3.5.2504
tertanggal 10 Juni 1997)
O PP No.32 Tahun 1996 :Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan
tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar proIesi tenaga kesehatan
(Pasal 21 : 1)
Dasar Hukum : Kepmenkes RI No : 370/Menkes/SK/III/2007
O Merupakan dasar kewenangan bagi seorang tenaga Analis Kesehatan
dalam melaksanakan pekerjaan proIesionalnya di Laboratorium
Kesehatan.
O Acuan standar kompetensi yang digunakan dalam standar pendidikan,
pelayanan, uji kompetensi

2.6. Peraturan Perundang-undangan Yang Harus Diketahui Oleh Semua
1enis Tenaga Kesehatan
Dalam PP Nomor 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga Kesehatan terdapat
pasal pasal yang mengatur pekerjaan semua jenis Tenaga Kesehatan, yaitu:
Pasal 35 .Berdasarkan ketentuan Pasal 86 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992
tentang Kesehatan, barangsiapa dengan sengaja :
6
a. Melakukan upaya kesehatan tanpa ijin sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
ayat (1);
b. Melakukan upaya kesehatan tanpa melakukan adaptasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1);
c. Melakukan upaya kesehatan tidak sesuai dengan standar proIesi tenaga
kesehatan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1);
d. Tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat
(1); dipidana denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
Pasal Pasal yang diacu dalam Pasal 35 ini adalah:
Pasal 4
1) Tenaga kesehatan hanya dapat melakukan upaya kesehatan setelah tenaga
kesehatan yang bersangkutan memiliki ijin dari Menteri.
2) Dikecualikan dari pemilikan ijin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bagi
tenaga kesehatan masyarakat.
3) Ketentuan lebih lanjut mengenai perijinan sebagaimana di-maksud dalam
ayat (1) diatur oleh Menteri.
Pasal 21
1) Setiap tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya ber-kewajiban untuk
mematuhi standar proIesi tenaga kesehatan.
2) Standar proIesi tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
ditetapkan oleh Menteri.
Pasal 22
1) Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam melaksanakan tugas proIesinya
berkewajiban untuk :
a. menghormati hak pasien;
b. menjaga kerahasiaan identitas dan data kesehatan pribadi pasien;
7
c. memberikan inIormasi yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan yang
akan dilakukan;
d meminta persetujuan terhadap tindakan yang akan dilakukan;
e. membuat dan memelihara rekam medis.
2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih
lanjut oleh Menteri.















8
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pasal 53 ayat ( 1 ) UU Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan
menyebutkan: Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan proIesinya. Perlindungan Hukum sering
disalah artikan sebagai " Kekebalan Hukum " oleh banyak tenaga kesehatan.
Akibatnya mereka kadang kadang berlaku kurang hati hati, bahkan cenderung
sembrono.
Hendaknya dipahami bahwa dalam hukum dikenal adanya asas kesamaan
kedudukan dihadapan hukum ( equality beIore the law ). Artinya, setiap orang
yang bersalah, siapapun dia, harus dihukum bila terbukti melakukan kesalahan.
Contohnya, pasal yang digunakan untuk menghukum pilot pesawat terbang yang
terbukti lalai dalam melakukan tugas sehingga pesawatnya mengalami kecelakaan
( dan menyebabkan kematian penumpang ) adalah pasal yang sama dengan yang
digunakan untuk menghukum dokter yang dianggap lalai sehingga pasiennya
meninggal karena syok anaIilaktik.
3.2. Saran
Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat membantu para pembaca
agar dapat Mengetahui tentang perlindungan hukum bagi tenaga analis kesehatan
khususnya dan Umumnya bagi Tenaga kesehatan lainnya .



9
DAF1AR PUS1AKA
bttp//lobkesebotoobloqspotcom/2010/02/elkoptofeslooollskesebotoobtml
bttp//kesebotookomposlooocom/meJls/2010/01/05/ooollskesebotoo/
bttp///C/ulc20lA1lkl20Iokotto20losot20205tooJot20ltofesl20
Joo20letlloJooqoo20nokom20boql201eooqo20Aoolls20kesebotoob
tm

Anda mungkin juga menyukai