Anda di halaman 1dari 19

PROPOSAL

KEWIRAUSAHAAN

PEMBUATAN SABUN CAIR
DARI MINYAK GORENG BEKAS





DISUSUN OLEH :
Indah Fitriana Solichah 0931010002
Mei Liana Sukarti 0931010003
Ridho Ichytiyar 0931010020

1URUSAN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ~VETERAN
1AWA TIMUR
2010



BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Dalam beberapa media kesehatan sering kali masalah penggunaan minyak goreng
bekas menjadi perhatian yang krusial. Bahaya mengkonsumsi minyak goreng dapat
menyebabkan berbagai penyakit seperti pengendapan lemak dalam pembuluh darah
(Artherosclerosis dan penurunan nilai cerna lemak.
Minyak goreng bukan hanya sebagi media transIer panas ke makanan tapi juga
sebagai makanan. Padahal, berdasarkan penelitian disebutkan kemungkinan adanya
senyawa carcinogenic dalam minyak yang dipanaskan. Selain itu, selama penggorengan
akan terbentuk senyawa acrolein yang bersiIat racun dan menimbulkan rasa gatal pada
tenggorokan.
Namun, kondisi ini seringkali menjadi sebuah dilema. Di satu sisi masyarakat kita
cenderung masih berorientasi pada nilai ekonomis ketimbang nilai kesehatannya. Oleh
karena itu, sehubungan dengan banyaknya minyak goreng bekas baik dari sisa industri
maupun rumah tangga dalam jumlah tinggi, kami mencoba memberikan solusi mengenai
pemanIaatan minyak goreng bekas menjadi suatu produk yang lebih bermanIaat, sehat,
dan bernilai ekonomi yang cukup tinggi. Dengan harapan, minyak goreng bekas tidak lagi
di konsumsi demi kesehatan, tetapi nilai ekonomis yang ada cukup tinggi. Bahkan, bisa
jadi akan menjadi sebuah peluang usaha baru.

I.2 Tujuan
. PemanIaatan minyak goreng bekas menjadi suatu produk yang lebih bermanIaat,
sehat, dan bernilai ekonomi yang cukup tinggi.
2. Minyak goreng bekas tidak lagi di konsumsi demi kesehatan, tetapi menjadi bahan
baku yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi.
3. Menjadi sebuah peluang dalam berwirausaha.

I.3 Manfaat
. Dapat memberikan peluang usaha bagi mahasiswa.
2. Dapat memanIaatkan limbah rumah tangga berupa minyak goreng bekas menjadi
bahan baku yang bernilai ekonomis.
3. Dapat mencegah pencemaran lingkungan akibat minyak goreng bekas.

BAB II
TIN1AUAN PUSTAKA
II.1 Secara Umum
Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat digunakan
sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari Sembilan bahan pokok
yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Konsumsi minyak goreng biasanya
digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan, penambah cita rasa, ataupun shortening
yang membentuk tekstur pada pembuatan roti.
Minyak goreng yang baik mempunyai siIat tahan panas, stabil pada cahaya matahari,
tidak merusak Ilavor hasil gorengan, sedikit gum, menghasilkan produk dengan rasa dan
tekstur yang bagus, asapnya sedikit setelah digunakan berulang ulang, serta menghasilkan
warna keemasan pada produk. Standar mutu minyak goreng di Indonesia diatur dalam SNI
374 seperti dalam table berikut.
No. Kriteria uji Persyaratan
.
2.
3.
4.
.
6.
7.
8.
.
.
.
2.
3.
Bau
Rasa
Warna
Cita rasa
Kadar air
Berat jenis
Asam lemak bebas
Bilangan peroksida
Bilangan iodium
Bilangan penyabunan
Titik asap
Indeks bias
Cemaran logam :
Besi
Timbal
Tembaga
Seng
Raksa
Timah
Arsen
Normal
Normal
Mudah jernih
Hambar
Max ,3
, gr/liter
Max ,3
Max 2 meg/kg
4 46
6 -26
Min 2
o
C
,448 ,4

Max , mg/kg
Max , mg/kg
Max 4 mg/kg
Max , mg/kg
Max , mg/kg
Max , mg/kg
Max , mg/kg

Sebanyak 4 dari total permintaan minyak goreng adalah konsumsi rumah tangga
dan sisanya untuk keperluan industri, termasuk diantaranya industri perhotelan dan restoran
restoran. Pertumbuhan jumlah penduduk dan perkembangan indutri perhotelan, restoran dan
usaha 1ast1ood yang pesat menyebabkan permintaan akan minyak goreng semakin meningkat.
Hal ini menyebabkan dihasilkannya minyak goreng bekas dalam jumlah yang cukup tinggi.

A. Minyak Goreng Bekas
Selama penggorengan, minyak goreng akan mengalami pemanasan pada suhu tinggi
7 8
o
C dalam waktu yang cukup lama. Hal ini akan menyebabkan terjadinya proses
oksidasi, hidrolisis, dan polimerisasi yang menghasilkan senyawa senyawa hasil degradasi
minyak seperti keton, aldehid, dan polimer yang merugikan kesehatan manusia. Proses
proses tersebut menyebabkan minyak mengalami kerusakan.
Kerusakan utama adalah timbulnya baud an rasa tengik, sedangkan kerusakan lain
meliputi peningkatan kadar asam lemak bebas ( FFA , perubahan indeks reIraksi, angka
peroksida, angka karbonil, timbulnya kekentalan minyak, terbentuknya busa dan adanya
kotoran dari bumbu yang digunakan dan dari bahan yang digoreng. Semakin sering
digunakan tingkat kerusakan minyak akan semakin tinggi. Penggunaan minyak goreng
berkali kali akan mengakibatkan minyak menjadi cepat berasap atau berbusa dan
meningkatkan warna coklat serta 1lavor yang tidak disukai pada bahan makanan yang
digoreng.

B. Bahaya Minyak Goreng Bekas
Minyak goreng bukan hanya sebagai media transIer panas ke makanan, tetapi juga
sebagai makanan. Selama penggorengan sebagian minyak akan teradsorbsi dan masuk ke
bagian luar bahan yang digoreng dan mengisi ruang kosong yang semula diisi oleh air. Hasil
penggorengan biasanya mengandung 4 minyak. Konsumsi minyak yang rusak dapat
menyebabkan berbagai penyakit seperti pengendapan lemak dalam pembuluh darah
(Artherosclerosis dan penurunan nilai cerna lemak.
Berdasarkan penelitian juga disebutkan kemungkinan adanya senyawa carcinogenic
dalam minyak yang dipanaskan, dibuktikan ari bahan pangan berlemak teroksidasi yang
dapat mengakibatkan pertumbuhan kanker hati. Selain itu selama penggorengan juga akan
terbentuk senyawa Acrolein yang bersiIat ravun dan menimbulkan rasa gatal pada
tenggorokan.
Kerusakan minyak goreng yang berlangsung selama penggorengan juga akan
menurunkan nilai gizi dan berpengaruh terhadap mutu dan nilai bahan pangan yang
digoreng. Bahan pagan yang digoreng dengan menggunakan minyak yang telah rusak akan
mempunyai tekstur dan penampakan yang kurang menarik serta cita rasa dan bau yang
kurang enak.
Sehubungan dengan banyaknya minyak goreng bekas dari sisa industry maupun
rumah tangga dalam jumlah tinggi dan menyadari adanya bahaya konsumsi minyak goreng
bekas, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk memanIaatkan minyak goreng bekas
tersebut agar tidak terbuang dan mencemari lingkungan. PemanIaatan minyak goreng bekas
ini dapat dilakukan dengan pemurnian agar dapat digunakan kembali dan digunakan sebagai
bahan baku produk berbasis minyak seperti sabun, sampo, dan bahan bakar diesel.
C. Pemurnian Minyak Goreng Bekas
Pemurnian merupakan tahap pertama dari proses pemanIaatan minyak goreng bekas,
baik untuk dikosumsi kembali maupun untuk digunakan sebagai bahan baku produk. Tujuan
utama pemurnian minyak goreng ini adalah menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak,
warna yang kurang menarik dan memperpanjang daya simpan sebelum digunakan kembali.
Pemurnian minyak goreng ini meliputi 4 tahap proses yaitu, penghilang bumbu (despicing,
netralisasi, pemucatan (bleahing, dan menghilangkan bau (deodorisasi
. Penghilang bumbu (despicing
Despicing merupakan proses pengendapan dan pemisahan kotoran akibat
bumbu dan kotoran dari bahan pangan yang bertujuan menghilangkan partikel halus
tersuspensi atau berbentuk koloid seperti protein, karbohidrat, garam, gula, dan
bumbu rempah rempah yang digunakan menggoreng bahan pangan tanpa
mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam minyak
2. Netralisasi
Netralisasi merupakan proses untuk memisahkan asam lemak bebas dari
minyak dengan mereaksikan asam lemak bebas tersebut dengan larutan basa sehingga
terbentuk sabun. Proses ini juga dapat menghilangkan bahan penyebab bahan warna
gelap, sehingga minyak menjadi lebih jernih.
3. Pemucatan
Pemucatan merupakan proses usaha untuk menghilangkan zat warna alami
dan zat warna lain yang merupakan degradasi zat alamiah, pengaruh logam dan warna
akibat oksidasi.
4. Menghilangkan bau (deodorisasi
Deodorisasi dilakukan menghilangkan zat zat yang menentukan rasa dan bau
tidak enak pada minyak.

II.2 Bahan Pendukung

Bahan bahan yang diperlukan dalam pemanIaatan minayk goreng bekas menjadi
beberapa produk cukup mudah diperoleh ditoko bahan kimia, misalnya Natrium Hidroksida
(NaOH atau soda api, arang aktiI, Gliserin Monostearat, SurIaktan, bahan pengawet, parIum
dan pewarna, Dekstrin, serta garam dapur.

Natrium Hidroksida (NaOH

Natrium Hidroksida (NaOH atau soda api berupa Kristal padat berwarna putih.
Dalam perdagangan NaOH disediakan dalam dua bentuk, yaitu teknis dan p.a ( pro analyst ,
NaOH p.a biasanya lebih mahal karena kadar kemurniannya lebih tinggi.



Penambahan NaOH dalam pembuatan sabun harus tepat, karena apabila terlalu
banyak dapat member pengaruh negatiI, yaitu iritasi kulit. Sedangkan bila terlalu sedikit
maka sabun yang dihasilkan akan mengandung asam lemak bebas tinggi yang mengganggu
proses emulsi sabun dan kotoran. Bahan ini dapat diperoleh ditoko bahan kimia.

Arang AktiI

Arang merupakan bahan padat berpori dan umumnya diperoleh dari hasil pembakaran
kayu atau bahan yang mengandung unsur karbon. Arang aktiI mrupakan karbon aktiI yang
telah mengalami proses aktiIitasi untuk memperbesar luas permukaannya sehingga daya
serapnya menjadi lebih besar. Arang aktiI mampu menyerap gas, cairan dan zat terlarut
lainnya. Bahan ini dapat diperoleh dengan membuat sendiri atau membeli di took bahan
kimia.

Gliserin Mono Stearat (GMS

GMS merupakan bahan pengemulsi alami yang terbentuk dari gliserol dan asam
stearat selain digunakan sebagai bahan aditiI bahan makan, GMS juga digunakan dalam
produk kosmetika dan produk perawatan rambut. Penggunaan GMS dapat menghasilkan
emulsi yang stabil tanpa meninggalkan bekas licin atau berminyak. Bahan ini dapat diperoleh
di took yang menyediakan bahan pembuatan kue. Bila bahan ini sulit didapatkan dapat
diganti dengan CMC. CMC biasanya digunakan dalam industry makanan dengan tujuan
menstabilkan campuran, mencegah pengendapan, pengumpulan dan timbulnya lapisan
minyak. CMC banyak tersedia di toko bahan kimia dan toko bahan makanan.

SurIaktan

SurIaktan merupakan bahan utama membuat sampo. Bahan ini mempunyai
kemampuan mengikat dan mengangkat kotoran. Dari bahan surIaktan inilah, sampo dapat
menghasilkan busa. Pada proses pembuatan sampo, penambhan surIaktan harus dilakukan
dngan jumlah yang tepat karena konsentrasi surIaktan digunakan mempengaruhi kualitas
sampo yang dihasilkan, seperti halnya daya cuci, daya busa dan juga eIektiIitas. Bahan yang
biasa digunakan misalnya Emal TD, Emal 2C, Texaphon, dan lain lain yang dapat
diperoleh di toko bahan kimia.

Bahan Pengawet

Bahan pengawet biasanya ditambahkan dalam produk kosmetik yang penggunannya
bersentuhan langsung dengan pemakai. Hal ini dimaksud untuk mengantisipasi tebentuknya
mikroorganisme pada produk yang bisa merusak produk atau kadang berbahaya bagi
manusia. Untuk mencegah timbulnya mikroba, seperti jamur pada produk kosmetik biasanya
digunakan EDTA (thylene Diamine Tetra Acetit dan Sodium Ben:oat. Bahan ini dapat
diperoleh di toko yang menyediakan bahan pembuatan kue.


ParIum dan Pewarna

ParIum meupakan bahan yang ditambahkan dalam suatu produk kosmetika dengan
tujuan untuk menutupi bau yang tidak nak dari bahan lain dan untuk memberikan wangi yang
menyenangkan terhadap pemakainya. Jumlah yang ditambahkan tergantung selera tetapi
biasanya , 2 untuk campuran sabun. Bahan ini dapat diperoleh di toko parIum.
Sedangkan pewarna digunakan untuk membuat produk lebih menarik sehingga disukai
konsumen. Pewarna dapat dibeli di toko bahan makanan atau di toko kimia.

Dekstrin

Dekstrin adalah salah satu bentuk karbohidrat yang memiliki rumus umum yang sama
dengan pati tetapi lebih kecil dan molekulnya lebih sederhana. Dekstrin merupakn produk
antara dalam proses hidrolisi pati. Untuk penggunaan secara komersial, pati dipanaskan atau
diberi perlakuan asam sehingga dihasilkan bubuk dekstrin yang tidak berwarna, tidak berasa
dan tidak berbau yang jika dicampur dengan air membentuk lem yang kuat. Bahan ini dapat
diperoleh di toko bahan kimia.

Garam Dapur atau Natrium Klorida ( NaCl

Garam Dapur atau Natrium Klorida ( NaCl berperan untuk mengatur kekentalan.
Semakin kental produk shampo, dipersepsi penggunaannya semakin hemat, kandungannya
semakin kaya dan cenderung disukai konsumen. Namun, penambahan garam yang terlalu
banyak dapat menimbulkan eIek keruh pada produk. Bahan ini dapat diperoleh ditoko toko
biasa atau toko bahan kimia.

Air

Produk yang berbentuk cair seperti sabun cair dan shampoo menggunakan air sebagai
pelarutnya. Untuk mendapatkan produk yang bagus disarankan menggunakan aquadest atau
air yang telah diproses, tetapi untuk pembuatan skala kecil disini cukup menggunakan air
biasa.


BAB III
PROSES
III.1 Bahan
. Minyak goreng bekas
2. Air
3. NaOH
4. Arang aktiI
. KOH
6. SurIaktan
7. GMS/CMC
8. ParIum dan pewarna
III.2 Alat
. Beaker glass
2. Dandang
3. Water bath
4. Sepatula
. Pipet tetes
6. Thermometer
7. Mixer
8. Sepatula
. Kertas saring
III.3 Proses Pembuatan
III.3.1 Proses Pemurnian Minyak Bekas
III.3.1.1 Proses Despicing minyak goreng bekas
Siapkan dan timbang minyak goreng bekas yang akan dimurnikan
Campurkan minyak goreng bekas dan air dengan komposisi minyak : air
:
Masukan campuran ke dalam wadah atau dandang, usahakan bentuk
wadah diameternya kecil tetapi cukup tinggi untuk mengoptimalkan
proses steaming
Panaskan campuran sampai air dalam dandang tinggal setengahnya
Pisahkan minyak dari kotorannya yang mengendap



III.3.1.2 Proses Netralisasi
Buat larutan NaOH 6 dengan cara melarutkan 6 gram NaOH dengan air
hingga volume ml (hati-hati, dapat melukai kulit atau gatal jika terkena
kulit
Minyak goreng hasil despicing dipanaskan pada suhu 4
o
C
arutan NaOH dipanaskan sampai suhu 3
o
C
Masukkan larutan NaOH 6 dengan komposisi minyak : NaOH gram :
4 ml
Aduk campuran dengan mixer selama menit pada suhu 4
o
C
Dinginkan campuran selama menit
akukan penyaringan dengan kertas saring untuk memisahkan kotoran

III.3.1.3 Proses eaching

Panaskan minyak goreng hasil netralisasi sampai suhu 7
o
C
Masukkan arang aktiI (7 gram arang aktiI per gram minyak goreng hasil
netralisasi ke dalam larutan minyak goreng hasil netralisasi
Aduk larutan dengan mixer selama 6 menit dan suhu ditingkatkan sampai

o
C
akukan penyaringan dengan kertas saring untuk memisahkan kotoran
Minyak goreng reprocessing siap digunakan
III.3.2 Pembuatan Sabun Mandi Cair
Buat larutan KOH 36 dengan cara melarutkan 36 gram KOH dengan air
hingga volume ml (hati hati, dapat melikai kulit/gatal jika mengenai
tangan
Minyak goreng reprocessing dipanaskan pada suhu 4
o
C
larutan KOH 36 dipanaskan sampai suhu 3
o
C (hangat hangat kuku
masukkan larutan KOH 36 dalam komposisi minyak : KOH gram :
ml
aduk campuran dengan mixer selama 4 menit hingga diperoleh sabun kental
masukkan surIaktan (8 gram per gram minyak ke dalam campuran sambil
terus diaduk perlahan
masukkan GMS/CMC (2 gram GMS/CMC per gram minyak ke dalam
campuran dan aduk sampai terbentuk larutan sabun
larutan didiamkan selama 48 jam
tambahkan air perlahan lahan sambil terus diaduk dengan komposisi air :
larutan sabun 2 :
lakukan penyaringan dengan kain saring untuk memisahkan bagian yang tak
larut
tambahkan parIum (, ml parIum per gr minyak ke dalam campuran
sambil diaduk
biarkan selama sehari lalu dikemas
III.4 Diagram Alir
III.4.1 Proses Despicing Minyak Goreng Bekas

























M|nyak Goreng 8ekas
A|r
(a|r m|nyak 1 1)
encamran
emanasan (sama| a|r t|ngga| setengah
engendaan
em|sahan
M|nyak Goreng
III.4.2 Proses Netralisasi


























M|nyak goreng has|| n
emanasan (40
o
C)
engadkan ceat
(10men|t40
o
C)
end|ng|nan (10men|t)
f||tras|
Lartan NaCn 16(3S
o
C)
(m|nyakNaCn100gr4m|
M|nyak Goreng
III.4.3 Proses Bleaching


























M|nyak goreng
nas|| netra||sas|
Arang akt|f
(7 berat m|nyak)
engadkan
(60 men|t 702
o
C
f||tras|
kes|d adsorben
Dan kotoran
M|nyak goreng [ern|h
III.4.4 Proses Pembuatan Sabun Cair


























M|nyak goreng
nas|| rerosess|ng
emanasan (4S
o
C)
engadkan
sabn kenta|
enyabnan (4S men|t)
Srfaktan
(srfaktan m|nyak 18 gr 100 gr)
GMS]CMC 2
(m|nyak GMS]CMC 100 gr 2 gr)
Lartan kCn 36 (3S
o
C)
(m|nyak kCn 100 gr S0 m|)
D|d|amkan (48 [am)
Sh rang
A|r sabn (b]b) 2 1
engenceran
emanasan (60
o
C)
enyar|ngan
Ca|ran sabn
end|ng|nan
encamran
D|amkan 24 [am
Sh rang
arfm
(m|nyak arfm 100 gr 0S m|)
Sabn ca|r
BAB IV
PEMASARAN
Minyak goreng bekas dari sisa industri maupun rumah tangga dalam jumlah tinggi
serta menyadari adanya bahaya konsumsi minyak goreng bekas maka perlu dilakukan upaya
upaya untuk memanIaatkan minyak goreng bekas tersebut agar tidak terbuang dan tidak
mencemari lingkungan. Oleh karena itu, kita membuat alternatiI lain agar minyak goreng
bekas tersebut lebih berguna. Kami menggunakan minyak goreng bekas sebagai bahan baku
sabun cair. Berikut ini upaya kami dalam memasarkan sabun cair tersebut.
. Target Pemasaran
Dalam memasarkan produk kami yang berbasis ramah lingkungan dengan
pemanIaatan minyak goreng bekas, kami memasarkan sabun cuci tangan ini
khususnya kepada para ibu rumah tangga. Selain itu juga, sabun cuci tangan ini dapat
di gunakan oleh semua orang yang membutuhkan sabun cuci tangan untuk
membersihkan tangan dari kuman penyakit yang membahayakan kesehatan.

2. Tempat Pemasaran
Untuk mempermudah sampainya produk ke tangan konsumen utama, maka
tempat yang tepat untuk memasarkan produk kami ini adalah Pedagang Eceran.

3. Strategi Pemasaran
Hal hal yang akan kami lakukan untuk memasarkan produk kami ini adalah
melalui penyebaran brosur mengenai bahaya dari minyak goreng bekas bagi
kehidupan manusia dari situ pula, kami dapat mengenalkan produk kami untuk dijual
kepada konsumen. Hal lain yang dapat kami lakukan adalah dengan mengadakan
seminar tentang bahaya minyak goreng bekas.
Selain itu kita memperkenalkan langsung produk kami kepada ibu rumah
tangga dengan cara mendatangi dari pintu ke pintu. Kami memberikan sample kepada
ibu rumah tangga untuk mencoba produk kami.

BAB V
ANALISA EKONOMI


PRODUKSI
. Biaya
Tetap


a. Gelas ukur

Rp 2.







Total

Rp 2.

2. Biaya
Produksi


Bahan
Baku


a. NaOH

Rp .


b.KOH

Rp .


c. Texaphone

Rp 2.2


d. ParIum

Rp .


e. Pewarna

Rp .


I. GMS/CMC

Rp .







Total

Rp 8.7



Operasional


a. ogo

Rp .


b. Botol Kosong

Rp


c. Biaya tak terduga

Rp .







Total

Rp 2.



Jumlah Biaya Produksi


Rp .2



Total Biaya Keseluruhan


Rp 3.7















Dalam 3 hari kami menghasilkan produk sebanyak 4 botol ( 2 ml
Total harga pokok produksi biaya tetap(biaya produksi x jumlah haribiaya operasional
Rp 3.
Total harga per produk Rp 7.77

PEN1UALAN

Keuntungan 2

jadi keuntungan per produk adalah total harga per produk x 2 Rp .

sehingga harga per produk yaitu Rp .33


aba total Rp 6.22





BEP

modal usaha ini akan kembali dalam waktu 3,333 hari


BAB VI
PEMBAHASAN

Pada pembuatan sabun cair berbahan dasar minyak goreng bekas merupakan salah
satu upaya untuk mengurangi jumlah limbah industri dan rumah tangga. Setelah kami
membuat sabun cair berbahan dasar minyak goreng bekas kita mempunyai kekurangan dari
sabun tersebut antara lain bau dari minyak masih tersisa, sabun terlalu encer, setelah
menggunakan sabun cair sabun tersebut tangan akan terasa kering.
BAB VII
KESIMPULAN dan SARAN

O Kesimpulan
Minyak goreng adalah minyak nabati yang telah dimurnikan dan dapat
digunakan sebagai bahan pangan. Minyak goreng merupakan salah satu dari Sembilan
bahan pokok yang dikonsumsi oleh seluruh lapisan masyarakat. Konsumsi minyak
goreng biasanya digunakan sebagai media menggoreng bahan pangan, penambah cita
rasa, ataupun shortening yang membentuk tekstur pada pembuatan roti.
Pada pemurnian minyak kita menggunakan 3 proses antara lain :
. Despicing
2. Netralisasi
3. bleaching

O Saran
. Saat pemurnian minyak sebaiknya hingga jernih.
2. Beri parIum agak banyak agar bay minyak tidak tertinggal.
3. Sebaiknya digunakan untuk cuci tangan karena tidak baik untuk dibuat
mandi.

DAFTAR PUSTAKA


************. 1995. SNI Minyak Goreng. Dewan Standarisasi Nasional .
1akarta .

Astuti, F. D. 2003. Optimasi Proses Bleaching Dengan Metode Adsorpsi Pada
Minyak Goreng Bekas Yang telah Mengalami Despicing Dan Netralisasi.
Laporan Skripsi. Malang.

Harnawi, T. 2004. Studi Pembuatan Sabun Cair Dengan Bahan Baku Minyak
Goreng Hasil Reprosessing Dan Analisis Finansialnya : Kajian Dari Lama
Pengaduan Dan Rasio Air - Sabun. Laporan Skripasi Malang

Wijana, Susinggih dkk. 2005. Mengolah Minyak Goreng Bekas. Surabaya.
Trubus Agrisarana

Anda mungkin juga menyukai